Anda di halaman 1dari 1

1.

Pengertian Dermatitis numularis adalah dermatitis berbentuk lesi mata uang (koin)
atau lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa papulovesikel,
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing/ madidans).
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penanganan dermatitis numularis
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Talagamori Nomor tentang Rencana Layanan
Medis
4. Referensi KMKDERMATITIS NUMULARIS
RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter
No. Dokumen di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
: 240/SOP-PKMTMORI/11/2018
5. Alat dan BahanS No.- Revisi
ATK :
- Stetoskop
O Tgl terbit : 8 Maret 2018
- Tensimeter
P Halaman : 1/3
- Penlight
6.
UPTProsedur
Puskesmas 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut pasien
Talagamori 2. Petugas mengidentifikasi pasien Muslim Gafar, SKM
3. Petugas melakukan anamnesa keluhan adanyaBercak merah yang
Nip.197502051997031007
basah pada predileksi tertentu dan sangat gatal. Keluhan hilang timbul
dan sering kambuh.
4. Petugas menanyakan faktor risiko
a. Pria.
b. Usia 55-65 tahun (pada wanita 15-25 tahun).
c. Riwayat trauma fisis dan kimiawi (fenomena Kobner: gambaran lesi
yang mirip dengan lesi utama).
d. Riwayat dermatitis kontak alergi.
e. Riwayat dermatitis topik pada kasus dermatitis numularis anak.
f. Stress emosional.
g. Minuman yang nmengandung alkohol.
h. Lingkungan dengan kelembaban rendah.
i. Riwayat infeksi kulit sebelumnya
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik ditemukan tanda patognomonis
berupa
a. vesikel dan papulo vesikel (0.3 – 1.0 cm),berbentuk uang logam,
eritematosa, sedikit edema, dan berbatas tegas.
b. Tanda eksudasi, karena vesikel mudah pecah, kemudian mongering
menjadi krusta kekuningan.
c. Jumlah lesi dapat satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral,
atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi.
Tempat predileksi terutama ditungkai bawah, badan, lengan, termasuk
punggung tangan.
6. Pemeriksaan penunjang umumnya tidak dibutuhkan.
7. Dokter menegakkan diagnosa klinis dermatitis numularis dari
anmnesis dan pemeriksaan fisik.
8. Dokter menegakkan diganosa banding yaitu kallus, komedo, liken
planus, kondiloma akuminata dan karsinoma sel skuamosa.
9. Petugas melakukan pengobatan dengan prinsip:
1) Pasien disarankan untuk menghindari faktor yang mungkin
memprovokasi seperti stres dan fokus infeksi di organ lain.
2) Farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
a. Topikal (2x sehari)
 Kompres terbuka dengan larutan PK (Permanganas
Kalikus) 1/10.000, menggunakan 3 lapis kasa bersih, selama
masing-masing 15-20 menit/kali kompres (untuk lesi
madidans/basah) sampai lesi mengering.
 Kemudian terapi dilanjutkan dengan kortikosteroid topikal:
Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat
digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%) selama
maksimal 2 minggu.
 Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason
valerat krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%).
 Pada kasus infeksi, sekunder perlu dipertimbangkan
pemberian antibiotik topikal atau sistemik bila lesi meluas.
b. Oral sistemik
 Antihistamin sedative yaitu: hidroksisin (2 x 1 tablet)
selama maksimal 2 minggu, atau
 Loratadine 1x10 mg/hari selama maksimal 2 minggu.
c. Jika ada infeksi bakterial, diberikan antibiotik topikal atau
Melakukan Melakukanpeme
sistemik bila lesikonselling
luas.
Melakukan Menegakkan diagnosa
10. PetugasAnamnesa
mengedukasi dan pasien bahwa
Pemeriksaan
edukasi Fisik kelainan
klinis bersifat kronis dan

Anda mungkin juga menyukai