Anda di halaman 1dari 15

Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk

Perbaikan Penerapan System Development

Mohamad Chandra, Arif Imam Suroso, dan Irman Hermadi


Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor

Abstrak. Prosedur system development life cycle (SDLC) mempunyai peranan penting dalam proses pengembangan
sistem di Divisi Teknologi Sistem Informasi (TSI) Bank BRI. Penelitian ini bertujuan untuk memilih proses IT
COBIT yang digunakan sebagai fokus area evaluasi penerapan SDLC, menilai maturity level dari penerapan
SDLC, memberikan rekomendasi perbaikan penerapan SDLC, dan merancang kerangka kerja IT balanced
scorecard (IT BSC) tentang perbaikan penerapan SDLC. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dan maturity model COBIT 4.1 sebagai alat assessment untuk mengukur maturity level dari penerapan
SDLC melalui sebuah survei. Data hasil survei dianalisa dengan analisis maturity level dan analisis gap. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Divisi TSI berada pada maturity level 3 (Defined Process). Analisis gap
menghasilkan rekomendasi perbaikan berdasarkan detail control objective (DCO) COBIT yang tidak memenuhi
expected maturity level (EML). Akhirnya rekomendasi perbaikan disajikan dalam bentuk kerangka kerja IT
BSC.
Indonesian Journal for the Science of Management
Volume 14 Number 3 2015 Kata kunci: system life cycle development, IT balanced scorecard, COBIT 4.1, detail control objective, maturity level

Abstract. System development life cycle (SDLC) procedures has an important role in the process of system development in BRI
Information Systems Technology (TSI) Division. This research aims to select the COBIT IT processes that are used as evaluation
focus area of SDLC implementation, assess the maturity level of SDLC implementation, provide recommendations for
improvement of SDLC implementation, and design a framework IT balanced scorecard (IT BSC) about improvement of SDLC
implementation. The sampling method using purposive sampling and maturity models COBIT 4.1 as an assessment tool to
measure the maturity level of SDLC implementation through a survey. Survey data were analyzed with a maturity level analysis
and gap analysis. The results showed that the TSI Division is at maturity level 3 (Defined Process). Gap analysis generates
recommendations for improvements based on detailed control objectives (DCO) COBIT that has not reached the expected maturity
level (EML). Finally recommendations for improvement of SDLC implementation presented in the form of framework IT BSC.

Keywords: system life cycle development, IT balanced scorecard, COBIT 4.1, detail control objective, maturity level

Terakreditasi “B” berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen


Pendidikan Nasional Nomor: 81/DIKTI/Kep/2011. Received: 01 Juli 2015, Revision: 25 September 2015, Accepted: 09 Oktober 2015
Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2015.14.3.1
Tanggal: 15 November 2011. Masa berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan. Copyright@2015. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB

Jurnal
231 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

1. Pendahuluan m e l a k u k a n m o n i t o r i n g d a n e va l u a s i Peng gunaan IT BSC ber tujuan untuk Tata kelola IT memiliki 5 fokus area yaitu
pelaksanaan tata kelola IT secara berkala setiap memudahkan manajemen Divisi TSI dalam Strategic Alignment, Value Delivery, Resource
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), adalah tahun (KBUMN 2013). Tujuan dilakukan memonitor dan mengawasi penerapan Management, Risk Management, dan Performance
salah satu bank yang mempunyai sistem evaluasi terhadap penerapan prosedur SDLC prosedur SDLC Divisi TSI. IT BSC dapat Measurement.
informasi dan infrastruktur IT terbesar dan adalah untuk menghasilkan sistem IT yang memberikan informasi yang diperlukan
tersebar di seluruh pelosok Indonesia. BRI handal dan berkualitas. Menindaklanjuti kepada manajemen IT untuk bertindak dan Elemen penting dalam tata kelola IT adalah
mengelola kurang lebih 50 juta customer account, persoalan tersebut, evaluasi terhadap mencapai perpaduan yang lebih baik antara penyelarasan bisnis dan IT yang mengarah
191.148 e-channel network, dan mengoperasikan penerapan prosedur SDLC akan dilakukan bisnis dan IT, yang pada akhirnya mencapai pada pencapaian nilai bisnis. Tujuan ini dapat
10.396 unit kerja. Divisi Teknologi Sistem dengan menggunakan framework Control tata kelola IT yang lebih baik (Rahmayuni dan dicapai dengan mengakui tata kelola IT sebagai
Informasi (TSI) BRI berperan penting dalam Objective for Information and Related Technology Yusda 2014). bagian dari tata kelola perusahaan dan dengan
mengembangkan dan memelihara sistem IT (COBIT) 4.1. membangun kerangka kerja tata kelola IT
yang merupakan salah satu faktor sukses dalam Pe n e l i t i a n i n i m e n g g u n a k a n m e t o d e berdasarkan best practices. Kerangka kerja dan
keberhasilan operasional dan bisnis BRI. Evaluasi COBIT dilakukan untuk pembuatan kuesioner, bobot jawaban praktek-praktek tersebut harus terdiri dari
menumbuhkan awareness, mengidentifikasi kuesioner dan rumus perhitungan indeks berbagai struktur, proses dan mekanisme
Divisi TSI melakukan prosedur weakness, dan melakukan improvement terhadap kematangan yang sama dengan penelitian relasional (Haes dan Grembergen 2004).
pengembangan dan pemeliharaan sistem IT penerapan prosedur SDLC di Divisi TSI. sejenis, yaitu penelitian tentang evaluasi tata
mengacu pada metodologi System Development COBIT 4.1 adalah sekumpulan dokumentasi kelola IT dengan COBIT yang telah dilakukan Adopsi Tata kelola IT didukung dengan
Life Cycle (SDLC). Hal tersebut sejalan dengan dan panduan best practice tata kelola IT untuk oleh Nurhidyat (2011) dan Octavia (2014). kepemimpinan yang kuat akan meningkatkan
pemenuhan regulasi Bank Indonesia No. kebutuhan audit sistem informasi (ITGI 2007). Namun perbedaannya dengan penelitian ini, efektivitas arus informasi di dalam organisasi
9 / 1 5 / P B 1 / 2 0 0 7 p a d a Pa s a l 1 1 y a n g Pertimbangan meng gunakan framework terletak pada fokus area evaluasi COBIT yaitu (Rosmansyah et al. 2012). Tata kelola IT yang
menyatakan bahwa setiap Bank wajib COBIT 4.1 karena sesuai dengan rekomendasi fokus membahas aspek SDLC dan studi kasus efektif dipandang sebagai sebuah mekanisme
menerapkan manajemen resiko dalam peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara di Divisi TSI BRI, yang baru pertama kali dalam memanfaatkan informasi dan proses
pengembangan sistem IT berdasarkan No.PER-02/MBU/2013. Dalam peraturan dilakukan. Keunikan penelitian ini yang tepat sehingga dapat menghasilkan
metodologi system development life cycle secara tersebut merekomendasikan Maturity Model dibandingkan dengan penelitian yang sejenis keuntungan dan manfaat yang besar bagi
konsisten (BI 2007). COBIT 4.1 sebagai alat assessment untuk adalah penggunaan IT BSC sebagai alat untuk oraganisasi di masa depan. Tata kelola IT dapat
mengukur maturity level dari penerapan tata menyajikan hasil rekomendasi perbaikan dari mempengaruhi kemampuan organisasi untuk
Seiring dengan perkembangan teknologi yang kelola IT. evaluasi COBIT. mencapai tujuan, membantu dalam
sangat cepat, penerapan prosedur SDLC perlu meminimalkan resiko, dan memaksimalkan
dievaluasi untuk melakukan improvement Tingkat penerapan tata kelola IT dipetakan Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini kinerja IT untuk memenuhi permintaan jangka
terhadap proses inhouse development. Inhouse menjadi 5 level pencapaian, dimana setiap level bertujuan untuk memilih proses IT COBIT panjang organisasi dan pelanggan (Khther dan
development merupakan pengembangan sistem menunjukkan kualitas pelaksanaan dari yang akan digunakan sebagai fokus area Othman 2013).
IT yang dilakukan secara internal oleh staf IT masing-masing pengendalian di dalam evaluasi penerapan prosedur SDLC Divisi TSI,
BRI tanpa bantuan vendor. Evaluasi tersebut organisasi. Target maturity level dari tata kelola menilai maturity level dari penerapan prosedur 2.1. System Development Life Cycle
dilakukan sebagai tindak lanjut temuan audit IT perusahaan BUMN dalam 5 tahun ke depan SDLC Divisi TSI, memberikan rekomendasi SDLC adalah serangkaian tahapan aktivitas
karena terjadi peningkatan problem report terkait sesuai dengan rekomendasi kementerian perbaikan terhadap penerapan prosedur SDLC yang menyediakan model untuk
proyek IT yang live dari tahun 2012 hingga 2014 BUMN dan standar industri IT perbankan Divisi TSI, dan merancang framework IT BSC pengembangan dan manajemen siklus dari
berdasarkan data internal dari bagian minimal mencapai maturity level 3. Hasil evaluasi tentang perbaikan penerapan prosedur SDLC aplikasi atau software. Tahapan standar dalam
Pengendalian Mutu Sistem (PMS) Divisi TSI. a ka n b er up a reko m en da si p erb a i ka n Divisi TSI. SDLC terdiri dari planning, analysis, design,
penerapan prosedur SDLC Divisi TSI. implementation, dan maintenance. SDLC
Data menunjukan bahwa sepanjang tahun 2. Tata Kelola IT merupakan pendekatan bertahap untuk
2014 terdapat 11% proyek yang bermasalah Tahapan selanjutnya adalah menyajikan analisis dan desain sebuah sistem melalui
dari 877 proyek yang live di lingkungan rekomendasi perbaikan penerapan prosedur Tata kelola IT adalah tanggung jawab dari serangkaian siklus kegiatan analis dan user
produksi. Pada tahun 2013 terdapat 9% proyek SDLC kepada manajemen Divisi TSI dalam eksekutif, jajaran direksi dan termasuk (Kendall dan Julie 2010).
yang bermasalah dari 883 proyek yang live bentuk framework IT balanced scorecard (IT BSC). kepemimpinan, struktur organisasi serta
sedangkan tahun 2012 sekitar 7% proyek yang IT BSC adalah sebuah metodologi manajemen proses yang memastikan bahwa teknologi SDLC telah dipelajari dan diteliti oleh banyak
bermasalah dari 840 proyek yang live. Selain itu, kinerja penerapan IT yang dikembangkan dari informasi mampu mempertahankan dan peneliti dan praktisi di seluruh dunia dan
evaluasi dilakukan untuk memenuhi peraturan metodologi balanced scorecard (Afrianto 2009). memperluas strategi dan tujuan perusahaan berbagai model telah dikembangkan, setiap
Menteri Badan Usaha Milik Negara No.PER- Pendekatan dengan IT BSC dilakukan karena (ITGI 2007). Tata kelola IT adalah konsep model mempunyai kekuatan dan kelemahan
02/MBU/2013, dalam Pasal 3 disebutkan COBIT sudah menyediakan semua komponen penting yang berkembang di perusahaan IT sendiri. Waterfall, Spiral, Incremental, Rational
bahwa setiap perusahaan BUMN wajib yang penting untuk membangun sebuah IT dan bertindak sebagai patokan untuk Unified Process (RUP), Rapid Application -
BCS. mengukur kematangan organisasi IT (Ayat et al.
2011).
Jurnal Jurnal
232 Manajemen Teknologi 233 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

1. Pendahuluan m e l a k u k a n m o n i t o r i n g d a n e va l u a s i Peng gunaan IT BSC ber tujuan untuk Tata kelola IT memiliki 5 fokus area yaitu
pelaksanaan tata kelola IT secara berkala setiap memudahkan manajemen Divisi TSI dalam Strategic Alignment, Value Delivery, Resource
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), adalah tahun (KBUMN 2013). Tujuan dilakukan memonitor dan mengawasi penerapan Management, Risk Management, dan Performance
salah satu bank yang mempunyai sistem evaluasi terhadap penerapan prosedur SDLC prosedur SDLC Divisi TSI. IT BSC dapat Measurement.
informasi dan infrastruktur IT terbesar dan adalah untuk menghasilkan sistem IT yang memberikan informasi yang diperlukan
tersebar di seluruh pelosok Indonesia. BRI handal dan berkualitas. Menindaklanjuti kepada manajemen IT untuk bertindak dan Elemen penting dalam tata kelola IT adalah
mengelola kurang lebih 50 juta customer account, persoalan tersebut, evaluasi terhadap mencapai perpaduan yang lebih baik antara penyelarasan bisnis dan IT yang mengarah
191.148 e-channel network, dan mengoperasikan penerapan prosedur SDLC akan dilakukan bisnis dan IT, yang pada akhirnya mencapai pada pencapaian nilai bisnis. Tujuan ini dapat
10.396 unit kerja. Divisi Teknologi Sistem dengan menggunakan framework Control tata kelola IT yang lebih baik (Rahmayuni dan dicapai dengan mengakui tata kelola IT sebagai
Informasi (TSI) BRI berperan penting dalam Objective for Information and Related Technology Yusda 2014). bagian dari tata kelola perusahaan dan dengan
mengembangkan dan memelihara sistem IT (COBIT) 4.1. membangun kerangka kerja tata kelola IT
yang merupakan salah satu faktor sukses dalam Pe n e l i t i a n i n i m e n g g u n a k a n m e t o d e berdasarkan best practices. Kerangka kerja dan
keberhasilan operasional dan bisnis BRI. Evaluasi COBIT dilakukan untuk pembuatan kuesioner, bobot jawaban praktek-praktek tersebut harus terdiri dari
menumbuhkan awareness, mengidentifikasi kuesioner dan rumus perhitungan indeks berbagai struktur, proses dan mekanisme
Divisi TSI melakukan prosedur weakness, dan melakukan improvement terhadap kematangan yang sama dengan penelitian relasional (Haes dan Grembergen 2004).
pengembangan dan pemeliharaan sistem IT penerapan prosedur SDLC di Divisi TSI. sejenis, yaitu penelitian tentang evaluasi tata
mengacu pada metodologi System Development COBIT 4.1 adalah sekumpulan dokumentasi kelola IT dengan COBIT yang telah dilakukan Adopsi Tata kelola IT didukung dengan
Life Cycle (SDLC). Hal tersebut sejalan dengan dan panduan best practice tata kelola IT untuk oleh Nurhidyat (2011) dan Octavia (2014). kepemimpinan yang kuat akan meningkatkan
pemenuhan regulasi Bank Indonesia No. kebutuhan audit sistem informasi (ITGI 2007). Namun perbedaannya dengan penelitian ini, efektivitas arus informasi di dalam organisasi
9 / 1 5 / P B 1 / 2 0 0 7 p a d a Pa s a l 1 1 y a n g Pertimbangan meng gunakan framework terletak pada fokus area evaluasi COBIT yaitu (Rosmansyah et al. 2012). Tata kelola IT yang
menyatakan bahwa setiap Bank wajib COBIT 4.1 karena sesuai dengan rekomendasi fokus membahas aspek SDLC dan studi kasus efektif dipandang sebagai sebuah mekanisme
menerapkan manajemen resiko dalam peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara di Divisi TSI BRI, yang baru pertama kali dalam memanfaatkan informasi dan proses
pengembangan sistem IT berdasarkan No.PER-02/MBU/2013. Dalam peraturan dilakukan. Keunikan penelitian ini yang tepat sehingga dapat menghasilkan
metodologi system development life cycle secara tersebut merekomendasikan Maturity Model dibandingkan dengan penelitian yang sejenis keuntungan dan manfaat yang besar bagi
konsisten (BI 2007). COBIT 4.1 sebagai alat assessment untuk adalah penggunaan IT BSC sebagai alat untuk oraganisasi di masa depan. Tata kelola IT dapat
mengukur maturity level dari penerapan tata menyajikan hasil rekomendasi perbaikan dari mempengaruhi kemampuan organisasi untuk
Seiring dengan perkembangan teknologi yang kelola IT. evaluasi COBIT. mencapai tujuan, membantu dalam
sangat cepat, penerapan prosedur SDLC perlu meminimalkan resiko, dan memaksimalkan
dievaluasi untuk melakukan improvement Tingkat penerapan tata kelola IT dipetakan Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini kinerja IT untuk memenuhi permintaan jangka
terhadap proses inhouse development. Inhouse menjadi 5 level pencapaian, dimana setiap level bertujuan untuk memilih proses IT COBIT panjang organisasi dan pelanggan (Khther dan
development merupakan pengembangan sistem menunjukkan kualitas pelaksanaan dari yang akan digunakan sebagai fokus area Othman 2013).
IT yang dilakukan secara internal oleh staf IT masing-masing pengendalian di dalam evaluasi penerapan prosedur SDLC Divisi TSI,
BRI tanpa bantuan vendor. Evaluasi tersebut organisasi. Target maturity level dari tata kelola menilai maturity level dari penerapan prosedur 2.1. System Development Life Cycle
dilakukan sebagai tindak lanjut temuan audit IT perusahaan BUMN dalam 5 tahun ke depan SDLC Divisi TSI, memberikan rekomendasi SDLC adalah serangkaian tahapan aktivitas
karena terjadi peningkatan problem report terkait sesuai dengan rekomendasi kementerian perbaikan terhadap penerapan prosedur SDLC yang menyediakan model untuk
proyek IT yang live dari tahun 2012 hingga 2014 BUMN dan standar industri IT perbankan Divisi TSI, dan merancang framework IT BSC pengembangan dan manajemen siklus dari
berdasarkan data internal dari bagian minimal mencapai maturity level 3. Hasil evaluasi tentang perbaikan penerapan prosedur SDLC aplikasi atau software. Tahapan standar dalam
Pengendalian Mutu Sistem (PMS) Divisi TSI. a ka n b er up a reko m en da si p erb a i ka n Divisi TSI. SDLC terdiri dari planning, analysis, design,
penerapan prosedur SDLC Divisi TSI. implementation, dan maintenance. SDLC
Data menunjukan bahwa sepanjang tahun 2. Tata Kelola IT merupakan pendekatan bertahap untuk
2014 terdapat 11% proyek yang bermasalah Tahapan selanjutnya adalah menyajikan analisis dan desain sebuah sistem melalui
dari 877 proyek yang live di lingkungan rekomendasi perbaikan penerapan prosedur Tata kelola IT adalah tanggung jawab dari serangkaian siklus kegiatan analis dan user
produksi. Pada tahun 2013 terdapat 9% proyek SDLC kepada manajemen Divisi TSI dalam eksekutif, jajaran direksi dan termasuk (Kendall dan Julie 2010).
yang bermasalah dari 883 proyek yang live bentuk framework IT balanced scorecard (IT BSC). kepemimpinan, struktur organisasi serta
sedangkan tahun 2012 sekitar 7% proyek yang IT BSC adalah sebuah metodologi manajemen proses yang memastikan bahwa teknologi SDLC telah dipelajari dan diteliti oleh banyak
bermasalah dari 840 proyek yang live. Selain itu, kinerja penerapan IT yang dikembangkan dari informasi mampu mempertahankan dan peneliti dan praktisi di seluruh dunia dan
evaluasi dilakukan untuk memenuhi peraturan metodologi balanced scorecard (Afrianto 2009). memperluas strategi dan tujuan perusahaan berbagai model telah dikembangkan, setiap
Menteri Badan Usaha Milik Negara No.PER- Pendekatan dengan IT BSC dilakukan karena (ITGI 2007). Tata kelola IT adalah konsep model mempunyai kekuatan dan kelemahan
02/MBU/2013, dalam Pasal 3 disebutkan COBIT sudah menyediakan semua komponen penting yang berkembang di perusahaan IT sendiri. Waterfall, Spiral, Incremental, Rational
bahwa setiap perusahaan BUMN wajib yang penting untuk membangun sebuah IT dan bertindak sebagai patokan untuk Unified Process (RUP), Rapid Application -
BCS. mengukur kematangan organisasi IT (Ayat et al.
2011).
Jurnal Jurnal
232 Manajemen Teknologi 233 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

Development (RAD), Agile Software Development, Setiap domain memiliki karakteristik dan tujuan Tabel 1. Maturity model COBIT 4.1 (ITGI 2007)
dan Rapid Prototyping merupakan model SDLC yang berbeda, kemudian masing-masing
y a n g s u k s e s. S e mu a m o d e l t e r s e b u t domain IT dibagi lagi menjadi beberapa proses Level Deskripsi Kematangan
mempunyai dasar yang sama, yaitu terdiri dari IT sehingga total proses IT keseluruhan 0 – Non Existent Sama sekali tidak ada proses yang dapat dikenali. Perusahaan
beberapa tahapan yang harus diikuti dan berjumlah 34 proses IT. Setiap proses IT bahkan tidak mengenal jika ada permasalahan yang perlu diatasi
dilengkapi oleh system designer dan programmer memiliki detail control objective (DCO). DCO 1 – Initial/Adhoc Adanya kejadian yang diketahui, dan dipandang sebagai persoalan
untuk mencapai tujuan dan menyerahkan merupakan pernyataan mengenai hasil yang yang perlu ditangani oleh perusahaan. Belum adanya proses standar
produk akhir ke user (Bassil 2012). Tujuan diharapkan dengan menerapkan prosedur pendekatan yang dilakukan bersifat ad-hoc, cenderung diselesaikan
SDLC adalah untuk mengembangkan sistem kontrol dalam aktivitas IT agar implementasi
oleh perorangan dan per kasus. Pengelolaan yang dilakukan tidak
IT yang berkualitas tinggi dan efisien namun IT lebih terarah dan menghasilkan tata kelola
terorganisir
tetap sesuai dengan anggaran dan jadwal yang IT yang baik dan efektif. Kerangka kerja
telah ditetapkan user. SDLC memungkinkan COBIT 4.1 dapat berfungsi untuk 2 – Repeatable but Intuitive Proses telah berkembang, dimana prosedur yang sama dilakukan
user dan pengembang untuk berinteraksi secara mengidentifikasi, dan menilai struktur tata oleh orang yang berbeda. Belum ada komunikasi atau pelatihan
bebas satu sama lain untuk memahami dan kelola IT dengan mendefinisikan struktur, formal terhadap prosedur standar dan tanggung jawab diserahkan
menerapkan persyaratan dengan cara yang proses dan mekanisme dari fungsi IT dalam kepada individu. Terdapat kepercayaan yang tinggi pada
lebih baik (Kumar et al. 2013). organisasi. Hasil dari penilaian tata kelola IT kemampuan individu, sehingga kesalahan sangat mungkin terjadi
dapat digunakan dalam peng ambilan 3 – Defined Process Prosedur sudah standard dan terdokumentasi dan dikomunikasikan
2.2. COBIT keputusan tentang masalah IT dan sebagai melalui pelatihan. Tetapi pelaksanaannya diserahkan pada individu
COBIT adalah sekumpulan dokumentasi dan kontrol dari efektivitas peng ambilan untuk mengikuti proses tersebut, sehingga penyimpangan tidak
panduan best practice tata kelola IT yang dapat keputusan (Latif dan Hanifi 2013). mungkin akan diketahui. Prosedurnya belum sempurna, namun
membantu user, manajemen, dan auditor untuk sekedar formalitas atas praktek yang ada
kebutuhan penilaian atau audit sistem 2.3. Maturity Model COBIT
4 – Managed and Measurable Memungkinkan untuk memonitor dan mengukur kepatuhan
infor masi, ser ta untuk menjembatani Maturity model adalah mekanisme assesment tata
terhadap prosedur, serta mengambil tindakan atas ketidakefektifan
kesenjang an antara resiko bisnis dan kelola IT yang digunakan untuk mengevaluasi
proses yang terjadi. Proses meningkat secara konstan dan
permasalahan teknis IT. COBIT menyajikan maturity level dari penerapan tata kelola IT dalam
kegiatan yang terstruktur, terkelola dan fokus suatu perusahaan. Metode ini dapat digunakan memberikan praktek yang baik. Otomasi dan tool digunakan dengan
terhadap pengendalian daripada eksekusi. untuk membandingkan current maturity level cara terbatas dan terpecah-pecah
Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan (CML) dengan expected maturity level (EML) atau 5 – Optimised Proses diperbaiki pada tingkat praktek terbaik, didasarkan pada
d a l a m m en g o p ti m a l k a n i nvesta si I T, dengan standar maturity level pada industri hasil peningkatan berkelanjutan dan pemodelan maturity dengan
mendukung pelayanan customer, dan sejenis. Tujuan pengukuran maturity level adalah perusahaan lain. IT digunakan dengan cara terintegrasi untuk
memberikan pengukuran yang obyektif (Amid untuk menumbuhkan awareness terhadap tata mengotomasi workflow, menyediakan tool untuk meningkatkan
dan Moradi 2013). kelola IT, mengidentifikasi weakness dari kualitas dan efektifitas, sehingga dapat beradaptasi dengan cepat
penerapan tata kelola IT, dan melakukan
COBIT dapat digunakan sebagai alat evaluasi improvement terhadap tata kelola IT.
dalam proses pengembangan sistem aplikasi BSC Perspective IT BSC Perspective
2.4. IT Balanced Scorecard -Financial -Corporate Contribution
atau SDLC, dimana framework COBIT memiliki Deskripsi pengukuran maturity model suatu IT BSC adalah sebuah metodologi manajemen -Customer -User Orientation
cakupan atau domain IT yang lengkap dan luas proses IT mengacu pada kerangka kerja kinerja penerapan IT yang dikembangkan dari -Internal Business -Operational Excellence
dibandingkan dengan framework AGIT (Agile COBIT 4.1 yang secara umum dapat Process -Future Orientation
metodologi balanced scorecard (BSC). IT BSC -Learning & Growh
Software Development) (Mahnic dan Natasa dijabarkan pada Tabel 1. Tabel 1 digunakan diperkenalkan oleh Grembergen (2000)
2008). Kerangka kerja COBIT 4.1 terdiri dari 3 untuk memetakan hasil evaluasi maturity level ke sebagai alat untuk mengukur dan mengelola Gambar 1. Penyesuaian BSC ke IT BSC
tingkat control objectives, yaitu activities, process, dan dalam deskripsi maturity model COBIT 4.1. kinerja dari investasi, proyek dan departemen
domains. Activities merupakan kegiatan rutin Pe m e t a a n t e r s e b u t b e r f u n g s i u n t u k IT dari suatu perusahaan. Penyelarasan empat
yang memiliki konsep daur hidup. Selanjutnya mengetahui posisi organisasi dalam mengelola Gambar 1 menunjukkan empat perspektif dari
BSC tradisional ke dalam IT BSC dengan
kumpulan activities ini dikelompokan ke dalam IT sehingga dapat digunakan sebagai dasar BSC pada tingkat perusahaan, seperti financial,
melakukan penyelarasan pada masing-masing
proses IT (process), kemudian proses IT yang e va l u a s i m a n a j e m e n I T u n t u k l e b i h customer, internal business process, dan learning &
perspektifnya akan menghasilkan peta strategi
memiliki permasalahan pengelolaan IT yang meningkatkan kinerja IT dalam organisasi growth diterapkan kepada fungsi IT beserta
IT BSC (Gunardi et al. 2012).
sama dikelompokan ke dalam domains. (Surbakti 2014). Untuk menggunakan maturity proses-prosesnya dengan menyesuaikan
Kerangka kerja COBIT 4.1 memiliki 4 domain model sebagai alat manajemen yang efektif, keempat perspektif menjadi perspektif untuk
IT yaitu Plan and Organise (PO), Acquire and perusahaan harus mengembangkan organisasi IT yaitu corporate contribution, user
Implement (AI), Deliver and Support (DS), dan metodologi yang efisien untuk mengukur orientation, operational excellence, dan future
Monitor and Evaluate (ME). maturity level dari proses IT perusahaan orientation.
(Pederiva 2003).
Jurnal Jurnal
234 Manajemen Teknologi 235 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

Development (RAD), Agile Software Development, Setiap domain memiliki karakteristik dan tujuan Tabel 1. Maturity model COBIT 4.1 (ITGI 2007)
dan Rapid Prototyping merupakan model SDLC yang berbeda, kemudian masing-masing
y a n g s u k s e s. S e mu a m o d e l t e r s e b u t domain IT dibagi lagi menjadi beberapa proses Level Deskripsi Kematangan
mempunyai dasar yang sama, yaitu terdiri dari IT sehingga total proses IT keseluruhan 0 – Non Existent Sama sekali tidak ada proses yang dapat dikenali. Perusahaan
beberapa tahapan yang harus diikuti dan berjumlah 34 proses IT. Setiap proses IT bahkan tidak mengenal jika ada permasalahan yang perlu diatasi
dilengkapi oleh system designer dan programmer memiliki detail control objective (DCO). DCO 1 – Initial/Adhoc Adanya kejadian yang diketahui, dan dipandang sebagai persoalan
untuk mencapai tujuan dan menyerahkan merupakan pernyataan mengenai hasil yang yang perlu ditangani oleh perusahaan. Belum adanya proses standar
produk akhir ke user (Bassil 2012). Tujuan diharapkan dengan menerapkan prosedur pendekatan yang dilakukan bersifat ad-hoc, cenderung diselesaikan
SDLC adalah untuk mengembangkan sistem kontrol dalam aktivitas IT agar implementasi
oleh perorangan dan per kasus. Pengelolaan yang dilakukan tidak
IT yang berkualitas tinggi dan efisien namun IT lebih terarah dan menghasilkan tata kelola
terorganisir
tetap sesuai dengan anggaran dan jadwal yang IT yang baik dan efektif. Kerangka kerja
telah ditetapkan user. SDLC memungkinkan COBIT 4.1 dapat berfungsi untuk 2 – Repeatable but Intuitive Proses telah berkembang, dimana prosedur yang sama dilakukan
user dan pengembang untuk berinteraksi secara mengidentifikasi, dan menilai struktur tata oleh orang yang berbeda. Belum ada komunikasi atau pelatihan
bebas satu sama lain untuk memahami dan kelola IT dengan mendefinisikan struktur, formal terhadap prosedur standar dan tanggung jawab diserahkan
menerapkan persyaratan dengan cara yang proses dan mekanisme dari fungsi IT dalam kepada individu. Terdapat kepercayaan yang tinggi pada
lebih baik (Kumar et al. 2013). organisasi. Hasil dari penilaian tata kelola IT kemampuan individu, sehingga kesalahan sangat mungkin terjadi
dapat digunakan dalam peng ambilan 3 – Defined Process Prosedur sudah standard dan terdokumentasi dan dikomunikasikan
2.2. COBIT keputusan tentang masalah IT dan sebagai melalui pelatihan. Tetapi pelaksanaannya diserahkan pada individu
COBIT adalah sekumpulan dokumentasi dan kontrol dari efektivitas peng ambilan untuk mengikuti proses tersebut, sehingga penyimpangan tidak
panduan best practice tata kelola IT yang dapat keputusan (Latif dan Hanifi 2013). mungkin akan diketahui. Prosedurnya belum sempurna, namun
membantu user, manajemen, dan auditor untuk sekedar formalitas atas praktek yang ada
kebutuhan penilaian atau audit sistem 2.3. Maturity Model COBIT
4 – Managed and Measurable Memungkinkan untuk memonitor dan mengukur kepatuhan
infor masi, ser ta untuk menjembatani Maturity model adalah mekanisme assesment tata
terhadap prosedur, serta mengambil tindakan atas ketidakefektifan
kesenjang an antara resiko bisnis dan kelola IT yang digunakan untuk mengevaluasi
proses yang terjadi. Proses meningkat secara konstan dan
permasalahan teknis IT. COBIT menyajikan maturity level dari penerapan tata kelola IT dalam
kegiatan yang terstruktur, terkelola dan fokus suatu perusahaan. Metode ini dapat digunakan memberikan praktek yang baik. Otomasi dan tool digunakan dengan
terhadap pengendalian daripada eksekusi. untuk membandingkan current maturity level cara terbatas dan terpecah-pecah
Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan (CML) dengan expected maturity level (EML) atau 5 – Optimised Proses diperbaiki pada tingkat praktek terbaik, didasarkan pada
d a l a m m en g o p ti m a l k a n i nvesta si I T, dengan standar maturity level pada industri hasil peningkatan berkelanjutan dan pemodelan maturity dengan
mendukung pelayanan customer, dan sejenis. Tujuan pengukuran maturity level adalah perusahaan lain. IT digunakan dengan cara terintegrasi untuk
memberikan pengukuran yang obyektif (Amid untuk menumbuhkan awareness terhadap tata mengotomasi workflow, menyediakan tool untuk meningkatkan
dan Moradi 2013). kelola IT, mengidentifikasi weakness dari kualitas dan efektifitas, sehingga dapat beradaptasi dengan cepat
penerapan tata kelola IT, dan melakukan
COBIT dapat digunakan sebagai alat evaluasi improvement terhadap tata kelola IT.
dalam proses pengembangan sistem aplikasi BSC Perspective IT BSC Perspective
2.4. IT Balanced Scorecard -Financial -Corporate Contribution
atau SDLC, dimana framework COBIT memiliki Deskripsi pengukuran maturity model suatu IT BSC adalah sebuah metodologi manajemen -Customer -User Orientation
cakupan atau domain IT yang lengkap dan luas proses IT mengacu pada kerangka kerja kinerja penerapan IT yang dikembangkan dari -Internal Business -Operational Excellence
dibandingkan dengan framework AGIT (Agile COBIT 4.1 yang secara umum dapat Process -Future Orientation
metodologi balanced scorecard (BSC). IT BSC -Learning & Growh
Software Development) (Mahnic dan Natasa dijabarkan pada Tabel 1. Tabel 1 digunakan diperkenalkan oleh Grembergen (2000)
2008). Kerangka kerja COBIT 4.1 terdiri dari 3 untuk memetakan hasil evaluasi maturity level ke sebagai alat untuk mengukur dan mengelola Gambar 1. Penyesuaian BSC ke IT BSC
tingkat control objectives, yaitu activities, process, dan dalam deskripsi maturity model COBIT 4.1. kinerja dari investasi, proyek dan departemen
domains. Activities merupakan kegiatan rutin Pe m e t a a n t e r s e b u t b e r f u n g s i u n t u k IT dari suatu perusahaan. Penyelarasan empat
yang memiliki konsep daur hidup. Selanjutnya mengetahui posisi organisasi dalam mengelola Gambar 1 menunjukkan empat perspektif dari
BSC tradisional ke dalam IT BSC dengan
kumpulan activities ini dikelompokan ke dalam IT sehingga dapat digunakan sebagai dasar BSC pada tingkat perusahaan, seperti financial,
melakukan penyelarasan pada masing-masing
proses IT (process), kemudian proses IT yang e va l u a s i m a n a j e m e n I T u n t u k l e b i h customer, internal business process, dan learning &
perspektifnya akan menghasilkan peta strategi
memiliki permasalahan pengelolaan IT yang meningkatkan kinerja IT dalam organisasi growth diterapkan kepada fungsi IT beserta
IT BSC (Gunardi et al. 2012).
sama dikelompokan ke dalam domains. (Surbakti 2014). Untuk menggunakan maturity proses-prosesnya dengan menyesuaikan
Kerangka kerja COBIT 4.1 memiliki 4 domain model sebagai alat manajemen yang efektif, keempat perspektif menjadi perspektif untuk
IT yaitu Plan and Organise (PO), Acquire and perusahaan harus mengembangkan organisasi IT yaitu corporate contribution, user
Implement (AI), Deliver and Support (DS), dan metodologi yang efisien untuk mengukur orientation, operational excellence, dan future
Monitor and Evaluate (ME). maturity level dari proses IT perusahaan orientation.
(Pederiva 2003).
Jurnal Jurnal
234 Manajemen Teknologi 235 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

IT BSC dapat menjabarkan dan 3. Metodologi Penelitian Responden akan diberikan kuesioner secara Kemudian melakukan analisis gap dengan
memproyeksikan dalam memberikan kerangka online melalui google form. Pertanyaan kuesioner menghitung selisih antara current maturity level
berpikir untuk menjabarkan strategi penerapan Penelitian ini menggunakan pendekatan dibuat berdasarkan detail control objective (DCO) (CML) dengan expected maturity level (EML) dari
IT perusahaan ke dalam empat perspektif IT. analisis deskriptif kualitatif deng an dari setiap proses IT COBIT terpilih yang detail control objective (DCO) setiap proses IT
Untuk memanfaatkan IT BSC sebagai pendekatan studi kasus Divisi TSI Bank BRI. menjadi fokus area evaluasi penerapan terpilih. Analisis gap berfungsi sebagai acuan
instrumen keselarasan manajemen, harus Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk prosedur SDLC dan mencakup kegiatan IT rekomendasi perbaikan penerapan prosedur
meningkatkan hubungan sebab-akibat antara mengeksplorasi, mengidentifikasi, yang dimulai dari inisialisasi bisnis IT hingga SDLC Divisi TSI. Rekomendasi perbaikan
measures dari setiap perspektif IT BSC. mendeskripsikan, dan mencari solusi dari implementasi proyek IT. Responden diminta diperoleh berdasarkan DCO dari setiap proses
Hubungan ini diartikulasikan oleh dua jenis permasalahan yang terjadi dalam penerapan untuk memberikan pendapatnya mengenai IT terpilih yang belum mencapai EML. DCO
metrik yaitu outcome measure dan performance prosedur SDLC Divisi TSI. Pada akhirnya penerapan prosedur SDLC Divisi TSI saat ini tersebut ditinjau dan dihubungkan terlebih
drivers (Grembergen dan Haes 2005). Seperti penelitian ini akan menghasilkan data dalam bentuk skala likert. Skala likert yang dahulu dengan fakta permasalahan yang terjadi
ditunjukkan dalam Gambar 2, tiga perspektif deskriptif berupa rekomendasi dan rancangan digunakan ada dalam 5 tingkatan dengan bobot di Divisi TSI. Tahapan terakhir adalah
lainnya memiliki hubungan sebab akibat yang strategi atau framework IT BSC tentang yang terdiri dari: Sangat Tidak Setuju – 1, Tidak merancang framework IT BSC yang lebih
pada akhirnya akan mempengaruhi corporate perbaikan penerapan prosedur SDLC Divisi Setuju - 2, Tidak Tahu – 0, Setuju – 4 dan spesifik mengenai perbaikan penerapan
contribution. TSI. Sangat Setuju – 5 (Octavia 2014). p r o s e d u r S D L C D iv i s i T S I , d e n g a n
memetakan rekomendasi perbaikan ke dalam
Data yang digunakan dalam penelitian ini Data yang diperoleh melalui survey akan diolah empat perspektif IT BSC yang relevan dan
meliputi data primer dan sekunder. Data dengan maturity model COBIT 4.1 untuk menerjemahkannya ke dalam 3 struktur IT
primer adalah data yang diperoleh langsung mendapatkan nilai indeks maturity atau maturity BSC yaitu mission, objective dan measure.
melalui wawancara mendalam dan kuesioner level dari setiap proses IT COBIT terpilih. Nilai
tentang evaluasi penerapan prosedur SDLC indeks maturity diperoleh dengan 4. Hasil dan Pembahasan
Divisi TSI. Sedangkan data sekunder diperoleh menjumlahkan semua jawaban responden
melalui studi pustaka yang berasal dari dikalikan bobot skala, lalu dibagi dengan 4.1. Pemilihan Proses IT COBIT
referensi tesis, jurnal, artikel, SK perusahaan, jumlah soal yang dikalikan dengan jumlah Penelitian ini diawali dengan menentukan
kebijakan kementrian BUMN, peraturan responden (Octavia 2014). proses IT SDLC atau proses IT COBIT yang
regulator BI dan literatur yang relevan dengan berkaitan dengan SDLC. Berdasarkan hasil
prosedur SDLC. Indeks Maturity= Σ (Total Jawaban x Bobot) studi pustaka, ditemukan referensi tentang
(Jumlah Soal x Jumlah Responden) proses IT SDLC yang berasal dari literatur
Wawancara dilakukan dengan Wakil Kepala dengan judul “ISACA IS Auditing Guideline for
Gambar 2. Hubungan sebab akibat IT BSC Divisi TSI, Group Head, System Analyst Designer, Setelah mendapatkan nilai indeks maturity, System Development Cycle Reviews (ISACA 2010)”
Programmer, System Engineer dan Business Analyst. maka nilai tersebut dipetakan ke dalam dan jurnal dengan judul “Using COBIT Indicator
Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi maturity level pada Tabel 2. for Measuring Scrum-based Software Development
Kerangka IT BSC dapat diterjemahkan sesuai informasi dan saran dalam menentukan proses (Mahnic dan Natasa 2008)”.
dengan fungsi, proyek dan proses IT yang lebih IT COBIT yang digunakan dalam evaluasi dan Tabel 2. Representasi Maturity Level COBIT
spesifik, seperti mendefinisikan dan mengelola merancang framework IT BSC. Sedangkan studi Indeks Maturity Maturity Level
Kemudian memetakan proses IT SDLC yang
service level management (SLM) (Grembergen et al. pustaka bertujuan untuk memahami prosedur 0,00 - 0,50 0 - Non Existent berasal dari kombinasi literatur dan jurnal
2003) SDLC Divisi TSI dan mempelajari konsep 0,51 - 1,50 1 - Initial / Ad hoc dengan prosedur SDLC Divisi TSI yang terdiri
COBIT 4.1 serta IT BSC. 1,51 - 2,50 2 - Repeatable But Intuitive dari tahapan planning and initiation, analysis,
Pertanyaan penelitian ini dirumuskan sebagai 2,51 - 3,50 3 - Defined Process design, programming, testing, implementation,
3,51 - 4,50 4 - Managed and Measurable
berikut, yaitu bagaimana memilih proses IT Metode pemilihan responden menggunakan 4,51 - 5,00 5 - Optimized
operation, post implementation review, maintenance,
COBIT yang berhubungan dengan prosedur teknik pur posive sampling yaitu memilih dan disposal. Jika proses IT SDLC relevan
SDLC Divisi TSI, bagaimana menilai maturity responden yang memiliki pengetahuan, dengan salah satu prosedur SDLC Divisi TSI,
level COBIT dari penerapan prosedur SDLC memahami, menguasai dan Setelah melakukan perhitungan terhadap maka proses IT tersebut applicable untuk
Divisi TSI, bagaimana membuat rekomendasi mengimplementasi SDLC dalam pekerjaannya maturity level dari penerapan prosedur SDLC dijadikan fokus area evaluasi penerapan
perbaikan penerapan prosedur SDLC Divisi setiap hari. Responden tersebut adalah staf IT Divisi TSI, selanjutnya melakukan analisis prosedur SDLC Divisi TSI dan sebagai dasar
TSI, dan bagaimana merancang framework IT Divisi TSI dengan masa kerja lebih dari 2 tahun maturity level untuk mengidentifikasi kondisi dalam membuat pertanyaan kuesioner.
BSC tentang perbaikan penerapan prosedur yaitu berjumlah 92 orang yang berasal dari penerapan SDLC Divisi TSI saat ini Sebaliknya jika tidak relevan, maka proses IT
SDLC Divisi TSI. bagian pengembang, operasional dan bisnis di berdasarkan nilai maturity level setiap proses IT tersebut tidak dipakai dalam evaluasi. Tabel 3
Divisi TSI. Jabatan responden terdiri dari 13 terpilih. menunjukan hasil pemetaan antara proses IT
System Analyst Designer, 45 Programmer, 25 System SDLC dengan prosedur SDLC Divisi TSI.
Engineer dan 9 Business Analyst.

Jurnal Jurnal
236 Manajemen Teknologi 237 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

IT BSC dapat menjabarkan dan 3. Metodologi Penelitian Responden akan diberikan kuesioner secara Kemudian melakukan analisis gap dengan
memproyeksikan dalam memberikan kerangka online melalui google form. Pertanyaan kuesioner menghitung selisih antara current maturity level
berpikir untuk menjabarkan strategi penerapan Penelitian ini menggunakan pendekatan dibuat berdasarkan detail control objective (DCO) (CML) dengan expected maturity level (EML) dari
IT perusahaan ke dalam empat perspektif IT. analisis deskriptif kualitatif deng an dari setiap proses IT COBIT terpilih yang detail control objective (DCO) setiap proses IT
Untuk memanfaatkan IT BSC sebagai pendekatan studi kasus Divisi TSI Bank BRI. menjadi fokus area evaluasi penerapan terpilih. Analisis gap berfungsi sebagai acuan
instrumen keselarasan manajemen, harus Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk prosedur SDLC dan mencakup kegiatan IT rekomendasi perbaikan penerapan prosedur
meningkatkan hubungan sebab-akibat antara mengeksplorasi, mengidentifikasi, yang dimulai dari inisialisasi bisnis IT hingga SDLC Divisi TSI. Rekomendasi perbaikan
measures dari setiap perspektif IT BSC. mendeskripsikan, dan mencari solusi dari implementasi proyek IT. Responden diminta diperoleh berdasarkan DCO dari setiap proses
Hubungan ini diartikulasikan oleh dua jenis permasalahan yang terjadi dalam penerapan untuk memberikan pendapatnya mengenai IT terpilih yang belum mencapai EML. DCO
metrik yaitu outcome measure dan performance prosedur SDLC Divisi TSI. Pada akhirnya penerapan prosedur SDLC Divisi TSI saat ini tersebut ditinjau dan dihubungkan terlebih
drivers (Grembergen dan Haes 2005). Seperti penelitian ini akan menghasilkan data dalam bentuk skala likert. Skala likert yang dahulu dengan fakta permasalahan yang terjadi
ditunjukkan dalam Gambar 2, tiga perspektif deskriptif berupa rekomendasi dan rancangan digunakan ada dalam 5 tingkatan dengan bobot di Divisi TSI. Tahapan terakhir adalah
lainnya memiliki hubungan sebab akibat yang strategi atau framework IT BSC tentang yang terdiri dari: Sangat Tidak Setuju – 1, Tidak merancang framework IT BSC yang lebih
pada akhirnya akan mempengaruhi corporate perbaikan penerapan prosedur SDLC Divisi Setuju - 2, Tidak Tahu – 0, Setuju – 4 dan spesifik mengenai perbaikan penerapan
contribution. TSI. Sangat Setuju – 5 (Octavia 2014). p r o s e d u r S D L C D iv i s i T S I , d e n g a n
memetakan rekomendasi perbaikan ke dalam
Data yang digunakan dalam penelitian ini Data yang diperoleh melalui survey akan diolah empat perspektif IT BSC yang relevan dan
meliputi data primer dan sekunder. Data dengan maturity model COBIT 4.1 untuk menerjemahkannya ke dalam 3 struktur IT
primer adalah data yang diperoleh langsung mendapatkan nilai indeks maturity atau maturity BSC yaitu mission, objective dan measure.
melalui wawancara mendalam dan kuesioner level dari setiap proses IT COBIT terpilih. Nilai
tentang evaluasi penerapan prosedur SDLC indeks maturity diperoleh dengan 4. Hasil dan Pembahasan
Divisi TSI. Sedangkan data sekunder diperoleh menjumlahkan semua jawaban responden
melalui studi pustaka yang berasal dari dikalikan bobot skala, lalu dibagi dengan 4.1. Pemilihan Proses IT COBIT
referensi tesis, jurnal, artikel, SK perusahaan, jumlah soal yang dikalikan dengan jumlah Penelitian ini diawali dengan menentukan
kebijakan kementrian BUMN, peraturan responden (Octavia 2014). proses IT SDLC atau proses IT COBIT yang
regulator BI dan literatur yang relevan dengan berkaitan dengan SDLC. Berdasarkan hasil
prosedur SDLC. Indeks Maturity= Σ (Total Jawaban x Bobot) studi pustaka, ditemukan referensi tentang
(Jumlah Soal x Jumlah Responden) proses IT SDLC yang berasal dari literatur
Wawancara dilakukan dengan Wakil Kepala dengan judul “ISACA IS Auditing Guideline for
Gambar 2. Hubungan sebab akibat IT BSC Divisi TSI, Group Head, System Analyst Designer, Setelah mendapatkan nilai indeks maturity, System Development Cycle Reviews (ISACA 2010)”
Programmer, System Engineer dan Business Analyst. maka nilai tersebut dipetakan ke dalam dan jurnal dengan judul “Using COBIT Indicator
Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi maturity level pada Tabel 2. for Measuring Scrum-based Software Development
Kerangka IT BSC dapat diterjemahkan sesuai informasi dan saran dalam menentukan proses (Mahnic dan Natasa 2008)”.
dengan fungsi, proyek dan proses IT yang lebih IT COBIT yang digunakan dalam evaluasi dan Tabel 2. Representasi Maturity Level COBIT
spesifik, seperti mendefinisikan dan mengelola merancang framework IT BSC. Sedangkan studi Indeks Maturity Maturity Level
Kemudian memetakan proses IT SDLC yang
service level management (SLM) (Grembergen et al. pustaka bertujuan untuk memahami prosedur 0,00 - 0,50 0 - Non Existent berasal dari kombinasi literatur dan jurnal
2003) SDLC Divisi TSI dan mempelajari konsep 0,51 - 1,50 1 - Initial / Ad hoc dengan prosedur SDLC Divisi TSI yang terdiri
COBIT 4.1 serta IT BSC. 1,51 - 2,50 2 - Repeatable But Intuitive dari tahapan planning and initiation, analysis,
Pertanyaan penelitian ini dirumuskan sebagai 2,51 - 3,50 3 - Defined Process design, programming, testing, implementation,
3,51 - 4,50 4 - Managed and Measurable
berikut, yaitu bagaimana memilih proses IT Metode pemilihan responden menggunakan 4,51 - 5,00 5 - Optimized
operation, post implementation review, maintenance,
COBIT yang berhubungan dengan prosedur teknik pur posive sampling yaitu memilih dan disposal. Jika proses IT SDLC relevan
SDLC Divisi TSI, bagaimana menilai maturity responden yang memiliki pengetahuan, dengan salah satu prosedur SDLC Divisi TSI,
level COBIT dari penerapan prosedur SDLC memahami, menguasai dan Setelah melakukan perhitungan terhadap maka proses IT tersebut applicable untuk
Divisi TSI, bagaimana membuat rekomendasi mengimplementasi SDLC dalam pekerjaannya maturity level dari penerapan prosedur SDLC dijadikan fokus area evaluasi penerapan
perbaikan penerapan prosedur SDLC Divisi setiap hari. Responden tersebut adalah staf IT Divisi TSI, selanjutnya melakukan analisis prosedur SDLC Divisi TSI dan sebagai dasar
TSI, dan bagaimana merancang framework IT Divisi TSI dengan masa kerja lebih dari 2 tahun maturity level untuk mengidentifikasi kondisi dalam membuat pertanyaan kuesioner.
BSC tentang perbaikan penerapan prosedur yaitu berjumlah 92 orang yang berasal dari penerapan SDLC Divisi TSI saat ini Sebaliknya jika tidak relevan, maka proses IT
SDLC Divisi TSI. bagian pengembang, operasional dan bisnis di berdasarkan nilai maturity level setiap proses IT tersebut tidak dipakai dalam evaluasi. Tabel 3
Divisi TSI. Jabatan responden terdiri dari 13 terpilih. menunjukan hasil pemetaan antara proses IT
System Analyst Designer, 45 Programmer, 25 System SDLC dengan prosedur SDLC Divisi TSI.
Engineer dan 9 Business Analyst.

Jurnal Jurnal
236 Manajemen Teknologi 237 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

Tabel 3. Pemetaan Proses IT SDLC dengan Prosedur SDLC Divisi TSI Hasil pemetaan pada Tabel 3 menunjukkan 4. Prosedur yang tersedia telah
bahwa terdapat 15 proses IT SDLC yang distandarisasi, didokumentasi, dan
Proses IT SDLC Status Prosedur SDLC Divisi TSI
applicable atau yang dapat digunakan untuk diterapkan.
(ICASA & Mahnic dan Natasa) mengevaluasi penerapan prosedur SDLC 5. Pihak manajemen telah
PO7 Manage IT Human Resource Applicable Planning & Initiation, Analysis, Programming, Divisi TSI. Applicable artinya aktivitas-aktivitas mengkomunikasikan standar untuk
Operation IT yang ada dalam suatu proses IT diterapkan prosedur dan pelatihan-pelatihan telah
PO8 Manage Quality Applicable Planning & Initiation, Analysis, Programming,
Testing, PIR dan Maintenance dalam setiap prosedur SDLC Divisi TSI. dilakukan secara informal.
PO10 Manage Project Applicable Planning & Initiation, Analysis, PIR Sedangkan dua proses IT sisanya yaitu AI5 – 6. Implementasi diserahkan pada setiap
AI1 Identify Automated Solution Applicable Planning & Initiation, Analysis Procure IT Resource dan DS2 – Manage Third Party individu, sehing g a kemungkinan
AI2 Acquire and Maintain Application Applicable Design, Programming, Testing, Implementation,
Software Maintenance
Ser vices tidak dapat digunakan karena penyimpangan yang terjadi kadang tidak
AI3 Acquire and Maintain Technology Applicable Programming, Testing, Implementation, berhubungan dengan pihak ketiga atau vendor terdeteksi.
Infrastructure Maintenance sedangkan Divisi TSI sudah melakukan inhouse 7. Prosedur telah dikembangkan sebagai
AI4 Enable Operation and Use Applicable Analysis, Implementation, Operation development, dimana pengembangan dan bentuk formalisasi dari praktek yang ada.
AI5 Procure IT Resource Not Applicable Pengadaan IT vendor untuk
pengembangan sistem sudah tidak pemeliharaan sistem aplikasi dilakukan oleh
dilakukan karena sudah inhouse development internal BRI atau staf IT Divisi TSI BRI. 4.3. Analisis Gap
AI6 Manage Changes Applicable Analysis, Implementation, Maintenance Pada tahapan ini menganalisis gap antara CML
AI7 Install and Accredit Solutions Changes Applicable Testing, Implementation, PIR 4.2. Analisis Maturity Level dengan EML dari DCO setiap proses IT
DS1 Define and Manage Service Level Applicable Analysis, Implementation, Operation
DS2 Manage Third Party Service Not Applicable Pengelolaan layanan vendor dalam Kondisi penerapan prosedur SDLC di Divisi terpilih. Berdasarkan hasil analisis gap, terdapat
pemeliharaan sistem tidak dilakukan TSI saat ini dapat disimpulkan melalui maturity 12 DCO yang mempunyai maturity level 2
karena sudah inhouse development level setiap proses IT terpilih, yang (Repeatable But Intuitive) atau di bawah EML,
DS3 Manage Performance and Capacity Applicable Analysis, Implementation, Operation
DS4 Ensure Continous Services Applicable Planning & Initiation, Testing, Implementation, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. yaitu PO7.2, PO7.4, PO8.6, PO10.11, AI1.3,
Operation, Maintenance AI2.10, AI6.5, AI7.2, AI7.4, AI7.9, DS3.3, dan
DS5 Ensure System Security Applicable Planning & Initiation, Programming, Testing, Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata indeks DS7.3. Selanjutnya DCO tersebut ditinjau dan
Implementation, Operation
DS7 Educate and Train Users Applicable Implementation
kematangan dari penerapan prosedur SDLC di dikaitkan dengan fakta permasalahan dalam
DS10 Manage Problem Applicable Testing, Implementation, Operation, PIR Divisi TSI adalah 3.41. Nilai tersebut didapat penerapan prosedur SDLC Divisi TSI saat ini
dengan menjumlahkan nilai indeks (lihat Tabel 5).
kematangan dari setiap proses IT terpilih
dibagi dengan jumlah proses IT terpilih. Tabel 5 menunjukkan kesesuaian fakta yang
Tabel 4. Hasil Rekapitulasi Maturity Level Proses IT Terpilih Dengan merujuk pada tabel maturity level terjadi di Divisi TSI dengan nilai indeks
COBIT dapat disimpulkan bahwa maturity level kematangan dari setiap DCO yang mempunyai
Proses IT Indeks Kematangan Jumlah DCO Min DCO Max DCO M atu rity Le v e l penerapan prosedur SDLC di Divisi TSI maturity level dibawah EML. Sehingga implikasi
PO7 3.29 8 2.15 4.17 3 berada pada level 3 (Defined Process). Divisi TSI penelitian berdasarkan hasil analisis gap adalah
PO8 3.26 6 1.99 3.82 3 sudah memenuhi EML atau rekomendasi dari memprioritaskan DCO yang masih di bawah
PO10 3.49 14 2.09 3.90 3 kementrian BUMN yaitu target minimal EML untuk menjadi rekomendasi perbaikan
AI1 3.12 4 2.16 3.75 3 maturity level dalam 5 tahun kedepan adalah penerapan prosedur SDLC Divisi TSI.
AI2 3.70 10 2.38 4.08 4 maturity level 3.
AI3 3.45 4 3.38 3.59 3 4.4. Pemetaan DCO Dengan Perspektif IT BSC
AI4 3.56 4 3.37 3.74 4 Berdasarkan Tabel 4, secara umum penerapan DCO yang menjadi rekomendasi perbaikan
AI6 3.48 5 2.24 4.05 3 prosedur SDLC di Divisi TSI dapat penerapan prosedur SDLC Divisi TSI
AI7 3.32 9 2.20 3.96 3 disimpulkan sebagai berikut: dipetakan ke masing-masing perspektif IT
DS1 3.59 6 3.30 3.96 4 1. Kebutuhan akan adanya SDLC telah BSC yang relevan. Cara memetakan DCO ke
DS3 3.18 5 2.35 3.54 3 disadari dan diketahui organisasi. dalam perspektif IT BSC yang relevan adalah
DS4 3.57 10 3.35 4.03 4 2. Sekumpulan aturan untuk indikator melalui bantuan tabel COBIT Appendix 1
DS5 3.82 11 3.50 4.16 4 dasar SDLC telah direncanakan. (ITGI 2007) yang dapat memberikan panduan
DS7 2.96 3 2.22 3.38 3 3. Hubungan antara ukuran hasil dan dalam memetakan hubungan antara 34 proses
DS10 3.40 5 3.14 3.76 3 kinerja telah terdefinisi dengan jelas, IT dengan 28 tujuan IT, 17 tujuan bisnis, dan 4
tersedia dokumentasi, dan terintegrasi perspektif IT BSC. Tabel 6 menunjukkan hasil
dengan perencanaan strategi, pemetaan DCO ke masing-masing perspektif
operasional dan pengawasan. IT BSC yang relevan. (lihat tabel 6)

Jurnal Jurnal
238 Manajemen Teknologi 239 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

Tabel 3. Pemetaan Proses IT SDLC dengan Prosedur SDLC Divisi TSI Hasil pemetaan pada Tabel 3 menunjukkan 4. Prosedur yang tersedia telah
bahwa terdapat 15 proses IT SDLC yang distandarisasi, didokumentasi, dan
Proses IT SDLC Status Prosedur SDLC Divisi TSI
applicable atau yang dapat digunakan untuk diterapkan.
(ICASA & Mahnic dan Natasa) mengevaluasi penerapan prosedur SDLC 5. Pihak manajemen telah
PO7 Manage IT Human Resource Applicable Planning & Initiation, Analysis, Programming, Divisi TSI. Applicable artinya aktivitas-aktivitas mengkomunikasikan standar untuk
Operation IT yang ada dalam suatu proses IT diterapkan prosedur dan pelatihan-pelatihan telah
PO8 Manage Quality Applicable Planning & Initiation, Analysis, Programming,
Testing, PIR dan Maintenance dalam setiap prosedur SDLC Divisi TSI. dilakukan secara informal.
PO10 Manage Project Applicable Planning & Initiation, Analysis, PIR Sedangkan dua proses IT sisanya yaitu AI5 – 6. Implementasi diserahkan pada setiap
AI1 Identify Automated Solution Applicable Planning & Initiation, Analysis Procure IT Resource dan DS2 – Manage Third Party individu, sehing g a kemungkinan
AI2 Acquire and Maintain Application Applicable Design, Programming, Testing, Implementation,
Software Maintenance
Ser vices tidak dapat digunakan karena penyimpangan yang terjadi kadang tidak
AI3 Acquire and Maintain Technology Applicable Programming, Testing, Implementation, berhubungan dengan pihak ketiga atau vendor terdeteksi.
Infrastructure Maintenance sedangkan Divisi TSI sudah melakukan inhouse 7. Prosedur telah dikembangkan sebagai
AI4 Enable Operation and Use Applicable Analysis, Implementation, Operation development, dimana pengembangan dan bentuk formalisasi dari praktek yang ada.
AI5 Procure IT Resource Not Applicable Pengadaan IT vendor untuk
pengembangan sistem sudah tidak pemeliharaan sistem aplikasi dilakukan oleh
dilakukan karena sudah inhouse development internal BRI atau staf IT Divisi TSI BRI. 4.3. Analisis Gap
AI6 Manage Changes Applicable Analysis, Implementation, Maintenance Pada tahapan ini menganalisis gap antara CML
AI7 Install and Accredit Solutions Changes Applicable Testing, Implementation, PIR 4.2. Analisis Maturity Level dengan EML dari DCO setiap proses IT
DS1 Define and Manage Service Level Applicable Analysis, Implementation, Operation
DS2 Manage Third Party Service Not Applicable Pengelolaan layanan vendor dalam Kondisi penerapan prosedur SDLC di Divisi terpilih. Berdasarkan hasil analisis gap, terdapat
pemeliharaan sistem tidak dilakukan TSI saat ini dapat disimpulkan melalui maturity 12 DCO yang mempunyai maturity level 2
karena sudah inhouse development level setiap proses IT terpilih, yang (Repeatable But Intuitive) atau di bawah EML,
DS3 Manage Performance and Capacity Applicable Analysis, Implementation, Operation
DS4 Ensure Continous Services Applicable Planning & Initiation, Testing, Implementation, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. yaitu PO7.2, PO7.4, PO8.6, PO10.11, AI1.3,
Operation, Maintenance AI2.10, AI6.5, AI7.2, AI7.4, AI7.9, DS3.3, dan
DS5 Ensure System Security Applicable Planning & Initiation, Programming, Testing, Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata indeks DS7.3. Selanjutnya DCO tersebut ditinjau dan
Implementation, Operation
DS7 Educate and Train Users Applicable Implementation
kematangan dari penerapan prosedur SDLC di dikaitkan dengan fakta permasalahan dalam
DS10 Manage Problem Applicable Testing, Implementation, Operation, PIR Divisi TSI adalah 3.41. Nilai tersebut didapat penerapan prosedur SDLC Divisi TSI saat ini
dengan menjumlahkan nilai indeks (lihat Tabel 5).
kematangan dari setiap proses IT terpilih
dibagi dengan jumlah proses IT terpilih. Tabel 5 menunjukkan kesesuaian fakta yang
Tabel 4. Hasil Rekapitulasi Maturity Level Proses IT Terpilih Dengan merujuk pada tabel maturity level terjadi di Divisi TSI dengan nilai indeks
COBIT dapat disimpulkan bahwa maturity level kematangan dari setiap DCO yang mempunyai
Proses IT Indeks Kematangan Jumlah DCO Min DCO Max DCO M atu rity Le v e l penerapan prosedur SDLC di Divisi TSI maturity level dibawah EML. Sehingga implikasi
PO7 3.29 8 2.15 4.17 3 berada pada level 3 (Defined Process). Divisi TSI penelitian berdasarkan hasil analisis gap adalah
PO8 3.26 6 1.99 3.82 3 sudah memenuhi EML atau rekomendasi dari memprioritaskan DCO yang masih di bawah
PO10 3.49 14 2.09 3.90 3 kementrian BUMN yaitu target minimal EML untuk menjadi rekomendasi perbaikan
AI1 3.12 4 2.16 3.75 3 maturity level dalam 5 tahun kedepan adalah penerapan prosedur SDLC Divisi TSI.
AI2 3.70 10 2.38 4.08 4 maturity level 3.
AI3 3.45 4 3.38 3.59 3 4.4. Pemetaan DCO Dengan Perspektif IT BSC
AI4 3.56 4 3.37 3.74 4 Berdasarkan Tabel 4, secara umum penerapan DCO yang menjadi rekomendasi perbaikan
AI6 3.48 5 2.24 4.05 3 prosedur SDLC di Divisi TSI dapat penerapan prosedur SDLC Divisi TSI
AI7 3.32 9 2.20 3.96 3 disimpulkan sebagai berikut: dipetakan ke masing-masing perspektif IT
DS1 3.59 6 3.30 3.96 4 1. Kebutuhan akan adanya SDLC telah BSC yang relevan. Cara memetakan DCO ke
DS3 3.18 5 2.35 3.54 3 disadari dan diketahui organisasi. dalam perspektif IT BSC yang relevan adalah
DS4 3.57 10 3.35 4.03 4 2. Sekumpulan aturan untuk indikator melalui bantuan tabel COBIT Appendix 1
DS5 3.82 11 3.50 4.16 4 dasar SDLC telah direncanakan. (ITGI 2007) yang dapat memberikan panduan
DS7 2.96 3 2.22 3.38 3 3. Hubungan antara ukuran hasil dan dalam memetakan hubungan antara 34 proses
DS10 3.40 5 3.14 3.76 3 kinerja telah terdefinisi dengan jelas, IT dengan 28 tujuan IT, 17 tujuan bisnis, dan 4
tersedia dokumentasi, dan terintegrasi perspektif IT BSC. Tabel 6 menunjukkan hasil
dengan perencanaan strategi, pemetaan DCO ke masing-masing perspektif
operasional dan pengawasan. IT BSC yang relevan. (lihat tabel 6)

Jurnal Jurnal
238 Manajemen Teknologi 239 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

Tabel 5. Analisis DCO yang masih di bawah EML dengan Fakta Tabel 5. Analisis DCO yang masih di bawah EML dengan Fakta (Sambungan )

Detail Control Objective Fakta


Detail Control Objective Fakta
PO7.2 (Personnel Competencies) Masih terdapat staf IT yang menerima proyek IT
namun tidak sesuai dengan kompetensi AI7.4 (Test Environment) Masih banyak terdapat aplikasi yang tidak
berdasarkan pelatihan, pengalaman dan skill yang mempunyai lingkungan pengujian yang layak
dimiliki sehingga tidak jarang terdapat error sistem sehingga tidak jarang terjadi error saat implementasi
saat testing oleh user maupun implementasi dan karena lingkungan atau data pengujian tidak
proyek terlambat dari target live mewakili kondisi production

PO7.4 (Personnel Training ) Persentase staf IT yang mengikuti training dalam AI7.9 (Post Implementation Review) PIR masih jarang dilakukan oleh pihak
setahun masih sangat kecil dan sertifikasi IT yang pengembang ataupun operasional sehingga
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan tidak pernah menyebabkan banyak sistem aplikasi yang kurang
dilakukan. mendapatkan optimasi atau pemeliharaan secara
rutin sehingga dapat memicu terjadinya error
PO8.6 (Quality Measurement, Monitoring, and Review) Pengukuran dan review terhadap kualitas proyek IT
belum secara berkala dilakukan oleh grup DS3.3 (Future Performance and Capacity) Peramalan capacity planning masih jarang dilakukan
monitoring dan evaluasi namun kegiatan oleh staf operasional sehingga sering terjadi
pemonitoran sudah mulai konsisten dilakukan kegagalan sistem saat operasional yang disebabkan
setiap bulan dan disampaikan ke user atau stakeholder karena kinerja sistem yang menurun akibat dari
kapasitas database yang sudah penuh atau spesifikasi
PO10.11 (Project Change Control) Pengelolaan portfolio proyek IT masih dilakukan server yang kurang memadai akibat semakin
secara manual dan belum online sehingga tingginya transaksi
perubahan spesifikasi proyek kadang tidak
terdokumentasi karena tidak melalui sistem DS7.3 (Evaluation of Training Received) Evaluasi terhadap pelatihan user terkait dengan
approval berjenjang dan sulit ditinjau dan materi, waktu dan pemrasaran masih belum rutin
dimonitor oleh bisnis atau users. Pengembang juga dilakukan. Hal tersebut menyebabkan tidak
tidak selalu update mengenai perubahan spesifikasi meningkatnya kualitas dari pelatihan sehingga
proyek IT masih sering terjadi user error ataupun keluhan ke
help desk
AI1.3 (Feasibility Study and Formulation of Alternative Studi kelayakan terhadap proyek IT yang
Courses of Action) pengembangannya minor seperti perubahan
parameter atau fitur masih jarang dilakukan
sehingga sering kali tidak disadari mengakibatkan
kegagalan atau error saat implementasi karena tidak Tabel 6. Hasil Pemetaan DCO dengan Perspektif IT BSC
memperhitungkan pengaruh perubahan terhadap
sistem lain, fitur lain, dan kapabilitas server

AI2.10 (Application Software Maintenance) Pemeliharaan sistem aplikasi masih kurang Perspektif IT BSC DCO
maksimal karena staf pengembang jarang Corporate Contribution PO10 AI6 AI7
memberikan SOP atau membuat job scheduler untuk User Orientation PO8 PO10 AI1 AI2 AI6 AI7 DS3 DS7
memelihara kinerja sistem kepada staf operasional Operational Excellence PO10 AI1 AI2 AI6 AI7 DS3 DS7
sehingga tidak jarang terjadi kegagalan operasional Future Orientation PO7
sistem

AI6.5 (Change Closure and Documentation) Staf pengembang tidak selalu memperbaharui
dokumentasi operasional maupun petunjuk manual
user terkait perubahan sistem sehingga staf
operasional sering kesulitan dalam solving problem
dan user kesulitan dalam menggunakan sistem yang
baru

AI7.2 (Test Plan) Skenario pengujian yang tidak memadai atau


kurang melakukan variation testing dan abnormal
testing, sering mengakibatkan error pada saat
implementasi

Jurnal Jurnal
240 Manajemen Teknologi 241 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

Tabel 5. Analisis DCO yang masih di bawah EML dengan Fakta Tabel 5. Analisis DCO yang masih di bawah EML dengan Fakta (Sambungan )

Detail Control Objective Fakta


Detail Control Objective Fakta
PO7.2 (Personnel Competencies) Masih terdapat staf IT yang menerima proyek IT
namun tidak sesuai dengan kompetensi AI7.4 (Test Environment) Masih banyak terdapat aplikasi yang tidak
berdasarkan pelatihan, pengalaman dan skill yang mempunyai lingkungan pengujian yang layak
dimiliki sehingga tidak jarang terdapat error sistem sehingga tidak jarang terjadi error saat implementasi
saat testing oleh user maupun implementasi dan karena lingkungan atau data pengujian tidak
proyek terlambat dari target live mewakili kondisi production

PO7.4 (Personnel Training ) Persentase staf IT yang mengikuti training dalam AI7.9 (Post Implementation Review) PIR masih jarang dilakukan oleh pihak
setahun masih sangat kecil dan sertifikasi IT yang pengembang ataupun operasional sehingga
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan tidak pernah menyebabkan banyak sistem aplikasi yang kurang
dilakukan. mendapatkan optimasi atau pemeliharaan secara
rutin sehingga dapat memicu terjadinya error
PO8.6 (Quality Measurement, Monitoring, and Review) Pengukuran dan review terhadap kualitas proyek IT
belum secara berkala dilakukan oleh grup DS3.3 (Future Performance and Capacity) Peramalan capacity planning masih jarang dilakukan
monitoring dan evaluasi namun kegiatan oleh staf operasional sehingga sering terjadi
pemonitoran sudah mulai konsisten dilakukan kegagalan sistem saat operasional yang disebabkan
setiap bulan dan disampaikan ke user atau stakeholder karena kinerja sistem yang menurun akibat dari
kapasitas database yang sudah penuh atau spesifikasi
PO10.11 (Project Change Control) Pengelolaan portfolio proyek IT masih dilakukan server yang kurang memadai akibat semakin
secara manual dan belum online sehingga tingginya transaksi
perubahan spesifikasi proyek kadang tidak
terdokumentasi karena tidak melalui sistem DS7.3 (Evaluation of Training Received) Evaluasi terhadap pelatihan user terkait dengan
approval berjenjang dan sulit ditinjau dan materi, waktu dan pemrasaran masih belum rutin
dimonitor oleh bisnis atau users. Pengembang juga dilakukan. Hal tersebut menyebabkan tidak
tidak selalu update mengenai perubahan spesifikasi meningkatnya kualitas dari pelatihan sehingga
proyek IT masih sering terjadi user error ataupun keluhan ke
help desk
AI1.3 (Feasibility Study and Formulation of Alternative Studi kelayakan terhadap proyek IT yang
Courses of Action) pengembangannya minor seperti perubahan
parameter atau fitur masih jarang dilakukan
sehingga sering kali tidak disadari mengakibatkan
kegagalan atau error saat implementasi karena tidak Tabel 6. Hasil Pemetaan DCO dengan Perspektif IT BSC
memperhitungkan pengaruh perubahan terhadap
sistem lain, fitur lain, dan kapabilitas server

AI2.10 (Application Software Maintenance) Pemeliharaan sistem aplikasi masih kurang Perspektif IT BSC DCO
maksimal karena staf pengembang jarang Corporate Contribution PO10 AI6 AI7
memberikan SOP atau membuat job scheduler untuk User Orientation PO8 PO10 AI1 AI2 AI6 AI7 DS3 DS7
memelihara kinerja sistem kepada staf operasional Operational Excellence PO10 AI1 AI2 AI6 AI7 DS3 DS7
sehingga tidak jarang terjadi kegagalan operasional Future Orientation PO7
sistem

AI6.5 (Change Closure and Documentation) Staf pengembang tidak selalu memperbaharui
dokumentasi operasional maupun petunjuk manual
user terkait perubahan sistem sehingga staf
operasional sering kesulitan dalam solving problem
dan user kesulitan dalam menggunakan sistem yang
baru

AI7.2 (Test Plan) Skenario pengujian yang tidak memadai atau


kurang melakukan variation testing dan abnormal
testing, sering mengakibatkan error pada saat
implementasi

Jurnal Jurnal
240 Manajemen Teknologi 241 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

Berdasarkan hasil pemetaan pada Tabel 6, Contoh ilustrasi dari Tabel 7 yaitu persentase Tabel 7. Framework IT BSC tentang Perbaikan Penerapan SDLC
DCO dari proses IT PO10, AI6, dan AI7 staf IT yang mendapat pelatihan merupakan
berhubungan dengan pengelolaan resiko bisnis outcome measure dari perspektif future orientation, User Orientation Corporate Contribution
IT dan peningkatan transparansi tata kelola IT namun disaat yang bersamaan menjadi How do the users view the SDLC process? How does management view the SDLC
perusahaan yang merupakan tujuan bisnis dari performance driver bagi objective pada perspektif process?
perspektif Corporate Contribution. DCO dari operation excellence yaitu peningkatan efisiensi Mission Mission
proses IT PO8, PO10, AI1, AI2, AI6, AI7, proses SDLC. Persentase proyek IT yang To meet business requirement of users and To obtain a reasonable business
DS3, dan DS7 berhubungan dengan melakukan studi kelayakan merupakan outcome to improve user satisfaction contribution from SDLC process
peningkatan layanan pelanggan, pemenuhan measure dari perspektif operation excellence, Objective Objective
permintaan bisnis yang berubah, optimasi namun disaat yang bersamaan menjadi Users Satisfaction Control Expenses for SDLC
biaya layanan, dan pembuatan keputusan performance driver bagi objective pada perspektif
Management of Users Needs Risk Management
strategis yang merupakan tujuan bisnis dari user orientation yaitu kepuasan pengguna.
Measures Maximum profit on the business
perspektif User Orientation. DCO dari proses IT Kemudian persentase kepuasan pengguna
PO10, AI1, AI2, AI6, AI7, DS3, dan DS7 merupakan outcome measure dari user orientation, Percent of IT projects measured, Measure
berhubungan dengan pemeliharaan namun disaat yang bersamaan menjadi monitored, and reviewed with users that Percent of projects change budget
fungsionalitas proses bisnis, penurunan biaya performance driver bagi objective pada perspektif meet target quality (PO8.6) approval (PO10.11)
proses, pemenuhan terhadap regulator, cor porate contribution yaitu meningkatkan Percent of meeting with users (review and Number of project that perform change
p e n g e l o l a a n p e r u b a h a n b i s n i s, d a n keuntungan bisnis. approve change on project baseline) closure and documentation (AI6.5)
peningkatan produktivitas operasional dan staf (PO10.11) Percent of system that met expected
yang merupakan tujuan bisnis dari perspektif Framework IT BSC tersebut diharapkan dapat Percent of users satisfied with the accuracy benefits for business as measured by the
Operational Excellence. DCO dari proses IT PO7 memudahkan manajemen IT dalam of the feasibility study (AI1.3) post implementation review (AI7.9)
berhubung an deng an perekr utan dan memonitor dan mengawasi penerapan Percent of users satisfied with the
pemeliharan karyawan yang merupakan tujuan prosedur SDLC di Divisi TSI serta dapat maintenance delivered (AI2.10)
bisnis dari perspektif Future Orientation. menjadi masukan bagi manajemen IT agar Number of complaints users caused by
Tahapan terakhir yaitu mendefinisikan mission, lebih aktif dalam mensosialisasikan prosedur inadequate change closure and
objective, dan measure berdasarkan DCO dari SDLC kepada para staf Divisi TSI. documentation (AI6.5)
setiap perspektif IT BSC. DCO dari setiap Number of error found during user
perspektif diterjemahkan menjadi indikator acceptance test (AI7.2)
atau measures, kemudian menetapkan objective Number of hours lost per user per month
due to insufficient capacity forecasting
4.5. Penyusunan Framework IT BSC (DS3.3)
Tahapan terakhir yaitu mendefinisikan mission,
Percent of user satisfied with education
objective, dan measure berdasarkan DCO dari
and training content delivery (DS7.3)
setiap perspektif IT BSC. DCO dari setiap
perspektif diterjemahkan menjadi indikator Operational Excellence Future Orientation
atau measures, kemudian menetapkan objective How effective and efficient is the SDLC How well is IT positioned to meet future
dan mission dari masing-masing perspektif. process? SDLC challenges?
Setelah menetapkan objective dan mission, maka 3 Mission Mission
struktur IT BSC disajikan dalam bentuk tabel To deliver effective and efficient SDLC To develop opportunities to answer future
IT BSC berdasarkan referensi jur nal process challenges
Grembergen et al. 2003. Tabel 7 merupakan Objectives Objective
framework IT BSC tentang perbaikan penerapan Improvement efficiency of SDLC Process Human Resource Management
prosedur SDLC Divisi TSI. Measures Measures
Percent of IT project covered by project Percent of IT staff members who meet
change control standards (PO10.11) the competency profile for required roles
Percent of IT project performed feasibility as defined in strategy (PO7.2)
study (AI1.3) Percent of IT staf receiving training
Percent of maintenance activities (AI2.10) (PO7.4)
Percent of changes that follow formal

Jurnal Jurnal
242 Manajemen Teknologi 243 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

Berdasarkan hasil pemetaan pada Tabel 6, Contoh ilustrasi dari Tabel 7 yaitu persentase Tabel 7. Framework IT BSC tentang Perbaikan Penerapan SDLC
DCO dari proses IT PO10, AI6, dan AI7 staf IT yang mendapat pelatihan merupakan
berhubungan dengan pengelolaan resiko bisnis outcome measure dari perspektif future orientation, User Orientation Corporate Contribution
IT dan peningkatan transparansi tata kelola IT namun disaat yang bersamaan menjadi How do the users view the SDLC process? How does management view the SDLC
perusahaan yang merupakan tujuan bisnis dari performance driver bagi objective pada perspektif process?
perspektif Corporate Contribution. DCO dari operation excellence yaitu peningkatan efisiensi Mission Mission
proses IT PO8, PO10, AI1, AI2, AI6, AI7, proses SDLC. Persentase proyek IT yang To meet business requirement of users and To obtain a reasonable business
DS3, dan DS7 berhubungan dengan melakukan studi kelayakan merupakan outcome to improve user satisfaction contribution from SDLC process
peningkatan layanan pelanggan, pemenuhan measure dari perspektif operation excellence, Objective Objective
permintaan bisnis yang berubah, optimasi namun disaat yang bersamaan menjadi Users Satisfaction Control Expenses for SDLC
biaya layanan, dan pembuatan keputusan performance driver bagi objective pada perspektif
Management of Users Needs Risk Management
strategis yang merupakan tujuan bisnis dari user orientation yaitu kepuasan pengguna.
Measures Maximum profit on the business
perspektif User Orientation. DCO dari proses IT Kemudian persentase kepuasan pengguna
PO10, AI1, AI2, AI6, AI7, DS3, dan DS7 merupakan outcome measure dari user orientation, Percent of IT projects measured, Measure
berhubungan dengan pemeliharaan namun disaat yang bersamaan menjadi monitored, and reviewed with users that Percent of projects change budget
fungsionalitas proses bisnis, penurunan biaya performance driver bagi objective pada perspektif meet target quality (PO8.6) approval (PO10.11)
proses, pemenuhan terhadap regulator, cor porate contribution yaitu meningkatkan Percent of meeting with users (review and Number of project that perform change
p e n g e l o l a a n p e r u b a h a n b i s n i s, d a n keuntungan bisnis. approve change on project baseline) closure and documentation (AI6.5)
peningkatan produktivitas operasional dan staf (PO10.11) Percent of system that met expected
yang merupakan tujuan bisnis dari perspektif Framework IT BSC tersebut diharapkan dapat Percent of users satisfied with the accuracy benefits for business as measured by the
Operational Excellence. DCO dari proses IT PO7 memudahkan manajemen IT dalam of the feasibility study (AI1.3) post implementation review (AI7.9)
berhubung an deng an perekr utan dan memonitor dan mengawasi penerapan Percent of users satisfied with the
pemeliharan karyawan yang merupakan tujuan prosedur SDLC di Divisi TSI serta dapat maintenance delivered (AI2.10)
bisnis dari perspektif Future Orientation. menjadi masukan bagi manajemen IT agar Number of complaints users caused by
Tahapan terakhir yaitu mendefinisikan mission, lebih aktif dalam mensosialisasikan prosedur inadequate change closure and
objective, dan measure berdasarkan DCO dari SDLC kepada para staf Divisi TSI. documentation (AI6.5)
setiap perspektif IT BSC. DCO dari setiap Number of error found during user
perspektif diterjemahkan menjadi indikator acceptance test (AI7.2)
atau measures, kemudian menetapkan objective Number of hours lost per user per month
due to insufficient capacity forecasting
4.5. Penyusunan Framework IT BSC (DS3.3)
Tahapan terakhir yaitu mendefinisikan mission,
Percent of user satisfied with education
objective, dan measure berdasarkan DCO dari
and training content delivery (DS7.3)
setiap perspektif IT BSC. DCO dari setiap
perspektif diterjemahkan menjadi indikator Operational Excellence Future Orientation
atau measures, kemudian menetapkan objective How effective and efficient is the SDLC How well is IT positioned to meet future
dan mission dari masing-masing perspektif. process? SDLC challenges?
Setelah menetapkan objective dan mission, maka 3 Mission Mission
struktur IT BSC disajikan dalam bentuk tabel To deliver effective and efficient SDLC To develop opportunities to answer future
IT BSC berdasarkan referensi jur nal process challenges
Grembergen et al. 2003. Tabel 7 merupakan Objectives Objective
framework IT BSC tentang perbaikan penerapan Improvement efficiency of SDLC Process Human Resource Management
prosedur SDLC Divisi TSI. Measures Measures
Percent of IT project covered by project Percent of IT staff members who meet
change control standards (PO10.11) the competency profile for required roles
Percent of IT project performed feasibility as defined in strategy (PO7.2)
study (AI1.3) Percent of IT staf receiving training
Percent of maintenance activities (AI2.10) (PO7.4)
Percent of changes that follow formal

Jurnal Jurnal
242 Manajemen Teknologi 243 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

5. Simpulan dan Saran Saran untuk penelitian selanjutnya dapat Haes, S.D., & Grembergen, W.V. (2004). IT Nurhidayat, B. (2011). Evaluasi Integrated Toll
menyajikan rekomendasi perbaikan melalui Governance and Its Mechanisms. Journal Collection System Dengan Menggunakan
5.1. Simpulan analisis Critical Success Factor (CSF), Key Goal of Information Systems Audit and Control, 1, Framework COBIT. [Tesis]. Institut
Pemilihan proses IT COBIT yang digunakan Indicators (KGI), dan Key Performance Indicators 1-7. Pertanian Bogor, Bogor.
untuk mengevaluasi penerapan prosedur (KPI). [ISACA] Information Systems Audit and Octavia, R. (2014). Analisis Tingkat
SDLC Divisi TSI dilakukan dengan cara Control Association (US). (2010). IT Kematangan Penyediaan Tata Kelola
memetakan proses IT COBIT tentang SDLC Daftar Pustaka Standards, Guidelines, and Tools and Teknologi Informasi di PDII-LIPI
dengan prosedur SDLC Divisi TSI. Hasilnya Techniques for Audit and Assurance and Menggunakan Framework COBIT 4.1.
terdapat 15 proses IT, yaitu PO7, PO8, PO10, Afrianto, I. (2009). Usulan Peta Strategi Control Professionals. Rolling Meadows: [Tesis]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
AI1, AI2, AI3, AI4, AI6, AI7, DS1, DS3, DS4, Teknologi Informasi Menggunakan ISACA. Available at www.isaca.org. Pederiva, A. (2003). The COBIT Maturity
DS5, DS7, dan DS10 serta 104 DCO COBIT Pendekatan Balanced Scorecard. Jurnal [accessed 21 Juni 2015]. Model in a Vendor Evaluation Case.
yang menjadi fokus area evaluasi dan dasar Ilmiah UNIKOM, 9(1), 87-97. [ITGI] Information Technology Governance Information System Control Journal, 3, 1-4.
dalam membuat pertanyan kuesioner. Amid, A., & Moradi, S. (2013). A Hybrid Institute (US). (2007). COBIT v4.1. Rahmayuni, I., & Yusda, I. (2014). IT
Evaluation Framework of CMM and Rolling Meadows: ITGI. ISBN: 1- Governance Balanced Scorecard Untuk
Hasil penilaian maturity level COBIT dengan COBIT for Improving the Software 933284-72-2. M e n g u k u r K i n e r j a Ta t a Ke l o l a
menggunakan maturity model COBIT 4.1 Development Quality. Journal of Software [KBUMN] Kementrian Badan Usaha Milik Teknologi Informasi. Jurnal Momentum,
menunjukkan bahwa Divisi TSI berada pada Engineering and Application, 6, 280-288. Negara RI. (2013). Peraturan Menteri 16(2), 88-94.
maturity level 3 (Defined Process) dengan rata-rata Ayat, M., Masrom, M., & Sahibuddin, S. (2011). Badan Usaha Milik Negara Nomor 2 Tahun Rosmansyah, Y., Mubarok, H., & Yunanto, R.
indeks kematangan adalah 3,41. Sehingga IT Governance and Small Medium 2013 tentang Panduan Penyusunan (2012). Implementation of Information
dapat disimpulkan bahwa Divisi TSI sudah Enterprises. International Journal of Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Technology Balanced Scorecard in An
memenuhi rekomendasi kementrian BUMN Software and Computer Applications, 9, 168- Usaha Milik Negara. Jakarta: Kementrian Agriculture Organization. International
atau standar industri IT perbankan. 173. Badan Usaha Milik Negara RI. Available Journal of Administrative Science and
Bassil, Y. (2012). A Simulation Model For The at www.bumn.go.id. [accessed 21 Juni Organization, 19(2), 79-85.
Hasil rekomendasi perbaikan penerapan Waterfall Software Development Life 2015]. Surbakti, H. (2014). COBIT 4.1: A Maturity
prosedur SDLC Divisi TSI berasal dari DCO Cycle. International Journal of Engineering Kendall, K.E., & Julie, E.K. (2010). Systems Level Framework For Measurement of
COBIT terpilih yang tidak memenuhi target & Technology, 2(5), 1-7. Analysis and Design 8th edition. New Jersey: Information System Performance (Case
maturity level 3 yaitu PO7.2, PO7.4, PO8.6, [BI] Bank Indonesia (ID). (2007). Peraturan Prentice-Hall. ISBN: 978-0-13-608916- Study: Academic Bureau at Universitas
PO10.11, AI1.3, AI2.10, AI6.5, AI7.2, AI7.4, Bank Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 2. Respati Yogyakarta). International Journal
AI7.9, DS3.3, dan DS7.3. Framework IT BSC tentang Penerapan Manajemen Resiko Khther, R.A., & Othman, M. (2013). COBIT of Engineering Research & Technology, 3(8),
tentang perbaikan penerapan prosedur SDLC D a l a m P e n g g u n a a n Te k n o l o g i Framework As a Guideline of Effective 999-1004.
Divisi TSI berhasil dirancang dengan Informasi Oleh Bank Umum. Jakarta: IT Governance in Higher Education.
memetakan rekomendasi perbaikan penerapan BI. Available at www.ojk.go.id. Inter national Jour nal of Information
prosedur SDLC Divisi TSI ke perspektif IT [accessed 21 Juni 2015]. Technology Convergence and Services, 3(1), 21-
BSC yang relevan. Grembergen, W.V. (2000). The Balanced 29.
S c o r e c a r d a n d I T G ove r n a n c e. Kumar, N., Zadgaonkar, A.S., & Shukla, A.
5.2. Saran Information System Control Journal, 2, 40- (2013). Evolving a New Software
Berdasarkan hasil simpulan yang telah 43. Development Life Cycle Model SDLC-
disampaikan, maka Divisi TSI har us Grembergen, W.V., Haes, S.D., & Amelinckx, I. 2013 with Client Satisfaction.
mempertimbangkan dan melaksanakan (2003). Using COBIT and the Balanced International Journal of Soft Computing and
rekomendasi agar penerapan prosedur SDLC Scorecard as Instruments for Service Engineering, 3(1), 216-221.
berjalan lebih baik dan terarah serta dapat Level Management. Information System Latif, A.A., & Hanifi, N. (2013). Analyzing IT
menghasilkan sistem IT yang handal dan Control Journal, 4, 1-7. Function Using COBIT 4.1 – A Case
berkualitas sehingga dapat meningkatkan Grembergen, W.V., & Haes, S.D. (2005). Study of Malaysian Private University.
keuntungan bisnis BRI. Divisi TSI juga dapat Measuring and Improving IT Jour nal of Economics, Business, and
memanfaatkan framework IT BSC sebagai alat Governance Through The Balanced Management, 1(4), 406-408.
untuk mengukur kinerja Divisi TSI serta untuk Scorecard. Information System Control Mahnic, V., & Natasa, Z. (2008). Using COBIT
memudahkan manajemen IT dalam Journal, 2, 1-8. Indicators for Measuring Scrum-based
memonitor dan mengawasi penerapan Gunardi, Sulistyo, D., & Suryana, T. (2012). Software DevelopmentJournal WSEAS
prosedur SDLC Divisi TSI. Usul a n Peta S tra tegi Tekn o l o gi Transaction on Computer, 7(10), 1605-1617.
Informasi Menggunakan Pendekatan
Analisis Critical Success Factor Dan IT
Balanced Scorecard. Jur nal Ilmiah
Jurnal
UNIKOM, 10(1), 143-153. Jurnal
244 Manajemen Teknologi 245 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development Chandra dkk/Evaluasi Cobit dan Perancangan IT Balanced Scorecard untuk Perbaikan Penerapan System Development

5. Simpulan dan Saran Saran untuk penelitian selanjutnya dapat Haes, S.D., & Grembergen, W.V. (2004). IT Nurhidayat, B. (2011). Evaluasi Integrated Toll
menyajikan rekomendasi perbaikan melalui Governance and Its Mechanisms. Journal Collection System Dengan Menggunakan
5.1. Simpulan analisis Critical Success Factor (CSF), Key Goal of Information Systems Audit and Control, 1, Framework COBIT. [Tesis]. Institut
Pemilihan proses IT COBIT yang digunakan Indicators (KGI), dan Key Performance Indicators 1-7. Pertanian Bogor, Bogor.
untuk mengevaluasi penerapan prosedur (KPI). [ISACA] Information Systems Audit and Octavia, R. (2014). Analisis Tingkat
SDLC Divisi TSI dilakukan dengan cara Control Association (US). (2010). IT Kematangan Penyediaan Tata Kelola
memetakan proses IT COBIT tentang SDLC Daftar Pustaka Standards, Guidelines, and Tools and Teknologi Informasi di PDII-LIPI
dengan prosedur SDLC Divisi TSI. Hasilnya Techniques for Audit and Assurance and Menggunakan Framework COBIT 4.1.
terdapat 15 proses IT, yaitu PO7, PO8, PO10, Afrianto, I. (2009). Usulan Peta Strategi Control Professionals. Rolling Meadows: [Tesis]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
AI1, AI2, AI3, AI4, AI6, AI7, DS1, DS3, DS4, Teknologi Informasi Menggunakan ISACA. Available at www.isaca.org. Pederiva, A. (2003). The COBIT Maturity
DS5, DS7, dan DS10 serta 104 DCO COBIT Pendekatan Balanced Scorecard. Jurnal [accessed 21 Juni 2015]. Model in a Vendor Evaluation Case.
yang menjadi fokus area evaluasi dan dasar Ilmiah UNIKOM, 9(1), 87-97. [ITGI] Information Technology Governance Information System Control Journal, 3, 1-4.
dalam membuat pertanyan kuesioner. Amid, A., & Moradi, S. (2013). A Hybrid Institute (US). (2007). COBIT v4.1. Rahmayuni, I., & Yusda, I. (2014). IT
Evaluation Framework of CMM and Rolling Meadows: ITGI. ISBN: 1- Governance Balanced Scorecard Untuk
Hasil penilaian maturity level COBIT dengan COBIT for Improving the Software 933284-72-2. M e n g u k u r K i n e r j a Ta t a Ke l o l a
menggunakan maturity model COBIT 4.1 Development Quality. Journal of Software [KBUMN] Kementrian Badan Usaha Milik Teknologi Informasi. Jurnal Momentum,
menunjukkan bahwa Divisi TSI berada pada Engineering and Application, 6, 280-288. Negara RI. (2013). Peraturan Menteri 16(2), 88-94.
maturity level 3 (Defined Process) dengan rata-rata Ayat, M., Masrom, M., & Sahibuddin, S. (2011). Badan Usaha Milik Negara Nomor 2 Tahun Rosmansyah, Y., Mubarok, H., & Yunanto, R.
indeks kematangan adalah 3,41. Sehingga IT Governance and Small Medium 2013 tentang Panduan Penyusunan (2012). Implementation of Information
dapat disimpulkan bahwa Divisi TSI sudah Enterprises. International Journal of Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Technology Balanced Scorecard in An
memenuhi rekomendasi kementrian BUMN Software and Computer Applications, 9, 168- Usaha Milik Negara. Jakarta: Kementrian Agriculture Organization. International
atau standar industri IT perbankan. 173. Badan Usaha Milik Negara RI. Available Journal of Administrative Science and
Bassil, Y. (2012). A Simulation Model For The at www.bumn.go.id. [accessed 21 Juni Organization, 19(2), 79-85.
Hasil rekomendasi perbaikan penerapan Waterfall Software Development Life 2015]. Surbakti, H. (2014). COBIT 4.1: A Maturity
prosedur SDLC Divisi TSI berasal dari DCO Cycle. International Journal of Engineering Kendall, K.E., & Julie, E.K. (2010). Systems Level Framework For Measurement of
COBIT terpilih yang tidak memenuhi target & Technology, 2(5), 1-7. Analysis and Design 8th edition. New Jersey: Information System Performance (Case
maturity level 3 yaitu PO7.2, PO7.4, PO8.6, [BI] Bank Indonesia (ID). (2007). Peraturan Prentice-Hall. ISBN: 978-0-13-608916- Study: Academic Bureau at Universitas
PO10.11, AI1.3, AI2.10, AI6.5, AI7.2, AI7.4, Bank Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 2. Respati Yogyakarta). International Journal
AI7.9, DS3.3, dan DS7.3. Framework IT BSC tentang Penerapan Manajemen Resiko Khther, R.A., & Othman, M. (2013). COBIT of Engineering Research & Technology, 3(8),
tentang perbaikan penerapan prosedur SDLC D a l a m P e n g g u n a a n Te k n o l o g i Framework As a Guideline of Effective 999-1004.
Divisi TSI berhasil dirancang dengan Informasi Oleh Bank Umum. Jakarta: IT Governance in Higher Education.
memetakan rekomendasi perbaikan penerapan BI. Available at www.ojk.go.id. Inter national Jour nal of Information
prosedur SDLC Divisi TSI ke perspektif IT [accessed 21 Juni 2015]. Technology Convergence and Services, 3(1), 21-
BSC yang relevan. Grembergen, W.V. (2000). The Balanced 29.
S c o r e c a r d a n d I T G ove r n a n c e. Kumar, N., Zadgaonkar, A.S., & Shukla, A.
5.2. Saran Information System Control Journal, 2, 40- (2013). Evolving a New Software
Berdasarkan hasil simpulan yang telah 43. Development Life Cycle Model SDLC-
disampaikan, maka Divisi TSI har us Grembergen, W.V., Haes, S.D., & Amelinckx, I. 2013 with Client Satisfaction.
mempertimbangkan dan melaksanakan (2003). Using COBIT and the Balanced International Journal of Soft Computing and
rekomendasi agar penerapan prosedur SDLC Scorecard as Instruments for Service Engineering, 3(1), 216-221.
berjalan lebih baik dan terarah serta dapat Level Management. Information System Latif, A.A., & Hanifi, N. (2013). Analyzing IT
menghasilkan sistem IT yang handal dan Control Journal, 4, 1-7. Function Using COBIT 4.1 – A Case
berkualitas sehingga dapat meningkatkan Grembergen, W.V., & Haes, S.D. (2005). Study of Malaysian Private University.
keuntungan bisnis BRI. Divisi TSI juga dapat Measuring and Improving IT Jour nal of Economics, Business, and
memanfaatkan framework IT BSC sebagai alat Governance Through The Balanced Management, 1(4), 406-408.
untuk mengukur kinerja Divisi TSI serta untuk Scorecard. Information System Control Mahnic, V., & Natasa, Z. (2008). Using COBIT
memudahkan manajemen IT dalam Journal, 2, 1-8. Indicators for Measuring Scrum-based
memonitor dan mengawasi penerapan Gunardi, Sulistyo, D., & Suryana, T. (2012). Software DevelopmentJournal WSEAS
prosedur SDLC Divisi TSI. Usul a n Peta S tra tegi Tekn o l o gi Transaction on Computer, 7(10), 1605-1617.
Informasi Menggunakan Pendekatan
Analisis Critical Success Factor Dan IT
Balanced Scorecard. Jur nal Ilmiah
Jurnal
UNIKOM, 10(1), 143-153. Jurnal
244 Manajemen Teknologi 245 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015

Anda mungkin juga menyukai