PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
yang berarti bahwa kurang lebih 1 dari 100 orang akan mengalami skizofrenia
perasaan, dan prilaku yang tidak sesuai dengan norma –norma lokal atau budaya
minat dan dorongan, berkurangnya keinginan bicara dan miskin isi pembicaraan,
Skizofrenia merupakan penyakit yang sampai hari ini terus diselidiki oleh
para ahli Penyakit ini kompleks, mulai dari penyebab, gejala-gejala yang
pengobatannnya.2
1
Skizofrenia yang menyerang kurang lebih 1% populasi, biasanya bermula di
bawah usia 25 tahun, berlangsung seumur hidup, dan mngenai orang dari semua kelas
sosial. Baik pasien maupun keluarga sering mendapatkan pelayanan yang buruk dan
pengasingan sosial karena ketidak tahuan yang meluas akan gangguan ini.klinisi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”)
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetic,
2. Sejarah
perhatian tokoh-tokoh utama psikiatri dan neurologi sepanjang sejarah gangguan ini.
Dua tokoh tersebut adalah Emil Kraepelin (1856-1926) dan Euglen Bleuler (1857-
menggunakan istilah demence precoce untuk pasien dengan penyakit yang dimulai pada
Emil Kraepelin
prekoks, yaitu istilah yang menekankan terhadap proses kognitif (demensia) dan awitan
dini (prekoks) yang nyata dari gangguan ini. Pasien dengan demensia prekoks
3
digambarkan memiliki perjalanan penyakit yang memburuk dalam jangka waktu lama
Gejala utama pasien dengan paranoia adalah waham kejar persisten dan pasien
yang memburuk serta gejala intermiten psikosis manic depresif. Meski Kraepelin telah
mengakui bahwa sekitar 4% pasien nya sembuh sempurna dan 13 persen mengalami
remisi yang signifikan, para peneliti dikemudian hari seringkali salah menyatakn bahwa
Eugen Bleuler
(perpecahan, pen.) antara pikiran, emosi, dan perilaku pada pasien dengan gangguan ini.
Blueler menekankan bahwa tak seperti konsep Kraepelin tentang demensia prekoks,
Bleuler) meningkat hingga mungkin mencapai dua kali insidensi di Eropa (dengan para
psikiater mengikuti prinsip Kraepelin). Namun, istilah skizofrenia dari Bleuler menjadi
4
Empat A.
spesifik untuk membangun teori mengenai perpecahan mental internal pada pasien.
gangguan afektif, autisme dan ambivalensi. Bleuer juga mengidentifikasi gejala asesoris
3. Epidemiologi
bahwa kurang lebih 1 dari 100 orang akan mengalami skizofrenia selama masa
Institute of Mental Health (NIMH) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar 0.6
sampai 1.9 persen. Menurut DSM IV TR, insidensi tahunan skizofrenia berkisar antara
Skizofrenia setara prevalensinya pada pria dan wanita. Namun kedua jenis
kelamin tersebut berbeda awitan dan perjalanan penyakitnya. Awitan terjadi lebih dini
pada pria disbanding wanita. Lebih dari separuh pasien skizofrenik wanita pertama kali
dirawat di Rumah sakit psikiatri sebelum usia 25 tahun. Usia puncak awitan adalah 8
sampai 25 tahun untuk pria dan 25-35 tahun untuk wanita. Tidak seperti pria, wanita
menunjukkan dua puncak kedua terjadi pada usia paruh baya. Kurang lebih 3-10%
wanita mengalami awitan penyakit diatas usia 40 tahun. Hampir 90% pasien yang
5
menjalani pengobatan skizofrenia berusia antara 15 dan 55 tahun. Secara umum, hasil
akhir dari pasien skizofrenik wanita lebih baik disbanding hasil akhir pada pasien pria.
Bila awitan terjadi setelah umur 45 tahun, gangguan ini dicirikan sebagai skizofrenia
awitan lambat.1
Suatu temuan yang kuat dalam peneitian skizofrenia adalah bahwa orang-orang
yang mengalami skizofrenia adalah kemungkinan besar dilahirkan di musim dingin dan
awal musim semi dan lebih jarang yang dilahirkan di akhir musim semi dan musim
pajanan influenza yang terjadi dimusim dingin selama trimester kedua kehamilan.
Hipotesis lain adalah bahwa orang dengan predisposisi genetic terhadap skizofrenia
mengalami penurunan keuntungan biologis untuk bertahan dari cobaan spesifik musim.1
Distribusi Geografik
yang luar biasa tinggi, dan para peneliti menginterprestasikan kantung skizofrenia
geografis ini sebagai kemungkinan dukungan terhadap teori kausa skizofrenia infektif
(contohnya, viral).1
Faktor Reproduktif
6
berbasis masyarakat untuk pasien skizofrenia, semuanya telah menyebabkan angka
pernikahan dan kesuburan diantara pasien skizofrenia. Akibat faktor tersebut, jumlah
anak yang dilahirkan dari orang tua skizofrenia terus meningkat, dan keluarga biologis
derajat pertama memiliki resiko terkena penyakit ini sepuluh kali lebih besar dibanding
populasi umum.1
Penyakit Medis
Orang dengan skizofrenia memiliki angka kematian akibat kecelakaan dan penyebab
alami yang lebih tinggi daripada populasi umum. Sejumlah studi menunjukkan bahwa
hingga 80 persen dari semua pasien skizofrenia mengalami penyakit medis yang
signifikan pada saat yang bersamaan dan bahwa hingga 50 persen kondisi ini mungkin
tidak terdiagnosis.1
Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian pada orang yang menderita
Penggunaan Zat
Merokok Kretek
Sebagian besar survei telah melaporkan bahwa lebih dari tiga perempat pasien
skizofrenia merokok kretek, dibanding kurang dari setengah pasien psikiatri lain secara
7
penggunaan obat antipsikotik dalam dosis yang lebih tinggi, mungkin karena
Zat lain
penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol; dua zat lain yang paling sering digunakan
Factor populasi
dikota dengan populasi lebih dari 1 juta orang. Korelasi ini lebih lemah dikota yang
berpenduduk 100.000 sampai 500.000 orang dan tidak terdapat di kota dengan
penduduk kurang dari 10000 orang. Efek kepadatan penduduk sejalan dengan
pengamatan bahwa insiden skizofrenia pada anak dengan salah satu atau kedua orang
tua skizofrenik dua kali lebih tinggi di perkotaan disbanding di masyarakat pedesaan.
sosioekonomi. Di Negara maju, jumlah pasien skizofrenik yang tdk seimbang berada
pada kelompok sosioekonomi lemah, suatu pengamatan yang dijelaskan oleh dua
hipotesis alternative. Hipotesis aliran menurun menyatakan bahwa orang yang terkena
8
bergeser kea tau gagal berpindah dari kelompok sosioekonomi lemah akibat penyakit
ini. Hipotesis penyebab social menyatakan bahwa stress yang di alami anggota
4. Etiologi
Neurobiologi
patofisiologi area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, serebelum dan
ganglia basalis. Keempat area ini saling terhubung sehingga disfungsi satu area dapat
9
Hipotesis Dopamin
bahwa skizofrenia timbul akiban dopaminergik yang berlebihan. Teori ini berkembang
berdasarkan dua pengamatan. Pertama kemanjuran serta potensi sebagian besar obat
dopamin tentang skizofrenia terus diperbarui dan diperluas, dan reseptor dopamin baru
terus diidentifikasi. Satu studi melaporkan peningkatan reseptor D4 pada sampel otak
Neurotransmitter Lain.
Faktor Genetik
genetik dalam pewarisan sifat skizofrenia. Kembar monozigot memiliki angka kejadian
bersama yang paling tinggi. Telah banyak dilaporkan adanya hubungan antara lokasi
kromosom dan skizofrenia sejak penerapan teknik biologi molekuler dilakukan secara
luas. Lebih dari separuh dari seluruh kromosom dikaitkan dengan skizofrenia pada
berbagai laporan, namun lengan panjang kromosom 5, 11, dan 18, lengan pendek
10
kromosom 19, serta kromosom X paling sering disebut. Lokus pada kromosom 6, 8, dan
Faktor Psikososial
Jika skizofrenia merupakan penyakit otak, maka penyakit ini mungkin sejalan
dengan penyakit organ lain (contohnya, infark miokardium dan diabetes) yang
klinisi masa sekarang dapat memanfaatkan penggunaan teori dan pedoman yang relevan
Theodore Lidz mendeskripsikan dua pola perilaku keluarga yang abnormal. Pada
satu tipe keluarga, dengan skisme yang prominen antara kedua orang tua , salah satu
orang tua sangat dekat dengan anak dengan jenis kelamin berbeda. Pada tipe keluarga
lain, terdapat suatu hubungan yang menyimpang antara anak dengan salah satu orang
tua yang melibatkan perebutan kekuasaan antar orang tua yang mengakibatkan dominasi
Sampai saat ini belum ditemukan etiologi pasti penyebab skizofrenia. Tetapi
11
1. Faktor Biologi
ventrikel tiga dan lateral; arteri bilateral lobus temporomedial dan gyrus
2. Faktor Biokimia
5.Perjalanan Penyakit
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang sangat berat. Gangguan ini ditandai
gangguan kognitif dan persepsi; gejala-gejala negatif seperti menurunnya minat dan
dorongan, berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang
Pola gejala pramorbid dapat menjadi bukti pertama adanya penyakit meski
gejala bermula pada masa remaja dan diikuti munculnya gejala prodromal dalam
hitungan hari sampai beberapa bulan. Perubahan sosial atau lingkungan, seperti pergi
jauh untuk kuliah, menggunakan zat, atau kematian sanak saudara, dapat mempresipitasi
12
gejala yang mengganggu, dan sindrom prodromal ini dapat berlangsung selama setahun
6. Diagnosis
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
(a) “Thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berualang atau bergema
“Thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk
(b) “delusion of control” = waham dikendalikan oleh sesuatu kekuatan dari luar.
13
o mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
o jenis suara halusinasi lain yang berasal dari satu bagian tubuh.
(d) waham waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat dianggap
tidak serta wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama
atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan manusia super (misalnya
dunia lain).3
atau paling sedikit dua gejala di bawah yang harus selalu ada secara jelas :
(e) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan bulan terus
menerus
(f) arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat
(g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh tertentu, atau
(h) Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
14
social; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi
Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah selama kurun waktu satu bulan atau
lebih.
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior),
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri( self absorbed attitude), dan penarikan diri secara social.3
a. Gejala karakteristik : dua atau lebih poin berikut, masing-masing terjadi dalam
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara kacau
b. Disfungsi social/ okupasional,: selama suatu porsi waktu yang signifikan sejak
awitan gangguan, terdapat satu atau lebih area fungsi utama, seperti pekerjaan,
hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang berada jauh dibawah tigkatan
15
c. Durasi : tanda kontinu gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan. Periode
6 bulan ini harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala yang memenuhi criteria A.
mood dengan cirri psikotik telah disingkirkan baik karena (1) tidak ada episode
depresif, manic, atau campuran mayor yang terjadi bersamaan dengan gejala fase
aktif, maupun (2) jika episode mood terjadi selama fase aktif, durasi totalnya
tambahan skizofrenia hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang prominen
7 . Klasifikasi Skizofrenia
Pedoman Diagnostik
Sebagai tambahan :
16
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-
lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
Pedoman Diagnostik
diagnosis.
o Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan serta
17
o Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering
sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap tinggi hati (tofty manner),
(reitterated phrases);
ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty
Pedoman Diagnostik
Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran
klinisnya :
18
(a) Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam
(b) Gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang bertujuan, yang tidak
(d) Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua
berlawanan).
(e) Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya
menggerakkan dirinya).
Pada penderita ditemukan gejala psikotik yang menonjol tetapi tidak dapat
digolongkan pada tipe paranoid, herbefrenik, katatonik, residual atau depresi pasca-
skizofrenia.3
Pedoman Diagnostik
atau katatonik.
19
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-
skizofrenia.3
Pedoman Diagnostik
dipenuhi semua :
komunikasi non verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata,
modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.3
(b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang
(c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana insentitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat
(d) Tidak terdapat dementia atau penyakit gangguan otak organik lain, depresi
tersebut.
20
6. Skizofrenia Simpleks (F20.6)
Pedoman Diagnostik
progresif dari :
Gejala ”negatif” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat
skizofrenia lainnya. 3
8. Manifestasi Klinis
sebelum proses penyakit muncul dan bahwa tanda dan gejala promorbid
skizofrenia yang tipikal namun bukan tanpa pengecualian , pasien telah memiliki
kepribadian schizoid atau skizotipal yang ditandai dengan sifat pendiam, pasif,
dan introvert, sebagai anak hanya memiliki beberapa orang teman. Remaja
praskizofrenik mungkin tidak memiliki teman dekat dan pacar serta menghindari
21
olahraga kelompok. Mereka mungkin menikmati menonton film dan televise
atau mendengar kan music hingga menghindari aktivitas social. Sejumlah pasien
gambaran prodormal. 1
baru), klang asosiasi (pemilihan kata berdasarkan bunyi kata yang baru
Gangguan isi pikir: waham kejar, waham kebesaran, waham rujukan, thought
Gangguan emosi: afek tumpul atau datar, afek tak serasi dan labil .4
Pada tahun 1980, T.J Crow mengajukan klasifikasi pasien skizofrenik ke dalam
tipe I dan II, berdasarkan ada atau tidaknya gejala positif (produktif) dan
negative (deficit).
Gejala positif :
-waham
-halusinasi
22
Gejala negatif :
-bloking
-kurang motivasi
-anhedonia
Pasien tipe I cenderung memiliki sebagian besar gejala positif, struktur otak
normal pada CT SCAN, dan respons relative baik terhadap pengobatan. Pasien
structural otak pada CT SCAN, dan respons buruk terhadap terapi. Kategori
9. Diagnosis Banding1
4. Gangguan Mood
5. Gangguan Kepribadian
23
10. Penatalaksanaan
metode FSIT. Sembilan puluh sesi dilakukan lima sesi per minggu Dalam proses
berbagai bidang Hidup Ms. Sk Pengamatan klinis selama pengobatan juga menunjukkan
preassessment dan penilaian pasca dikonfirmasi ketepatan hipotesis dan khasiat FSIT.
Umpan balik diperoleh setiap minggu untuk jangka waktu tiga bulan dari Ms. Sk tentang
1. Terapi Psikososial
dilaksanakan di berbagai tempat, seperti rumah sakit, klinik rawat jalan, pusat
kesehatan jiwa, rumah sakit sehari, dan rumah atau klub social.1
24
2. Terapi Elektro konvulsi (TEK)
penderita, akan tetapi terapi ini tidak dapat mencegah serangan yang akan
datang.6
yang menjanjikan.6
Terapi kerja adalah baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi
dengan orang lain, penderita lain, perawat, dan dokter. Maksudnya supaya ia
tidak mengasingkan diri lagi, karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
latihan bersama.6
4. Rawat Inap
stabilisasi pengobatan, untuk keamanan pasien karena adanya ide bunuh diri atau
pembunuhan, serta untuk perilaku yang sangat kacau atau tidak pada tempatnya,
25
Indikasi rawat :4
lingkungan
5. Terapi Medikamentosa
positif maupun negative. Saat ini obat lini pertama yang disarankan adalah anti
a. Phenothiazine
Trifluoperazine( stelazine)
Fluphenazine (anatensol)
26
b. Dibenzodiazepine : Clozapine (clozaril)
Olanzapine (zyprexa)
Quetiapine (seroquel)
Zotepine (Lodopin)
Aripiprazole (Ability)
Antipsikotik gen I
Fenotiazine
Flufenazine 5-20
Perfenazine 16-64
Thioridazine 300-800
Trifluoperazine 15-50
Butirofenon
Halldoll 5-20
Loksapin 30-100
27
AntiPsikotik Generasi II
28
Zotepine Lodopin Tab 25-50mg &%-150 mg/h
Aripiprazole Abilif Tab 5-10-15 mg, 10-30 mg/h, Dosis 1x30
Tab Disment 10-15 mg/h, 7-50 mg/ml dapat
mg, Vial 9,75 diulang setiap 2 jam
mg/1,3 ml, Tetes, (maks 29, 25 mg/h)
Tetes 1mg/ml
11. Prognosis
skizofrenia1
gangguan depresi)
mood
29
Tanpa remisi dalam 3 bulan
Berungkali relaps
penyerangan.
menghilangkan gejala.4
dengan riwayat trauma perinatal, tidak ada remisi dalam 3 tahun, sering
30