Anda di halaman 1dari 1

Keringat masih bercucuran dari dahi kami, menetes deras ke rumput sintetis di bawah kaki ini.

Sudah
satu jam lebih kami berlarian di dalam lapangan, masih sekitar setengah jam tersisa.

Deri : Bro, rehat dulu ya! Gw cape nih.

Ewin : Iya coy, aus, minum dulu ya!

Kami berduabelas rutin bermain futsal setiap sabtu sore, itung-itung refreshing lah, jaga kesehatan juga
kan? Hehehe. Kita rekan kerja sudah 3 tahun-an ini, kecuali Deri dan Ewin. Deri Briliawan (26),
perawakan sedang yang mukanya agak mirip Mikha X-Factor, pem bully utama kalau ada bahasan
jomblo. Yaa maklum good-looking nya memang ngga pernah ngizinin dia buat sendiri. Kedua Ewin (27),
11:12 tingginya dengan saya, 169 an mungkin. Orangnya rapi, ramput sisir kanan, jam juga di tangan
kanan, dia berkaca mata. Ewin ini penasihat utama kalau Deri dan saya galau! Haha. Kami bertiga
berteman sudah sejak SMK lalu, 3 tahun sekelas. Tentu saja hafal satu sama lain.

Berjalan keluar dari lapangan, saya menuju bangku kosong di belakang gawang untuk istirahat. Tidak
ada yang lain dari sore itu, setengah enam petang, suara reng-reng motor terdengar dari jalan di depan
lapangan. Sudah 10 menit istirahat, “Oy ayok main lagi!” teriak Hendra dari dalam lapangan. “Masuk
Win, Der! Gw nanti dulu ya, ada wasap dari dedek!” saya masih sedikit lelah, sebenarnya krn ada chat
dari dia sih! Hehe

Lalu terdengar langkah kaki, dari kerasnya tumbukan sepatu dan lantai yang terdengar, jelas ini
highheel, saya melihat ke lorong menunggu siapa yg muncul, sambil bergumam “Cewe mana jam segini
ke tempat futsal? Ah paling gebetan barunya Ewin. Lihat ah!”

“Bi, cape? Minum dulu nih..” Mengambil posisi duduk di sebelah saya, dia membukakan tutup botol
minuman yg ia bawa, lalu menyodorkannya.

“E, iyaa. Thanks.” Gluk… glukk.. Saya meminumnya, meski masih dengan muka setengah bengong. Tak
sanggup saya untuk tidak memindahkan muka ke arah lain. Saya gugup, saya kikuk, sungguh saya
canggung, dia Putri. Kami, adalah kisah terakhir yang pernah saya miliki. Benar-benar paling terakhir,
meski bulan depan tepat sewindu kami berpisah.

“Oke, Abi

Anda mungkin juga menyukai