Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN INVOLUSI

UTERUS PADA IBU NIFAS DI BPS SRI JUMIATI KECAMATAN


BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

Hastin Ika Indriyastuti 1), Kusumastuti 2), Titi Aryanti 3)

INTISARI
Latar Belakang: Perdarahan postpartum diakibatkan oleh involusi uterus yang
kurang baik, untuk itu diperlukan ambulasi dini dengan senam nifas. Senam nifas
merupakan salah satu cara untuk mobilisasi dini yang sangat dianjurkan untuk ibu
postpartum sehingga proses involusi lancar.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh senam nifas terhadap kecepatan
proses involusi pada ibu postpartum di BPS Sri Jumiati tahun 2010.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan pra eksperimen dengan posttest
only with control group design, dengan responden berjumlah 42 ibu post partum
normal di BPS Sri Jumiati, terdiri dari 21 ibu yang melakukan senam nifas
(kelompok responden eksperimen) dan 21 ibu yang tidak melakukan senam nifas
(kelompok responden kontrol). Penjaringan datanya menggunakan observasi,
sedangkan analisis datanya menggunakan rumus komparasi non-parametris
Mann-Whitney.
Hasil Penelitian: (1) kecepatan involusi uterus pada ibu nifas yang melakukan
senam nifas mayoritas berada pada kategori cepat sebanyak 16 orang (76,19%);
(2) kecepatan involusi uterus pada ibu nifas yang tidak melakukan senam nifas
mayoritas berada pada kategori tepat sebanyak 16 orang (76,19%); (3) terdapat
pengaruh dari senam nifas terhadap kecepatan involusi uterus pada ibu nifas di
BPS Sri Jumiati, dengan perolehan nilai Mann-Whitney U = 66,000 (p = 0,0001 <
0,05).
Kesimpulan: Terdapat pengaruh dari senam nifas terhadap kecepatan involusi
uterus pada ibu nifas.

Kata kunci : Senam Nifas, Kecepatan Involusi Uterus, ibu nifas


Daftar Pustaka : 19 (tahun 2003 s.d. 2009).
34 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 33-46

LATAR BELAKANG manfaat bagi efisiensi sumberdaya dan


Angka kematian ibu dan bayi efektifitas upaya yang akan dijalankan
merupakan salah satuindikatoruntuk untuk memperbaiki kesehatan ibu,
mengukur kualitas program kesehatan bayi, dan anak.
dan derajat kesehatan masyarakat di Periode selama kehamilan dan
suatu negara. Target Millenium persalinan terjadi perubahan fisiologis
Development Goals (MDG’s) adalah yang meliputi perubahan sistem
penurunan 75% rasio kematian reproduksi dan perubahan sistemik,
maternal pada tahun 2015. Pencapaian serta perubahan psikologis. Perubahan
tersebut sangat sensitif terhadap fisiologis terjadi karena adanya transisi
pemilihan indikator kematian maternal fisiologis setelah partus yang
(Adriaansz, 2007). Indonesia memungkinkan timbulnya patogenesis
merupakan salah satu negara yang gangguan masa nifas (Pilliteri, 1999
memiliki angka kematian ibu yang dalam Inayati 2004).
cukup tinggi. Angka kematian ibu di Perawatan pasca persalinan perlu
Indonesia mencapai 248 kematian per dimulai sebelum persalinan yaitu
100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). dengan melakukan senam hamil yang
Menurut Adriaansz (2007) teratur sejak kehamilan berumur kira-
sebagian besar kematian maternal kira 6 bulan. Tahap selanjutnya dengan
terjadi pada trimester ketiga melakukan senam nifas setelah
kehamilan, persalinan dan minggu melahirkan yang merupakan salah satu
pertama setelah persalinan. Kematian bentuk ambulasi dini untuk
ibu maternal banyak terjadi karena mengembalikan perubahan fisik seperti
adanya komplikasi postpartum, yaitu saat sebelum hamil dan
perdarahan (28%), eklamsia (24%), mengembalikan tonus otot-otot perut
infeksi (11%), dan partus macet atau bagian bawah (Ambarwati, 2008).
lama (5%). Perdarahan postpartum Perawatan masa postpartum
merupakan penyebab kematian yang mempunyai banyak manfaat yang
paling sering terjadi. Pengenalan dapat meningkatkan status kesehatan
periode kritis dalam kehamilan, ibu postpartum. Manfaat tersebut
persalinan dan nifas akan membawa diantaranya adalah untuk pencegahan
Hastin Ika Indriyastuti, Kusumastuti, Titi Aryanti, Pengaruh Senam Nifas … 35

kemungkinan adanya komplikasi, mulai bulan Mei 2009 sampai Oktober


untuk mendiagnosa dan memberikan 2009 ada 16 ibu postpartum yang
treatmen dini adanya komplikasi pada mengalami pendarahan pasca
ibu dan bayinya sehingga komplikasi melahirkan yang menjalani persalinan
lebih lanjut dapat dicegah (WHO, di BPS Sri Jumiati. Perdarahan
2005). diakibatkan involusiuterus yang kurang
Gangguan masa nifas salah baik, untuk itu diperlukan ambulasi
satunya adalah gangguan proses dini dengan senam nifas. Senam nifas
pemulihan kondisi fisik ibu postpartum merupakan salah satu cara untuk
yaitu proses involusiuteri dan kejadian mengurangi masalah yang terjadi pada
diastasis rectus abdominis (pemisahan ibu postpartum. Hal ini karena senam
otot-otot perut). Gangguan proses nifas merupakan cara untuk mobilisasi
involusiuteri yang tidak sempurna dini yang sangat dianjurkan untuk ibu
diantaranya adalah subinvolusiuteri postpartum (Scott, 2006) sehingga
yang dapat mengakibatkan proses involusi lancar. Oleh karena itu
perdarahan,selain itu adalah peneliti tertarik untuk meneliti
hiperinvolusiuteri (Ambarwati, 2008). pengaruh senam nifas terhadap
Kontraksi otot-otot akan involusiuterus di BPS Sri Jumiati.
membantu proses involusi yang
TUJUAN
dimulai setelah plasenta keluar segera Tujuan umum
setelah melahirkan. Ambulasi secepat untuk mengetahui pengaruh senam
mungkin dan frekuensi sering sangat nifas terhadap kecepatan proses
diperlukan dalam proses involusi involusi pada ibu nifas di BPS Sri
(Saunder, 2002). Kelancaran proses Jumiati tahun 2010.
involusi dapat dideteksi dengan Tujuan khusus
pemeriksaan lokea, konsistensi uterus, a. Mengetahui kecepatan
dan pengukuran tinggi fundusuteri involusiuterus pada ibu nifas yang
(Lippincot, 1999 dalam Inayati 2004). melakukan senam nifas di BPS Sri
Berdasarkan studi pendahuluan di Jumiati tahun 2010.
BPS Sri Jumiati didapatkan keterangan
bahwa dalam 6 bulan terakhir terhitung
36 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 33-46

b. Mengetahui kecepatan involusi sampling yang merupakan cara


uterus pada ibu nifas yang tidak penetapan sampel dengan mencari
melakukan senam nifas di BPS Sri subjek yang kebetulan ditemui dan
Jumiati tahun 2010. memenuhi kriteria penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti menentukan
METODELOGI
Metode penelitian Penelitian ini sampel sebanyak 42 responden dengan
menggunakan metode pra eksperimen kriteria inklusi yaitu ibu postpartum
dengan posttest only with control normal hari pertama, bersedia menjadi
group design. Responden pada responden, partus di BPS Sri Jumiati,
kelompok eksperimen tidak dilakukan ibu yang menyusui. Kriteria eksklusi
observasi sebelum perlakuan tetapi ibu postpartum dengan tindakan,ibu
hanya setelah perlakuan saja dilakukan postpartum dengan komplikasi (DM,
observasi. Responden pada kelompok hipertensi, perdarahan)
kontrol tidak dilakukan perlakuan Analisa Data pada analisis
tetapi hanya dilakukan observasi saja univariat data yang diperoleh dari hasil
(Hidayat, 2008). pengumpulan dapat disajikan bentuk
Populasi penelitian adalah ibu- tabel distribusi frekuensi. Tujuan
ibu postpartum normal di BPS Sri analisis bivariat adalah untuk menguji
Jumiati pada tahun 2008 sebanyak 280 hipotesis kerja yang diajukan, tentang
orang adanya pengaruh dari senam nifas
Kriteria sampel adalah jumlah terhadap kecepatan involusi uterus
dan karakteristik yang dimiliki oleh pada ibu nifas di BPS Sri Jumiati tahun
populasi. Metode pengambilan sampel 2010. Pengujiannya dilakukan dengan
pada penelitian ini menggunakan non mengacu pada rumus komparasi non-
probability sampling yaitu accidental parametris 2 (dua) sampel bebas Mann-
Whitney U.
Hastin Ika Indriyastuti, Kusumastuti, Titi Aryanti, Pengaruh Senam Nifas … 37

HASIL
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Pengelompokan responden berdasarkan umur, dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.1Distribusi Responden Menurut Umur (N=42)
Umur Frekuensi Jumlah
Eksperimen Kontrol
< 20 tahun 1 3 4
(2,38%) (7,14%) (9,52%)
20 tahun - 35 tahun 16 16 32
(38,10%) (38,10%) (76,19%)
> 35 tahun 4 2 6
(9,52%) (4,76%) (14,28%)
Jumlah 21 21 42
(50,00%) (50,00%) (100,00%)
Sumber: Data primer, 2010.
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berusia
20 tahun sampai dengan 35 tahun sebanyak 32 orang (76,19%), terdiri dari 16
orang (38,10%) responden eksperimen dan 16 orang (38,10%) responden
kontrol.
b. Paritas
Pengelompokan responden berdasarkan paritas, dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Paritas (N=42)
Paritas Frekuensi Jumlah
Eksperimen Kontrol
Primipara 7 7 14
(16,67%) (16,67%) (33,33%)
Multipara 14 14 28
(33,33%) (33,33%) (66,67%)
Jumlah 21 21 42
(50,00%) (50,00%) (100,00%)
Sumber: Data primer, 2010.
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
merupakan multipara sebanyak 28 orang (66,67%), terdiri dari 14 orang (33,33%)
responden eksperimen dan 14 orang (33,33%) responden kontrol.
38 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 33-46

c. Tingkat Pendidikan Responden


Pengelompokan responden berdasarkan tingkat pendidikannya, dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.3. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan (N=42)
Tingkat Pendidikan Frekuensi Jumlah
Eksperimen Kontrol
Dasar (SD/SMP) 8 9 17
(19,05%) (21,43%) (40,48%)
Menengah (SMA) 11 11 22
(26,19%) (26,19%) (52,38%)
Tinggi (Perguruan 2 1 3
Tinggi) (4,76%) (2,38%) (7,14%)
Jumlah 21 21 42
(50,00%) (50,00%) (100,00%)
Sumber: Data primer, 2010.
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 22 orang (52,38%), terdiri dari 11
orang (26,19%) responden eksperimen dan 11 orang (26,19%) responden
kontrol.
d. Pekerjaan Responden
Pengelompokan responden berdasarkan pekerjaannya, dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan (N=42)
Pekerjaan Frekuensi Jumlah
Eksperimen Kontrol
Ibu rumah tangga 8 9 17
(19,05%) (21,43%) (40,48%)
Pedagang 5 6 11
(11,91%) (14,28%) (26,19%)
Petani 3 3 6
(7,14%) (7,14%) (14,28%)
PNS 2 1 3
(4,76%) (2,38%) (7,14%)
Swasta 3 2 5
(7,14%) (4,76%) (11,91%)
Jumlah 21 21 42
(50,00%) (50,00%) (100,00%)
Sumber: Data primer, 2010.
Hastin Ika Indriyastuti, Kusumastuti, Titi Aryanti, Pengaruh Senam Nifas … 39

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa mayoritas responden merupakan


ibu rumah tangga sebanyak sebanyak 17 orang (40,48%), terdiri dari 8 orang
(19,05%) responden eksperimen dan 9 orang (21,43%) responden kontrol.
e. Penghasilan Keluarga Responden
Pengelompokan responden berdasarkan penghasilan keluarganya setiap bulan,
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5.Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga (N=42)
Penghasilan Frekuensi Jumlah
Keluarga Tiap Bulan Eksperimen Kontrol
< Rp.1.000.000,- 1 2 3
(2,38%) (4,76%) (7,14%)
Rp.1.000.000,- s.d. Rp.1.500.000,- 12 15 27
(28,57%) (35,71%) (64,29%)
> Rp.1.500.000,- 8 4 12
(19,09%) (9,52%) (28,57%)
Jumlah 21 21 42
(50,00%) (50,00%) (100,00%)
Sumber: Data primer, 2010.
Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak
27 orang (64,29%) mempunyai penghasilan keluarga Rp.1.000.000,- sampai
dengan Rp.1.500.000,- untuk setiap bulannya, terdiri dari 12 orang (28,57%)
responden eksperimen dan 15 orang (35,71%) responden kontrol.

2. Kecepatan Involusi Uterus Tabel 4.6 Kecepatan Involusi


a. Kelompok Eksperimen Uterus pada Kelompok Eksperimen
Berdasarkan hasil pengukuran tinggi (N=21)
fundus uteri pada ibu postpartum yang Kecepatan Frekuensi Persentase

melakukan senam nifas (kelompok Involusi (%)

eksperimen) di BPS Sri Jumiati Uterus

Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Lambat 0 0,00

Kebumen, deskripsi data kecepatan Normal 5 23,81

involusi uterusnyadapat dilihat pada Cepat 16 76,19

tabel berikut ini. Jumlah 21 100,00


Sumber: Data primer, 2010.
40 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 33-46

Berdasarkan Tabrl 4.6, dapat uterus pada ibu postpartum yang tidak
diketahui bahwa kecepatan involusi melakukan senam nifas (kelompok
uterus pada ibu postpartum yang kontrol) di BPS Sri Jumiati Kecamatan
melakukan senam nifas (kelompok Buluspesantren Kabupaten Kebumen
eksperimen) di BPS Sri Jumiati mayoritas berada pada kategori normal
Kecamatan Buluspesantren Kabupaten sebanyak 16 orang (76,19%). Sisanya
Kebumen mayoritas berada pada berada pada kategori cepat sebanyak 3
kategori cepat sebanyak 16 orang orang (14,29%), sedangkan yang
(76,19%). Sisanya berada pada berada kategori lambat 2 orang
kategori normal sebanyak 5 orang (9,52%).
(23,81%), sedangkan yang berada 3. Pengaruh Senam Nifas terhadap
kategori lambat tidak ada (0,00%). Kecepatan Involusi Uterus
b. Kelompok Kontrol Ringkasan hasil pengujian hipotesis
Berdasarkan hasil pengukuran tinggi menggunakan rumus komparasi non-
fundus uteri pada ibu postpartum yang parametris 2 (dua) sampel bebas
tidak melakukan senam nifas Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel
(kelompok kontrol) di BPS Sri Jumiati berikut ini.
Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji
Kebumen, deskripsi data kecepatan Mann-Whitney
Kelom Ce Nor Lam Mann P
involusi uterusnyadapat dilihat pada pok pat mal bat -
Respo Whit
tabel berikut ini.
nden ney
Tabel 4.7 Kecepatan Involusi Uterus U
pada Kelompok Kontrol (N=21) Eksperi 16 5 0 66.0 0,0
Kecepatan Frekuensi Persentase men 00 00
Involusi (%) 1
Uterus Kontrol 2 16 3
Lambat 3 14,29 PEMBAHASAN
Normal 16 76,19 1. Kecepatan Involusi Uterus pada
Cepat 2 9,52 Kelompok Eksperimen
Jumlah 21 100,00 Postpartum atau masa nifas adalah
Sumber: Data primer, 2010.
keadaan yang dimulai setelah dua jam
Berdasarkan Tabel 4.7, dapat
setelah persalinan sampai enam
diketahui bahwa kecepatan involusi
minggu setelah bayi lahir. Gangguan
Hastin Ika Indriyastuti, Kusumastuti, Titi Aryanti, Pengaruh Senam Nifas … 41

masa nifas salah satunya adalah membantu proses involusi yang


gangguan proses pemulihan kondisi dimulai setelah plasenta keluar segera
fisik ibu berupa proses involusiuteri. setelah melahirkan. Ambulasi secepat
Gangguan proses involusiuteri yang mungkin dan frekuensi sering sangat
tidak sempurna diantaranya adalah diperlukan dalam proses involusi
subinvolusiuteri yang dapat (Saunder, 2002).
mengakibatkan perdarahan, selain itu Kaitannya dengan proses
adalah hiperinvolusiuteri. Dalam hal involusiuteri, maka dengan melakukan
ini involusi atau (pengerutan uterus) senam nifas diharapkan dapat
merupakan suatu proses dimana uterus mempercepat proses involusiuteri
kembali ke kondisi sebelum hamil tersebut (Bahiyatun, 2009). Dengan
dengan berat sekitar 60 gram. proses melihat tabel 4.6 tentang kecepatan
ini dimulai segera setelah plasenta lahir involusiuterus pada kelompok
akibat kontraksi otot-otot polos uterus eksperimen (ibu postpartum yang
(Ambarwati, 2008). diberi treatmen senam nifas), dapat
Guna mengatasi gangguan masa diketahui bahwa kecepatan involusi
nifas khususnya dalam proses uterus untuk kelompok eksperimen
involusiuteri, maka perawatan masa mayoritas berada pada kategori cepat
postpartum sangat diperlukan, sebanyak 16 orang (79,19%), sisanya
diantaranya melalui senam nifas. berada pada kategori normal sebanyak
Dalam hal ini senam dilakukan untuk 5 orang (23,81%), sedangkan yang
melatih mobilisasi dini ibu postpartum, berada kategori lambat tidak ada
sehingga dapat membantu proses (0,00%). Hal ini menunjukkan bahwa
pemulihan organ tubuh setelah manfaat senam nifas dalam
persalinan. Senam nifas yang mempercepat proses involusiuteri pada
dilakukan setelah melahirkan ibu postpartum telah terbukti dalam
merupakan salah satu bentuk ambulasi penelitian ini. Hasil penelitian ini pada
dini untuk mengembalikan perubahan dasarnya juga selaras dengan hasil
fisik seperti saat sebelum hamil dan penelitian Inayati (2004) tentang
mengembalikan tonus otot-otot perut pengaruh senam nifas terhadap
bagian bawah. Kontraksi otot-otot akan pemulihan fisik ibu postpartum
42 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 33-46

primipara fase puerperium dini di Dalam hal ini Ambarwati (2008)


Ruang Flamboyan RSUD Dr. Koesma menyatakan, bahwa tanpa adanya
Tuban, yang menyebutkan bahwa ibu upaya perawatan masa postpartum
postpartum yang melakukan senam diantaranya dengan treatment senam
nifas pemulihan fisiknya lebih cepat nifas dapat menyebabkan gangguan
meningkat, mempunyai keadaan umum proses pemulihan kondisi fisik ibu
yang baik, sirkulasi yang lancar, proses postpartum yaitu proses involusiuteri
laktasi yang baik serta involusi uteri dan kejadian diastasis rectus abdominis
yang semakin cepat. (pemisahan otot-otot perut). Gangguan
2. Kecepatan Involusi Uterus pada proses involusiuteri yang tidak
Kelompok Kontrol sempurna diantaranya adalah
Berdasarkan tabel 4.7 tentang subinvolusiuteri yang dapat
kecepatan involusiuterus pada mengakibatkan perdarahan,selain itu
kelompok kontrol (ibu postpartum adalah hiperinvolusiuteri.
yang tidak diberi treatmen senam 3. Pengaruh Senam Nifas terhadap
nifas), dapat diketahui bahwa Kecepatan InvolusiUterus pada
kecepatan involusi uterus untuk Ibu Nifas
kelompok kontrol relatif dalam Telah dikemukakan sebelumnya,
keadaan standar, yaitu mayoritas bahwa untuk mengetahui ada tidaknya
berada pada kategori normal sebanyak pengaruh senam nifas terhadap
16 orang (76,19%), bahkan masih ada kecepatan involusi uterus pada ibu
yang berada pada kategori lambat postpartum dalam penelitian ini, dapat
sebanyak 2 orang (9,52%). Kondisi diketahui dengan cara membandingkan
empiris ini menunjukkan, bahwa tanpa kecepatan involusi uterus ibu
adanya treatment senam nifas, postpartum yang telah diberi treatment
pemulihan organ-organ tubuh yang senam nifas (responden eksperimen)
menjadi longgar akibat kehamilan dengan kecepatan involusiuterus
termasuk dalam hal proses responden yang tidak diberikan
involusiuteri hanya berjalan secara treatment senam nifas (responden
alami, bahkan ada 2 orang (9,52%) kontrol).
yang berada pada kategori lambat.
Hastin Ika Indriyastuti, Kusumastuti, Titi Aryanti, Pengaruh Senam Nifas … 43

Berdasarkan hasil penghitungan kelompok kontrol (14,14), begitu sum


statistika, diperoleh hasil nilai Mann- of ranks yang diperoleh kelompok
Whitney U sebesar 66,000 dengan nilai eksperimen (606,00) juga jauh lebih
p = 0,0001 (lebih kecil dibandingkan besar dibandingkan kelompok kontrol
0,05), yang berarti ada perbedaan (297,00). Hal ini secara eksplisit
kecepatan involusiuterus yang menunjukkan bahwa memang
signifikan antara responden treatment senam nifas berpengaruh
eksperimen (ibu postpartum yang positif dalam mempercepat
diberikan treatmentsenam nifas) involusiuterus ibu postpartum.
dengan kelompok kontrol (ibu Diterimanya hipotesis kerja
postpartum yang tidak diberikan tentang adanya pengaruh yang
treatment senam nifas). Dengan signifikan dari senam nifas terhadap
demikian, terbukti adanya pengaruh kecepatan involusi uterus pada ibu
yang signifikan dari senam nifas nifas di BPS Sri Jumiati pada dasarnya
terhadap kecepatan involusi uterus selaras dengan landasan teori, seperti
pada ibu nifas di BPS Sri Jumiati yang dinyatakan oleh Saunder (2002),
Kecamatan Buluspesantren Kabupaten bahwa senam nifas yang dilakukan
Kebumen. Dalam hal ini, involusi setelah melahirkan merupakan salah
uterus ibu nifas yang melakukan satu bentuk ambulasi dini untuk
senam nifas lebih cepat dibandingkan mengembalikan perubahan fisik seperti
ibu nifas yang tidak melakukan senam saat sebelum hamil dan
nifas. mengembalikan tonus otot-otot perut
Dengan melihat tabel 4.8 bagian bawah. Kontraksi otot-otot akan
(ringkasan hasil uji Mann-Whitney), membantu proses involusi yang
terbukti bahwa involusi uterus ibu dimulai setelah plasenta keluar segera
nifas yang melakukan senam nifas setelah melahirkan. Ambulasi secepat
lebih cepat dibandingkan ibu nifas mungkin dan frekuensi sering sangat
yang tidak melakukan senam nifas. diperlukan dalam proses involusi.
Perolehan mean rank kelompok Hasil tersebut pada dasarnya juga
eksperimen (28,86) jauh lebih besar memperkuat hasil penelitian Inayati
dibandingkan perolehan mean rank (2004), bahwa ibu postpartum yang
44 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 33-46

melakukan senam nifas pemulihan Buluspesantren Kabupaten Kebumen


fisiknya lebih cepat meningkat, mayoritas berada pada kategori tepat
mempunyai keadaan umum yang baik, sebanyak 16 orang (76,19%).
sirkulasi yang lancar, proses laktasi 3. Terdapat pengaruh senam nifas
yang baik serta involusi uteri yang terhadap kecepatan involusiuterus pada
semakin cepat dibandingkan ibu ibu nifas di BPS Sri Jumiati
postpartum yang tidak melakukan Kecamatan Buluspesantren Kabupaten
senam nifas. Hasil penelitian Hidayanti Kebumen.
(2009) tentang pengaruh senam nifas
SARAN
terhadap status kesehatan ibu nifas, Berdasarkan hasil penelitian dan
juga menyatakan bahwa senam nifas kesimpulan yang telah dipaparkan,
pada ibu postpartum berpengaruh penulis memberikan saran sebagai
positif terhadap kecepatan ibu berikut :
melakukan mobilisasi dini. Dalam hal 1. Ibu Postpartum
ini Lestari (2009) menyatakan bahwa Para ibu postpartum disarankan untuk
semakin cepat ibu melakukan melakukan senam nifas guna
mobilisasi makin cepat proses mempercepat involusiuterus,
involusiuterusnya. mengencangkan otot perut,

KESIMPULAN mengencangkan liang senggama,


Berdasarkan hasil penelitian dan mengencangkan otot-otot sekitar
pembahasan yang telah dipaparkan, vagina maupun otot-otot dasar
dapat disimpulkan sebagai berikut: panggul, serta melancarkan sirkulasi
1. Kecepatan involusiuterus pada darah.
ibu nifas yang melakukan senam nifas 2. Bidan
di BPS Sri Jumiati Kecamatan Para bidan disarankan untuk
Buluspesantren Kabupaten Kebumen meningkatkan asuhan kebidanannya
mayoritas berada pada kategori cepat terhadap ibu postpartum, dengan
sebanyak 16 orang (76,19%). memberikan penyuluhan dan pelatihan
2. Kecepatan involusiuterus pada tentang senam nifas guna mempercepat
ibu nifas yang tidak melakukan senam involusi uterusnya.
nifas di BPS Sri Jumiati Kecamatan
Hastin Ika Indriyastuti, Kusumastuti, Titi Aryanti, Pengaruh Senam Nifas … 45

3. Bagi BPS Sri Jumiati Adriaansz, George. 2007. Periode


Kecamatan Buluspesantren kritis dalam rentang kehamilan,
persalinan dan nifas dan
Kabupaten Kebumen penyediaan berbagai jenjang
BPS Sri Jumiati Kecamatan pelayanan bagiupaya penurunan
Buluspesantren Kebumen, disarankan kematian ibu. : Health Service
Program, USAID. From:
untuk memberikan pelayanan senam
http://www.pkmionline.com/artikel
nifas bagi ibu postpartum yang 2.htm diperoleh: 13 Oktober 2009
menggunakan jasa persalinan, agar Ambarwati, Eny Ratna, Wulandari,
dapat mempercepat involusi uterusnya. Diah. 2008. Asuhan Kebidanan
Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia
4. Bagi Institusi
Press
Para ahli di bidang ilmu kesehatan
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian
diharapkan dapat menggunakan hasil
Suatu Pendekatan
penelitian ini sebagai bahan masukan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta.
untuk membuat berbagai kebijakan di Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan
bidang kebidanan, khususnya yang Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:
EGC
berkaitan dengan penerapan senam
nifas guna mempercepat involusiuterus Cunningham, F. Gary. Et al. 2005.
WilliamsObstetric edisi 21.
ibu postpartum. Jakarta:EGC
5. PengambilKebijakanProgram
Elvira, D. Silvia. 2006. Depresi pasca
Pengambil kebijakan program persalinan. Jakarta: FK UI
disarankan membuat program Post Hidayat, A. A. 2008. Metode
Natal Care (PNC) Class bagi para Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisa Data. Jakarta :
bidan agar dapat mempercepat involusi
Salemba
uterus dan komplikasi masa nifas dapat
Huliana, Meliana. 2003. Perawatan
dicegah. Ibu Pasca Persalinan. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Puspa Swara
Alisjahbana, Mutia. 2008. Senam
Kusmarjadi, Didi. 2008. Masa Nifas.
Nifas, Senam Setelah Melahirkan.
http://www.drdidispog.com/2008/1
From: susternada.blogspot.com
0/fisiologi-nifas-masa-paska-
diperoleh 10 September 2009
persalinan.html
46 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 33-46

Leifer. (2005). Maternity nursing an Saryono. 2008. Metodologi Penelitian


introductory text. Philadelpia: Kesehatan. Jogjakarta:Mitra
Elseiver Sounder Cendikia Press
Lestari, A. D. 2009. Asuhan Scott, Shelby. M. D. 2006. Exercise in
Keperawatan Klien Nifas. the postpartum period. Lippincott:
http://ciprutbee.blogspot. Williams & Wilkins
om/2009/10/asuhan-keperawatan- Sugiyono. 2007. Statistik Untuk
klien-dengan-nifas.html Penelitian. Jakarta: Alfabeta
Olds, Sally. B. et.al. 2004. Maternal- Sulistyawati, Ari. Buku Ajar Asuhan
newborn nursing and women’s Kebidananpada Ibu Nifas.
health care. New Jersey: Pearson Yogyakarta: ANDI OFFSET
Prentice Hall
Widyasari, Yoana. 2009. Senam Nifas.
Riwidikdo. 2007. Statistik Kesehatan. http://yoana-widyasari.blogspot.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press com/2009/04/senam-nifas.html

Anda mungkin juga menyukai