Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


DAN TIDAK MENULAR (F5)
“ISPA”

Pendamping:
dr. Agustina Rusmawati

Disusun Oleh:
dr. Themy Putri Hariyani

PUSKESMAS KAJEN I
KABUPATEN PEKALONGAN
2017
LAPORAN KEGIATAN
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
DAN TIDAK MENULAR (F5)
“ISPA”

A. Nama Kegiatan
Kunjungan Rumah Pasien dengan diagnosa ISPA

B. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang sering di derita oleh masyarakat adalah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) atau Acute Respiratory Infection (ARI),
baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus. Infeksi akut dalam arti
adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari di
ambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit
yang dapat digolongkan ISPA dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Penyakit pada saluran pernapasan merupakan sumber yang paling penting
pada status kesehatan yang buruk dan mortalitas di kalangan anak-anak kecil.
ISPA merupakan suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak-anak, baik
di negara berkembang maupun di negara maju. ISPA meliputi infeksi akut
saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah. Banyak kasus dilaporkan
pada penyakit ISPA perlu perawatan di rumah sakit karena penyakitnya cukup
gawat. Adapun yang termasuk ISPA adalah tonsilitis, rhinitis, faringitis,
influenza, bronkitis akut, bronkiolitis, dan pneumonia.
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena
menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1
dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode
ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60% dari kunjungan di puskesmas adalah oleh
penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup
20%-30%. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia pada
bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA
yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena
penderita datang dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit
dan kurang gizi.

C. Tujuan Kegiatan
1. Melaksanakan anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnostik terhadap
pasien.
2. Memberikan edukasi mengenai kondisi pasien dengan penyakit ISPA
3. Mengetahui dan memahami betul tentang penyakit ISPA itu sendiri,
sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan berupa promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif yang menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan berdasarkan pendekatan kedokteran keluarga, dengan
mengiikutsertakan pasien dan keluarga.
4. Mengetahui adanya hubungan antara riwayat keluarga (riwayat biologis,
psikologis, lingkungan/keadaan rumah, spiritual, sosial, kultural keluarga)
terhadap penyakit pasien (ISPA).
5. Mengetahui sikap, pengetahuan, serta pengobatan yang dilakukan
keluarga terhadap penderita ISPA

D. Bentuk Kegiatan
1. Penegakan diagnosis dengan urutan anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Melakukan home visit untuk mengetahui kondisi lingkungan dan
perkembangan penyakit pasien.
3. Menganalisa faktor – faktor yang berpengaruh terhadap penyakit yang
diderita pasien.
4. Memberikan edukasi pada pasien.

E. Waktu Kegiatan
Kegiatan telah dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2017

F. Tempat Kegiatan
Kunjungan rumah ini dilakukan di Desa Tanjungkulon, Kecamatan Kajen,
Kabupaten Pekalongan.

G. Peserta Kegiatan
Keluarga Ny.S di Desa Tanjungkulon, Kecamatan Kajen, Kabupaten
Pekalongan.
H. Pelaksana Kegiatan
1. dr. Themy Putri Hariyani

I. Hasil Kegiatan
a. Anamnesis
1. Keluhan utama
Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Pukesmas dengan keluhan batuk selama 3
hari, batuk tidak mengeluarkan dahak, batuk sering. Batuk tidak
dipengaruhi debu atau pada saat kedinginan. Selain itu pasien juga
mengeluhkan pilek dan demam. Batuk dan pilek mereda jika
dibuat untuk istirahat. Pasien juga merasa badannya meriang.
Pasien dulu pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi. Pada keluarga dan
tetangga sekitar tidak ditemukan keluhan serupa seperti pasien.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Batuk Lama : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat HT : disangkal
Riwayat DM : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Penyakit Paru : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat HT : disangkal
Riwayat DM : disangkal

5. Sosial Ekonomi
Pasien seorang pedagang yang tinggal bersama suami, satu anak,
satu menantu dan 2 cucunya. Pasien tinggal di Desa Tanjungkulon.
Rumah pasien terdiri dari ruang tamu, ruang tengah, 3 kamar tidur
dan 1 kamar mandi. Lantai rumah bersih, jendela besar – besar di
ruang tamu ada dan di setiap kamar memiliki jendela namun
jendela kamar pasien jarang dibuka. Pencahayaan kurang. Pasien
berobat dengan menggunakan jaminan kesehatan.

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan oada tanggal 9 Agustus 2017
Keadaan Umum/ Kesadaran
KU : Compos Mentis ( GCS 15 : E4 V5 M6 )
1) Vital Sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88x/ menit
Pernafasan : 20x/ menit
Suhu : 37,6°C
2) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala:
Rambut rontok (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), alis rontok (-/-),
Sclera ikterik(-/-), lagoftalmus (-/-)
Hidung : ingus +, nafas cuping hidung (-/-), mimisan (-/-)
Telinga : discharge (-/-)
Leher : pembesaran kelenjar leher tidak ditemukan.
b. Toraks
Pulmo :
Kanan Kiri
Inspeksi Inspeksi
- Pengembangan - Pengembangan
hemithoraks simetris hemithoraks simetris
Palpasi Palpasi
- Sterm fremitus simetris - Sterm fremitus simetris.
- Pengembangan - Pengembangan
hemithoraks simetris hemithoraks simetris
Perkusi Perkusi
- Sonor - Sonor
Auskultasi Auskultasi
- Suara dasar vesikuler - Suara dasar vesikuler
- Ronki (+) - Ronki (+)
- Wheezing (-) - Wheezing (-)

Jantung : Bunyi jantung I-II regular, bising jantung (-)


c. Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar,simetris
Palpasi : nyeri tekan (-),lien dan hepar tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+)
d. Ekstremitas
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Pelebaran Vena -/- -/-
Kesan : Normal

Dari permasalahan diatas, pasien didiagnosis ISPA (Infeksi Saluran Nafas


Akut)
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan
terhadap pasien dengan ISPA ini disebabkan dari berbagai macam faktor,
diantaranya dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur. Sebagian besar
infeksi saluran napas atas disebabkan oleh virus dan tidak dibutuhkan
terapi antibiotik.
Faktor Resiko
 Kontak dekat
 Travelling
 Merokok dan perokok pasif
 Imunodefisiensi
 Polip hidung, bentuk muka, traum ajalan nafas atas
 Penderita carrier streptococcus group A

Pada ISPA dikenal 3 cara penyebaran infeksi ini :


1. Melalui aerosol yang lembut, terutama oleh karena batuk-batuk
2. Melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi waktu batuk-batuk dan
bersin-bersin.
3. Melalui kontak langsung / tidak langsung dari benda-benda yang
telah dicemari jasad renik (hand to hand transmission)
Pada infeksi virus, transmisi diawali dengan penyebaran virus,
terutama melalui bahan sekresi hidung. Virus ISPA terdapat 10-100 kali
lebih banyak dalam mukosa hidung daripada mukosa faring.
Dari beberapa penelitian klinik, laboratorium, maupun di lapangan,
diperoleh kesimpulan bahwa sebenarnya kontak “hand to hand” (vide 3)
merupakan modus yang terbesar dibandingkan dengan cara penularan
aerogen yang semula banyak diduga.

Anjuran Penatalaksanaan Penyakit :

a. Promotif : penyuluhan dengan memberikan pengetahuan (edukasi)


kepada pasien dan keluarga pasien sehingga adanya perubahan perilaku
untuk kesembuhan dan kesehatan pasien. Contoh : penyuluhan
mengenai pengertian ISPA, faktor resiko, tanda-tanda bahaya ISPA,
penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, anjuran memakan makanan
yang bersih dan bergizi (gizi seimbang).

b. Preventif :

Pencegahan yang dapat dilakukan :

 Menerapkan perilaku bersih dan sehat, misalnya dengan cuci


tangan sebelum makan, sesudah BAB.

 Menjaga keadaan gizi dengan memakan makanan yang bersih


dan gizi seimbang dengan pola makan teratur (3 x sehari)

 Istirahat yang cukup dan perbanyak serat, buah, vitamin, dan


olahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh

 Hindari kontak dengan orang yang menderita ISPA atau


penyakit menular lainnya.

 Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar


 Langsung segera di bawa ke rumah sakit apabila ada tanda-
tanda bahaya ISPA untuk mencegah keadaan yang lebih buruk.

c. Kuratif : memberikan terapi obat yang tepat, dosis yang benar,


waktu pemberian yang adekuat, serta harga obat yang terjangkau.

Terapi yang diberikan puskesmas kepada pasien :

Amoxicillin

Asetil sistein, CTM, Paracetamol

d. Rehabilitatif

Suatu kegiatan difokuskan kepada mempertahankan kualitas hidup


penderita yang telah mengalami penyakit yang cukup berat.

Minum obat yang teratur, terutama antibiotik harus dihabiskan. Bila


obat sudah habis dan penyakit belum sembuh segera bawa pasien ke
puskesmas kembali.

Atau bila ada tanda bahaya penyakit (ISPA) segera bawa ke puskesmas
atau rumah sakit terdekat.

J. Evaluasi
1. Kendala
Rumah pasien kurang pencahayaan yang menyulitkan pemeriksaan
sehingga membutuhkan senter untuk membantu pemeriksaan.

2. Kelebihan
a) Keluarga pasien bersedia dilakukan pemeriksaan
b) Pasien dan keluarga sangat kooperatif sehingga pasien mendapat
dukungan penuh dari keluarganya.
c) Koordinasi petugas puskesmas dengan pasien terbina dengan baik.
Kajen, September 2017

Dokter Pendamping Dokter Internsip

dr. Agustina Rusmawati dr. Themy Putri Hariyani


NIP. 19771231 2008 01 2 018
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Djojodibroto RD. Respirologi (Respiratory medicine). Jakarta :
EGC;2009.
2. Depkes RI. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan
Akut. Jakarta : Depkes RI. 2002.
3. Bimbingan Ketrampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran
Pernapasan Akut. Jakarata; 1991.
4. Lokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi saluran
pernapasan akut; 1992.

Anda mungkin juga menyukai