Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TANTANGAN PERTUMBUHAN UKM DI INDONESIA

Disusun oleh :

Marthen Togar 121140217

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
Tantangan Pertumbuhan UKM (Usaha Kecil Menengah) 2017

I. Analisa Kasus

I.1 Masalah

Perkembangan potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di


Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit
kepada UMKM. Setiap tahun kredit kepada UMKM mengalami pertumbuhannya
lebih tinggi dibanding total kredit perbankan. Jumlah pelaku usaha industri
UMKM Indonesia termasuk paling banyak diantara negara lainnya, terutama
sejak tahun 2014. Terus mengalami perkembangan sehingga diperkirakan hingga
akhir tahun 2016 nanti jumlah pelaku UMKM di Indonesia akan terus mengalami
pertumbuhan.

Ada beberapa kendala yang menghadang pelaku UKM untuk mengembangkan


bisnis, yaitu permodalan, administrasi, dan teknologi.Kendala utama yang
dihadapi UKM adalah modal. Karena masih berstatus bisnis mikro dan kecil,
terkadang mereka tak dilirik lembaga perbankan. Di sinilah perusahaan modal
ventura bergerak.Selain modal,hambatan lain yang sering menjadi kendala para
UKM adalah manajemen administrasi.Pelaku UKM banyak yang belum mengerti
disiplin administrasi. Selain tak tahu cara membuat laporan keuangan, mereka
malah mencampuradukkan antara pengeluaran pribadi dan perusahaan.Masalah
terakhir yang dihadapi oleh pelaku UKM adalah pemanfaatan teknologi.
Dimana,teknologi dan penelitian biasanya dilakukan oleh kalangan perguruan
tinggi.UKM baiknya bersinergi dengan perguruan tinggi sehingga hasil teknologi
dan penelitian bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Meski banyak hambatan,bisnis UKM akan terus mengalami


perkembangan.walaupun dukungan pemerintah sudah sangat memadai namun,
masih ada hal-hal yang menghambat pelaku usaha basis UMKM. Seperti yang
kita ketahui bahwa target pelaku UMKM adalah masyarakat kelas bawah dan
menengah masih memiliki kemampuan manajerial yang rendah serta modal yang
tidak mencukupi. Sehingga, cukup jelas bahwa UMKM cukup rentan terhadap
masalah-masalah perekonomian.
Di samping ituada beberapa kendala teknis yang mempengaruhi pertumbhan
UKM yang dialami oleh pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya antara lain
: tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen SDM, kewirausahaan,
pemasaran yang tidak memadai. Secara lebih spesifik adalah sebagai berikut :

1. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar


pangsa pasar
2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk
memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan
3. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen SDM
4. Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil
5. Persaingan yang saling mematikan pengusaha lain
6. Pembinaan yang belum memadai.
I.2 Peranan Pemerintah

Peranan pemerintahan dalam perkembangan merupakan hal yang sangat penting


dan strategis. Dalam dunia usaha ada istilah yang disebut dengan iklim usaha. Iklim
Usaha merupakan kondisi yang diupayakan oleh pemerintah melalui penetapan
Undang-Undang dalam meperdayakan UMKM secara sinergis, termasuk juga
memberikan keterpihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan dan dukungan
usaha yang seluas-luasnya kepada pelaku UMKM.
Pada pemerintahan sekarang terdapat beberapa kebijakan-kebijakan ekonomi
yang menciptakan iklim usaha bagi UMKM. Dan yang paling terbaru dikeluarkan
adalah kebijakan ekonomi jilid ke-12 mengenai kemudahan usaha (ease of doing
business) yang merupakan angin segar bagi pelaku bisnis UMKM di Indonesia.
Salah satu kebijkannya adalah deregulasi Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2016
tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas, dimana aturan itu mengatakan
batas minimal modal dasar bagi perseroan terbatas sebesar 50 juta. Namun, khusus
bagi UMKM ditentukan berdasarkan kesepakatan para pendiri.
Berikut ini adalah beberapa poin paket kebijakan ekonomi jilid ke- 12 yang
berdasarkan kepada standar bank dunia :
I.2.1. Memulai Usaha (Starting Bussiness) : Perizinan terkait Pendirian
Bangunan (Dealing with Construction Permit), Pembayaran Pajak
(Paying Taxes), Akses Perkreditan (Getting Credit), Penegakan Kontrak
(Enforcing Contract), Penyambungan Listrik (Getting Electricity),
Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Borders), Penyelesaian
Perkara Kepailitan (Resolving Insolvency), Perlindungan Terhadap
Investor Minoritas (Protecting Minority Investor).
I.2..2. Total jumlah prosedur yang sebelumnya 94 prosedur dipangkas
menjadi 49 prosedur.
I.2.3. Perizinan yang sebelemunya berjumlah 9 izin dipotong menjadi 6 izin.
I.2.4. Waktu pengurusan yang sebelumnya berjumlah1566 hari kini menjadi
132 hari.
I.2.5. Perbaikan peringkat kemudahan usaha dengan penerbitan 16 peraturan
baru.
Dengan penerbitan kebijakan ekonomi tersebut maka, pemerintah Indonesia
sudah cukup mempermudah pelaku usaha UMKM dalam membangun bisnisnya
yang kemudian hari akan menaikkan tingkat perekonomian bangsa Indonesia.
Tidak semua kebijakan pemerintah mengenai kemudahan dalam membangun
UMKM di Indonesia yang tentu saja masih banyak lagi yang ditawarkan oleh
pemerintah melalui Pemerintah Daerah ataupun instansi pemerintah lain yang siap
membantu kita untuk membangun bisnis UMKM.
II.Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara besar didunia dengan jumlah penduduk
yang lebih dari 250 juta jiwa. Namun, suatu kesalahan sistem membuat Indonesia
menjadi pasar yang besar bagi negara lain. Hal ini disebabkan oleh pola pikir
masyarakat yang merasa lebih baik menjadi pegawai negeri sipil, tentara, polisi, atau
pekerjaan lain yang bergaji tetap. Pola pikir diatas tidak terlepas dari perilaku pejabat-
pejabat negara yang ‘doyan’ pelesiran ke luar negeri dengan anggaran APBN atau
APBD, bahkan banyak sekali pejabat negara yang kaya mendadak setelah memiliki
kekuasaan tertentu. Hal itu menimbulkan pandangan yang buruk terhadap masyarakat
dan menimbulkan keinginan kuat dari masyarakat untuk menjadi PNS saja.
Sedikitnya para pelaku bisnis khususnya yang berbasis UMKM di Indonesia telah
melemahkan sistem perekonomian negara kita. Seperti yang kita ketahui bahwa,
perekonomian suatu negara di pengaruhi oleh perkenomian daerahnya, dan daerah
sangat bergantung terhadap UMKM. Melihat hal itu, pemerintahan jokowi sekarang
ini yang sangat visoner merasa bahwa UMKM merupakan suatu hal yang penting dan
harus ditingkatkan.
Kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini hampir dikatakan sangat mendukung
untuk membangun pengusaha-pengusaha baru dalam UMKM. Misalnya saja
kebijakan ekonomi ke 12 yang baru-baru ini dikeluarkan. Salah satu diantaranya
adalah pengurusan ijin yang dipermudah dan dipercepat sehingga, dapat mengurangi
biaya dan waktu.
Hal itu dapat mengurangi tantangan dalam usaha mikro kecil dan menengah dan
secara sekaligus juga meningkatkan peluang untuk berusaha. Oleh karena itu, banyak
pengamat ekonomi yang mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi negara maju
dalam beberapa tahun ke depan lagi. Hal ini disebabkan dukungan besar pemerintah
serta meningkatnya kemauan masyarakat dalam berbisnis.
Untuk itu makalah ini ditulis agar pembaca dapat mengetahui beberapa tantangan
serta peluang dalam membangun sebuah bisnis UMKM.
III.Perkembangan di Masyarakat

Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan usaha yang bersifat mandiri
sehingga, pergolakan dan krisis ekonomi nasional tidak akan mempengaruhi UMKM
secara signifikan. Hal ini dapat terlihat pada waktu krisis moneter 1998, waktu itu
pengusaha besar lebih memilih menanam modal di negara lain daripada di Indonesia,
ditengah kemerosotan ekonomi tersebut UMKM mampu menjadi penyokong utama
perekonomian negara.
Menuruta data Badan Pusat Statitsik (BPS) pada tahun 2006-2010, UMKM
menyumbangkan 57 % dari PDB dengan peningkatan UMKM dalam setiap aspeknya
seperti : kuantitas, tenaga kerja, modal, serta aset. Dan setiap tahunnya UMKM terus
berkembang, karena untuk menjadi negara maju maka sangat dibutuhkan masyarakat
yang mandiri.
Berikut ini adalah tabel perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun 2006-2010
berdasarkan peningkatan jumlah UMKM dan jumlah tenaga kerja.
Tahun Jumlah UMKM Jumlah Tenaga Kerja
2006 49.021.803 unit 87.909.598 orang
2007 50.145.800 unit 90.491.930 orang
2008 51.409.612 unit 94.024.278 orang
2009 52.764.603 unit 96.211.332 orang
2010 53.823.732 unit 99.401.775 orang
(sumber : Kemenkop dan UMKM)
Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa terdapat penaikan jumlah UMKM dan
jumlah tenaga kerja disetiap tahunnya. Namun, dibandingkan dengan jumlah
masyarakat Indonesia telah melebihi 250 juta jiwa maka data diatas menujukkan
masih terlalu sikit jumlah tenaga kerja dalam UMKM, yaitu hanya sekitar 39 % pada
tahun 2010 dengan anggapan jumlah penduduk adalah 250 juta jiwa.
Walupun demikian, nilai investasi UMKM menurut harga yang berlaku pada tahun
2008 mencapai 640 Trilyun atau sebesar 52,8% dari total nilai investasi nasional yang
mencapai 1.210 Triliun. Potensi lainnya adalah kontribusi UMKM dalam
pembentukan PDB. Sesuai dengan data BPS maka pada tahun 2008, UMKM
menyumbang sebesar 55,65% PDB dari total PDB 4696,5 Triliun.
Berikut ini adalah data UMKM terhadap pembentukan PDB :
Kontribusi UMKM terhadap Jumlah kontribusi UMKM
Tahun pembentukan PDB atas harga terhadap PDB atas harga
berlaku berlaku
2006 56,23% 1.783,4 trilyun
2007 56,28% 2.107,8 trilyun
2008 55,56% 2.609,4 trilyun
2009 56,53% 2.993,1 trilyun
2010 57,12% 3.466,3 trilyun
(sumber Kemenkop dan UMKM)
Berdasarkan perkembangan data diatas dan melihat potensinya maka, sudah
sewajarnya pemerintah Indonesia untuk lebih mengarahkan dan menumbuh-
kembangkan perekonomian khususnya bidang UMKM di Indonesia.
IV.Usaha Pemecahan Masalah

Setelah memahami masalah yang dapat menghambat pertumbuhan UKM maka


ada beberapa langkah yang perlu di lakukan antara lain:

1. Memaksimalkan Peran lembaga Konsultan Keuangan Mitra Bank


Pada permasalahan modal, pemerintah telah berkoordinasi dengan
Bank Indonesia untuk memberikan dukungan dalam pengembangan UMKM.
Dukungan Bank Indonesia ini termasuk juga dalam rangka mendorong
pulihnya fungsi intermediasi perbankan dan menciptakan kondisi perbankan
yang sehat. Namun seperti yang diketahui bahwa animo para pelaku UMKM
untuk meminjam di bank masih rendah jika dibandingkan dengan non-bank.
Untuk itu, pemerintah harus memaksimalkan peran lembaga Konsultan
Keuangan Mitra Bank (KKMB). Lembaga ini berfungsi melakukan
pembinaan dan pengembangan terhadap UMKM. Pembinaan disini
dimaksudkan pada satu kesatuan proses yang di dalamnya mencakup tiga
unsur yaitu menumbuhkan, memelihara dan megembangkan. Pembinaan juga
harus dilakukan secara intesif untuk melihat sampai dimana usaha pelaku
UMKM berjalan. Disisi lain pelaku usaha juga harus proaktif memahami
fungsi lembaga tersebut. Dengan demikian diharapkan pelaku usaha akan
belajar mengelola usahanya dari pengalaman yang didapat.
2. Pendampingan Program Kredit Usaha Rakyat
Begitu juga dari segi pendanaan, pemerintah telah
mengimplementasikan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR adalah
pembiayaan modal kerja yang khusus diperuntukan bagi UMKM dengan
meningkatkan akses pembiayaan UMKM yang ada di seluruh Indoensia.
Dengan adanya Program KUR diharapkan akan mempercepat pengembangan
sektor pemberdayaan UMKM. Program KUR disalurkan oleh BUMN lewat
BRI merupakan program kredit dengan bunga ringan hanya sebesar 1,06 %
per bulan. Namun sekali lagi kemampuan pelaku UMKM dengan tingkat
sumber daya manusia yang terbatas menjadikan program ini kurang terbina
secara maksimal. Akibatnya tujuan program ini belum sepenuhnya maksimal.
Untuk itu dalam program ini, pelaku usaha juga harus proaktif dalam mencari
informasi yang ada tentang program pendanaan ini.
3. Pelaku UMKM Harus Belajar Tentang Manajemen, Marketing dan Branding
Penting bagi para pelaku UMKM meningkatkan kemampuannya dalam
dunia usaha. Selain pemerintah telah membantu menyediakan sarana dan
prasana yang mendukung, maka pelaku UMKM harus sadar akan penting
peningkatan kemampuan usaha. Karena sarana dan prasarana yang ada harus
ditunjang dengan kemampuan SDM UMKM yang mencukupi. Pelaku usaha
harus mau belajar tentang manajemen, marketing dan branding. Dengan
belajar hal tersebut, diharapkan para pelaku UMKM akan memiliki jiwa
berwirausaha yang tinggi. Sehingga pelaku UMKM akan mampu beradaptasi
dengan pasar. Pelaku usaha juga semakin lebih solid dalam dunia usaha. Pada
akhirnya para pelaku UMKM akan semakin kompetitif dalam dunia usaha.
4. Kebijakan yang Kondusif Bagi UMKM
Menciptakan lingkungan eksternal yang kondusif bagi pelaku UMKM
diperlukan kebijakan menyeluruh. Pemerintah harus menyusun kebijakan
menyeluruh yang mencakup pengaturan transaksi seperti financial, system
perpajakan, pembaharuan teknologi, sampai pembinaan sumber daya.
Kebijakan yang kondusif bagi UMKM memungkinkan para pelakunya
semakin nyaman dalam melakukan usaha. Disamping itu, lingkungan yang
kondusif akan mampu memaksimalkan segala potensi yang dimiliki UMKM.
Maka setelah itu yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah membantu
pelaku UMKM mengembangkan usahanya. Untuk itu, pelaku usaha harus
mendukung kebijakan-kebijakan tersebut dengan meningkatkan partisipasinya
dalam dunia usaha.
5. Segmentasi dan Identifikasi Usaha
Segmentasi dan identifikasi usaha merupakan cara tepat yang bisa
digunakan untuk mengembangkan suatu usaha. Segmentasi usaha bertujuan
untuk mengelompokkan usaha berdasarkan kemampuan yang dimiliki agar
memudahkan membuat strategi pemasaran usaha. Begitu juga identifikasi
usaha, hal tersebut juga memungkinkan sebuah usaha memiliki informasi
yang lengkap menyangkut kelebihan dan kekurangannya. Dengan segmentasi
dan identifikasi, maka baik pemerintah maupun pelaku UMKM dapat strategi
pemasaran yang tepat. Maka setelah hal tersebut dilakuakan maka hal yang
perlu dilakukan selanjutnya adalah memperluas jaringan pemasaran produk.
6. Memperluas Jaringan
Memperluas jaringan diperlukan agar kesempatan pemasaran suatu
produk UMKM menjadi lebih baik. Untuk itu pemerintah harus melakukan
kerjasama untuk memperluas jaringan. Jaringan disini tidak hanya pemasaran,
tapi juga jaringan untuk memperluas kerjasama. Dalam dunia UMKM
kerjasama dalam mapun luar negeri sangat penting. Disamping untuk
memperluas pangsa pasar, kerjasama ini juga berguna untuk menarik
inverstor dalam dan luar negeri. Seperti yang diketahui bahwa banyak produk
UMKM Indoensia yang telah diekspor. Hal ini menandakan bahwa produk
UMKM Indonesia memiliki pangsa pasar yang telang mendunia. Sekarang
tinggal pemerintah lebih gencar dalam menjalin kerjasama dalam dunia
UMKM. Setelah itu maka tinggal bagaimana produk UMKM Indonesia bisa
semakin berkembang.
7. Antusiame dalam Dunia UMKM
Perlu adanya antusiame dalam pengembangan UMKM. Antusiasme
diperlukan untuk menumbuhkan kreativitas dalam pengembangan dunia
UMKM. Dalam hal ini tidak hanya pelaku usaha saja yang dituntut harus
antusias, tetapi juga pemerintah terutama pemerintah daerah. Seperti yang
diketahui bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki kemampuan yang
beragam, maka diperlukan antusiame tinggi untuk memanfaatkan potensinya
bagi keperluan dunia UMKM. Pemerintah daerah harus antusias
mengembangkan segala unit UMKM di daerahnya dengan mengajak seluruh
pihak, baik pelaku usaha, swasta, lsm maupun masyarakat secara luas.
8. Memperbanyak Pameran UMKM
Untuk meningkatkan promosi, pemerintah harus menyediakan wadah
untuk para pelaku UMKM mempromosikan produknya. Pemerintah perlu
mangadakan pameran-pameran berbagai produk UMKM. Penyelenggaraan
pameran produk usaha merupakan wadah kreatifitas bagi para pelaku UMKM
untuk mengenalkan produknya seluas-luasnya. Untuk itu, perlu diadakan
pameran seperti ini baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pada pameran
dalam negeri bisa diikuti dengan pelatihan-pelatihan dalam meningkatkan
kapasitas produksi atau juga bisa pengenalan teknologi-teknologi penunjang
UMKM. Sementara untuk pameran di luar negeri bisa melalui kerjasama
dengan lembaga-lembaga setempat, misalnya Kontra di Korea atau GKSI di
Belinda. Semua dilakukan untuk memperluas akses pasar dan pertukaran
informasi yang berguna untuk UMKM. Usaha Mikro, kecil, dan Menengah
(UMKM) merupakan salah satu sektor yang penting dan besar kontribusinya
dalam mewujudkan tujuan negara. Dengan UMKM, pencapaian seperti
pemerataan pembangunan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperluas
kesempatan kerja, peningkatan devisa negara, dan pembangunan ekonomi
daerah bisa diwujudkan. UMKM diharapkan mempunyai kemampuan untuk
melakukan hal tersebut, sehingga pemerataan pembangunan di Indoensia bisa
cepat tercapai. Namun permasalahan utama yang dihadapi UMKM saat ini
yaitu permodalan dan iklim usaha menghambat perkembangan UMKM.Untuk
itu dibutuhkan kerjasama dari seluruh pihak, baik pemerintah, pelaku
UMKM, swasta, masyarakat umum dan lain-lain. Kerjasama disini
dimaksudkan untuk saling melengkapi dalam membantu memecahkan
permasalahan, baik yang dihadapi pelaku maupun pemerintah dalam dunia
usaha. Maka yang wajib dilakukan adalah Memaksimalkan Peran lembaga
Konsultan Keuangan Mitra Bank, Pendampingan Program Kredit Usaha
Rakyat, Pelaku UMKM Harus Belajar Tentang Manajemen, Marketing dan
Branding, Kebijakan yang Kondusif Bagi UMKM, Segmentasi dan
Identifikasi Usaha, Memperluas Jaringan, Antusiame dalam Dunia UMKM,
dan Memperbanyak Pameran UMKM. Selain hal tersebut sebenarnya masih
banyak yang bisa dilakukan dalam meningkatkan perkembangan UMKM.
Apapun yang dilakukan yang pasti harus berlandaskan komitmen kuat untuk
merubah dunia UMKM menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai