Anda di halaman 1dari 5

Tema; Definisi kuat yang sebenarnya

Judul; Bully

Pengarang; Marsya Trilestari

Matahari yang menyinari lapangan SMA Harapan seolah mendukung aksi penindasan yang dilakukan
suatu kelompok siswi kepada siswi lainnya yang bertongkat.

Semua pasang mata yang menyaksikan hanya diam di tempat, enggan untuk menolong. Bahkan
beberapa dari mereka ada yang menertawakan nasib Yoona yang malang. Orang yang hanya diam ketika
melihat aksi kejahatan di hadapan mereka adalah orang yang paling jahat dibandingkan dengan orang
yang melakukan aksi itu.

Hanya memiliki kaki yang lengkap bukan berarti kamu berhak menindas orang bertongkat, karena
bukan kesempurnaan yang membuatmu bernilai. Mendapat dorongan yang keras membuat tongkat
yang Yoona genggam erat terlepas dari tangan mungilnya. Mengabaikan goresan-goresan pada telapak
tangannya, perempuan itu berusaha untuk meraih tongkat kemudian berdiri dengan susah payah.

"Bodoh. Kalo sakit, bilang. Jangan sok kuat" ucap Jennie, salah satu anggota kelompok tersebut
dengan nada yang meremehkan. "Maaf. Tapi di dunia ini tidak ada yang bodoh, semua manusia
diciptakan seratus persen. Tergantung berapa persen yang mereka gunakan, lagipula untuk masalah
otak, kalian masih jauh di bawahku" semua orang yang berada di lapangan itu terkejut mendengar
ucapan Yoona.

Suara tawa yang disertai tepukan tangan membuat semua orang menolehkan kepala ke arah sumber
suara yang ternyata adalah suara milik Krystal, rival kelompok tadi. "Jangan menjatuhkan orang lain
hanya karena kamu ingin semua orang mengetahui bahwa kamu yang terhebat" tak ada senyuman yang
menghiasi wajah Krystal saat mengucapkan rentetan kata itu. Semua orang semakin semangat
menyaksikan apa saja yang terjadi di lapangan. Seolah semuanya adalah pertunjukan gratis.

"Dia beda. Kaki cuma satu yang bisa kepake, jadi pantes dapet perlakuan kayak gini" ujar Nancy
dengan angkuh yang membuat kedua sudut bibir Krystal terangkat membentuk lengkungan tipis. "Di
mata Tuhan, semua makhluk yang dia ciptakan itu sama. Kamu cuma manusia biasa yang bisanya cuma
membanding-bandingkan. Ingat, di atas langit itu masih ada langit. Jadi jangan menganggap derajat
kalian yang paling tinggi" dengan mudahnya Krystal membuat kelompok itu bungkam.

Mereka malu, tentu saja. Tangan mereka terkepal kuat karena kesal dipermalukan di depan umum.
Banyak orang yang sekarang berbalik menertawakannya. Melihat kelompok itu diam seribu bahasa,
membuat Krystal semakin gencar untuk mempermalukan mereka.

"Makanya, jadi orang jangan sombong" dagu yang diangkat ke atas membuat Kryatal terlihat seperti
menentang kelompok itu. Kelompok yang berisikan tiga orang, yang diketuai oleh Irene, serta kedua
anggotanya yakni Jennie dan Nancy. Mengabaikan cekikikan siswa siswi lainnya, Irene menerima
tantangan Krystal yang secara tak langsung. "Kalo ada yang bisa disombongkan, kenapa tidak?" dengan
penuh keyakinan ucapan itu keluar begitu saja tanpa adanya keraguan sedikitpun.

"Kesombongan akan membuatmu terlihat semakin menyedihkan. Karena di atas itu untuk turun, di
bawah untuk naik, terbang untuk mendarat, dan jatuh untuk bangkit. Jadi simpan sombongmu baik-
baik" untuk ke sekian kalinya, kelompok Irene dibuat bungkam oleh kalimat pedas yang Krystal
keluarkan.

Jika dibandingkan dengan sekarang, sifat Krystal terhadap kelompok Irene berbeda seratus delapan
puluh derajat, begitu pula dengan sebaliknya. Keempat siswi yang dulunya sangat dekat dan selalu
menempel satu sama lain layaknya perangko, sekarang menciptakan jarak di hubungan mereka karena
sifat yang kontras. Krystal yang tidak menyukai sifat Irene yang sekarang suka menindas kaum lemah,
dengan cepat menjauh dari mereka agar tak mengikuti jejak ketiganya.

Daripada menjadi teman palsu, lebih baik menjadi musuh asli. Musuh yang sebenarnya adalah orang
yang berada di sisimu dengan belati di belakang mereka, bukan orang yang menggenggam pedang untuk
menentangmu. Itulah manusia, hari ini dia adalah temanmu, tapi besok bisa menjadi orang terjahat
dalam hidupmu. Semua manusia pasti akan menghadapi ujian hebat dalam hidupnya, dan ujian itu
adalah cara yang Tuhan berikan untuk memilah yang mana teman dan yang mana musuh.

Seseorang pernah berkata pada Krystal untuk tidak pernah menyia-nyiakan kehidupan dengan
membenci orang lain. Karena sudah muak dengan kelakuan kelomok Irene, Krystal melangkahkan
kakinya ke arah ruang guru untuk melaporkan semua kejadian tadi. Diikuti oleh Yoona di belakang,
berharap Irene dan anggota kelompoknya mendapat hukuman atas perbuatannya yang sudah
keterlaluan.

Dan benar saja, setelah menceritakan semua kajadian itu, kelompok Irene langsung dikeluarkan dari
sekolah. Karena guru telah mendapat banyak laporan mengenai ulah mereka bertiga. Tak peduli betapa
menakutkannya dunia, orang jahat akan selalu mendapat hukuman.

Setelah kejadian penindasan itu, Yoona dan Krystal menjadi teman dekat. Dan beberapa minggu
setelah dikeluarkannya kelompok Irene, Yoona mengajak Krystal untuk menjenguk perempuan itu.
Membuat Krystal berdecak kagum mendapati sifat Yoona yang sudah sangat jarang ditemui di kehidupan
sekarang. Tanpa memberikan alasan apapun, Krystal menyetujuinya saja.

Yoona berhenti melangkah saat dirinya dan Krystal telah tiba di depan gerbang rumah Irene. Dengan
mata yang berbinar Yoona mendongakkan kepala untuk melihat tinggi pagar di hadapannya. Pagar yang
didominasi oleh warna hitam dan abu-abu menjulang tinggi dan tentunya sangat mewah berhasil
mengeluarkan sebuah pujian dari Yoona. Pintu gerbang dengan otomatis terbuka hingga menampilkan
wujud dari rumah Irene.
"Rumahnya bagus" Krystal yang mendengar itu menoleh dan tersenyum masam. "Pecuma rumah
bagus tapi kalo penghuninya jarang di sini" satu kalimat yang membuat Yoona bingung. "Maksudnya?"
tanyanya dengan raut wajah bertanya.

"Irene itu salah satu korban broken home, dia ikut sama Mamanya. Tapi Mamanya tuh jarang ada di
rumah, jadi Irene cuma tinggal berdua sama Mbok Inem, pembantunya. Karena jarang pulang, Irene
selalu buat ulah di sekolah supaya ditegur sama Mamanya. Bisa dibilang dia caper ke Mamanya sendiri.
Tapi Mamanya gak pernah peduli sama apa yang Irene buat, gak pernah ngelirik dia satu kalipun.
Mamanya cuma mentingin uang supaya kebutuhan Irene selalu terpenuhi. Tanpa peduli gimana
perasaan anaknya tanpa perhatian orang tua, tanpa mikirin gimana perkembangan anaknya, tanpa
mikirin kalo harta itu bukan segalanya. Sampai sifat Irene berubah dan jadi suka nindas kaum lemah.
Irene cuma mau diperhatiin kayak anak pada umumnya, cuma caranya aja yang salah. Dia nindas orang
cuma pengen ngehibur hatinya yang kosong, pengen dapet perhatian dari orang lain yang gak dia dapet
dari orang tuanya. Mbok Inem pernah cerita kalo Irene tuh selalu nangis tiap malam, rindu sama
keluarganya yang harmonis. Pengen ngulang kejadian dimana keluarganya masih lengkap. Bahkan, Mbok
Inem lebih tau segala tentang Irene ketimbang Mamanya. Mbok Inem yang rawat dia kalo lagi sakit,
ngebuat Irene kembali ngerasain waktu Mamanya ngasih perhatian lebih ke dia dulu. Waktu SD, SMP
Irene tuh selalu juara kelas. Tapi karena orang tuanya cerai dia jadi stres dan semangatnya buat belajar
jadi hilang ditambah Mamanya udah jarang ada di rumah. Gitu deh, kalo orang tua cerai pasti anak juga
yang kena dampaknya"

Krystal tahu semuanya. Krystal tahu kenapa sifat Irene sangat bertolak belakang dengan yang dulu.
Walau dirinya tak lagi berteman baik dengan Irene, tapi Krystal selalu mencari tau fakta kehidupan
perempuan itu yang ternyata jauh dari kata baik-baik saja. Meunjukkan sifat yang angkuh dan sangat
berbeda dengan sifat yang Krystal tahu. Membuatnya penasaran karena sifat perempuan itu sangat
cepat berbalik, dan tidak menceritakan kisah yang dialaminya. Berpura-pura tak tahu akan semuanya,
Krystal tak menunjukkan dirinya yang masih perhatian kepada Irene dengan diam-diam tanpa
sepengetahuan perempuan itu.

Setelah mendengar cerita Krystal yang panjang lebar, Yoona jadi merasa bersalah karena telah
mengatakan bahwa masalah otak Irene jauh berada di bawahnya pada tempo hari. Dipencetnya bel
rumah, dan beberapa saat kemudian muncul wanita paruh baya yang langsung menyambut keduanya
dengan ramah.

"Neng Ital, kenapa baru muncul?" tanya Mbok Inem yang semakin melebarkan pintu dan menyuruh
kedua perempuan itu untuk masuk. "Sibuk sama tugas-tugas, Mbok" jawab Krystal yang tentunya sedikit
berbohong. Alasan ia baru muncul karena pertengakaran mereka berempat. "Mbok Inem sehat?" tanya
Krystal penuh perhatian. "Alhamdulillah sehat" jawab Mbok Inem dengan nada yang khas.

"Saya panggilin Neng Irene dulu, ya?" pamit Mbok Inem yang dijawab anggukan kepala oleh Krystal.
Yoona hanya memberikan senyuman kaku kepada wanita paruh baya itu. Beberapa menit kemudian,
Irene muncul dengan penampilan yang berantakan, mata sembab dan juga rambutnya yang sedikit acak-
acakan. Yoona menjadi kasihan melihat perempuan itu yang jauh dari kata baik-baik saja.
Dengan langkah yang lunglai, Irene berjalan menuju ke arah tempat Krystal dan Yoona duduk diiringi
tetesan air mata. Setelah berdiri tepat di hadapan keduanya, Irene langsung berhambur ke pelukan
Yoona kemudian meminta maaf tanpa henti. Krystal tersenyum melihatnya, Irene kembali menunjukkan
satu sisinya yang rapuh, tak lagi bersikap angkuh seperti biasanya di hadapan Yoona.

Hanya kata maaf yang dapat keluar dari mulut Irene. Membuat Yoona juga ikut-ikutan meminta maaf
karena perkataannya tempo hari. Setelah saling memaafkan, pelukan itu sedikit demi sedikit terlepas,
lalu Irene menatap Krystal yang juga menatapnya. Krystal terkekeh melihat Irene yang hanya
menatapnya dalam diam. Dengan segera ia menarik Irene ke dalam pelukannya, membuat mata Irene
kembali mengeluarkan cairan bening.

Setiap masalah yang terjadi dalam hubungan persahabatan pasti memiliki solusi. Karena bagaimana
pun dan sebesar apapun masalahnya, semuanya pasti akan kembali seperti semula.

Irene kemudian meminta maaf kepada Krystal karena sudah berubah dari sifat yang Krystal sukai, yang
mana membuat persahabatan mereka hancur. Kemudian menceritakan keadaan keluarganya, yang
dibalas anggukan paham oleh Krystal seolah baru mengetahui masalah keluarga Irene. Irene juga
menceritakan bahwa orang tua Jennie dan Nancy sangat marah kepadanya, karena mengira jika Irene-lah
yang menyebabkan kedua perempuan itu berulah di sekolah sampai didrop out.

Setelah saat itu, Jennie dan Nancy dipindahkan ke Korea Selatan untuk melanjutkan pendidikan
dengan lebih baik. Sedangkan Irene, ia hanya menunggu komando dari Ibunya untuk kembali bersekolah
yang sampai sekarang belum ada. Jennie dan Nancy juga ingin meminta maaf kepada Yoona sebelum
berangkat, namun mereka berdua terlalu gengsi untuk melakukannya. Maka dari itu, keduanya meminta
tolong kepada Irene untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Yoona karena tak bisa
mengucapkannya secara langsung.

Sejak saat itu Krystal, Irene, dan Yoona menjalin persahabatan dengan baik, tanpa menutupi segala
sesuatu seperti Irene menutupi masalah keluarganya, dan saling melengkapi. Karena persahabatan itu
tidak untuk seragam tapi harus beragam untuk saling melengkapi kekurangan yang ada pada diri masing-
masing. Semangatnya untuk belajar telah kembali, serta Ibu Irene telah pulang dan baru menyadari
kesepian yang dialami oleh anaknya setelah Krystal menceritakan segalanya. Wanita itu berpikir bahwa
Irene tidak akan kesepian karena mendapat uang yang cukup setiap bulannya. Ibu Irene menangis sejadi-
jadinya mengetahui nasib anak semata wayangnya, kemudian meminta maaf yang sudah pasti dimaafkan
oleh Irene. Bagaimana pula dia adalah Ibunya yang membesarkan dan telah bekerja keras untuk
mencukupi kebutuhan sehari-harinya sampai lupa tidur dan makan.

Tidak akan ada kebahagiaan tanpa melalui rasa sakit, semuanya membutuhkan proses.
Krystal senang semuanya kembai normal, dimulai dari sifat Irene yang telah kembali sampai
hubungan mereka kembali seperti semula. Karena hanya dri sendirilah yang dapat menentukan
sebuahperan dalam kehidupan, pemeran utama, atau hanya sebagai figuran .
Dan definisi kuat yang sebenarnya adalah orang yang selalu ingat untuk tidak menyakiti orang yang
lebih lemah daripada dirinya. Juga kuat bukan hanya berdiri tegak melawan angin, tapi juga tentang
menunduk demi mengulurkan tangan.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai