PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Percobaan
Membuat kurva baku hubungan indeks bias dengan kadar suatu
larutan berdasarkan data percobaan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Refraktometer
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar /
konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Prinsip
kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah dengan
memanfaatkan refraksi cahaya. Seperti terlihat pada Gambar di bawah ini
sebuah sedotan yang dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air akan
terlihat terbengkok. Pada Gambar kedua sebuah sedotan dicelupkan ke
dalam sebuah gelas yang berisi lauran gula. Terlihat sedotan terbengkok
lebih tajam. Fenomena ini terjadi karena adanya refraksi cahaya. Semakin
tinggi konsentrasi bahan terlarut (Rapat Jenis Larutan), maka sedotan akan
semakin terlihat bengkok secara proporsional. Besarnya sudut
pembengkokan ini disebut Refractive Index (nD). Refractometer
ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada
permulaan abad 20. (Elita , Ikhwanilubis, & Al Arfi, 2013)
Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
indeks bias suatu zat. Definisi indeks bias suatu zat adalah perbandingan
cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya
dalam zat tersebut (n). Hal ini disebabkan oleh redaman osilasi dari atom-
atom dalam medium tersebut. Refraktometer adalah perangkat
laboratorium atau lapangan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan
terlarut seperti gula, garam, protein, dan lain-lain berdasarkan pada
pengukuran indeks bias cairan tersebut. indeks bias (refraction) dihitung
dari Hukum Snell dan dapat dihitung dari komposisi bahan menggunakan
hubungan Gladstone-Dale. Ada empat jenis refraktometer utama yaitu,
Refraktometer Abbe,Brix,Salt,Hand. (Mahendra, 2014).
Ada empat jenis refraktometer utama:
1. refraktometer genggam tradisional (traditional handheld
refractometers),
3
2. refraktometer genggam digital (digital handheld refractometers),
3. laboratorium ataurefraktometer Abbe (Abbe refractometers), dan
4. proses refraktometer inline (inline process refractometers).
Ada juga Refractometer Rayleig yang digunakan (biasanya) untuk
mengukur indeks bias gas. Dalam kedokteran hewan(veterinary medicine),
refraktometer digunakan untuk mengukur jumlah protein plasma dalam
sampel darah dan berat jenis urin. Dalam gemmology, refraktometer
digunakan untuk membantu mengidentifikasi bahan permata dengan
mengukur indeks biasnya (Elita , Ikhwanilubis, & Al Arfi, 2013).
Salah satu cara untuk membedakan refraktometer berbeda.
Klasifikasi dalam indtrumen pengukuran analog dan digital, refraktometer
analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya sinar matahari
atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna. Detektor adalah skala
yang dapat dibaca dengan sistem optik dengan mata. Salah satu cara untuk
membedakan refraktometer berbeda.
3
2.2 Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau biasa
disebut pembelokan cahaya, disebut pembelokan cahaya karena dapat
melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan
cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu Pembiasan cahaya
mendekati garis normal dan menjauhi garis normal adalah peristiwa
penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang
berbeda kerapatan optiknya. Berikut adalah penjelasan pembagian arah
pembiasan cahaya yang dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Mendekati Garis Normal
Cahaya dibiakan mendekati garis normal jika cahaya merambat
dari medium optik kurang rapat kemedium optik lebih rapat, contohnya
cahaya merambat dari udara kedalam air.
b. Menjauhi Garis Normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat
dari medium optik lebih rapat kedalam optik kurang rapat, contoh cahaya
merambat dari dalam air ke udara. (Tegangan et al., 2014)
Hand Refraktometer :
a. Mempunyai 1 lubang pengamat .
b. Dibaca skala yang ditunjukan batas biru putih
c. Sebelum ditetesi zat setelah ditetesi zat/ larutan
Terjadinya Pembiasan karena cahaya menembus median yang
lebih rapat indeks bias dipengaruhi oleh : temperatur dan tekanan.
Semakin tinggi temperatur atau semakin rendah tekanan maka kerapatan
median semakin kecil.
Cara perawatan, yaitu :
a. Setelah dipakai, bagian prisma dibersihkan sampai kering.
b. Perlu ditera dengan aquades, sampai batas biru putih yang
menunjukan skala 0.
3. Refraktoemeter Brix
Refraktometer Brix digunakan untuk mengkur konsentrasi
padatan terlarut dari gula,garam, protein, dan lebih spesifiknya untuk
makanan dan cairan ideal untuk control kualitas. hand refraktometer brix
( digunakan untuk gula 0-32%).
4. Salt Refraktometer
Refraktometer Salt banyak digunakan untuk mengukur kadar
atau konsentrasi garam pada bagian perseribu atau ppt dan berat jenis
atau persen salinitas (kadar garam) tergantung pada model. Refraktmeter
salt digunakan untuk mengukur konsentrasi garam dari air atau air
garam. Hand refraktometer salt untuk pada garam atau NaCL 0-28%.
(Davigul, 2014)
C = n/v…………………..……………….2.1
Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n≥1). Indeks
bias pada, medium didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan
cahaya dalam ruang hampa udara cepat rambat cahaya pada suatu medium.
Indeks bias memainkan peran yang cukup penting di dalam beberapa
bidang diantaranya adalah dalam teknologi film tipis dan fiber optik (“12
22 11 ),” 2010).
Dalam bidang spektroskopi, indeks bias dapat digunakan untuk
menginterpretasikan data-data spektroskopi, Sedangkan koefisien indeks
bias dapat digunakan untuk mendesain laser zat padat. lain untuk
mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi bahan- bahan
penyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui
kualitas suatu larutan. Penelitian yang dilakukan oleh (“12 22 11 ),” 2010)
menunjukkan bahwa indeks bias dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian dan kadaluarsa dari oli. Sedangkan penelitian yang dilakukan
(“12 22 11 ),” 2010) menunjukkan bahwa indeks bias dapat digunakan
untuk menentukan kemurnian minyak goring. kandungan gula dalam kue,
dan lain-lain serta Indeks bias suatu larutan. Indeks bias tidak pernah lebih
kecil dari 1 (artinya, n≥1). Indeks bias pada, medium didefinisikan sebagai
perbandingan antara kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara cepat
rambat cahaya pada suatu medium Pembiasan cahaya dapat tejadi
dikarenakan perbedaan cahaya pada medium yang rapat lebih kecil
dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat.
Menurut Christian Huygens (1629-1695) : “Perbandingan laju cahaya
dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan Indek
Bias”. . (Elita , Ikhwanilubis, & Al Arfi, 2013)
2.8 Susu
darah pada kelenjar susu sapi. Sedangkan menurut Buckle (1985), susu
didefinisikan sebagai sekresi dari kelenjar susu binatang yang menyusui
anaknya .
Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna. Sebagian
besar zat gizi esensial ada dalam susu, di antaranya yaitu protein, kalsium,
fosfor, vitamin A, dan tiamin (vitamin B1). Susu merupakan sumber
kalsium paling baik, karena di samping kadar kalsium yang tinggi, laktosa
di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam saluran cerna.
Kandungan air di dalam susu tinggi sekali yaitu sekitar 87,5%.
Meskipun kandungan gulanya juga cukup tinggi yaitu 5%, tetapi rasanya
tidak manis. Daya kemanisannya hanya seperlima kemanisan gula pasir
(sukrosa). Kandungan laktosa bersama dengan garam bertanggung jawab
terhadap rasa susu yang spesifik. Susu merupakan makanan alami yang
hampir sempurna. Sebagian besar zat gizi esensial ada dalam susu, di
antaranya yaitu protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin (vitamin
B1). Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena di samping
kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu
di dalam saluran cerna.
Saat ini beragam jenis susu telah beredar di pasaran. Beberapa
jenis susu yang saat ini beredar di pasaran di antaranya yaitu:
1. Susu segar, adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing,
atau domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya yang sehat
dan bebas dari kolostrum, serta kandungan alaminya tidak
dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum dapat
perlakuan apapun kecuali pendinginan. Susu jenis ini kadar lemak
susunya tidak kurang dari 3%, sedangkan total padatan bukan
lemak tidak kurang dari 8%.
2. Susu pasteurisasi, adalah produk susu cair yang diperoleh dari
susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang
dipanaskan dengan metode High Temperature Short Time (HTST)
atau metode Holding, dan dikemas segera dalam kemasan yang
steril secara aseptis. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak
kurang dari 3% dan total padatan bukan lemak tidak kurang dari
8%. Susu ini diperoleh dari susu segar atau susu rekontritusi.atau
susu kombinasi yang dipanaskan dengan suhu tinggi (atami, 2009)
3. Susu UHT, adalah produk susu cair yang diperoleh dari susu segar
atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang disterilkan pada
suhu tidak kurang dari 135oC selama 2 detik dan dikemas segera
dalam kemasan yang steril dan secara aseptis. Susu jenis ini kadar
lemak susunya tidak kurang dari 3% dan total padatan bukan lemak
tidak kurang dari 8%.
4. Susu steril, adalah produk susu cair yang diperoleh dari susu segar
atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang dipanaskan pada
suhu tidak kurang dari 100oC selama waktu yang cukup untuk
mencapai keadaan steril komersial dan dikemas secara hermetis
(kedap). Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 3%
dan total padatan bukan lemak tidak kurang dari 8%.
5. Susu tanpa lemak atau susu skim, adalah produk susu cair yang
sebagian besar lemaknya telah dihilangkan dan dipasteurisasi atau
disterilisasi atau diproses secara UHT. Susu jenis ini kadar lemak
susunya tidak lebih dari 1,25% dan kadar proteinnya tidak kurang
dari 2,7%. (atami, 2009)
2.9 Sukrosa
2.9.1 Gula