(untuk i ≠ 0)
Apabila setelah m tahun pertumbuhan lalu lintas tidak terjadi lagi, maka
(untuk i ≠ 0)
(untuk i ≠ 0)
………(2)
Dimana :
Cs = CBR rendaman
P2,36 = Persentase tanah lolos ayakan dengan lubang 2,36 mm
P0,425 = Persentase tanah lolos ayakan dengan lubang 0,425 mm
P 0,075 = Persentase tanah lolos ayakan dengan lubang 0,075 mm
L = Batas menyusut ( shrinkage limit ) tanah ( % )
I = Indeks plastisitas tanah ( % )
Dari kedua persamaan tersebut dapat diperoleh CBR tanah dasar yang akan digunakan
untuk perencanaan dengan persamaan sebagai berikut :
Css = 0,25 ( 3Csmin + Csmaks )
Dimana :
Css = Nilai CBR rendaman yang digunakan untuk perencanaan
Csmin = Nilai minimum yang diperoleh dari persamaan (1) dan (2)
Csmaks = Nilai maksimum yang diperoleh dari persamaan (1) dan (2)
Sumber : Djatmiko Soedarmo, Jedy Purnomo, Mekanika Tanah 1, 1997
Dengan pengertian:
R : Faktor pertumbuhan lalu lintas
I : Laju pertumbuhan lalu lintas pertahun dalam %
UR : Umur rencana (tahun)
Apabila setelah waktu tertentu (Umur tahun) pertumbuhan lalu lintas tidak terjadi lagi,
maka R dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Dengan Ketentuan:
R : Faktor pertumbuhan lalu lintas
I : Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %
Umur : Waktu tertentu dalam tahun, sebelum UR selesai.
8. Persentase fatigue untuk tiap -tiap kombinasi / beban sumbu ditentukan dengan
membagi jumlah pengulangan beban rencana dengan jumlah pengulangan beban
yang diijinkan.
9. Mencari total fatigue dengan menjumlahkan persentase fatigue dari seluruh
kombinasi konfigurasi beban sumbu.
10. Jika dalam perhitungan mengalami kendala dan tebal palt terlampui akibat
tegangan ijin, dari tengan kuat tarik lentur terjadi, maka Langkah – langkah 1
sampai 3 diulangi hingga didapatkan tebal pelat terkecil dengan total fatigue yang
lebih kecil atau sama dengan nilai 100%.
11. Tebal minimum pelat untuk perkerasan kaku adalah 150 mm.
Tabel 4. 4 Koefisien Gesekan Antara Pelat Beton Dengan Bahan Lapisan Pondasi.
Jumlah hasil repitise beban yang dicapai sebesar 34,6 x 105 dijadikan sebagai dasar
penentuan ketebalan palt perkerasan kaku Penentuan perhitumgan ketebal pelat
beton
Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan BBTT dengan ruji (dowel)
Jenis bahu : beton
Umur rencana : 20 tahun
JSK : 3,46 x 107
Faktor keamanan beban
Kuat tarik lentur beton (f‟cf) umur 28 hari : 4,0 Mpa
Jenis dan tebal lapis ondasi : stabilisasi semen 15 cm
CBR tanah dasar : 4%
CBR efektif : 27%
Tebal taksiran perkerasan jalan pelat beton : 16,5 mm
Kesimpulan dari hasil perhitungan nilai hasil karena mengalami fatik bahan
mencapai 94,66 % rusak fatik yang diperoleh lebih kecil (mendekati) 100% maka
tebal pelat diambil 16,5 cm, sedangkan dari pengaruh erosi diperoleh 66 % , 100 %
Gambar 4. 3 Pelapisan Bagian Bawah Dengan Bahan Plastik Tebal Dengan Joint Plat Diperkuat Dengan
Dovel Dan Tulangan Praktis Tepi
Tulangan memanjang
√ √
Setelah dicoba dengan tebal taksiran pelat beton semen 16 cm, menunjukkan bahwa
jumlah persentase fatik lebih besar 100%, sehingga diambil tebal pelat 16,0 cm
karena dari perhitungan di atas persentase kerusakan akibat fatik dan erosi lebih
kecil dari 100%.