HALAMAN DOKUMEN
DAFTAR ISI
BAB XI PENUTUP…………………………………………………………………. 43
LAMPIRAN………………………………………………………………………….. 45-52
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sejalan dengan Visi RSUD Kota Padang Panjang menjadi Rumah sakit Pilihan Utama,
maka diperlukan peningkatan kualitas dan mutu pelayanan, sehingga Rumah sakit
mempunyai misi memberikan pelayanan bermutu yang mengutamakan kenyaman dan
keselamatan pasien.
2
BAB II
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana baik alam maupun
ulah manusia. Beberapa factor yang menyebabkan terjadinya bencana alan ini adalah
kondisi geografis, iklim, geologis dan factor-faktor lain sepeti keseragaman social
budaya dan politik. Wilayah indonesia dapat digambarkan sebagai berikut :
Kota Padang Panjang berada di daerah ketinggian yang terletak antara 650
sampai 850 meter di atas permukaan laut, berada pada kawasan pegunungan yang
berhawa sejuk dengan suhu udara maksimum 26.1 °C dan minimum 21.8 °C, dengan
curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata 3.295 mm/tahun. Di bagian utara dan
agak ke barat berjejer tiga gunung: Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan Gunung
Tandikek.
Secara topografi kota ini berada pada dataran tinggi yang bergelombang, di
mana sekitar 20,17 % dari keseluruhan wilayahnya merupakan kawasan relatif landai
(kemiringan di bawah 15 %), sedangkan selebihnya merupakan kawasan miring, curam
dan perbukitan, serta sering terjadi longsor akibat struktur tanah yang labil dan curah
hujan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu kota Padang Panjang merupakan daerah yang
terletak pada zona yang sewaktu waktu dapat mengalami bencana alamyang sifatnya
sedang maupun besar.
Secara umum RSUD KOTA PADANG PANJANG telah memiliki tim medis yang
siap menengani bencana, tetapi tim medis tidak akan dapat bekerja optimal tanpa
dukungan semua unsur di rumah sakit. Untuk mengatur kinerja dan koordinasi semua
unsur di rumah sakit di perlukan sebuah pedoman yang di pahami bersama.
Pengalaman terjadinya bencana tanah longsor di Bukit Tui tahun 1987 dan
bencana gunung mengeluarkan abu vulkanikTanggal 26 Februari 2014betapa sangat
diperlukan untuk rumah sakit menyusun dan memelihara rencana kedaruratan dan
program menghadapi bila terjadi kedaruratan,bencana alam atau bencana lainnya
3
BAB III
A. Tujuan Umum
Menyiapkan sistem tanggap efektif terhadap kondisi kedaruratan yang
dapat terjadi di rumah sakit untuk mengurangi dampak cidera, kerugian dan
kehilangan yang mengancam staf, pengunjung, pasien, dan penghuni rumah
sakit lainnya.
B. Tujuan Khusus
Terciptanya sistem tanggap kondisi kedaduratan secara efektif melalui proses:
1. Menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya ancaman dan
kejadian.
2. Menetapkan peran rumah sakit dalam kejadian tersebut.
3. Strategi komunikasi pada kejadian.
4. Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber daya
alternative.
5. Pengelolaan dan penugasan peran dan tanggung jawab pada waktu
kejadian.
6. Identifikasi dan penugasan peran dan tanggung jawab staf pada waktu
kejadian.
7. Mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi pertentangan antara
tanggung jawab staf secara pribadi dengan tanggung jawab rumah sakit
dalam hal penugasan staf untuk pelayanan pasien.
4
BAB IV
5
Padang Panjang. Potensi bencana eksternal yang berdampak kepada rumah
sakit adalah kecelakaan transportasi, gempa bumi, kebakaran, tanah longsor
dan tanah longsor.
6
BAB V
PENGORGANISASIAN
A. Struktur Organisasi
KOMANDAN BENCANA
OKTAFIHENDRI
)
TIM LOGISTIK-OPERATIONAL
dr. LETMI YESTRIJAL, Sp.PD
KEHUMAS-INFORMASI
YUMARNIS, SKM
TIM MEDIS
YULI NENTI HERLINA, SST
TIM KEPERAWATAN
Ns. SRI KUMALA DEVI, S.kep, M.Kep
TIM PENUNJANG
SAHALA SIRAIT, SKM
7
B. Uraian Tugas
1. Komandan Rumah Sakit
Bertanggung jawab kepada : Menteri Kesehatan RI, Berkoordinasi dengan
Gubernur-Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, Walikota Padang Panjang.
Bertanggung jawab untuk : Mengatur pengelolaan penanganan bencana alam
dan korban bencana di rumah sakit.
TUGAS :
a) Memberi arahan kepada Komandadn Bencana untuk pengelolaan
penanganan korban.
b) Melaporkan proses penanganan bencana kepada pihak Departemen
Kesehatan maupun Pemerintah Daerah Propinsi.
c) Memberikan briefing kepada komandan bencana, ketua medical support
dan ketua managemen support.
d) Memberikan informasi terkait proses penanganan bencana kepada pihak
lain diluar RS.
e) Mendampingi kunjungan tamu Kenegaraan, tamu Pemerintahan Pusat dan
Propinsi
f) Mengkoordinasikan permintaan bantuan dalam negeri dan luar negeri.
g) Melakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan bencana rumah sakit.
2. Komandan Bencana
Bertanggung jawab kepada : Komandan Rumah Sakit
Bertanggung Jawab Untuk : mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medical
support dan manajemen support.
TUGAS :
a) Merencanakan dan mengendalikan pelayanan medical support dan
manajemen support
b) Memberikan laporan kepada Komandan Rumah Sakit terkait proses tersebut
diatas
c) Menindaklanjuti upaya permintaan bantuan oleh Komandan Rumah Sakit
d) Memastikan proses penanganan korban dan proses pendukungnya
terlaksana dan tersedia sesuai kebutuhan.
e) Melakukan koordinasi kerja kepada instansi lain dan rumah sakit jejaring.
8
a) Mengkoordinir penyediaan logistic, SDM, keuangan dan penunjang medic
b) Menindaklanjuti koordinasi kerja ke instansi luar yang dilakukan oleh
Komandan Bencana sehubungan dengan penyediaan sumber pendukung
penanganan medis.
c) Melaporkan pelaksanaan proses penyiapan, kesiapan sumber pendukung
dan sumber bantuan yang diterima kepada Komandan Bencana
9
b) Menentukan prioritas penanganan dan melakukan evakuasi ke IGD
c) Menentukan jumlah tempat tidur dan ruangan yang perlu pasca life saving
d) Melaporkan hasil penanganan kepada ketua medical support
10
d) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan logistic
e) Memastikan penyediaan sarana tranportasi ( termasuk ambulance ),
kebersihan lingkungan dan keamanan rumah sakit serta ketertiban lalu lintas
f) Mengkoordinir pengelolaan jenazah di kamar jenazah
g) Memastikan berfungsinya gedung dan alat serta melaksanakan
pemeliharaannya.
h) Menyelesaikan urusan administrasi bantuan luar negeri.
11
b) Menjamin kesiapan tim operasional keperawatan dan pendukung pelayanan
korban bencana
c) Menyiapkan mobilisasi pasien keluar RS
d) Melaporkan pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada ketua manajemen
support
12
BAB VI
STRATEGI KOMUNIKASI
KOMANDAN BENCANA
AKTIFKAN POSKO
PENANGGULANGAN BENCANA
EVALUASI PROSES
PENANGGULANGAN YANG
SUDAH DILAKUKAN
13
Agar tim penanggulangan bencana dikenal oleh unit internal maupun eksternal,
maka semua yang terlibat langsung memakai identitas berupa rompi warna hijau untuk
personal sebagai berikut :
1. Direktur RS
2. Komandan Bencana
3. Ketua Medical Support
4. Ketua Management Support
5. Tim Medis
6. Ketua Pos
7. Ketua Tim dibawah Manangement Keuangan
14
BAB VII
Persiapan untuk dibangunnya posko baik berupa baik berupa tenda maupun
pengalihan fungsi beberapa ruangan sebagai posko penanganan bencana,
diaktifkannya Posko Komando sebagai sentral proses penanganan korban di RSUD
Kota Padang Panjang.
POS LOKASI
15
7.1. POS KOMANDO
Lingkup kerja :
Fasilitas :
1. Telepon,Fax
2. Komputer
3. Peta Area Berkumpul
4. Peta Ruangan Perawatan Pasca Emergency
5. Peta Instansi Pelayanan Kesehatan di Bali
6. Peta area Hazard dirumah sakit
7. White Board
8. Meja Pertemuan
9. Radio Komunikasi
10. Emergency kit medis dan non medis
16
7.2. POS PENGOLAHAN DATA
Tempat : Ruang Rekam Medis
Fungsi :Tempat penerimaan dan pengolahan data yang terkait dengan
penanganan bencana.
Lingkup kerja :
1. Mengumpulkan seluruh data yang terkait dengan bencana.
2. Melakukan koordinasi dengan pos-pos penanganan bencana lainnya
dan unit pelayanan terkait baik internal maupun eksternal.
3. Mengolah data menjadi informasi yang terbaru untuk menunjang
keputusan komandan bencana.
4. Melakukan pengarsipan seluruh data dan informasi dalam bentuk file
sehingga sewaktu-waktu bisa dibuka bila diperlukan.
5. Mengirimkan data ke pusat informasi dan ke Komandan Rumah Sakit
sebagai bahan press conference dan informasi ke pihak external.
Fasilitas :
1. Telepon (local,SLI)
2. Komputer, internet
3. Papan Informasi
17
7.4. POS LOGISTIK dan DONASI
Fungsi :
1. Menerima dan mendristibusikan semua bantuan logistik dan uang dari
pihak luar dalam menunjang operasional penanganan bencana.
2. Tempat penyimpanan sementara barang sumbangan, selanjutnya
didistribusikan ke bagian yang bertanggung jawab.
Lingkup Kerja :
Fasilitas :
1. Komputer
2. Buku pencatatan dan pelaporan.
Lingkup kerja :
18
7. Melakukan penyelesaian jenazah yang tidak ada keluarga (Upacara,
kremasi, pemusnahan jenazah yang beresiko penularan).
8. Menyiapkan tempat penyimpanan jenazah untuk waktu lama.
9. Membuat laporan yang informatif terutama pada kasus internal disaster
yang melibatkan korban dari pasien dan petugas.(untuk melihat gambaran
proses kejadian penyelamatan oleh petugas rumah sakit dalam upaya
mengurangi korban meninggal).
Fasilitas :
1. Komputer, internet
2. Telepon
3. Radio komunikasi
4. Papan informasi
5. Cold storage
Lingkup kerja :
Fasilitas :
19
7.7. Pengosongan Ruangan
Pada keadaan bencana baik internal maupun eksternal, setelah penanganan
emergency korban di triage-IGD maka ruang perawat untuk melokalisasi korban
yang ada diarahkan ke Ruangan ICU, Ruang perawatan, serta ruangan yang akan
menerima pasien adalah :
Untuk peta masing-masing area dapat dilihat dalam lampian pedoman ini.
20
7.10. RUANGAN BERKUMPUL
Ruangan yang dipilih untuk dimanfaatkan sebagai tempat penampungan pasien
sementara adalah ruangan aman terdekat dengan kejadian.
Pengaturan lalu lintas pada bencana internal dilakukan sesuai dengan lokasi
bencana.Seluruh kendaraan tidak diijinkan memasuki area rumah sakit, kecuali
kendaraan PMK, Ambulance dan Polisi. Pengaturan kendaraan keluar masuk
rumah sakit selanjutnya diatur sebagai berikut :
21
7.13. PERANAN INSTANSI JEJARING
22
9. Rumah Sakit Jejaring : Pada situasi korban yang sangat besar dimana RSUD
Kota Padang Panjang tidak mampu menampung untuk penanganannya, maka
kerja sama penanganan dengan rumah sakit lain sangat diperlukan. Oleh karena
itu perlu diinformasikan upaya meminta bantuan kepada rumah sakit lain yang
menjadi rumah sakit jejaring RSUD Kota Padang Panjang. Rumah sakit yang
merupakan jejaring untuk penanganan bencana adalah rumah sakit stroke
nasional dan rumah sakit pemerintahan di seluruh Provinsi Sumatra Barat,
rumah sakit angkatan darat, rumah sakit PORLI dan beberapa rumah sakit
swasta.
10. SAR : Tim SAR sangat diperlukan untuk membantu proses evakuasi dalam
penanganan bencana.
11. Institusi Pendidikan Kesehatan, Perhotelan dan PHRI : Pada situasi korban yang
sangat besar dimana RSUD Kota Padang Panjangtidak mampu menampung
untuk membantu penanganan bencana sangat diperlukan.
23
BAB VIII
1. PENANGANAN KORBAN
Prosedur dilapangan :
24
2. PENGELOLAAN BARANG MILIK KORBAN
Barang milik korban hidup berupa pakaian, perhiasan, dokumen, dll ditempatkan
secara khusus (Loker Khusus Korban) untuk mencegah barang tersebut hilang
maupun tertukar. Sedangkan barang milik korban meninggal, setelah di
dokumentasikan oleh koordinator tim forensik, selanjutnya diserahkan ke pihak
kepolisian yang bertugas di forensic.
Prosedur :
1. Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh korban
2. Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga
korban dengan menandatangani from catatan
3. Tempatkan barang milik korban belum diambil baiok oleh pasien
sendiri maupun keluarganya, maka barang-barang tersebut diserahkan
kepada Ka Sub bag Humas dengan menandatangani dokumen serah
terima, selanjutnya Ka Sub Bag Humas menghubungi pasien maupun
keluarganya. Apabila dalam waktu 1 bulan barang belum diambil,
maka barang tersebut diserahkan oleh KaBag Bina Program dan
Hukum ke Polsek Kota Padang Panjang.
Pada situasi bencana maka ruangan perawatan tertentu harus dikosongkan untuk
menampung sejumlah korban dan pasien-pasien diruangan tersebut harus
dipindahkan ke ruangan yang sudah ditentukan (lihat bahasan pengosongan
ruangan)
Prosedur :
25
4. Ka Ruangan mencatat ruangan-ruangan tempat tujuan pasien
pindah dan menginstruksikan petugas billing untuk melakukan
mutasi pada sistem billing.
5. Ka Ruangan melaporkan proses pengosongan ruangan kepada
Ka. Bidang Keperawatan
4. PENGELOLAAN MAKANAN KORBAN DAN PETUGAS
Prosedur :
26
5. PENGELOLAAN TENAGA RUMAH SAKIT
Prosedur :
Pada situasi bencana internal maka pengunjung yang saat itu berada di RS
diterbitkan dan diarahkan pada tempat berkumpul yang ditentukan.Demikian pula
korban diarahkan untuk dikumpulkan pada ruangan/area tempat berkumpul yang
ditentukan.
Prosedur :
27
7. KOORDINASI DENGAN INSTANSI LAIN
Prosedur :
Penyediaan obat dan bahan/ alat habis pakai dalam situasi bencana
merupakan salah satu unsure penunjang yang sangat penting dalam pelayanan
kesehatan, oleh karena itu diperlukan adanya ketersediaan obat dan bahan/alat
habis pakai sebagai penunjang pelayanan korban.
Prosedur :
28
4. Bantuan obat & bahan/alat habis pakai kepada LSM/lembaga donor
adalah pilihan terakhir, namun apabila ada yang berminat tanpa ada
permintaan, buatkan kriteria dan persyaratannya.
5. Siapkan tempat penyimpanan yang memadai dan memenuhi
persyaratan penyimpanan obat & bahan/alat habis pakai.
6. Buatkan pencatatan dan pelaporan harian
7. Lakukan pemusnahan/koordinasikan ke pihak terkait apabila telah
kadaluwarsa dan atau tidak diperlukan sesuai dengan persyaratan
Prosedur :
29
10. PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Prosedur :
Prosedur :
1. Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik
berupa obat, makanan, barang dan uang maupun jasa.
2. Catat tanggal kadaluwarsa
3. Distribusikan donasi yang ada kepada pos-pos yang
bertanggung jawab :
a. Obat dan bahan/alat habis pakai ke Ka. Instalasi Farmasi
b. Makanan/minuman ke Ka. Instalasi
c. Barang medis/non medis ke Ka Bag Rumah Tangga
d. Uang ke Ka Sub Bagian Mobilisasi Dana
e. Line telpon, sumbangan daya listrik IPSRS
30
4. Laporkan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi (yang masuk
yang didistribusikan dan sisanya) kepada Pos Komando
5. Sumbangan yang ditujukan langsung kepada korban akan
difasilitasi oleh kepala ruangan atas sepengetahuan ketua
manajemen support
Prosedur :
Prosedur :
Prosedur :
1. Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien, umur, dan
alamat/asal Negara, dari korban rawat jalan, rawat inap dan
meninggal serta evakuasi dan lengkapi dengan data tindakan yang
telah dilakukan
2. Informasi di update setiap 12 jam untuk 2 hari pertama (jam 08.00 dan
jam 20.00) dan 24 jam untuk hari hari berikutnya (jam 08.00)
3. Informasi ditulis pada papan informasi dan dipasang dipos informasi.
4. Setiap lembar informasi yang keluar ditandatangani oleh Komandan
Bencana dan diserahkan kepada pihak yang membutuhkan oleh
penanggung jawab pos informasi.
15. JUMPA PERS
Informasi dari posko data merupakan sumber informasi yang akan digunakan
pihak rumah sakit pada saat jumpa pers. Pihak rumah sakit yang menghadiri pers
adalah Direktur Rumah Sakit sebagai Komandan RS, Komandan Bencana, Ketua
Medical Support dan ketua manajemen support.
32
Penanggung jawab : Ka.bag Umum
Prosedur :
1. Jumpa pers dilaksanakan setiap jam 11.00 wib untuk limahari
pertama, dua hari sekali untuk hari berikutnya dan seterusnya
bilamana dipandang perlu
2. Undangan atau pemeritahuan kepada pers akan adanya jumpa pers
dilakukan oleh Kabag.Rumah Tangga
3. Siapkan dan sebelumnya konfirmasikan informasi yang akan
disampaikan pada jumpa pers kepada Direktur Rumah Sakit
4. Jumpa pers dipimpin oleh Komandan Rumah Sakit
16. PENGELOLAAN MEDIA
Wartawan dari media cetak dan elekronik akan berada hampir 24 jam
disekitar rumah sakit untuk meliput proses pelayanan dan kunjungan tamu ke unit
pelayanan, bukan hanya berasal dari media regionmal, nasional tetapi juga
internasional sehingga perlu dikelola dengan baik.
Proses :
Prosedur :
33
1. Siapkan sejumlah form rekam medis korban bencana untuk persiapan
kedatangan korban
2. Control ddan pastikan semua korban sudah dibuatkan rekam medis
3. Registrasi semua korban pada system billing setelah dilakukan
penanganans emergency.
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan label ID. Label ID yang
dipasangkan ada pasien berisikan identitas dan triage dab hasil triage. Setelah
dilakukan tindakan life saving, label ID akan dilepas dan di simpan pada rekam
medic yang bersangkutan.
Prosedur :
1. Pasangkan label Id pada semua lengan atas kanan korban hidup pada
saat masuk ruangan triage atau korban meninggal pada saat masuk
ruangan jenazah, serta dibuatkan rekam mediknya
2. Control semua korban bencana dan pastikan sudah menggunakan
label ID
34
Prosedur :
Prosedur :
Prosedur :
Lebih lanjut terkait hal-hal yang harus diperhatikan saat terjadi bencana internal
di lingkungan RSUD PADANG PANJANG Kota Padang Panjang adalah sebagai berikut
A. KEBAKARAN
Pada saat kebakaran, kemungkinan jenis korban yang dapat terjadi adalah : luka
bakar, trauma, sesak nafas, hysteria (gangguan psikologis) dan korban meninggal.
Langkah-langkah yang dilakukan ketika terjadi kebakaran :
1. Pindahkan korban ke tempat yang aman (lihat pembahasan area berkumpul)
2. Hubungi petugas satpam (ext.111) atau operator (ext.100) untuk menghubungi
petugas kebakaran bahwa :
Ada kebakaran
Lokasi kebakaran
Sebutkan nama pelapor
3. Jika memungkinkan batasi penyebaran api dengan menggunakan APAR
4. Padamkan api jika memungkinkan dan jangan mengambil resiko.
36
3. Biarkan lampu selalu menyala untuk penerangan.
4. Matikan alat-alat lain seperti : mesin anastesi, suction, alat-alat elektronik dll.
5. Tetap tenang jangan panic.
6. Tempat yang rendah memiliki udara yang lebih berisi
Agar proses penaggulangan bencana kebakaran dapat berjalan dengan baik kita
harus tahu :
37
C. ANCAMAN BOM
Ancaman bom bias tertulis dan bias juga lisan atau lewat telpn. Ancaman bom ada
2 jenis :
1. Ancaman bom yang tidak spesifik : pengancam tidak menyebutkan secara
detail tentang ancaman bom yang disampaikan.
2. Ancaman bom spesifik : pengancam menyebutkan tempat ditaruhnya bom,
jenis bom yang digunakan, kapan bom akan meledak dll.
1. Tetap tenang dan dengarkan pengancam dengan baik karena informasi yang
diterima dari pengancam sangat membantu tim penjinak bom.
2. Jangan tutup telpn sampai pengancam selesai berbicara.
3. Panggil teman lain untuk ikut mendengarkan telpn ancaman, atau jika
memungkinkan gunakan H panda untuk menghubungi orang lain.
4. Hubungi satpam (Ext.555) bahwa :
Ada ancaman bom
Tempat/ ruangan yang menerima ancaman
Nama petugas yang melaporkan adanya ancaman bom
1. Catat dan laporkan jumlah kejadian/ penyakit yang terjadi di ruangan kepada
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan bila shift pagi atau pada
hari kerja dan ke Pengamat Keperawatan bila diluar jam kerja.
2. Tingkat standart precaution untuk mencegah penularan ke pasien lain atau
ke petugas kesehatan
3. Sub Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial melakukan penyelidikan
epidemiologi terhadap terjadinya KLB untuk mengetahui penyebab terjadinya
KLB dan membuat rekomendasi untuk mengambil tindakan selanjutnya.
39
BAB IX
Setelah korban hidup tetangani dalam fase gawat darurat dan korban-korban
meninggal telah teridentifikasi serta kegiatan pelayanan sisa korban hidup maupun
meninggal telah bisa ditangani dengan kapasitas normal rumah sakit, maka lakukan
upaya ke fungsi normal :
3. Debriefing
a) Lakukan pertemuan dengan seluruh komponen pelaksana baik internal
maupun eksternal untuk membahas kegiatan yang telah dilakukan.
b) Sampaikan ucapan terimakasih dan telaah pelajaran apa yang bias diambil
dalam penyelenggaraan pelayanan bencana ini dan upaya apa yang akan
dilakukan untuk penyempurnan organisasi maupun prosedur kerja.
40
4. Penyusunan laporan
Buat laporan rumah sakit yang lengkap tentang penanganan bencana ini.
Laporannya terdiri dari :
a) Pendahuluan
b) Kegiatan penanggulangan bencana
c) Hasil-hasil kegiatan
d) Kendala
e) Kesimpulan dan saran
5. Khusus untuk laporan donasi perlu dibuat tersendiri dan dilporkan ke Walikota
dan Gubernur yang mencakup secara lengkap semua donasi yang diterima baik
berupa natural, uang maupun bantuan kegiatan. Kesimpulan laporan ini ditempel
di papan pengumuman rumah sakit.
41
BAB X
42
BAB XI
PENUTUP
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
45
KARTU INSTRUKSI KERJA
1. Kontak Kepala Bidang, Kepala Bagian dan Instalasi terkait untuk pengerahan tenaga.
2. Kontak kasubag.Rumah Tangga / Koordinator Satpam untuk pengaturan lalu lintas,
keamanan dan penyiapan kunci-kunci cadangan.
3. Siapkan pos relawan
4. Siapkan pos logistic dan donasi
5. Instruksikan kepada Ketua Kepala Instalalsi Gizi, Laundry, CCSD, Farmasi, IPSRS,
Rekam medis, Rumah Tangga, Satpam, Kamar jenazah untuk memberi pelayanan.
46
KEPALA INSTALASI GAWAT DARURAT
(KETUA MANAJEMEN SUPPORT)
1. Kontak Kepala Instalsi rawat inap, IBS, ICU, pemulasaran jenazah untuk penyiapan
tim dan ruangan.
2. Kontak semua seksi Pelayanan Medis untuk pengaturan Tim Medis.
3. Koordinasikan penugasan Tim Medis.
4. Pastikan kelengkapan obat, alat/bahan medis habis pakai dan kepastian fungsi alat medis.
5. Koordinasikan kesipan IBS, ICU, IGD, Pemulasaran Jenazah dan rawat inap.
47
KEPALA BAGIAN BINA PROGRAM
(KETUA TIM KEHUMASAN-INFORMASI)
48
KEPALA INSTALASI LAUNDRY
OPERATOR
1. Kontak Kepala Instalasi Farmasi, Radiologi, Laboratorium dan Gizi untuk penyiapan
tim dan proses kegiatan.
2. Koordinasikan proses penanganan korban di IGD dengan pelayanan penunjang yang
diperlukan.
49
3. Pastikan ketersediaan obat dan alat/ bahan habis pakai.
KEPALA IPAM
KEPALA IPSRS
KEPALA KESLING
50
KEPALA INSTALASI REKAM MEDIS
1. Siapkan Rekam Medis korban bencana, rawet jalan dan rawat inap
2. Siapkan label ID korban
SATKORLAK
1. Kontak Komandan Bencana
2. Tentukan fasilitas yang diperlukan untuk penanganan bencana pada lokasi
3. Laksanakan penanganan korban pada lokasi kejadian
DINAS SOSIAL
1. Pengerahan relawan
2. Persiapan evakuasi pada bencana massal
BASARNAS
1. Mencari korban dan menolong korban
2. Evakuasi korban
KEPOLISIAN
1. Kontak Komandan Bencana
2. Atur lalu lintas di tempat kejadian dan daerah tujuan evaluasi
3. Tentukan dan umumkan waktu aman pada area bencana, untuk dilakukan triage pada
lokasi oleh pihak yang berkepentingan.
4. Lakukan evaluasi untuk kepentingan DVI (Disaster Victim Identity)
PLN
1. Kontak Komandan Bencana
2. Koordinasikan dan tentukan kebutuhan tambahan power listrik di area penanganan
korban (RS) dengan ketua manajemen support.
ORARI
1. Menyediakan perangkat radio komunikasi di pos komando, tempat kejadian bencana
dan pos yang diperlukan.
2. Menyediakan operator radio
3. Membuat manajemen komunikasi untuk pelaporan kejadian bencana
4. Melakukan integrasi peralatan komunikasi lintas sector bila diperlukan
52