Pembunuhan Anak Sendiri Pas
Pembunuhan Anak Sendiri Pas
Latar Belakang
Pembunuhan bayi merupakan sebutan yang bersifat umum bagi setiap perbuatan
merampas nyawa bayi diluar kandungan, sedangkan infanticide adalah tindakan
merampas nyawa bayi yang belum berumur satu tahun oleh ibu kandungnya
sendiri. Pengkhususan infanticide sebagai tindak pidana yang hukumannya lebih
ringan didasarkan atas pertimbangan bahwa kondisi mental pada saat hamil.
Merlahirkan dan menyusui sangat labil dan mudah tergocang akibat gangguan
keseimbangan hormon.1
◦Di Jakarta dilaporkan bahwa 90-95 % dari sekirtar 30-40 kasus PAS per tahun
dilakukan dengan cara asfiksia mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah kekerasan
tumpul di kepala (5-10%) dan kekerasan tajam pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7
tahun).
(Sampurn B, Samsu Z, Peranan Ilmu Kedokteran Forensik dalam penegakan hokum; Sebuah pengantar.
Jakarta: Pustaka Dwipar; 2003. P97-110)
Kriteria
Untuk itu dengan adanya batasan yang tegas tersebut maka suatu pembunuhan
yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas tidak dapat disebut sebagai
pembunuhan anak (infanticide), malainkan suatu pembunuhan biasa.1
Epidemiologi
Amerika Serikat, lebih dari enam ratus anak dibunuh oleh orang tua mereka pada
tahun 1983. tingkat pembunuhan bayi selama satu jam pertama kehidupan di luar
rahim turun dari 1,41 per 100.000 selama 1963-1972 menjadi 0,44 per 100.000
untuk tahun 1974 hingga 1983.3
Dasar Hukum4
Ibu, yaitu hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan
pembunuhan anak sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ibu telah menikah
atau belum. Sedangkan, bagi orang lain yang melakukan atau turut
membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan
berencana, dengan hukuman yang lebih berat, yaitu 15 tahun penjara
(pasal 338 pembunuhan tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur
hidup/hukuman mati (pasal 339 dan 340, pembunuhan dengan rencana).
Waktu, yaitu dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang
tepat, tetapi hanya dinyatakan “pada saat dilahirkan atau tidak lama
kemudian“. Sehingga boleh dianggap pada saat belum timbul rasa kasih
sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bila rasa kasih sayang sudah timbul
maka ibu tersebut akan merawat dan bukan membunuh anaknya.
Psikis, yaitu ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan
akan diketahui orang lain telah melahirkan anak itu, biasanya anak yang
dilahirkan tersebut didapatkan dari hubungan tidak sah.
Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya tempat
sampah, got, sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah korban
pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342), pembunuhan (pasal 338, 339, 340,
343), lahir mati kemudian dibuang (pasal 181), atau bayi yang ditelantarkan
sampai mati (pasal 308).
Pada saat pemeriksaan jenazah bayi pada kasus curiga infanticide , dokter harus
memeriksa beberapa hal yaitu:
(buku ui Forensik)
VIABILITAS 8,9
Bayi yang viable adalah bayi yang sudah mampu untuk hidup diluar kandungan
ibunya atau sudah mampu untuk hidup terpisah dari ibunya. Viabilitas
mempunyai beberapa syarat, yaitu :
1. Umur ≥ 28 minggu dalam kandungan.
2. Panjang badan ≥ 35 cm.
3. Berat badan ≥ 1000 gram.
4. Tidak ada cacat bawaan yang berat.
5. Lingkaran fronto-oksipital ≥ 32 cm.
Selain itu juga dilihat adanya kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup bayi, seperti kelainan jantung (ASD, VSD), otak (anensefalus
atau mikrosefalus), dan aluran pencernaan (stenosis esophagus, gastroskizis).
Disebut belum cukup bulan jika belum memenuhi ciri-ciri diatas. Bila belum
cukup bulan, selanjutnya ditentukan berapakah usia kehamilannya dengan
menggunakan rumus Haase:5,8
Usia kehamilan 1-5 bulan : panjang tubuh = bulan kuadrat cm
Usia kehamilan > 5 bulan : panjang tubuh = bulan x 5 cm
Tanda-Tanda perawatan
Jika sudah tampak tanda perawatan maka pembunuhan yang dilakukan oleh ibu
tidak dapat dikatakan sebagai infanticide, tetapi pembunuhan biasa. Tanda
perawatan tersebut antara lain:
Pemotongan tali pusat dengan alat : dapat dilihat pada ujung pemotongan
tali pusat terlihat rata, apabila tidak dapat dinilai karena sudah mengelisut
penilaian dilakukan dengan memasukan ujung tali pusat didalam air.
Sehingga dapa terlihat apakak ujung pemotongan tersebut rata atau
terkoyak.
Verniks kaseosa pada leher, lipat ketiak dan lipat paha sudah dibersihkan
Adanya makanan atau susu dalam labung
Adanya jalan nafas bebas
8. (Idries A.M. Infanticide. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Penerbit Binarupa
Aksara. 1997: 256 – 69.
Penaksiran umur gestasi
- Rumus De Haas
Menurut rumus De Haas, untuk 5 bulan pertama panjang kepala-tumit
dalam sentimeter adalah sama dengan kuadrat angka bulan. Untuk 5 bulan
terakhir, panjang badan adalah sama dengan angka bulan dikalikan dengan
angka 5.
- Rumus Arey
Menggunakan panjang kepala, tumit dan bokong.
Umur (bulan) = panjang kepala - tumit (cm) x 0,2
Umur (bulan) = panjang kepala - bokong (cm) x 0,3
- Rumus Finnstrom
Menggunakan panjang lingkar kepala oksipito-frontal.
Umur gestasi = 11,03 + 7,75 (panjang lingkar kepala)
Perkiraan umur janin dapat pula dilakukan dengan melihat pusat penulangan
(ossification centers) sebagai berikut:
Pusat penulangan pada: Umur (bulan)
Klavikula 1,5
Tulang panjang (diafisis) 2
Iskium 3
Pubis 4
Kalkaneus 5-6
Manubrium sterni 6
Talus Akhir 7
Sternum bawah Akhir 8
Distal femur Akhir 9/ setelah lahir
Proksimal tibia Akhir 9/ setelah lahir
Kuboid Akhir 9/ setelah lahir
Bayi perempuan lebih
cepat
8. Idries A.M. Infanticide. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Penerbit Binarupa
Aksara. 1997: 256 – 69.
8. Idries A.M. Infanticide. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Penerbit
Binarupa Aksara. 1997: 256 – 69.
e. Ginjal. Pada hari ke 2-4 akan terdapat deposit asam urat yang berwarna
jingga berbentuk kipas (fan-shaped) lebih banyak dalam pyramid daripada
medulla ginjal. Hal ini akan menghilang setelah hari ke 4 saat metabolisme
telah terjadi.
f. Perubahan sirkulasi darah. Setelah bayi lahir, akan terjadi obliterasi arteri
dan vena umbilikus dalam waktu 3-4 hari. Duktus venosus akan tertutup
setlah 3-4 minggu dan foramen ovale akan tertutup setelah 3 minggu-1
bulan tetapi kadang-kadang tidak menutup walaupun sudah tidak berfungsi
lagi. Duktus arteriousus akan tertutup setelah 3 minggu-1 bulan.
Lahir mati atau Still Birth adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau
dikeluarkan oleh ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum
ataupun sesudah kehamilan berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian
ditandai oleh janin yang tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan
lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat, atau gerakan otot rangka.7,8,9
1. Pernafasan7
Pernafasan spontan terjadi akibat rangsangan atmosfer dan adanya gangguan
sirkulasi plasenta, dan ini menimbulkan perubahan penting yang permanen pada
paru. Pernafasan setelah bayi lahir mengakibatkan perubahan letak diafragma dan
sifat paru-paru.
a. Letak diafragma
Sedangkan pada yang belum bernafas setinggi iga ke-3 atau ke-4.
7. Apuranto, H. dan Hoediyanto. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Surabaya:
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga;
1997.
8. Idries A.M. Infanticide. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Penerbit
Binarupa Aksara. 1997: 256 – 69.
9. Knight, Bernard. Knight’s Forensic Pathology, 3rd dd. London:Arnold.2004
Bila masih mengapung berarti paru terisi udara residu yang tidak akan keluar.
Namun, terkadang dengan penekanan, dinding alveoli pada mayat bayi yang telah
membusuk lanjut akan pecah dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil
uji apung paru negatif.
Uji apung paru harus dilakukan menyeluruh sampai potongan kecil paru
mengingat kemungkinan adanya pernafasan sebagian yang dapat bersifat buatan
atau alamiah yaitu bayi yang sudah bernafas walaupun kepala masih dalam uterus
atau dalam vagina.
Hasil negatif belum tentu pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi
dilahirkan hidup tapi kemudian berhenti nafas meskipun jantung masih berdenyut,
sehingga udara dalam alveoli diresorpsi. Pada hasil uji negatif ini, pemeriksaan
histopatologik paru harus dilakukan untuk memastikan bayi lahir mati atau lahir
hidup. Bila sudah jelas terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang dapat
dipercaya, sehingga tidak dianjurkan untuk dilakukan.10
d. Mikroskopik paru-paru10
Setelah paru-paru dikeluarkan dengan teknik tanpa sentuh, dilakukan
fiksasi dengan larutan formalin 10%. Sesudah 12 jam, dibuat irisan melintang
untuk memungkinkan cairan fiksatif melekat dengan baik ke dalam paru. Setelah
difiksasi selama 48 jam, kemudian dibuat sediaan histopatologik. Biasanya
digunakan pewarnaan HE dan bila paru telah membusuk digunakan pewarnaan
Gomori atau Ladewig.
Struktur seperti kelenjar bukan merupakan ciri paru bayi yang belum
bernafas, tetapi merupakan ciri paru janin yang belum mencapai usia gestasi 26
minggu. Tanda khas untuk paru janin belum bernafas adalah adanya tonjolan yang
berbentuk seperti bantal yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar
menipis sehingga akan tampak seperti ganda. Pada permukaan ujung bebas
tonjolan tampak kapiler yang berisi banyak darah. Pada paru bayi belum bernafas
yang sudah membusuk dengan pewarnaan gomori atau ladewig, tampak serabut-
serabut retikulin pada permukaan dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut
yang keriting, sedangkan pada tonjolan berjalan dibawah kapiler sejajar dengan
permukaan tonjolan dan membentuk gelung-gelung terbuka.
Pada paru bayi yang lahir mati mungkin pula ditemukan tanda inhalasi
cairan amnion yang luas karena asfiksia intrauterine, misalnya akibat tertekannya
tali pusat atau solusio plasenta sehingga terjadi pernafasan janin prematur.
10. Sheperd R. Simpson’s Forensic Medicine. 12th ed. London:Arnold.2003.