Anda di halaman 1dari 2

Objektif (data lab)

1. Hasil pemeriksaan ANA test


ANA test atau disebut juga Antinuclear Antibodi test adalah suatu pemeriksaan terhadap
antigen spesifik yang terdapat pada inti sel yang mampu menyerang struktur subseluler
dan organel sel. Pemeriksaan ANA test dapat dikaitkan dengan penyakit SLE. Systemic
Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun kronik yang melibatkan
berbagai sistem organ ditandai dengan produksi berbagai auto antibodi. Antibodi
antinuklear diketahui memiliki pola-pola tertentu yang diduga berkolerasi dengan
keterlibatan sistem organ tertentu pada SLE.
Pola cytoplasmic titer 1 : 100 (normal <1 : 100) lebih dari normal. Pada kasus ini pasien
kemungkinan terkena SLE.
Sumber jurnal Reni Ghrahani dkk Pola Antibodi Antinuklear sebagai Faktor Resiko
Keterlibatan Sistem Hematologi Lupus Eritematosus Sistemik pada Anak. 2015

2. Pemeriksaan USG Abdomen


a. Gambaran uterus dengan area hipoechoic dengan hiper echoic di cavum uteri dapat
merupakan gambaran hematometra yg menjadi blood clot disertai intensitas echo cairan
bebas di cavum Douglas;
Hematometra merupakan kumpulan darah haid yang tertahan dalam vagina dan
terhalang keluar akibat selaput darah yang tertutup. Kemudian menjadi blood clot
artinya produk terakhir proses pembekuan darah.
b. Efusi pleura kanan minimal;
c. Hepar/GB/Pancreas/Lien/Buli/Uterus/Adnexa kanan kiri tidak tampak kelaianan

3. Data klinik
Dikatakan SLE apabila terdapat 4 kriteria dari 11 kriteria atau 3 kriteria dengan ANA test
poositif. Kriteria yang memenuhi
a. ANA test positif
b. Petechiae (ruam bintik merah)
c. Gangguan hematologik terdiri dari anemia, trombositopenia dan sel darah putih tinggi
d. Gangguan ginjal ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus ditandai dengan
rendahnya urine output.

Hochberg Mc. Updating the american college of rheumatology revised criteria for
classification of SLE. 1997

Menurut Hazinski (1992) mengatakan bahwa normal output urin untuk dewasa adalah 0,5
– 1 mL/Kg/jam. Maka :
Urine Output = 0,5 – 1 x 50 x 24
= 625 – 1250 mL/Hari
Terdapat urine output tidak normal atau terlalu rendah pada tanggal 15/7 yaitu hanya
sebanyak 300 mL
1. GCS : Glasgow Coma Scale terdiri dari :

Reaksi membuka mata (4) Spontan


Bicara (5) Orientasi baik
Motorik (6) Mengikuti perintah

2. WBC (White Blood Cell)


Leukosit berperan penting dalam dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan
infeksi dan keganasan sel –sel tumor/kanker. Meningkatnya nilai leukosit dikenal dengan
istilah leukositosis,
3. RBC (Red Blood Cell)
Jumlah sel darah merah yang menurun pada penderita lupus eritematosus
sistemik dapat terjadi karena obat (drug induce anemia) misalnya sitostatika, antiretroviral.
4. HB (Hemoglobin)
Penurunan nilai HB dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena
kekurangan zat besi). Ada obat yang dapat menyebabkan penurunan HB
5. HCT (Hematokrit)
Penurunan nilai Hematokrit merupakan indikator anemia (karena berbagai
sebab), reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah.
6. PLT (platelet/Trombosit)
Obat seperti heparin, kinin, antineuplastik, penisilin, asam valproat dapat
menyebabkan trombositopenia. Jumlah platelet umumnya meningkat pada dataran tinggi,
setelah olahraga, trauma. Penurunan trombosit dibawah 20.000 berkaitan dengan
perdarahan spontan dalam jangka waktu yang lama, peningkatan waktu perdarahan
petekia/ekomosis.
Nilai platelet umumya menurun sebelum menstruasi dan selama kehamilan.
7. CRP (C-Reaction Protein)
Peningkatan kadar CRP menununjukan adanya inflamasi
8. pH
Umumnya nilai pH akan mingkat dalam keadaan alkalemia (kehilangan asam)
9. PO2 (Tekanan Parsial Oksigen)
Peningkatan PO2 dapat terjadi pada peningkatan penghantaran O2 oleh alat
bantu (contoh : Nasal prongs, alat ventilasi mekanik0, hiperventilasi, dan polisitemia
(peningkatan sel darah merah dan daya angkut oksigen)
10. PCO2 (Tekanan Parsial Carbon Dioksida)
Penurunan nilai PaCo2 dapat terjadi pada hipoksia,anxiety/nervousness dan
emboli paru.

Anda mungkin juga menyukai