Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ISOLASI METABOLIT SEKUNDER

SENYAWA FENOLIK

Disisn Oleh:

Kelompok V

Nurhikma Palangit G 701 16 012


Dita Eka Pratiwi G 701 16 057
Ayu Nabila Putri G 701 16 074
Nanda Riski Febriyanty G 701 16 113
Amaliah Ayustina Yusuf G 701 16 138
Hardianti SP Surah G 701 16 169
Moh. Al Gifari Anwar G 701 16 184
Mutia Mansyur G 701 16 191
Suhra Arifin G 701 16 219
Filda Efianti G 701 16 258
Hardianti G 701 16 299

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Senyawa Fenolik” dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini. Meski demikian, penulis
menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk kami sendiri khususnya

Palu, November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................
Kata Pengantar.............................................................................
Daftar Isi......................................................................................
BAB 1 Pendaahuluan.................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................
1.4 Manfaat......................................................................
BAB 2 Pembahasan.....................................................................
2.1 Deskripsi senyawa fenolik.........................................
2.2 Klasifikasi senyawa fenolik........................................
2.3 Ekstraksi senyawa fenolik........................................
2.4 Isolasi senyawa fenolik……………………….........
2.5 Identifikasi senyawa fenolik…………….................
2.6 Aktivitas farmakologi senywa fenilik……................
BAB 3 Penutup.............................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................
3.2 Saran............................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman adalah mahluk hidup yang tidak dapat berpindah tempat dan
memproduksi makanannya sendiri. dengan bantuan sinar matahari makanan
tanaman diproduksi sendiri menggunakan unsur-unsur anorganik yang
terdapat di tempat sekitar mereka hidup. Sifat tanaman ini disebut autotrof,
dan karena sifat inilah tanaman selalu ditempatkan di tempat pertama di
setiap rantai makanan mahluk hidup.
Fenolik merupakan senyawa yang banyak di temukan pada tumbuhan.
Fenolik memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi (OH)
dan gugus-gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan
nama senyawa induknya, yaitu fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki
gugus hidroksi lebih dari satu sehingga di sebut polifenol. Fenol biasanya
dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada kerangka
penyusunnya. Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonid,
yang merupakan senyawa yang secara umum dapat ditemukan pada sema
jenis tumbuhan.
Senyawa fenolik sebagai antioksidan mampu menstabilkan radikal bebas
dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan
menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas.
Fenolik merupakan senyawa yang memiliki kemampuan untuk merubah atau
mereduksi radikal bebas dan juga sebagai antiradikal bebas.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan senyawa fenolik ?
1.2.2 Bagaiman klasifikasi senyawa fenolik ?
1.2.3 Bagaimana ektraksi senyawa fenolik?
1.2.4 Bagaimana isolasi senyawa fenolik?
1.2.5 Bagaimana identifikasi senyawa fenolik?
1.2.6 Bagaimana aktivitas farmakologi senyawa fenolik?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui deskripsi dari senyawa fenolik
1.3.2 Untuk mengetahui klasifikasi senyawa fenolik
1.3.3 Untuk mengetahui ekstraksi senyawa fenolik
1.3.4 Untuk mengetahui isolasi senyawa fenolik
1.3.5 Untuk mengetahui identifikasi senyawa fenolik
1.3.6 Untuk mengetahui aktivitas farmakologi dari senyawa fenolik
1.4 Manfaat
1.4.1 Agar mahasiswa dapat memahami deskripsi dari senyawa fenolik
1.4.2 Agar mahasiswa dapat memahami klasifikasi senyawa fenolik
1.4.3 Agar mahasiswa dapat memahami ekstraksi senyawa fenolik
1.4.4 Agar mahasiswa dapat memahami isolasi senyawa fenolik
1.4.5 Agar mahasiswa dapat memahami identifikasi senyawa fenolik
1.4.6 Agar mahasiswa memahami aktivitas farmakologi dari senyawa
fenolik
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Senyawa Fenolik


Fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan.
memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidriksil (OH) dan gugus-
gugus lain penyertanya. Fenolik adalah salah satu kelompok fitokimia yang
banyak terdapat di alam, memiliki fungsi fisiologis dan morfologis yang
penting bagi tanaman. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa
induknya, yaitu fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksil
lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Polifenol terbagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan jumlah cincin fenol yang terkandung dan terikat pada
cincin satu dengan yang lain. Kelompok utama polifenol meliputi flavonoid,
asam fenolik, tanin, stilbena dan lignan.
Fenolik merupakan senyawa metabolit sekunder yang dapat disintesis
tumbuhan, sebagai respon terhadap berbagai kondisi seperti infeksi, radiasi
UV, dan lain sebagainya. Pada tumbuhan, fenolik dapat bertindak sebagai
antifeedants, atraktan untuk penyerbuk, kontributor pigmentasi tanaman,
antioksidan, sebagai pelindung dari berbagai jenis parasit dan paparan suhu
ekstrim. Salah satu jenis famili tumbuhan yang memiliki potensi senyawa
fenolik adalah Meliacea (Arif dan Tukiran, 2015).

Senyawa-senyawa fenolik telah dilaporkan mempunyai aktivitas


antioksidan karena sifat-sifat redoksnya. Senyawa fenolik beraksi sebagai
agen pereduksi, pemberi hidrogen, peredam oksigen singlet, dan juga sebagai
pengkelat logam yang potensial (Rohman dkk., 2007).

2.2 Klasikasi Senyawa Fenolik


Klasifikasi fenolik yaitu:
a. Fenolik Sederhana
Golongan senyawa-senyawa yang termasuk fenolik sederhana antara
lain meliputi guaiakol, vanilli dan kresol. Umumnya radikal fenoksi yang
terbentuk dari senyawa golongan fenolik sederhana, mengalami
pengkopelan pada posisi orto atau para terhadap gugus hidroksi fenolat.
Posisi ini lebih disukai, karena tidak terlalu sterik sehingga memudahkan
radikal lain untuk berikatan pada posisi tersebut. Namun kombinasi
pengkopelan lain juga diamati kemungkinannya, yaitu O-p, O-o dan O O.
b. Fenil Propanoid
Fenil propanoid merupakan senyawa fenol di alam yang mempunyai
cincin aromatik dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon.
Golongan fenil propanoid yang paling tersebar luas adalah asam hidroksi
sinamat, yaitu suatu senyawa yang merupakan bangunan dasar lignin .
Empat macam asam hidroksi sinamat banyak terdapat dalam tumbuhan.
Keempat senyawa tersebut yaitu asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-
kumarat.
Radikal fenoksi dari senyawa ini umumnya mengalami pengkopelan
diposisi atom C8, membentuk struktur dengan jembatan 8-8 (8-8 bridges).

c. Lignan
Senyawa-senyawa golongan fenil propanoid membentuk suatu
senyawa dimer dengan struktur lignan. Senyawaan lignan memiliki
struktur dasar (struktur induk) yang terdiri dari 2 unit fenil propanoid yang
tergabung melalui ikatan 8-8. Ikatan khas ini digunakan sebagai dasar
penamaan lignan.
Penggabungan 2 unit fenil propanoid dapat pula terjadi melalui
ikatan selain membentuk 8-8, yang digolongkan ke dalam neolignan.
Sedangkan jika 2 unit fenil propanoid bergabung melalui atom O, senyawa
yang terbentuk tergolong dalam oxineolignan.
Senyawaan lignan memiliki banyak modifikasi pada struktur
induknya, yang antara lain dapat menghasilkan penambahan cincin,
penambahan atau penghilangan atom C, dan sebagainya. Senyawaan ini
tersebar luas di dunia tumbuhan, dan banyak digunakan secara niaga
sebagai antioksidan dan sebagai komponen sinergistik dalam insektisida.
Selain itu, lignan merupakan komponen kimia yang aktif dalam tumbuhan
obat tertentu. Salah satu senyawa golongan lignan, yaitu podophyllotoxin,
diketahui dapat menghambat tumor. Dalam pengobatan Cina, lignan
banyak dipakai untuk mengobati penyakit hepatitis dan melindungi organ
hati.

d. Asam Ferulat
Asam ferulat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat,
yang memiliki kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman. Hal
ini memungkinkan untuk dapat memberikan keuntungan yang signifikan di
bidang kesehatan, karena senyawa asam ferulat memiliki aktivitas
antikanker dan antioksidan. Selain itu juga dapat menjadi prekursor dalam
pembuatan senyawa aromatik lain yang bermanfaat.
Sebagai antioksidan, asam ferulat kemungkinan menetralkan
radikal bebas, seperti spesies oksigen reaktif (ROS). ROS kemungkinan
yang menyebabkan DNA rusak dan mempercepat penuaan.
Dengan studi pada hewan dan studi in vitro, mengarahkan bahwa
asam ferulat kemungkinan memiliki hubungan dengan aktivitas antitumor
perlawanan kanker payudara dan kanker hati. Asam ferulat memiliki
kemungkinan sebagai pencegah kanker yang efektif, yang disebabkan oleh
paparan senyawa karsinogenik, seperti benzopirene dan 4-nitroquinoline 1-
oksida. Namun perlu menjadi catatan, bahwa hal itu tidak diuji coba
kontrol random pada manusia, sehingga hasilnya kemungkinan pula tidak
dapat dimanfaatkan untuk manusia.
Jika ditambahkan pada asam askorbat dan vitamin E, asam
ferulat kemungkinan dapat mengurangi stress oksidasi dan pembentukan
dimer timidine dalam kulit. Pada tumbuhan, asam ferulat meningkatkan
rigiditas dan kekuatan dinding sel tanaman, melalui ikatan silang (cross
linking) dengan pentosan, arabinoxilan dan hemiselulosa, sehingga
dinding sel tidak mudah dihidrolisis secara enzimatis selama proses
perkecambahan.
Asam ferulat banyak ditemukan dalam padi (terutama beras
merah), gandum, kopi, buah apel, nanas, jeruk dan kacang tanah. Dalam
perindustrian, asam ferulat memiliki kelimpahan dan dapat dimanfaatkan
sebagai prekursor dalam pembuatan vanilli, agen perasa sintesis yang
sering digunakan dalam ekstrak vanilla alami.
Asam ferulat adalah senyawa fenolik yang dapat dihasilkan salah
satunya ialah dengan reaksi kondensasi vanilli dengan asam malonat.

e. Etil Ferulat
Etil ferulat tergolong ke dalam turunan senyawa asam hidroksi
sinamat, yang merupakan turunan dari asam ferulat dalam bentuk ester.
Senyawa fenolik ini terdistribusi secara luas pada berbagai jenis tanaman
yang dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Senyawa tersebut terdapat
dalam tanaman, terutama pada benih padi dan gandum, tetapi dalam
jumlah kecil. Oleh karena itu, senyawa ini biasanya disintesis dari
prekursor asam ferulat. Bentuk fisik etil ferulat berupa kristal berwarna
putih dan memiliki aktifitas sebagai antioksidan yang sangat baik
dibandingkan asam bebasnya. Etil ferulat digunakan sebagai bahan aktif
dalam pengobatan terapi untuk antihipertensi.
2.3 Ekstraksi Senyawa Fenolik
- Tahap Ekstraksi
Serbuk halus dari kulit batang tumbuhan nyiri batu (Xylocarpus
molucensis) seberat 2,5 kg dimaserasi berturut-turut dengan
menggunakan pelarut metanol teknis masing-masing sebanyak 20 liter.
Maserasi ini dilakukan dengan merendam sampel menggunakan pelarut
pada suhu kamar selama 24 jam dan diulangisebanyak 3 kali. Hasil
maserasi dengan pelarut metanol teknis disaring secara vakum dengan
menggunakan penyaring Buchner sehingga diperoleh ekstrak metanol dan
residu. Ekstrak yang diperoleh diuapkan menggunakan rotary vacuum
evaporator sampai menghasilkan ekstrak metanol kulit batang kulit batang
tumbuhan nyiri batu (Xylocarpus moluccensis).
- Hasil Tahap Ekstraksi

Hasil dari proses maserasi berupa filtrate ekstrak metanol kulit batang
tumbuhan.Kemudian filtrat hasil maserasi diuapkan menggunakan rotary
evaporator menghasilkan ekstrak metanol sebesar 1678,7 gram.

2.4 Isolasi Senyawa Fenolik


Tahap Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit
Batang Tumbuhan Nyiri Batu
Tahap uji kualitatif aktivitas ekstrak metanol kulit batang tumbuhan nyiri
batu (Xylocarpus moluccensis) adalah sebagai berikut: ekstrak metanol kulit
batang tumbuhan nyiri batu dilarutkan dalam metanol teknis. Selanjutnya
ditotolkan pada plat KLT, dibiarkan sebentar sampai mengering. Kemudian
disemprotkan larutan DPPH 0,004% pada plat KLT, dibiarkan selama 30
menit.

2.5 Identifikasi Senyawa Fenolik


 Uji Kandungan Alkaloid Sebanyak 2 gram ekstrak dilarutkan dengan
metanol dan amonia sampai pH 8-9 kemudian disaring. Filtrat yang
didapatkan ditambah dengan 2 mL H2SO4 2N dan dikocok hingga
membentuk dua lapisan, yaitu lapisan atas (asam sulfat) dan lapisan
bawah. Kemudian lapisan atas dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing 5
tetes dan diletakkan pada tabung reaksi. Setelah itu masing-masing tabung
reaksi ditetesi dengan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf. Jika hasil
pengujian berturut-turut terbentuk endapan berwarna putih, coklat, dan
merah atau jingga maka sampel mengandung alkaloid.

 Uji Kandungan Saponin Uji kandungan saponin dilakukan dengan


metode Forth. Sebanyak 1 ml sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi
lalu ditambah dengan 5 ml aquades kemudian dipanaskan. Hasil positif
senyawa saponin jika terbentuk buih yang tidak hilang selama 2-4 menit.
 Uji Kandungan Flavonoid Uji kandungan flavonoid dilakukan dengan
Shinoda test. Pita Mg diletakkan di plat tetes dan ditambah 1 tetes HCl
pekat. Setelah itu ditetesi dengan ekstrak yang telah dilarutkan dengan
metanol. Hasil positif senyawa flavonoid jika terbentuk warna oranye.
merah atau biru

 Uji Kandungan Fenolik Sebanyak 1-2 tetes ekstrak dimasukkan ke dalam


plat tetes dan ditambah 2 tetes larutan FeCl3 5%. Hasil positif jika
terbentuk warna hijau, hitam kebiruan atau hitam yang kuat. Hasil Uji
Fenolik Uji kualitatif senyawa fenolik ekstrak metanol kulit batang
tumbuhan nyiri batu dengan menggunakan larutan FeCl3 menunjukkan
warna hitam kecoklatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak tersebut
termasuk ke dalam golongan senyawa fenolik. Larutan ekstrak berubah
warna menjadi hitam kecoklatan. Persamaan reaksinya dapat dinyatakan
sebagai berikut : FeCl3(aq) + 6ArOH(s) → 6H+ aq) + 3Cl- aq) +
[Fe(OAr)6]3-(aq).

2.6 Aktivitas Farmakologi Senyawa Fenolik


 Tahap Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit
Batang Tumbuhan Nyiri Batu
Tahap uji kualitatif aktivitas ekstrak metanol kulit batang tumbuhan nyiri
batu (Xylocarpus moluccensis) adalah sebagai berikut: ekstrak metanol
kulit batang tumbuhan nyiri batu dilarutkan dalam metanol teknis.
Selanjutnya ditotolkan pada plat KLT, dibiarkan sebentar sampai
mengering. Kemudian disemprotkan larutan DPPH 0,004% pada plat KLT,
dibiarkan selama 30 menit.

 Tahap Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit Batang


Tumbuhan Nyiri Batu
Tahap uji aktivitas antioksidan ekstrak metanol kulit batang tumbuhan
nyiri batu (Xylocarpus moluccencis) adalah sebagai berikut: membuat
larutan induk dengan cara melarutkan 0,1 gram ekstrak etil metanol kulit
batang tumbuhan nyiri batu (Xylocarpus moluccencis) dengan metanol p.a
di dalam labu ukur 100 mL. Membuat larutan uji dari larutan induk pada
variasi konsentrasi 10, 25, 50, 75, dan 100 ppm, diambil sebanyak 300 μl
dari masing-masing variasi larutan berkonsentrasi lalu dimasukkan
kedalam vial berwarna gelap dan ditambah sebanyak 3 ml larutan DPPH
0,004 %, dikocok dengan kuat dan dibiarkan selama 30 menit di ruangan
gelap. Kemudian diukur absorbansinya pada λ maks 517 nm. Perlakuan
yang sama dilakukan terhadap kontrol dimana larutan sampel diganti
dengan metanol. Selanjutnya ditentukan harga % peredaman (%P)
absorban larutan DPPH serta harga IC50. Harga %P ditentuan

DAFTAR PUSTAKA
Arif, R. S dan Tukiran. (2015). Identitas Senyawa Fenolik Hasil Isolasi dari Fraksi
Semi Polar Ekstrak Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu
(Xylocarpus moluccensis). UNESA Journal of Chemistry. 4(2): 1-9

Putri, A dan Hidajati, N. (2015). Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenolik


Ekstrak Metanol Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu (Xylocarpus
moluccensis). UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No. 1. Surabaya.

Rohman, dkk. (2007). Metode Kromatografi untuk Analisis Makanan. Pustaka


Pelajar. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai