Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS

BLOK I (ISLAM DISIPLIN ILMU APOTEKER)

“REGULASI OBAT NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN REGULASI


PREKURSOR, OOT DAN DOEN ”

OLEH :

NAMA : AMALIAH AYUSTINA YUSUF

NIM : 15120200131

DOSEN : apt. MASDIANA THAHIR, S.Farm, M.Si

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
1. Tuliskan nama obat generik dan paten pergolongan obat-obat narkotika,
psikotropika dan prekursor dan obat-obat tertentu.

Jawab:
a. Narkotika
- Golongan I
Nama Generik Nama Paten
Opium/Candu -
Morphin -
Heroin/Diasetilmorfin -
Ganja -
Kokain -
Amphetamine -
Ekstacy -
Sabu/Metafetamine -

- Golongan II
Nama Generik Nama Paten
Morfin MS Contin tab
Astramorph
Depodur (suspensi injeksi)
Duramorph (larutan injeksi)
Infumorph (larutan injeksi)
Kadian kap
MorphaBond tab
Pentanyl actiq (tab.bucal)
duragesic (transdermal patch)
fentora (tab.buccal)
Sublimaze inj.
Petidin clopedin inj.
demerol inj.
Hidromorfon Jurnista tab
Hidrokodon Hysingla ER
Zohydro ER
Metadon Diskets
Dolophine
Methadose (tablet)
Remifentanil Ultiva inj.
Sufentanil Dsuvia (tab sublingual)
Sufenta inj.
Alfentanil alfenta inj.

- Golongan III
Nama Generik Nama Paten
Kodein Codikaf
Buprenorfin Subutex
Suboxone

b. Psikotropika
- Golongan I
Nama Generik Nama Paten
LSD (Lysergic Acid Diethylamide) Delysid (Novartis)

- Golongan II
Nama Generik Nama Paten
Metil Fenidat Ritalin
Metadate
Concerta
prohiper

- Golongan III
Nama Generik Nama Paten
Flunitrazepam Rohypnol

- Golongan IV
Nama Generik Nama Paten
Alprazolam Alprazolam
Alviz
Apazol
Atarax
Calmet
Frixitas
Opizolam
Xanax
Diazepam Diazepam
Neurindo
Neurodial
Neuroval
Opineuron
Potensik
Proneuron
Stesolid
Valdimex
Valisanbe
Clobazam Anxibloc
Asabium
Clobazam
Clofritis
Frisium
Proclozam
Estazolam Alena
Esilgan

c. Prekursor
Nama Generik Nama Paten
Efedrin Asmadex
Asmasolon
Neo Asma
Asthma soho
Neo Napacin
Neo Ultradin
Betaflu
Bintang Toedjoe No. 14 Flu Dan Pilek
NOBH Cap Merak
OBH Cap Merak Kids
OBH Combi Batuk Pilek
Emkanadry
Etaflusin
Oskadryl
Paracetin
Komix Batuk & Flu Kid
Komix OBH
Komix OBH Kid
Pseudoefedrin Actifed
Laserin Flu
Mixagrip Day & Night
Allerin Expectorant
Mixagrip Flu & Batuk
Anakonidin
Mixagrip Flu & Batuk Plus
Anakonidin OBH
Mixagrip Psd
Bodrex Flu & Batuk
Ergometrin Metherinal
Ergotamin Bellaphen
Ergotamin tartrat-Kofein
Cafergot
Erifac

d. Obat-Obat Tertentu (OOT)


Nama Generik Nama Paten
Tramadol Tramal
Tragesic
Tradosic
Kamadol
Tranagan
Dolsic
Dolana
Forgesic
Ultracet
Patral
Seminac
Vastadol
pinorec
nonalges
orasic
Trasik
Corsadol
Bellatram
Tradyl
Haloperidol Dores
Lodomer
Dores
Lodomer
Govotil
Lodomer
Govotil
Seradol
Haldol
Serenace
Upsikis
Triheksipenidil Arkine
Hexymer
Klorpromasin Cepezet
Meprosetil
Promactil
Amitriptilin Trilin
Dextrometofan Actifed Plus Cough Supressant
Komix Kid
Alco Plus Dmp
Konidin
Anadex
Konidin
Anakonidin
Konidin Plus
Anaton
Kontrabat
Anaton
Lacoldin
Andonex
Lapifed Benacol DTM
Lodecon Forte
Benadryl Dmp
Mersidryl
Benadryl Dmp Child
Mersidryl Formula 88
Bodrex Flu & Batuk
Mextril
Brochifar
Mixaflu
Calortusin
Mixagrip Flu & Batuk

2. Buatlah resume pembelajaran tentang pengelolaan obat-obat narkotika,


psikotropika, prekursor dan OOT.

Jawab:
A. Penggolongan Obat
1) Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Obat bebas disebut juga obat OTC (Over The
Counter).
2) Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas termasuk obat keras yang masih dapat dijual dan
dibeli bebas tanpa resep dokter dan ada tanda peringatan. Obat bebas
terbatas atau obat yang termasuk dalam daftar “W” yang menurut
bahasa belanda singkatan dari “Waarschuwing” artinya peringatan.
3) Obat Keras

Obat keras adalah obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter,
dokter gigi dan dokter hewan. Obat keras disebut juga obat daftar “G”,
yang diambil dari bahasa Belanda. singkatan dari “Gevaarlijk” artinya
berbahaya, maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika
pemakainnya tidak berdasarkan resep dokter.

Yang termasuk golongan ini adalah beberapa obat generik dan Obat
Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk di dalamnya narkotika,
psikotropika, obat prekursor dan obat-obat tertentu yang sering
disalahgunakan termasuk obat keras.
- Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat wajib apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan
oleh Apoteker kepada pasien tanpa resep dokter. OWA terbagi
dalam OWA 1, OWA 2 dan OWA 3.
- Prekursor
prekursor adalah zat atau bahan pemula yang dapat digunakan
untuk pembuatan narkotika dan psikotropika, prekursor tersebut
berguna untuk industri farmasi, pendidikan, pengembangan ilmu
pengetahuan dan pelayan kesehatan.
- Obat-obat Tertentu (OOT)
Obat-Obat Tertentu (OOT) adalah obat yang bekerja di sistem
susunan syaraf pusat selain narkotika dan psikotropika, yang pada
penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan
ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
4) Obat Psikotropika

Psikotropika adalah obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika,


yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
5) Obat Narkotika

Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan,
yang dibedakan ke dalam 3 golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang tentang Narkotika.
6) Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan dan harus
tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya. Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksia, terapi, dan
rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai
dengan fungsi dan tingkatnya

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1) Narkotika
• Undang-undang RI No. 35 tahun 2009 tentang narkotika
• Permenkes RI No. 7 tahun 2018 tentang perubahan penggolongan
narkotika
• Peraturan BPOM No. 4 Tahun 2018 Tentang Pengawasan
Pengelolaan obat, bahan obat, Narkotika, psikotropika, dan
prekursor farmasi Di fasilitas pelayanan kefarmasian
2) Psikotropika
• Undang-Undang No.5 tahun 1997, penggolongan psikotropika
menjadi 4 golongan
• Undang-Undang N0.35 Tahun 2009, penggolongan Psikotropika
golongan I menjadi golongan narkotika
• Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2015 tentang perubahan
penggolongan psikotropika, tentang perubahan psikotropika
golongan IV, yaitu penambahan zolpidem
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No.3 Tahun 2017 tentang
perubahan penggolongan psikotropika golongan II dan IV
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No.49 Tahun 2018 tentang
perubahan penggolongan psikotropika
• Peraturan BPOM No. 4 Tahun 2018 Tentang Pengawasan
Pengelolaan obat, bahan obat, Narkotika, psikotropika, dan
prekursor farmasi Di fasilitas pelayanan kefarmasian
3) Prekursor
• Peraturan Pemerintah RI No.44 Tahun 2010 tentang Prekursor
• Peraturan BPOM RI No.40 tahun 2013 tentang pedoman
pengelolaan prekursor farmasi dan obat mengandung prekursor
farmasi
• Permenkes RI No.3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan
Prekursor Farmasi
• Peraturan BPOM RI No. 4 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Pengelolaan Obat, Bahan Obat narkotika, Psikotropika, Dan
Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
4) Obat-obat Tertentu (OOT)
• Peraturan Kepala BPOM No. 7 tahun 2016 tentang pedoman
pengelolaan obat-obat tertentu yang sering disalahgunkanan
• Peraturan Kepala BPOM No. 28 tahun 2018 tentang pedoman
pengelolaan obat-obat tertentu yang sering disalahgunkanan
• Peraturan Kepala BPOM No.10 Tahun 2019 Tentang pedoman
pengelolaan obat-obat tertentu yang sering disalahgunakan
5) Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
• Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
hk.01.07/menkes/395/2017 tentang daftar obat esensial nasional
• Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor hk.01.07
/menkes/688/2019 tentang daftar obat esensial nasional

C. PERBEDAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR


Narkotika Psikotropika Prekursor
obat yang berasal dari obat, baik alamiah Zat atau bahan pemula
tanaman atau bukan maupun sintetis bukan atau bahan kimia yang
tanaman, baik sintetis Narkotika, yang dapat digunakan
maupun semi sintetis, berkhasiat psikoaktif sebagai bahan
yang dapat melalui pengaruh baku/penolong untuk
menyebabkan selektif pada susunan keperluan proses
penurunan atau saraf pusat yang produksi industri farmasi
perubahan kesadaran, menyebabkan atau produk antara,
hilangnya rasa, perubahan khas pada produk ruahan, dan
mengurangi sampai aktivitas mental dan produk jadi yang
menghilangkan rasa perilaku. mengandung ephedrine,
nyeri dan dapat pseudoephedrine,
menimbulkan norephedrine/phenylprp
ketergantungan, yang anolamine, ergotamin,
dibedakan ke dalam ergometrine, atau
golongan golongan Potasium Permanganat.
sebagaimana terlampir
dalam Undang-
Undang tentang
Narkotika.
D. PENGGOLONGAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
1) Narkotika
• Golongan I: adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
• Golongan II: adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
• Golongan III: adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan.
2) Psikotropika
• Golongan I: adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan
• Golongan II: adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
• Golongan III: adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
• Golongan IV: adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan.

Anda mungkin juga menyukai