PEMBAHASAN
A. Batasan
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi
korialisnya mengalami perubahan hidrofobik. Mola hidatidosa merupakan bagian
dari penyakit trofoblas gestasional / Gestational Thropoblatic Disease (GTD)
yaitu kelompok penyakit yang ditandai dengan proliferasi abnormal trofoblas
pada kehamilan dengan potensi keganasan.Spektrum keganasan dari GTD adalah
dalam bentuk koriokarsinoma.Mola hidatidosa adalah neoplasma jinak dari sel
trofoblas.Pada molahidatidosa kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang
sempurna, melainkan berkembang menjadi patologik
2. Histologi
Dari segi histologi, uterus terdiri dari tiga lapisan, ( Junquiera, 2007):
a. Lapisan serosa atau peritoneum viseral yang terdiri dari sel mesotelial.
b. Lapisan muscular atau miometrium yang merupakan lapisan paling tebal
di uterus dan terdiri dari serat otot halus yang dipisahkan oleh kolagen dan
serat elastik. Berkas otot polos ini membentuk empat lapisan yang tidak
berbatas tegas. Lapisan pertama dan keempat terutama terdiri atas serat
yang tersusun memanjang, yaitu sejajar dengan sumbu panjang organ.
Lapisan tengah mengandung pembuluh darah yang lebih besar.
c. Lapisan endometrium yang terdiri atas epitel dan lamina propia yang
mengandung kelenjar tubular simpleks. Sel – sel epitel pelapisnya
merupakan gabungan selapis sel – sel silindris sekretorus dan sel bersilia.
Jaringan ikat lamina propia kaya akan fibroblas dan mengandung banyak
substansi dasar. Serat jaringan ikatnya terutana berasal dari kolagen tipe
III.
Gambar 4.3 Lapisan dinding uterus
Lapisan endometrium dapat dibagi menjadi dua zona (1) Lapisan fungsional
yang merupakan bagian tebal dari endometrium. Lapisan ini akan luruh pada saat
terjadinya fase menstruasi. (2) Lapisan basal yang paling dalam dan berdekatan
dengan miometrium. Lapisan ini mengandung lamina propia dan bagian awal
kelenjar uterus. Lapisan ini berperan sebagai bahan regenerasi dari lapisan
fungsional dan akan tetap bertahan pada fase menstruasi.
a. Fungsi Seksual
Alat yang berperan adalah vulva clan vagina. Ketenjar pada vulva yang
dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai pelumas pada saat koitus.
Selain itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir.
b. Fungsi hormonal
Fungsi hormonal ialah peran indung telur dan rahim didalam
memperlahankan ciri kewanitaan dan pengaturan haid. Perubahan-
perubahan fisik dan psikisyang terjadi sepanjang kehidupan seorang
wanita erat hubungannya dengan fungsi indung telur yang menghasilkan
hormon-harmon wanita yaitu estrogen dan proqesteron. Datam masa
kanak-kanak indung telur belum menjalankan fungsinya dengan baik.
Indung teiur mulai berfungsi,yaitu kurang lebih pada usia 9 tahun, secara
produktif menghasilkan hormone-hormon wanita . Hormon-hormon ini
mengadakan interaksi dengan hormon-hormon yang dihasilkan oleh otak.
Akibatnya terjadilah perubahan-perubahan fisik pada wanita.
Junqueira,LC.. 2007. Histology Dasar: teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta : EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38951/4/Chapter%20ll.pdf (diunduh
tanggal 22 september 2016)
http://www.lusa.web.id/kehamilan-mola-hidatidosa-mola-hydatidosa/ (diunduh
tanggal 22 september 2016)