Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1. Rekam Medik
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
No RM : 03 19 07
Umur : 35 tahun
Suku bangsa : Lampung, Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tanjung Sari Natar
MRS : Pasien masuk dari IGD 13 November 2017 pukul 09.15

b. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Keluar darah segar dari kemaluan
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Os datang ke IGD RSPBA dengan keluhan keluar darah segar dari

kemaluan secara tiba-tiba sewaktu bangun tidur pada pagi hari sebanyak ±

50 cc. Tidak terdapat gumpalan, tidak nyeri, tidak mulas, dan tidak ada

keluar cairan tertahankan dari jalan lahir. Os mengaku tidak ada riwayat

terjatuh sebelumnya.

3. Riwayat Perkawinan

Menikah, 1 kali, usia perkawinan 9 tahun (menikah usia 26 tahun).


4. Riwayat Reproduksi
Riwayat menarche usia 15 tahun, siklus teratur, lama siklus 28 hari, lama

haid 7 hari, banyaknya 2-3 pembalut perhari, volume 20 cc, disminore (-).
5. Riwayat Kehamilan/Melahirkan
G4P2A1
Anak pertama laki-laki lahir hidup tahun 2008, aterm, partus spontan,

ditolong oleh tenaga kesehatan, BB 2700 gr, PB 46 cm.


Anak kedua tahun 2010, abortus, di lakukan kuretase oleh tenaga

kesehatan.
Anak ketiga laki-laki lahir hidup tahun 2014, aterm, partus spontan,

ditolong oleh tenaga kesehatan, BB 3000 gr, PB 48 cm.


6. Riwayat KB
KB suntik 3 bulan selama 1 tahun.
7. Riwayat Hamil Saat ini
HPHT : 23-05-2017
TP : 30-12-2017
Antenatal Care : ya
Imunisasi TT : ya
Keluhan Saat Hamil : mual
8. Riwayat Penyakit Dahulu
Os mengaku sebelumnya pernah dilakukan perawatan di RSAM

dikarenakan perdarahan pada tahun 2010. Os mengaku sebelumnya

pernah dilakukan operasi tumor payudara di RSPBA pada tahun 2011.


9. Riwayat Penyakit Keluarga
Os mengaku tidak ada penyakit yang diderita pada keluarga kandung.
10. Riwayat Kebiasaan
Os mengaku tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol, obat-

obatan atau merokok.


11. Riwayat Gizi / Sosioekonomi
Cukup
c. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 59 kg
Tinggi badan : 160 cm
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5˚C

2
2. Status Generalis
Kepala
Bentuk kepala : Normosefali, tidak ada deformitas
Rambut : warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Wajah : simetris, tidak ada deformitas, tampak pucat
Mata : kelopak mata oedem (-), konjungtiva anemis (+/+),
sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+), reflex cahaya

lanngsung (+/+)
Telinga : normotia, deformitas (-)
Hidung : pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), mukosa

hiperemis (-), septum deviasi (-)


Bibir : simetris, deviasi (-), mukosa lembab,
Mulut : tidak ada kelainan
Leher
Bentuk : simetris, tidak ada kelainan
KGB : tidak teraba membesar
Trakea : tidak ada kelainan
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Toraks
Dinding dada : simetris, tidak ada kelainan
Paru – paru
Inspeksi : gerakan kedua hemitoraks simetris saat inspirasi dan

ekspirasi
Palpasi : gerakan dada simetris, tidak ada hemitoraks tertinggal,

vokal fremitus kedua hemitoraks sama, krepitasi (-),

nyeri tekan (-)


Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : suara nafas vesikuker, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung

Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis, Tidak ada tanda

radang

Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V, 2 cm sebelah medial

garis midklavikularis sinistra

3
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, Simestris, Tidak tampak

tanda radang, Benjolan (-), Jejas (-), Linea nigra (-), Striae alba (-)
Palpasi : teraba ballotemen, TFU 23cm
Auskultasi : bising usus normal, terdengar DJJ 144x / menit
Anogenital
Inspeksi : perdarahan pervaginam (+), perineum utuh
Ekstremitas
Akral hangat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, oedem tungkai -/-,

varises -/-, refreks fisiologis -/-, reflex patologis -/-

2. Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi

a. Pemeriksaan Luar

Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, Simestris, Tidak tampak

tanda radang, Benjolan (-), Jejas (-), Linea nigra (-), Striae alba (-)
Palpasi : teraba ballotemen, TFU 23cm
Auskultasi : bising usus normal, terdengar DJJ 144x / menit
Genitalia Eksterna
inspeksi : didapatkan darah segar berwarna merah
Palpasi : tidak ada kelainan
Inspekulo
tidak dilakukan pemeriksaan
b. Pemeriksaan dalam (VT)
Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG

4
Hasil
- Gravida 28 minggu dengan janin tunggal hidup intrauterine
- Plasenta insersi di corpus posterior uteri menutupi ostium uteri
internum
2. Labolatorium

a. Pemeriksaan hematologi

Pemeriksaan Hasil Normal Satua Keterangan

n
Hemoglobin 9,4 Lk 14 – 18 Wn 12 – 16 gr/dl
Leukosit 6.700 4.500 – 10.700 %
Hit. Jenis leukosit basofil 0 0–1 %
Hit. Jenis leukosit eosinofil 0 0–3 %

5
Hit. Jenis leukosit batang 1 2–6 %
Hit. Jenis leukosit segmen 65 50 – 70 %
Hit. Jenis leukosit limposit 26 20 – 40 %
Hit. Jenis leukosit monosit 8 2–8 %
Eritrosit 3,2 Lk 4,6-6,2 Wn 4,2-6,4 10 6/ul
Hematoktit 28 Lk 50-54 Wn 38-47 %
Trombosit 169.00 159.000-400.000 ul

0
MCV 85 80-96 fl
MCH 29 27-31 pg
MCHC 33 32-36 g/dl
CT (masa pembekuan darah) 14 9-15 Menit
BT (masa perdarahan) 4 1-7 Menit

b. Diagnosa Kerja
G4P2A1 hamil 28 minggu dengan HAP e.c plasenta previa total
c. Diagnosis Banding
- Plasenta previa lateralis
- Plasenta previa marginalis
- Solusio plasenta
d. Prognosis
Dubia et bonam
e. Terapi
1. Lapor dr. Bambang, Sp.OG
2. IVFD RL + 1 amp duvadilan gtt xx tpm
3. Ceftiraxone 3x1/ IV
4. Asam traneksamat 3x1 amp/ IV
5. Dexamethason 2 x 2 amp (2 hari)
6. Cek DL, CT, BT
f. Follow Up

Tanggal Waktu Pemeriksaan Tindakan


13/11/2017 10.00 S : keluar darah segar dari kemaluan Lapor
O : KU : baik, Kesadaran : CM, TD: dr. Bambang, Sp.OG
Adv :
90/70 mmHg, N: 80x/mnt, RR: 20/mnt,

6
T: 36,5°C perdarahan ± 30 cc, Hb 9,4 -IVFD RL + 1 amp

gr/dl duvadilan gtt xx tpm

A : G4P2A1 28 minggu dengan HAP - Ceftiraxone 3x1/ IV

e.c plasenta previa total - Asam traneksamat

3x1 amp/ IV

- Dexamethason 2 x

2 amp (2 hari)

- Puasa
- RC USG pukul

13.00
14/11/2017 07.00 S : keluar darah segar dari kemaluan Lapor dr. Bambang,
O : KU : baik, Kesadaran : CM, TD:
Sp.OG
90/70 mmHg, N: 80x/mnt, RR: 20/mnt, Adv :

T: 36,5°C perdarahan ± 20 cc, Hb 9,4 -Observasi kesadaran

gr/dl -Observasi TTV,

A : G4P2A1 28 minggu dengan HAP GCS, skala nyeri

e.c plasenta previa total -Observasi

perdarahan

Terapi

-IVFD RL + 1 amp

duvadilan gtt xx tpm

- Ceftiraxone 3x1/ IV

- Asam traneksamat

7
3x1 amp/ IV

- Dexamethason 2 x

2 amp (2 hari)
15/11/2017 07.00 S : masig keluar flek-flek darah Lapor dr. Bambang,
O : KU : baik, Kesadaran : CM, TD:
Sp.OG
90/70 mmHg, N: 80x/mnt, RR: 20/mnt, Adv :

T: 36,5°C perdarahan ± 5 cc, Hb 9,4 -Observasi kesadaran

gr/dl -Observasi TTV,

A : G4P2A1 28 minggu dengan HAP GCS, skala nyeri

e.c plasenta previa total -Observasi

perdarahan

-anjurkan bed rest

total

Terapi

-IVFD RL + 1 amp

duvadilan gtt xx tpm

- Ceftiraxone 3x1/ IV

- Asam traneksamat

3x1 amp/ IV

- Dexamethason 2 x

2 amp (2 hari)
15.00 S : keluar darah segar dari kemaluan Lapor dr. Bambang,

sudah tidak dirasakan Sp.OG

8
O : KU : baik, Kesadaran : CM, TD: Adv :

90/70 mmHg, N: 80x/mnt, RR: 20/mnt, - Os boleh pulang

T: 36,5°C perdarahan tidak ada , Hb 9,4 - Anjurkan bed rest

gr/dl total

A : G4P2A1 28 minggu dengan HAP - kontrol tanggal 22-

e.c plasenta previa total 11-2017 di poliklinik

obgyn RSPBA

Terapi

-Amoksilin

3x500mg/oral

- Asam mefenamat

3x500mg/ oral

- Inbion 1x1tab/oral

BAB II

ANALISIS KASUS

9
Pada kasus ini diagnosa plasenta previa totalis ditegakkan berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

1. Anamnesis

Berdasarkan teori gejala klinik perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi

setelah umur kehamilan 20 minggu atau pada akhir kehamilan trimester ke-2 atau

awal trimester ke-3.Penyebab perdarahan pada pasien ini bermacam-macam, yang

dapat merupakan masalah obstetrik maupun non-obstetrik.Penyebab obestetrik dari

perdarahan antepartum adalah plasenta previa, solusio plasenta dan vasa

previa.Perdarahan non-obstetrik dapat disebabkan oleh perlukaan pada jalan lahir

karena terjatuh, koitus, atau varises yang pecah, atau kelainan pada serviks seperti

karsinoma, erosi, dan polip.

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta previa dapat diklasifikasikan

menjadi 3 jenis yaitu plasenta previa totalis jika seluruh ostium uteri tertutup oleh

plasenta, plasenta previa lateralis jika hanya sebagian ostium uteri yang tertutup oleh

plasenta, dan plasenta previa marginalis jika hanya pada pinggir ostium uteri terdapat

jaringan plasenta.

Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan

pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau

bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan

berakibat fatal. Akan tetapi, perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak

10
daripada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam.

Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan ketiga, akan tetapi

tidak jarang pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen-bawah

uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya

kehamilan, segmen-bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai

membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen

bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat

di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah

terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang

disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman.

Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya

plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.

Perdarahannya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen

bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana

serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang

letaknya normal.

Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum, perdarahan

terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah rahim terbentuk lebih

dahulu pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum.Sebaliknya, pada plasenta

previa parsialis atau marginalis, perdarahan baru terjadi pada waktu mendekati atau

mulai persalinan.Perdarahan pertama biasanya sedikit tetapi cenderung lebih banyak

11
pada perdarahan berikutnya.Perdarahan pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan

dibawah 30 minggu tetapi lebih dari separuh kejadinanya terjadi pada kehamilan

diatas 34 minggu

Menurut kloosterman (1973), frekuensi placenta previa pada primigravida

yang berumur > 35 tahun kira – kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan

primigravida yang berumur < 25 tahun. Dan begitu juga pada grande multippara

plasenta sering terjadi pada umur > 35 tahun di bandingkan umur < 25 tahun.

Analisis Kasus

Dari anamnesis didapatkan karakteristik yang sama :

- keluar darah segar dari kemaluan


- keluar darah terjadi secara tiba-tiba
- darah yang keluar sebanyak ± 50 cc
- gumpalan (-)
- nyeri (-)
- mulas (-)
- riwayat terjatuh (-)
- usia ibu 35 tahun

- multigravida

- kehamilan 28 minggu

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik pada plasenta previa akan ditemukan dalam batas

normal. Tanda-tanda vital ibu dan janin dalam keadaan baik.Pemeriksaan

abdomen cembung, lembut, dan bagian-bagian janin dapat diidentifikasi dengan

mudah melalui pemeriksaan leopold.Ini dapat membedakan dengan solusio

12
plasenta dimana pada solusio plasenta akan ditemukan perabaan abdomen dan

uterus yang lebih tegang sehingga bagian-bagian janin tidak dapat diidentifikasi

dengan pemeriksaan leopold.Letak bagian terendah janin masih tinggi karena

plasenta terletak pada bagian kutub bawah rahim sehingga bagian terendah tidak

dapat mendekati pintu atas panggul.


Analisis Kasus

Pada pemeriksaan fisik ditemukan kondisi pasien masih dalam batas normal.Pada

pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen cembung dan lembut sehingga bagian-

bagian janin dapat diidentifikasi dengan mudah dengan pemeriksaan leopold.

Pada pemeriksaan obstetri dengan perabaan fornises akan teraba bantalan lunak

pada presentasi kepala. Pada pemeriksaan dalam dapat teraba adanya plasenta dan

letak kepala masih tinggi karena terhalang oleh plasenta.Pemeriksaan dalam pada

plasenta previa hanya dibenarkan bila dilakukan secara double set-up di kamar

operasi yang telah siap untuk melakukan terapi aktif apabila kehamilan akan

diterminasi.Pemeriksaan inspekulo dapat dilakukan untuk menyingkirkan

penyebab non-obstetrik lainnya seperti polip, erosi, ataupun karsinoma.

Analisis Kasus
Pada pasien tidak terdapat pemeriksaan obstetri yang dapat membantu

menegakkan diagnosis karena tidak dilakukan pemeriksaan inspekulo,

pemeriksaan dalam, maupun pemeriksaan fornises.Pada pasien dengan plasenta

previa tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam karena dapat memicu terjadinya

perdarahan yang hebat.Pemeriksaan inspekulo juga tidak wajib dilakukan karena

13
tidak dapat membantu menegakkan diagnosis.Pemeriksaan fornises dapat

dilakukan dengan hati-hati jika presentasi terbawah janin adalah kepala, namun

pada pasien pemeriksaan ini juga tidak dilakukan untuk mencegah terjadi

perdarahan lebih lanjut.

3. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis pasti plasenta previa dapat ditegakkan melalui pemeriksaan

ultrasonografi (USG). Dengan pemeriksaan USG transabdominal ketepatan

diagnosisnya mencapai 95-98%, sedangkan pada USG transvaginal ketepatannya

akan lebih tinggi lagi. Dengan bantuan USG, plasenta previa dapat didiagnosis

sebelum trimester ketiga.Namun, dalam perkembangannya dapat terjadi migrasi

plasenta seiring bertambah besarnya uterus. Pada pemeriksaan USG akan

ditemukan plasenta terletak di korpus posterior dan menutupi sebagian atau

seluruh ostium uteri internum

Analisis Kasus
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan NST dimana ditemukan NST

masih dalam keadaan reaktif dan tidak ditemukan tanda-tanda gawat janin.Ini

dapat membedakan dengan solusio plasenta dimana pada solusio plasenta lebih

disering didapatkan abnormalitas pada pemeriksaan NST, terutama pada solusio

plasenta yang berat.Pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) ditemukan adanya

plasenta yang berinsersi di korpus posterior menutupi ostium uteri internum yang

merupakan diagnosis pasti dari plasenta previa.

14
4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaa plasenta previa ada 2 cara yaitu terapi ekspektatif dan terapi aktif.

Pilihan penatalaksanaan yang dilakukan tergantung dari umur kehamilan, jumlah

paritas, banyaknya perdarahan per vaginam, dan keadaan umum ibu dan

janin.Terapi ekspektatif bertujuan untuk mempertahankan kehamilan dan

dilakukan apabila umur kehamilan 24-34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau

banyak, dan keadaan ibu dan anak baik.Pada terapi ekspektatif, pasien dirawat di

rumah sakit sampai berat anak kurang lebih 2500 gram atau kehamilan sudah

mencapai 37 minggu. Terapi yang diberikan adalah kortikosteroid, tokolitik untuk

mencegah adanya kontraksi uterus, dan antibiotika.

Terapi aktif bertujuan untuk mengakhiri kehamilan dan dilakukan pada

kehamilan yang cukup bulan, perdarahan yang banyak, dan keadaan umum

ibu atau anak buruk. Terapi aktif dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara

pervaginam atau sectio cesarea. Pada perdarahan yang banyak, pembukaan

kecil, nulipara, dan tingkat plasenta previa yang berat, biasanya dilakukan

terminasi secara sectio cesarea, Pada perdarahan yang sedang atau sedikit,

pembukaan yang sudah besar, presentasi kepala, multiparitas, dan tingkat

plasenta previa yang ringan, dan anak yang mati cenderung dilahirkan secara

per vaginam.

Analisa kasus

15
Pada kasus diberikan terapi berupa :

- IVFD RL + 1 amp duvadilan gtt xx tpm

- Ceftiraxone 3x1/ IV

- Asam traneksamat 3x1 amp/ IV

- Dexamethason 2 x 2 amp (2 hari)

BAB III

KESIMPULAN

Penyebab dari perdarahan antepartum yang berhubungan dalam

kehamilan dapat disebabkan oleh masalah obstetri maupun non

16
obstetrik.Perdarahan non-obstetri dapat disebabkan oleh perlukaan pada jalan

lahir karena terjatuh, koitus, atau varises yang pecah, atau kelainan pada

serviks seperti karsinoma, erosi, dan polip.Perdarahan obstetri paling sering

disebabkan oleh plasenta previa dan solusio plasenta.


Penegakan diagnosa pada pasien ini sudah tepat yaitu plasenta previa

berdasarkan hasil anamensis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetrik, dan

pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan.\Penatalaksanaan yang

dilakukan pada pasien ini sudah tepat. Penatalakasanan awal yang dilakukan

pada pasien adalah terapi ekspektatif untuk mempertahankan kehamilan yang

dilanjutkan dengan terapi aktif ketika terjadi perdarahan yang semakin hebat.

17

Anda mungkin juga menyukai