Kasus Obgyn Fix
Kasus Obgyn Fix
PENDAHULUAN
1. Rekam Medik
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
No RM : 03 19 07
Umur : 35 tahun
Suku bangsa : Lampung, Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tanjung Sari Natar
MRS : Pasien masuk dari IGD 13 November 2017 pukul 09.15
b. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Keluar darah segar dari kemaluan
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Os datang ke IGD RSPBA dengan keluhan keluar darah segar dari
kemaluan secara tiba-tiba sewaktu bangun tidur pada pagi hari sebanyak ±
50 cc. Tidak terdapat gumpalan, tidak nyeri, tidak mulas, dan tidak ada
keluar cairan tertahankan dari jalan lahir. Os mengaku tidak ada riwayat
terjatuh sebelumnya.
3. Riwayat Perkawinan
haid 7 hari, banyaknya 2-3 pembalut perhari, volume 20 cc, disminore (-).
5. Riwayat Kehamilan/Melahirkan
G4P2A1
Anak pertama laki-laki lahir hidup tahun 2008, aterm, partus spontan,
kesehatan.
Anak ketiga laki-laki lahir hidup tahun 2014, aterm, partus spontan,
2
2. Status Generalis
Kepala
Bentuk kepala : Normosefali, tidak ada deformitas
Rambut : warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Wajah : simetris, tidak ada deformitas, tampak pucat
Mata : kelopak mata oedem (-), konjungtiva anemis (+/+),
sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+), reflex cahaya
lanngsung (+/+)
Telinga : normotia, deformitas (-)
Hidung : pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), mukosa
ekspirasi
Palpasi : gerakan dada simetris, tidak ada hemitoraks tertinggal,
radang
3
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, Simestris, Tidak tampak
tanda radang, Benjolan (-), Jejas (-), Linea nigra (-), Striae alba (-)
Palpasi : teraba ballotemen, TFU 23cm
Auskultasi : bising usus normal, terdengar DJJ 144x / menit
Anogenital
Inspeksi : perdarahan pervaginam (+), perineum utuh
Ekstremitas
Akral hangat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, oedem tungkai -/-,
a. Pemeriksaan Luar
Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, Simestris, Tidak tampak
tanda radang, Benjolan (-), Jejas (-), Linea nigra (-), Striae alba (-)
Palpasi : teraba ballotemen, TFU 23cm
Auskultasi : bising usus normal, terdengar DJJ 144x / menit
Genitalia Eksterna
inspeksi : didapatkan darah segar berwarna merah
Palpasi : tidak ada kelainan
Inspekulo
tidak dilakukan pemeriksaan
b. Pemeriksaan dalam (VT)
Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG
4
Hasil
- Gravida 28 minggu dengan janin tunggal hidup intrauterine
- Plasenta insersi di corpus posterior uteri menutupi ostium uteri
internum
2. Labolatorium
a. Pemeriksaan hematologi
n
Hemoglobin 9,4 Lk 14 – 18 Wn 12 – 16 gr/dl
Leukosit 6.700 4.500 – 10.700 %
Hit. Jenis leukosit basofil 0 0–1 %
Hit. Jenis leukosit eosinofil 0 0–3 %
5
Hit. Jenis leukosit batang 1 2–6 %
Hit. Jenis leukosit segmen 65 50 – 70 %
Hit. Jenis leukosit limposit 26 20 – 40 %
Hit. Jenis leukosit monosit 8 2–8 %
Eritrosit 3,2 Lk 4,6-6,2 Wn 4,2-6,4 10 6/ul
Hematoktit 28 Lk 50-54 Wn 38-47 %
Trombosit 169.00 159.000-400.000 ul
0
MCV 85 80-96 fl
MCH 29 27-31 pg
MCHC 33 32-36 g/dl
CT (masa pembekuan darah) 14 9-15 Menit
BT (masa perdarahan) 4 1-7 Menit
b. Diagnosa Kerja
G4P2A1 hamil 28 minggu dengan HAP e.c plasenta previa total
c. Diagnosis Banding
- Plasenta previa lateralis
- Plasenta previa marginalis
- Solusio plasenta
d. Prognosis
Dubia et bonam
e. Terapi
1. Lapor dr. Bambang, Sp.OG
2. IVFD RL + 1 amp duvadilan gtt xx tpm
3. Ceftiraxone 3x1/ IV
4. Asam traneksamat 3x1 amp/ IV
5. Dexamethason 2 x 2 amp (2 hari)
6. Cek DL, CT, BT
f. Follow Up
6
T: 36,5°C perdarahan ± 30 cc, Hb 9,4 -IVFD RL + 1 amp
3x1 amp/ IV
- Dexamethason 2 x
2 amp (2 hari)
- Puasa
- RC USG pukul
13.00
14/11/2017 07.00 S : keluar darah segar dari kemaluan Lapor dr. Bambang,
O : KU : baik, Kesadaran : CM, TD:
Sp.OG
90/70 mmHg, N: 80x/mnt, RR: 20/mnt, Adv :
perdarahan
Terapi
-IVFD RL + 1 amp
- Ceftiraxone 3x1/ IV
- Asam traneksamat
7
3x1 amp/ IV
- Dexamethason 2 x
2 amp (2 hari)
15/11/2017 07.00 S : masig keluar flek-flek darah Lapor dr. Bambang,
O : KU : baik, Kesadaran : CM, TD:
Sp.OG
90/70 mmHg, N: 80x/mnt, RR: 20/mnt, Adv :
perdarahan
total
Terapi
-IVFD RL + 1 amp
- Ceftiraxone 3x1/ IV
- Asam traneksamat
3x1 amp/ IV
- Dexamethason 2 x
2 amp (2 hari)
15.00 S : keluar darah segar dari kemaluan Lapor dr. Bambang,
8
O : KU : baik, Kesadaran : CM, TD: Adv :
gr/dl total
obgyn RSPBA
Terapi
-Amoksilin
3x500mg/oral
- Asam mefenamat
3x500mg/ oral
- Inbion 1x1tab/oral
BAB II
ANALISIS KASUS
9
Pada kasus ini diagnosa plasenta previa totalis ditegakkan berdasarkan
1. Anamnesis
Berdasarkan teori gejala klinik perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi
setelah umur kehamilan 20 minggu atau pada akhir kehamilan trimester ke-2 atau
karena terjatuh, koitus, atau varises yang pecah, atau kelainan pada serviks seperti
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta previa dapat diklasifikasikan
menjadi 3 jenis yaitu plasenta previa totalis jika seluruh ostium uteri tertutup oleh
plasenta, plasenta previa lateralis jika hanya sebagian ostium uteri yang tertutup oleh
plasenta, dan plasenta previa marginalis jika hanya pada pinggir ostium uteri terdapat
jaringan plasenta.
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau
bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan
berakibat fatal. Akan tetapi, perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak
10
daripada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam.
Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan ketiga, akan tetapi
tidak jarang pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen-bawah
uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya
kehamilan, segmen-bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai
membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen
bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat
di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah
terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang
plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang
letaknya normal.
terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah rahim terbentuk lebih
dahulu pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum.Sebaliknya, pada plasenta
previa parsialis atau marginalis, perdarahan baru terjadi pada waktu mendekati atau
11
pada perdarahan berikutnya.Perdarahan pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan
dibawah 30 minggu tetapi lebih dari separuh kejadinanya terjadi pada kehamilan
diatas 34 minggu
yang berumur > 35 tahun kira – kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan
primigravida yang berumur < 25 tahun. Dan begitu juga pada grande multippara
plasenta sering terjadi pada umur > 35 tahun di bandingkan umur < 25 tahun.
Analisis Kasus
- multigravida
- kehamilan 28 minggu
2. Pemeriksaan Fisik
12
plasenta dimana pada solusio plasenta akan ditemukan perabaan abdomen dan
uterus yang lebih tegang sehingga bagian-bagian janin tidak dapat diidentifikasi
plasenta terletak pada bagian kutub bawah rahim sehingga bagian terendah tidak
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kondisi pasien masih dalam batas normal.Pada
Pada pemeriksaan obstetri dengan perabaan fornises akan teraba bantalan lunak
pada presentasi kepala. Pada pemeriksaan dalam dapat teraba adanya plasenta dan
letak kepala masih tinggi karena terhalang oleh plasenta.Pemeriksaan dalam pada
plasenta previa hanya dibenarkan bila dilakukan secara double set-up di kamar
operasi yang telah siap untuk melakukan terapi aktif apabila kehamilan akan
Analisis Kasus
Pada pasien tidak terdapat pemeriksaan obstetri yang dapat membantu
previa tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam karena dapat memicu terjadinya
13
tidak dapat membantu menegakkan diagnosis.Pemeriksaan fornises dapat
dilakukan dengan hati-hati jika presentasi terbawah janin adalah kepala, namun
pada pasien pemeriksaan ini juga tidak dilakukan untuk mencegah terjadi
3. Pemeriksaan Penunjang
akan lebih tinggi lagi. Dengan bantuan USG, plasenta previa dapat didiagnosis
Analisis Kasus
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan NST dimana ditemukan NST
masih dalam keadaan reaktif dan tidak ditemukan tanda-tanda gawat janin.Ini
dapat membedakan dengan solusio plasenta dimana pada solusio plasenta lebih
plasenta yang berinsersi di korpus posterior menutupi ostium uteri internum yang
14
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaa plasenta previa ada 2 cara yaitu terapi ekspektatif dan terapi aktif.
paritas, banyaknya perdarahan per vaginam, dan keadaan umum ibu dan
dilakukan apabila umur kehamilan 24-34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau
banyak, dan keadaan ibu dan anak baik.Pada terapi ekspektatif, pasien dirawat di
rumah sakit sampai berat anak kurang lebih 2500 gram atau kehamilan sudah
kehamilan yang cukup bulan, perdarahan yang banyak, dan keadaan umum
ibu atau anak buruk. Terapi aktif dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
kecil, nulipara, dan tingkat plasenta previa yang berat, biasanya dilakukan
terminasi secara sectio cesarea, Pada perdarahan yang sedang atau sedikit,
plasenta previa yang ringan, dan anak yang mati cenderung dilahirkan secara
per vaginam.
Analisa kasus
15
Pada kasus diberikan terapi berupa :
- Ceftiraxone 3x1/ IV
BAB III
KESIMPULAN
16
obstetrik.Perdarahan non-obstetri dapat disebabkan oleh perlukaan pada jalan
lahir karena terjatuh, koitus, atau varises yang pecah, atau kelainan pada
dilakukan pada pasien ini sudah tepat. Penatalakasanan awal yang dilakukan
dilanjutkan dengan terapi aktif ketika terjadi perdarahan yang semakin hebat.
17