Refrat Pemeriksaan Fisik Neurologi
Refrat Pemeriksaan Fisik Neurologi
BAB I
PENDAHULUAN
sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan SST
merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem
dan sistimatik sehingga dapat menentukan diagnosis klinis dan topik dari
menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan keseimbangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(ARAS) dan kedua hemisfer otak. ARAS terdiri dari beberapa jaras saraf
dan koma. Kompos mentis berarti keadaan seseorang sadar penuh dan
berarti keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan segan
(verbal, taktil, dan nyeri) dari luar. Karakteristik koma adalah tidak adanya
pasien koma terlihat mata tertutup, tidak berbicara, dan tidak ada
dari ketiga aspek tersebut di atas. rentang nilainya adalah 3 (paling jelek)
Tingkat Kesadaran :
-Composmentis jika nilai GCS 15
-Somnolen atau letargis jika nilai GCS 13-14
Soporo komatus jika nilai GCS 8-12
-Koma jika nilai GCS 3-7
GCS :
1. Eye :
2. Verbal :
namanya,alamatnya,dll) : skor 5.
secara pasti apa yang telah terjadi pada dirinya,dan memberikan jawaban
skor 1.
3 Motoric :
jari!” : skor 6.
gejalanya ini bervariasi bergantung pada berat ringan proses yang terjadi.
Cara :
B. Pemeriksaan Brudzinski I
Cara :
menyentuh dada.
8
reflektorik.
C. Pemeriksaan Brudzinski II
Cara :
D. Pemeriksaan Kernig
Cara :
Hasil positif: bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau
macam bau dengan betul. Obyektif dengan beberapa bahan yang biasanya
sudah dikenal oleh penderita dan biasanya bersifat aromatik dan tidak
yang diperiksa dari yang normal. Ini untuk pegangan, sebab tiap
dahulu.
Cara Pemeriksaan :
Pemeriksaan meliputi :
maka berarti gang guan visus akibat kelainan refraksi). Lebih tepat lagi
tangan dimana secara normal dapat dilihat pada jarak 60 m dan gerakan
diperiksa dengan :
a. Tes Konfrontasi.
mata pemeriksa sisi lain. Mata pemeriksa juga ditutup pada sisi
pemeriksa.
normal.
13
b. Perimetri/Kampimetri
tes konfrontasi.
2. Neuritis N II
tetapi papilla tidak menyembung dan bial neuritis tidak acut lagi
Warnanya
Pembuluh darah
Keadaan Retina
14
Pemeriksaan meliputi :
Hipertiroidisme
2. Ptosis
batas kelopak mata atas akan memo tong iris pada titik yang sama
secara bilateral. Bila salah satu kelopak mata atas memotong iris lebih
3. Pupil
yaitu histeris
maka disebut isokor. Bila tidak sama besar disebut anisokor. Pada
erniasi tentorium.
Refleks pupil
Terdiri atas :
- Reflek cahaya
Oculomotorius)
17
- Reflek akomodasi
akomodasi positif.
- Reflek konsensual
juga akan terjadi pada mata yang lain. Mata tidak boleh
otot yang lumpuh. Bila pada 1 atau 2 gerakan mata ke segala jurusan
dari otot-otot yang disarafi N III berkurang atau tidak bisa sama sekali,
maka disebut opthalmo plegic externa. Kalau yang parese otot bagian
hanya ada salah satu gangguan maka disebut opthalmop legic partialis,
sedangkan kalau ada gangguan kedua macam otot luar dan dalam
Sikap bola mata yaitu kedudukan mata pada waktu istirahat. Kelainan–
mekanis retroorbital
pemeriksaan obyektif.
- Nystagmus atau gerakan bola mata yang spontan. Dalam hal ini
tidak hanya memeriksa otot-otot yang menggerakkan bola mata sja, tetapi
Pemeriksaan meliputi :
1. Sensibilitas
dengan kiri.
2. Motorik
3. Reflek
arah lain tepi kornea disentuhkan dengan kapas agak basah. Bila
masing -masing).
normal.
Pemeriksaan pendengaran
1. Detik arloji
dan kiri.
23
2. Gesekan jari
3. Tes Weber
4. Tes Rinne
a. Gerakan Palatum
Pemeriksaan :
dibelakang penderita)
Pada lesi LMN, maka akan tamapk adanya atrofi lidah dan
Pemeriksaan :
a. Menjulurkan lidah
palsu.
c. Tremor lidah
27
d. Artikulasi
didapatkan dysathria.
a. Pengamatan
b. Gerakan volunter
c. Palpasi
Nyeri tekan
Kontraktur
Konsistensi (kekenyalan)
Langkah-Langkah Pemeriksaan:
- Fleksi dan ekstensi pada pergelangan tangan, siku dan pergelangan lengan
- Pemeriksaan klonus lutut: dengan kondisi pasien rilek dan lutut ekstensi; tekan
dengan keras dengan ibu jari dan jari telunjuk disuperior lutut dan dorong kearah
- Pemeriksaan klonus pergelangan kaki : tahan betis pasien dan fleksikan 900
Kekuatan otot :
kelompok otot di lengan dan di tungkai harus selalu dinilai. Setiap gerakan pasien
dianggap kekuatan normal pasien. Bandingkan satu sisi dengan sisi lainnya.
Berikut ini adalah skala Arbitrer yang lazim dipakai untuk menunjukkan kekuatan
otot :
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
melawan tahanan pemeriksa, dengan demikian dapat dinilai kekuatan otot bisep
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
- Mintalah pasien untuk menggengam 2 jari pemeriksa (jari telunjuk dan tengah)
sekuat mungkin
32
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
- Posisikan tangan pasien dengan permukaan palmar dibawah dan jari-jari melebar
mengerakkan
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
- Posisikan tungkai bawah paha pasien sehingga lutut dalam keadaan fleksi
34
- Pasien diminta untuk menarik tungkai bawah ke bawah melawan tarikan ke atas
pemeriksa
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
- Posisikan tungkai bawah paha pasien sehingga lutut dalam keadaan fleksi
pemeriksa
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
dapat dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar dan koperatif untuk
36
maupun pasien.
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
pada satu titik pada kulit tanpa memberi tekanan jaringan subkutan
perangsangan
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
Langkah-Langkah Pemeriksaan :
tabung reaksi yang diisi dengan air panas dan air dingin, apabila
tersedia)
1. Tes Romberg
Langkah :
Langkah :
- Pasien diminta untuk berjalan pada satu garis lurus di atas lantai
dengan cara menempatkan satu tumit di antara ujung jari kaki yang
Langkah :
Hasil positif : bila kedudukan akhir penderita beranjak >1 meter dari
Langkah :
telunjuk
semula
a. Reflek Bisep:
Langkah:
b. Reflek Trisep :
Langkah :
siku
• Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada
sendi siku dan sedikit pronasi
c. Reflek Brachiradialis
pergelangan tangan. Posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit
pronasi.
d. Reflek Patella
e. Reflek Achiles
a. Reflek Babinski:
anterior
b. Reflek Chaddok
c. Reflek Schaeffer
• Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai
d. Reflek Oppenheim
e. Reflek Gordon
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
diagnosis penyakit syaraf. Oleh sebab itu diharapkan para dokter muda