SMOKERS
Esti Rossa Larasati*, Wita Saraswati, Henny Utami Setiawan, Silda Sabila Rahma,
Agustina Gianina, Cindy Alicia Estherline, Fitri Nurmalasari, Nauri Nabiela Annisa,
Indah Septiani
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa No. 4-6
Surabaya, Indonesia
email: esti.rossa.larasati-2015@ff.unair.ac.id
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi motivasi
seseorang untuk berhenti merokok berdasarkan Model Transtheoretical (TTM), untuk
menentukan hubungan faktor demografi dan pengetahuan rokok terhadap motivasi
berhenti merokok, dan menemukan faktor-faktor yang membedakan motivasi untuk
berhenti merokok. Penelitian ini dilakukan di sekitar kampus B Universitas Airlangga
pada 14– 21 September 2018 menggunakan metode survei, rancangan studi cross-
sectional dengan teknik accidental sampling. Responden dalam penelitian ini
merupakan perokok berusia 17-25 tahun (n=162). Dari data yang dianalisis, tingkat
motivasi terbanyak yang ditemukan adalah kontemplasi (62 atau 38,9%). Profil
demografi, seperti uang saku, jumlah teman merokok dan keberadaan perokok di rumah
responden tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat motivasi berhenti merokok.
Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap motivasi berhenti merokok. Terdapat
korelasi rendah dan bermakna antara pengeluaran untuk merokok dengan motivasi
berhenti merokok (P=0,000); korelasi sedang dan bermakna antara jumlah batang rokok
perhari dengan motivasi berhenti merokok (P=0,000); dan intensitas merokok
berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi berhenti merokok (P=0,000).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, promosi kesehatan yang berfokus pada
berhenti merokok pada remaja sangat perlu dilakukan. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perokok pada tahap kontemplasi adalah mengadakan penyuluhan tentang bahaya
merokok dan pemberian informasi adanya NRT.
(WHO, 2018).
Rokok mengandung lebih dari
Perokok berisiko terkena kanker
7000 zat kimia toksik dan mengiritasi
paru sepuluh kali lebih besar
(CDC, 2018). Terdapat setidaknya 250
dibandingkan dengan orang yang tidak
senyawa berbahaya termasuk senyawa
merokok karena terlalu banyak terpapar
hidrogen sianida, karbon monoksida,
senyawa karsinogen (Jacob et al., 2014;
dan amonia. Rokok juga mengandung
Helen et al., 2015). Sekitar 80% sampai
nikotin yang dapat menimbulkan adiksi
90% dari kanker paru di Amerika
pada perokok, serta zat karsinogenik
Serikat disebabkan oleh merokok.
seperti tar (Hatsukami DK, 2008).
Perokok juga memiliki 30-40% risiko
Rokok membunuh sekitar 225.720
lebih tinggi terkena diabetes. Prevalensi
orang per tahun atau sekitar 14,7% dari
katarak di kalangan perokok ditemukan
angka kematian total. Dari total
sebesar 52,60%. Pengguna tembakau
kematian perokok disebabkan oleh
dalam bentuk apapun ditemukan
beberapa penyakit akibat rokok, seperti
memiliki prevalensi katarak lebih tinggi
penyakit kardiovaskular sebesar 65%,
sebesar 67,57% (Raju et al., 2006).
penyakit menular, ibu dan bayi baru
Menurut WHO (2002), Indonesia
lahir serta penyakit nutrisi atau
menempati urutan kelima dalam
Communicable, Maternal, Neonatal,
konsumsi rokok di dunia. Rata-rata usia
and Nutritional Diseases (CMNND)
mulai merokok yaitu 13-15 tahun
sebesar 11%, dan penyakit saluran
dengan prevalensi tertinggi perokok
pernafasan kronis atau Chronic
pada usia lebih dari 15 tahun (WHO,
Respiratory Diseases (CRD) sebesar
2017). Salah satu upaya untuk menekan
angka perokok di Indonesia adalah dasar NRT adalah dengan
mengenai perilaku dan metode berhenti dengan selain rokok, sehingga dapat
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. merokok, seperti depresi, mudah marah,
dinyatakan bahwa beberapa faktor yang nafsu makan (WHO, 2016). NRT
merokok, yaitu adanya dorongan atau yaitu nikotin transdermal, permen karet,
dukungan sosial dari orang terdekat tablet hisap, tablet sublingual, inhaler,
(orang tua, teman sebaya, kepribadian, dan obat semprot nasal (Rau, 2002).
merokok terhadap diri sendiri serta merokok adalah dari adanya kesadaran
untuk membeli rokok), serta (4) Tingkat pengetahuan merokok, untuk menguji
digolongkan menjadi 5, yaitu (1) Pra- yang mengacu pada kondisi responden
kontemplasi, (2) Kontemplasi, (3) sedang pada tahap mana untuk berhenti
Teknik Sampling
Analisis data deskriptif dengan
responden dinilai dengan rentang total berhenti merokok. Hal ini dapat dilihat
skor 1-10 dan diperoleh rata-rata skor dari adanya korelasi rendah dan
5,95 dengan hasil analisis pada Tabel 2, bermakna antara pengeluaran untuk
terlalu banyak dan jumlah sampel tidak motivasi berhenti merokok tertinggi
penyederhanaan pada kategori motivasi 68% (Pickett and Bains, 1998). Serupa
(2) Kontemplasi dan persiapan, (3) Aksi motivasi berhemti merokok pada tahap
merokok (p= 0,021). Oleh karena itu, ingin berhenti merokok dalam 6 bulan
dengan kondisi populasi, sasaran yang dapat dilakukan, yaitu strategi stages
strategi non stages based intervention Untuk tahap pemeliharaan, maka harus
(Cahill, 2010). Strategi promosi mengontrol diri agar tidak merokok dan
kesehatan yang dapat digunakan untuk hidup bebas rokok (Canadian Cancer
untuk rokok, dan manfaat dari berhenti promosi kesehatan yang sesuai dengan
tentang adanya NRT, petunjuk untuk Diharapkan perokok pada tahap ini
merokok. Bagi perokok pada tahap aksi, untuk membantu para perokok berhenti
Jawaban
Pernyataan
Benar Salah
Rokok dapat menyebabkan penyakit jantung 136 (83,957%) 26 (16,04%)
Rokok dapat menyebabkan penyakit Diabetes
60 (37,04%) 102 (62,96%)
Mellitus
Rokok dapat menyebabkan penyakit kanker 142 (87,65%) 20 (12,35%)
Kebiasaan merokok mempunyai faktor risiko
66 (40,74%) 96 (59,25%)
terhadap penyakit katarak
Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok,
tetapi menghirup asap rokok dari orang yang 149 (91,97%) 13 (8,02%)
merokok di sekitarnya.
Jawaban
Pernyataan
Benar Salah
Perokok aktif memiliki risiko penyakit lebih besar
82 (50,62%) 80 (49,38%)
daripada perokok pasif
Zat yang terkandung dalam rokok salah satunya
156 (96,29%) 6 (3,71%)
adalah nikotin dan tar
Nikotin adalah zat yang menyebabkan kanker
43 (25,54%) 119 (73,46%)
(karsinogenik)
Tar adalah zat bersifat adiktif yang dapat
46 (28,39%) 116 (71,61%)
menyebabkan ketergantungan
Terdapat terapi pengganti nikotin dalam bentuk patch
84 (51,85%) 78 (48,15%)
(koyo)
Keterangan: Benar=sesuai kunci jawaban; salah=tidak sesuai kunci jawaban
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset
Cahil, K., Lancaster, T. and Green, N. 2010. Stage-based interventions for smoking cessation
CDC. 2018. What Are the Risk Factors for Lung Cancer. Available at : www.cdc.gov/tips
Diclemente, C., Prochaska, J. O. and Marden Velasquez, M. 1991. The Process of Smoking
Mechanisms in Treatment for Alcohol Use Disorders View project. Article in Journal
Eissenberg, T. dan Shihadeh, A. 2009. Waterpipe Tobacco and Cigarette Smoking. American
Etter, J.-F. dan Sutton, S. 2002. Assessing “stage of change” in current and former smokers,
Addiction, halaman 97
Helen, G. St, Neal L Benowitz, Katherine M Dains, Christopher Havel, Margaret Peng, and
Peyton Jacob. 2015. Nicotine and Carcinogen Exposure After Water Pipe Smoking in
Hookah Bars, 23(6), halaman 1055–1066. EPI-13-0939
Jacob, Peyton, ahmad H. Abu Raddaha, Delia dempsey, Cristopher H, Margaret Peng, Lisa
Yu, and Neal L. Benowitz. 2014. Comparison of Nicotine and Carcinogen Exposure
Kementerian Kesehatan RI. 2015. InfoDATIN. Pusat data dan informasi kementrian
kesehatan RI
Layoun, Nelly, Nadine saleh, Bernaderre Barbour, sanas Awada, Samar Rachidi, Wafa
Bawab, Mirna Waked, Ama; Al Hajje, and Pascale Salameh. 2014. Waterpipe Effects
Pickett, W. dan Bains, N. 1998. Staging of adult smokers according to the transtheoretical
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=cin20&AN=107210532&site=
ehost-live NS -.
Raad, D., Dany Raad, MD, Swarna Gaddam , MBBS, MPH, Holger J. Schunemann,
MD, PhD, FCCP Jihad Irani , MD, MPH., Philippe Abou Jaoude , MD., Roland
Honeine , MD and Elie A. Akl, MD, PhD, MPH. 2011. Effects of Water-Pipe
Smoking on Lung Function, Chest. The American College of Chest Physicians, 139(4),
halaman764–774.
Raju, P., R George, S Ve Ramesh, H Arvind, M Baskaran, L Vijaya. 2006. Influence of
halaman 1374–1377.
Rau, J. 2002. Respiratory Care Pharmacology. 6th edn. New York: Mosby Inc.
Ucinska, and Marta Chelminska. 2008. Patterns of motivations and ways of quitting
halaman 1–9.
Velicer, W. F., James O. P and Jeffrey M Bellis. 1993. An Expert System Intervention for
Velicer, W. F, Gregory J. N., Joseph L. Fava and james O. P. 1999. Testing 40 Predictions
WHO. 2015. WHO Global Report On Trends In Prevalence Of Tobacco Smoking 2015’,
www.who.int/about/licensing/copyright_form/en/index.html
WHO. 2016. Diabetes Country Profile Indonesia’, WHO, 48(6), halaman 18882A–18882B.
WHO. 2018. Heart Disease And Stroke Are The Commonest Ways By Which Tobacco Kills