Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ISOLASI SOSIAL

Nama Klien : Tn. FJ


Pertemuan ke : 1
SP ke :1
Ruangan : Program Khusus
Hari/Tanggal : Jumat / 9 November 2018

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
Klien mengatakan tidak percaya diri bila berbicara dengan orang lain atau
susah memulai percakapan dengan orang lain, klien lebih senang
menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.
Data Objektif :
- Klien kurang kooperatif, kontak mata kurang, klien lebih banyak
menunduk.
- Klien tampak diam bila tidak diajak berbicara, klien tidak memulai
percakapan terlebih dahulu, maupun perkenalan
- Afek tumpul
- Nada suara klien terdengar pelan.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
d. Klien dapat berkenalan dengan satu orang
e. Masukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian bila berinteraksi dengan
orang lain
c. Mengajarkan cara berkenalan dengan orang lain
d. Memasukkan kegiatan latihan ke dalam jadwal harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam terapeutik
“ Selamat pagi ! Saya suster S. Saya senang dipanggil suster S. Saya
mahasiswa Stikes Suaka Insan yang dinas pagi hari ini.”
“Siapa nama anda? Seang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Fj hari ini?”
c. Kontrak
1) Topik
“ Senang ya bisa berkenalan dengan Fj hari ini, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal sekaligus
agar Fj dapat mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi
dengan orang lain? “
2) Waktu
“ Berapa lama Fj punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?
3) Tempat
“ Di mana Fj mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di
teras ini saja kita berbincang-bincang...”
2. Fase Kerja
“Fj, apa yang Fj rasakan selama Fj dirawat disini? Fj merasa sendirian?
Siapa saja yang Fj kenal diruangan ini?”
“Apa yang menghambat Fj dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
pasien yang lain?”
“Menurut Fj apa saja manfaatnya kalau kita memiliki teman? Wah benar,
ada teman bercakap-cakap. Apa lagi? Nah, apa kerugiannya kalau Fj tidak
memiliki teman? Ya, apalagi? Nah, banyak juga ruginya jika tidak punya
teman ya? Jadi, apakah Fj mau belajar bergaul dengan orang lain?”
Bagaimana kalau kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain di
masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Fj setelah kita berbincang-bincang tadi?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba Fj ceritakan kembali keuntungan berinteraksi dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain?”
c. Rencana Tindak Lanjut Klien
“Tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain dan cara berkenalan yang benar. Saya
harap Fj dapat mencobanya bagaimana berinteraksi dengan orang
lain!“
d. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan
berbincang-bincang lagi tentang jadwal yang telah kita buat dan
mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain?
2) Waktu
“Berapa lama Fj punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya besok? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
3) Tempat
“ Di mana Fj mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya
sudah... bagaimana kalau besok kita melakukannya di teras depan
saja?...

Anda mungkin juga menyukai