Makalah Cpob Produksi-1
Makalah Cpob Produksi-1
Kata Pengantar………………………………………………………………………..i
Dafrtar Isi……………………………………………………………………………..ii
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………..1
C. Tujuan...............................………………………………………2
D. Manfaat………………………………………………………......2
BAB II : Pembahasan
B. Aspek produksi............………………………………………...…4
C. Validasi Proses…………………………………………………..6
A.Kesimpulan………………………………………………….……..22
B.Saran………………………………………………………….……23
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….….24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan dengan
cara produksi yang baik memenuhi syarat-syarat yang berlaku sesuai
dalamFarmakope Indonesia atau buku standar yang lain. Maka industri
farmasi dalam pembuatan obat harus menerapkan acuan standar sebagai pedoman
dalam pembuatan obat yang baik sesuai dengan Keputusan MenkesNo.43Menkes
SK/11/1988 tentang cara Pembuatan obat yang baik (CPOB)
yangm e n g h a r u s k a n p e m b u a t a n o b a t ya n g b a i k u n t u k m e n j a m i n m u t u
o b a t ya n g d i h a s i l k a n i n d u s t r i f a r m a s i d a l a m s e l u r u h a s p e k d a n
s e r a n g k a i a n k e g i a t a n produksi sehingga obat jadi yang dihasilkan memenuhi
syarat mutu yang telahditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
K e t e n t u a n ya n g t e r k a i t p r o s e s p r o d u k s i ya n g s e s u a i ( C P O B )
m e l i p u t i tahapan dari bahan awal, validasi proses, pencegahan dan
pencemaran silang,s y s t e m p e n o m o r a n b e t s / l o t , P e n i m b a n g a n d a n
p e n ye r a h a n , p e n g e m b a l i a n , pengolahan, bahan dan produk kering,
pencampuran dan granulasi, pencetak tablet, penyalutan, pengisian kapsul keras,
penandaan tablet salut dan kapsul,cairan, krim dan salep (non -steril),
bahan pengemas, kegiatan pengemasan, pra -kodifikasi bahan pengemas,
kesiapan jalur, praktik pengemasan, penyelesaiankegiatan pengemasan,
pengawasan selama proses, bahan dan produk yang ditolak,dipulihkan dan
dikembalikkan, karantina dan penyerahan produk jadi, catatan dan pengendalian
pengiriman obat, penyimpana bahan awal, bahan pengemas, produk a n t a r a ,
p r o d u k r u a h a n d a n p r o d u k j a d i , p e n yi m p a n a b a h a n a w a l d a n
b a h a n pengemas, penyimpanan produk antara, produk ruahan dan produk
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka di peroleh rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
C. Tujuan
2
1. Untuk mengetahui prinsip dan hakikat produksi
D. Manfaat
BAB II
3
ISI
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ditetapkan tidak lainsebagai
wujud implementasi kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong industrifarmasi
menghasilkan produk-produk yang berkualitas, berdaya saing tinggi dipasaran serta
mengurangi ketergantungan akan produk-produk impor. CPOBmeliputi semua proses
produksi, mulai dari bahan awal, tempat, dan alat sampaipelatihan dan kebersihan dari
pekerja. Prosedur tertulis dari tiap proses produksiadalah komponenpenting yang
dapat mempengaruhi kualitas akhir dari produk.
a. Mutu produk obat tidak ditentukan oleh hasil akhir analisa saja, tetapi
B. Aspek Produksi
4
Aspek produksi secara umum meliputi :
5
1. Bahan Awal
Pengadaan bahan awal hanya diperoleh dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan. Pemeriksaan bahan awal dilakukan oleh bagian
Pemastian Mutu berdasarkan spesifikasi yang ditentukan dan dikarantina sampai
diluluskan untuk dipakai. Bahan awal yang tidak memenuhi syarat disimpan terpisah
untuk dikembalikan kepada pemasok atau dimusnahkan.
Pengadaan bahan awal hendaklah dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan.
Semua penerimaan pengeluaran dan jumlah bahan tersisa hendaklah dicatat.
Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal hendaklah memenuhi
spesifikasi dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.
Tiap pengiriman atau bets bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan yang
akan menunjukkan identitas pengiriman atau bets selama penyimpanan dan
pengolahan.
Apabila dalam satu pengiriman terdapat lebih dari satu bets maka untuk
tujuan pengambilan sampel, pengujian dan pelulusan, hendaklah dianggap
sebagai bets yang terpisah.
Pada tiap penerimaan hendaklah dilakukan pemeriksaan visual tentang
kondisi umum, keutuhan wadah dan segelnya, ceceran dan kemungkinan
adanya kerusakan bahan, dan tentang kesesuaian catatan pengiriman dengan
label dari pemasok.
Wadah dari masa sampel bahan awal diambil hendaklah diberi identifikasi.
Sampel bahan awal hendaknya diuji pemenuhannya terhadap spesifikasi.
Hendaklah diambil langkah yang menjamin bahwa semua wadah pada suatu
pengiriman berisi bahan awal yang benar, dan melakukan pengamanan
terhadap kemungkinan salah penandaan wadah oleh pemasok.
Bahan awal yang diterima hendaklah dikarantina sampai disetujui dan
diluluskan untuk pemakaian oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.
Bahan awal di awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang tepat.
6
Bahan awal, terutama yang dapat mengalami kerusakan karena terpapar
Hendaklah secara rutin dilakukan validasi dan/atau peninjauan ulang secara
kritis terhadap proses dan prosedur produksi untuk memastikan bahwa proses
dan prosedur tersebut tetap mampu memberikan hasil yang dinginkan
Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus
dihindarkan.
Tiap tahap proses, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap
pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
Pencemaran silang hendaklah dihindari dengan tindakan teknis atau
pengaturan yang tepat.
Tindakan pencegahan terhadap pencemaran silang dan efektifitasnya
hendaklah diperiksa secara berkala sesuai prosedur yang ditetapkan.
C. ValidasiProses
1) Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap produk obat yang dapat merugikan
kesehatan atau mempengaruhi daya terapetik serta mempengaruhi kualitas harus
dihindari. Kemungkinan terjadinya pencemaran silang sebaiknya diperhatikan.
Pencemaran silang dihindari dengan tindakan teknis atau pengaturan yang tepat
seperti produksi dalam gedung terpisah (diperlukan untuk penicillin, hormone seks,
sitotoksik tertentu dan lain-lain), tersedia ruang penyangga udara dan penghisap udara,
memakai pakaian pelindung yang sesuai, melaksanakan prosedur pembersihan,
dekontaminasi dan lain-lain.
Sistem yang menjabarkan cara penomoran bets atau lot dibuat secara rinci untuk
mempermudah identifikasi dan penelusuran produk antara, produk ruahan atau obat
dengan nomor batch atau lot tertentu. Sistem penomoran ini ini sebaiknya spesifik
dan tidak dapat digunakan secara berulang untuk periode tertentu, yaitu paling sedikit
dalam jangka waktu 10 tahun. Sistem ponomaran bets/lots yang digunakan pada tahap
pengolahan dan tahap pengemasan hendaklah saling berkaitan. Sistem penomoran
bets/lot hendaklah menjamin bahwa nomor bets/lot yang sama tidak dipakai secara
berulang. Alokasi nomor bets/lot hendaklah segera dicatat dalam suatu buku log.
7
3) Penimbangandan Penyerahan
4) Pengembalian
Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan yang
dikembalikan ke tempat penyimpanan didokumentasikan dan dicek kembali dengan
baik. Bahan tersebut tidak boleh dikembalikan ke gudang kecuali jika telah memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan.
8
5) Pengolahan
9
Sistem penghisap udara yang efektif hendaklah dipasang dengan letak lubang
pembuangan sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran dari produk
atau proses lain.
Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk melindungi produk terhadap
pencemaran serpihan logam atau gelas.
Hendaklah dijaga agar tablet atau kapsul tidak ada yang terselip atau
tertinggal tanpa terdeteksi dimesin, alat penghitung atau wadah produk
ruahan.
8) Penyalutan
10
Larutan penyalut hendaklah dibuat dan digunakan dengan cara
sedemikian rupa untuk mengurangi resiko pertumbuhan mikroba.
11
12) Produk Steril
13) Pengemasan
Bahan dan produk yang ditolak diberi penandaan yang jelas dan disimpan
terpisah di restricted area. Bahan atau produk tersebut dapat dikembalikan kepada
pemasoknya, diolah ulang atau dimusnahkan. Bahan atau produk dapat diolah ulang
dan dipulihkan asalkan layak untuk diolah ulang melalui prosedur tertentu yang
disahkan serta hasilnya masih memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dan
tidak terjadi perubahan yang berarti terhadap mutunya. Sisa produk yang tidak layak
untuk diolah ulang atau bahan pulihan yang tidak memenuhi spesifikasi, mutu,
kemanjuran atau keamanan tidak boleh ditambahkan ke dalam bets berikutnya.
Langkah apapun yang dilakukan terhadap bahan dan produk yang ditolak, dipulihkan
dan dikembalikan harus mendapat persetujuan kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu) terlebih dahulu dan terdokumentasi baik.
Karantina obat jadi merupakan titik akhir pengawasan sebelum obat jadi
diserahkan ke gudang dan siap didistribusikan. Sebelum diluluskan untuk diserahkan
ke gudang, pengawasan ketat dilakukan untuk memastikan produk dan catatan
pengemasan bets memenuhi semua spesifikasi yang ditentukan.
Sistem distribusi hendaknya dirancang dengan tepat sehingga menjamin obat jadi
yang pertama masuk (first-in-first-out (FIFO)) dan obat jadi yang waktu
kadaluarsanya (first-expired-first-out (FEFO)) paling mendekati didistribusikan
terlebih dahulu.
12
17) Penyimpanan Bahan Awal, Produk Antara, Produk Ruahan dan Obat Jadi
Bahan disimpan rapi dan teratur untuk mencegah risiko pencampuran atau
pencemaran serta memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan. Kondisi penyimpanan
obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang tertera pada penandaan berdasarkan
hasil uji stabilitas.
Bahan dan produk jadi diangkut sedemikian rupa sehingga tidak merusak
keutuhannya dan kondisi penyimpanannya terjaga. Pengiriman dan pengangkutan
bahan obat dilaksanakan setelah terdapat pesanan pengiriman. Tanda terima pesanan
pengiriman dan pengangkutan didokumentasikan.
Bahan awal
Validasi proses
Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat merugikan
kesehatan atau mempengaruhi daya terapeutik serta mempengaruhi kualitas produk
tidak dapat diterima. Perhatian khusus hendaklah diberikan pada masalah pencemaran
silang, karena sekalipun sifat dan tingkatanya tidak berpengaruh langsung pada
kesehatan, hal ini menunjukan pelaksanaan obat yang tidak sesuai CPOB.
13
Sistem penomoran batch atau lot
Suatu system yang menjabarkan cara penomoran batch dan lot secara rinci diperlukan
untuk memastikan bahwa produk antara, produk ruahan atau obat jadi suatu batch dan
lot dapat dikenali dengan nomor batch dan lot tertentu tidak digunakan secara
berulang.
Penimbangan atau perhitungan dan penyerhan bahan baku, bahan pengemas, produk
antara dan produk ruahan dianggap suatu bagian dari siklus produksi dan memerlukan
dokumentasi yang lengkap.
Pengembalian
Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan ketempat penyimpanan hendaklah didokumentasikan dan dicek dengan
baik. Bahan-bahan tersebut tidak boleh dikembalikan kecuali memenuhi spesifikasi
yang ditetapkan.
Pengelolaan
Pemeriksaan awal pada pengolahan baik bahan, kondisi daerah pengolahan, wadah
dan peralatan harus mengikuti prosedur tertulis yang telah ditetapkan. Pencegahan
pencemaran silang dalam seluruh tahap pengolahan.
Produk steril
Pengemasan
Produk ruahan menjadi obat jadi, yang dilaksanakan dengan pengawasan yang tepat
untuk menjaga identitas, keutuhan dan kualitas barang yang sudah dikemas. Semua
kegiatan pengemasan hendaklah dilaksanakan dengan instruksi yang diberikan dan
menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam prosedur pengemasan induk.
14
Bahan atau produk dapat diolah ulang atau dipulihkan asalkan bahan tersebut layak
untuk diolah ulang melalui prosedur tertentu yang telah disahkan, serta hasilnya masih
memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dan tidak terjadi perubahan yang
berarti terhadap mutunya Sisa produk yang tidak layak untuk diolah ulang atau
bahan pulihan yang tidak memiliki spesifikasi, mutu kemanjuran atau keamanan tidak
boleh ditambahkan kedalam batch berikutnya
Obat kembalian
Obat jadi yang dikembalikan dari gudang pabrik jika, ditemukan adanya kerusakan
kualitas teknis obat atau adanya reaksi merugikan dari obat missal karena label atau
kemasan luar kotor atau rusak, dapat diberi label kembali atau diolah ulang kebatch
berikut asalkan tidak ada resiko terhadap mutu produk dan pengerjaan pengolahan
ulang hendaklah disahkan dan didokumentasikan secara khusus. Obat kembalian dari
peredaran dapat dijual kembali, diberi label kembali atau diolah kembali jika telah
dilakukan evaluasi secara cermat dan hasil pemeriksaan ulang olah Bagian Pemastian
Mutu dinyatakan memenuhi syarat.
Karantina obat jadi merupakan titik akhir pengawasan sebelum obat jadi diserahkan
ke gudang dan siap didistribusikan.
Sistem distribusi hendaknya dirancang dengan tepat sehingga menjadi obat jadi yang
pertama masuk didistribusikan terlebih dahulu (First In First Out).
Penyimpanan bahan awal, Produk antara, produk ruahan dan obat jadi.
Bahan tersebut disimpan rapi dan teratur untuk mencegah resiko tercampur baur atau
pencemaran sera memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan.
15
Produk yang penampilannya mirip hendaklah tidak di kemas pada jalur
yang berdampingan kecuali ada pemisahan secara fisik.
Pada tiap jalur pengemasan nama dan no bets produk yang sedang
dikemas hendaklah dapat terlihat dengan jelas.
Wadah yang dipakai untuk menyimpan produk ruahan, produk yang baru
sebagian dikemas atau sub bets hendaklah diberi label atau penandaan
yang menunjukan identitas, jumlah, no bets dan status produk tersebut.
Wadah yang akan diisi hendaklah diserahkan ke jalur atau tempat
pengemasan dalam keadaan bersih.
Semua personil bagian pengemasan hendaklah memperoleh pelatihan.
Area pengemasan hendaklah dibersihkan secara teratur.
Bila ditemukan bahan pengemas cetak pada saat pembersihan hendaklah
diberikan kepada supervisor.
Kemasan akhir dan kemasan setengah jadi yang ditemukan diluar jalur
pengemasan hendaklah di serahkan hepada supervisor dan tidak boleh
langsung dikembalikan ke jalur pengemasan.
Produk yang telah diisikan kedalam wadah akhir tetapi belm diberi label
hendaklah dipisahkan dan diberi penandaan untuk menghindari campur
baur.
Bagian peralatan pengemas yang basanya tidak bersentihan dengan
produk ruahan tapi dapat menjadi tempat penumukan debu hendaklah
dibersihkan dengan cermat.
Hendaklah di ambil tindakan untuk mengendalikan penyebaran debu
selama proses pengemasan khususnya produk kering.
Pemakaian sikat hendaklah dibatasi karna dapat menimbulkan bahaya
pencemaran.
Personil hendaklah diingatkan untuk tidak menaruh bahan pengemas
didalam saku mereka.
Bahan yang diperlukan dalam proses pengemas hendaklah disimpan
didalam wadah yang jelas tampak berbeda dengan wadah yang dipakai
untuk pengemasan produk.
Penyelesaian Kegiatan Pengemasa.
Pada penyelesaian kegiatan pengemasan hendaklah kemasan terakhir
diperiksa dengan cermat.
Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan
saja yang boleh ditempatkan pada satu palet
Setelah proses rekonsiliasi pengemasan kelebihan bahan pengemas dan
produk ruahan yang akan disingkirkan hendaklah diawasi dengan ketat.
Supervisor hendaklah mengawasi perhitungan dan pemusnahan bahan
pengemas yang tidak dapat lagi dikembalikan kegudang.
Supervisor hendaklah menghitung dan mencatat jmlah pemkaian meto
semua bahan.
Tiap penyimpangan hasil yang tidak dapat dijelaskan untuk memenuhi
spesifikasi hendaklah diselidiki secara teliti.
16
Setelah rekonsiliasi disetujui produk jadi hendaklah ditempatkan di area
karantina produk jadi.
1. Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis yang
menjelaskan pengambilan sampel hendaklah dilaksanakan sesuai dengan
metode yang telah di setujui. Prosedur tertulis untuk pengawasan selama proses
hendaklah dipatuhi.
2. Pengawasan selama proses hendaklah mencakup tapi idak terbatas pada
prosedur umum, sebagai berikut;
Semua parameter produk, volume isi produk hendaklah diperiksa pada awal
sampai akhir pengolahan.
Kemasan akhir hendaklah diperiksa selama proses pengemasan untuk
memastikan kesesuaiannya dengan spesifikasi dan semua komponen sesuai
dengan yang prosedur pengemasan induk.
3. Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah di ambil sempel pada
saat awal, tengah dan akhir prosesoleh personil yang ditunjuk.
4. Hasil pengujian atau inspeksi selama proses hendaklah dicatat dan dokumen
tersebut hendaklah menjadi bagian dari catatan bets.
1. Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan
disimpan terpisah di area terlarang
2. Pengolahan ulang produk yang ditolak hendaklah merupakan suatu
kekecualian.
3. Pemulihan semua atau sebagian dari bets sebelumnya yang memenuhi
persyaratn mutu dengan cara penggabungan ke dalam bets lain dari produk
yang sama pada suatu tahap pembuatan obat hendaklah di otorisasi sebelumnya.
4. Kepala bagian Manajemen Mutu hendaklah mempertimbangkan perlunya
pengujian tambahan untuk produk hasil pengolahan ulang atau bets yang
mendapat produk yang dipulihkan.
5. Bets yang mengandung produk pulihan hanya boleh diluluskan setelah semua
bets asal produk pulihan yang bersangkutan telah dinilai dan dinyatakan
memenuhi spesifikas yang ditetapkan
6. Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari pengawasan
industri pembuat hendaklah dimusnahkan
17
23) Karantina Dan Penyerahan Produk Jadi
o sampel mencukupi
o pengemasan dan penandaan memenuhi semua persyaratan
o rekonsiliasi bahan pengemas cetak dan bahan cetak dapat diterima
o produk jadi yang diterima sesuai dengan jumlah yang tertera
8. Setelah pelulusan suatu bets produk hendaklah dipindahkan kegudang produk jadi.
1. Semua bahan dan produk hendaklah disimpan secara rapi dan teratur
18
1. Bahan dan produk hendaklah tidak diletakkan langsung dilantai dan
dengan jarak yang cukup terhadap sekelilinganya
2. Bahan dalam produk hendaklah disimpan dengan kondisi lingkungan
yang sesuai
3. Kodisi penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang
tetera pada penanadan berdasarkan hasil uji stabilitas
4. Data pemantauan suhu hendaklahtersedia untuk dievaluasi
1. Pemisahan secara fisik atau cara lain yang tervalidasi hendaklah disediakan
untuk penyimpanan bahan atau produk yang ditolak, kadaluarsa, ditarik dari
peredaran atau obat atau bahan kembalian
2. Semua bahan awal dan bahan pengemas yang diserahkan ke area penyimpanan
hendaklah diperikasa kebenaran identitas, kondisi wadah dan tanda pelulusan
3. Bila identitas atau kondisi wadah bahan awal atau bahan pengemas tidak sesuai
dengan persyaratan handaklah dikirim kearea karantina untuk menentukan
status bahan tersebut
4. Bahan awal dan bahan pengemas yang ditolak hendaklah disimpan dalam area
khusus yang diperuntukan bagi bahan yang ditolak
5. Bahan cetak hendaklah disimpan di “area penyimpanan terlarang” dan
penyerahan dibawah pengawasan yang ketat
6. Stok tertua bahan awal dan bahan pengemas dan yang mempunyai tanggal
kadaluarsa paling dekat hendaklah digunakan terlebih dahulu
7. Bahan awal dan bahan pengemas hendaklah diuji ulang
1. Produk antara, produk ruahan dan produk jadi hendaklah dikarantina selama
menunggu hasil uji mutu dan penentuan status
2. Tiap penerimaan hendaklah diperiksa untuk memastikan bahwa bahan yang
diterima sesuai dengan dokumen pengiriman
3. Tiap produk anatara, produk ruahan, produk jadi yang diserahkan kearea
penyimpanan hendaklah diperiksa kesesuaian identitas dan kodisi wadah
19
4. Bila identitas atau kondisi wadah produk antara, produk ruahan, produk jadi
tidak sesuai dengan persyaratan identitas wadh tersebut hendaklah dikirim
kearea karantina
tanggal pengiriman
nama dan alamat pelanggan
uraian dalam produk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Prinsip utama produksi adalah:
a. Mutu produk obat tidak ditentukan oleh hasil akhir analisa saja, tetapiditentukan
oleh keseluruhan proses produksi (built in process).
b. Penanganan bahan dan produk jadi dilakukan sesuai prosedur atauinstruksi tertulis.
d. Kerusakan wadah dan masalah lain yang merugikan mutu bahan harusdiselidiki,
dicatat dan dilaporkan kepada bagian pengawasan mutu.
e. Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secaa fisikatau
administrative.
g. Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan secara teratur padakondisi yang
disarankan dan diatur agar ada pemisahan antar bets danmemudahkan rotasi stok.
k. Bila bekerja dengan bahan atau produk kering hendaklah dilakukantindakan khusus
untuk mencegah debu timbul serta penyebarannya.
21
l. Selama pengolahan semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan atau
mesin produksi dan ruang kerja hendaklah diberi label atau penandaandari produ atau
bahan yang sedang diolah.
m. Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas, tidak berarti gandadan
dengan format yang telah ditetapkan.
B. Saran
Kritik dan saran yang membenagun sangat dibutuhkan oleh penulis untukperbaikan
makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/14/ketentuan-produksi-dalam-c
pob/
https://www.scribd.com/document/359842780/MAKALAH-CPOB-PRODUKSI-docx
22