Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………..i

Dafrtar Isi……………………………………………………………………………..ii

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang…………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….2

C. Tujuan...............................………………………………………2

D. Manfaat………………………………………………………......2

BAB II : Pembahasan

A. Prinsip dan hakikat produksi ..........................................................3

B. Aspek produksi............………………………………………...…4

B. Pedoman CPOB dalam produksi ..............................................5

C. Validasi Proses…………………………………………………..6

BAB III : Penutup

A.Kesimpulan………………………………………………….……..22

B.Saran………………………………………………………….……23

Daftar Pustaka…………………………………………………………………….….24

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan dengan
cara produksi yang baik memenuhi syarat-syarat yang berlaku sesuai
dalamFarmakope Indonesia atau buku standar yang lain. Maka industri
farmasi dalam pembuatan obat harus menerapkan acuan standar sebagai pedoman
dalam pembuatan obat yang baik sesuai dengan Keputusan MenkesNo.43Menkes
SK/11/1988 tentang cara Pembuatan obat yang baik (CPOB)
yangm e n g h a r u s k a n p e m b u a t a n o b a t ya n g b a i k u n t u k m e n j a m i n m u t u
o b a t ya n g d i h a s i l k a n i n d u s t r i f a r m a s i d a l a m s e l u r u h a s p e k d a n
s e r a n g k a i a n k e g i a t a n produksi sehingga obat jadi yang dihasilkan memenuhi
syarat mutu yang telahditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

K e t e n t u a n ya n g t e r k a i t p r o s e s p r o d u k s i ya n g s e s u a i ( C P O B )
m e l i p u t i tahapan dari bahan awal, validasi proses, pencegahan dan
pencemaran silang,s y s t e m p e n o m o r a n b e t s / l o t , P e n i m b a n g a n d a n
p e n ye r a h a n , p e n g e m b a l i a n , pengolahan, bahan dan produk kering,
pencampuran dan granulasi, pencetak tablet, penyalutan, pengisian kapsul keras,
penandaan tablet salut dan kapsul,cairan, krim dan salep (non -steril),
bahan pengemas, kegiatan pengemasan, pra -kodifikasi bahan pengemas,
kesiapan jalur, praktik pengemasan, penyelesaiankegiatan pengemasan,
pengawasan selama proses, bahan dan produk yang ditolak,dipulihkan dan
dikembalikkan, karantina dan penyerahan produk jadi, catatan dan pengendalian
pengiriman obat, penyimpana bahan awal, bahan pengemas, produk a n t a r a ,
p r o d u k r u a h a n d a n p r o d u k j a d i , p e n yi m p a n a b a h a n a w a l d a n
b a h a n pengemas, penyimpanan produk antara, produk ruahan dan produk

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka di peroleh rumusan masalah adalah sebagai

berikut :

1. Jelaskan prinsip dan hakikat produksi ?

2. Jelaskan aspek-aspek produksi ?

3. Jelaskan pedoman CPOB pada proses produksi ?

C. Tujuan

Tujuan dari makalh ini adalah sebagai berikut.

2
1. Untuk mengetahui prinsip dan hakikat produksi

2. Untuk mengetahui aspek-aspek produksi

3. Untuk mengetahui pedoman CPOB pada proses produksi

D. Manfaat

Manfaat dai makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Agar mengetahui prinsip dan hakikat produksi

2. Agar mengetahui aspek-aspek produksi

3. Agar mengetahui pedoman CPOB pada proses produksi

BAB II

3
ISI

A. Prinsip dan Hakikat Produksi

Pemastian mutu suatu obat tidak hanya mengandalkan pada


pelaksanaanpengujian tertentu saja, namun obat hendaklah dibuat dalam kondisi
yangdikendalikan dan dipantau secara cermat. Produksi sediaan farmasi dan
alatkesehatan harus dilakukan dengan cara produksi yang baik memenuhi
syaratsyaratyang berlaku sesuai dalam Farmakope Indonesia atau buku standar
yanglain. Maka industri farmasi dalam pembuatan obat harus menerapkan
acuanstandar sebagai pedoman dalam pembuatan obat yang baik sesuai
denganKeputusan Menkes No. 43/Menkes/SK/11/1988 tentang Cara Pembuatan
Obatyang Baik (CPOB) yang mengharuskan pembuatan obat yang baik
untukmenjamin mutu obat yang dihasilkan industri farmasi dalam seluruh aspek
danserangkaian kegiatan produksi sehingga obat jadi yang dihasilkan memenuhisyarat
mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ditetapkan tidak lainsebagai
wujud implementasi kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong industrifarmasi
menghasilkan produk-produk yang berkualitas, berdaya saing tinggi dipasaran serta
mengurangi ketergantungan akan produk-produk impor. CPOBmeliputi semua proses
produksi, mulai dari bahan awal, tempat, dan alat sampaipelatihan dan kebersihan dari
pekerja. Prosedur tertulis dari tiap proses produksiadalah komponenpenting yang
dapat mempengaruhi kualitas akhir dari produk.

Pada prinsipnya produksi hendaklah dilaksanakan dengan


mengikutiproseduryang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang
menjaminsenantiasamenghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu
sertamemenuhi ketentuanizin pembuatan dan izin edar (registrasi).

Prinsip utama produksi adalah:

a. Adanya keseragaman atau homogenitas dari bets ke bets.

b. Proses produksi dan pengemasan senantiasa menghasilkan produk yangseidentik


mungkin (dalam batas syarat mutu) baik bagi bets yang sudahdiproduksi maupunyang
akan diproduksi

Sedangkan hakikat produksi adalah :

a. Mutu produk obat tidak ditentukan oleh hasil akhir analisa saja, tetapi

ditentukan oleh keseluruhan proses produksi (built in process).

b. Adanya prosedur baku (standar) untuk setiap langkah (tahapan) prosesproduksi


dengan persyaratan yang harus diikuti dengan konsisten

B. Aspek Produksi

4
Aspek produksi secara umum meliputi :

 Produksi dilakukan dan diawasi oleh personil yang kompeten.


 Penanganan bahan dan produk jadi dilakukan sesuai prosedur atau instruksi
tertulis.
 Seluruh bahan yang diterima diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya
dengan pemesanannya.
 Kerusakan wadah dan masalah lain yang merugikan mutu bahan harus
diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada bagian pengawasan mutu.
 Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secaa fisik atau
administrative.
 Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani seperti
penerimaan bahan awal.
 Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan secara teratur pada kondisi
yang disarankan dan diatur agar ada pemisahan antar bets dan memudahkan
rotasi stok.
 Pemeriksaan jumlah hasil nyata dan rekonsiliasinya dilakukan sedemikian
untuk memastikan tidak ada penyimpangan dari batas yang telah ditetapkan.
 Pengolahan produk yang berbeda hendaklah tidak dilakukan bersamaan atau
bergantian dalam ruang kerja yang sama kecuali tidak ada resiko terjadinya
campur baur ataupun kontaminasi silang.
 Tiap tahap pengolahan, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap
pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
 Bila bekerja dengan bahan atau produk kering hendaklah dilakukan tindakan
khusus untuk mencegah debu timbul serta penyebarannya.
 Selama pengolahan semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan atau
mesin produksi dan ruang kerja hendaklah diberi label atau penandaan dari
produk atau bahan yang sedang diolah.
 Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas, tidak berarti ganda dan
dengan format yang telah ditetapkan.
 pemeriksaan perlu dilakukan untuk memestikan pipa penyalur dan alat lain.
 penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur sedapat mungkin
dihindarkan.
 akses kebangunan dan fasilitas produksi hendaklah dibatasi hanya untuk
personil yang berwenang.
 Pada umumnya pembuatan produk no-obat hendaklah dihindarkan dibuat di
area dan dengan peralatan yang khusus untuk produk obat.

C. Pedoman CPOB pada Proses Produksi

5
1. Bahan Awal

Pengadaan bahan awal hanya diperoleh dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan. Pemeriksaan bahan awal dilakukan oleh bagian
Pemastian Mutu berdasarkan spesifikasi yang ditentukan dan dikarantina sampai
diluluskan untuk dipakai. Bahan awal yang tidak memenuhi syarat disimpan terpisah
untuk dikembalikan kepada pemasok atau dimusnahkan.

 Pengadaan bahan awal hendaklah dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan.
 Semua penerimaan pengeluaran dan jumlah bahan tersisa hendaklah dicatat.
 Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal hendaklah memenuhi
spesifikasi dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.
 Tiap pengiriman atau bets bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan yang
akan menunjukkan identitas pengiriman atau bets selama penyimpanan dan
pengolahan.
 Apabila dalam satu pengiriman terdapat lebih dari satu bets maka untuk
tujuan pengambilan sampel, pengujian dan pelulusan, hendaklah dianggap
sebagai bets yang terpisah.
 Pada tiap penerimaan hendaklah dilakukan pemeriksaan visual tentang
kondisi umum, keutuhan wadah dan segelnya, ceceran dan kemungkinan
adanya kerusakan bahan, dan tentang kesesuaian catatan pengiriman dengan
label dari pemasok.
 Wadah dari masa sampel bahan awal diambil hendaklah diberi identifikasi.
 Sampel bahan awal hendaknya diuji pemenuhannya terhadap spesifikasi.
 Hendaklah diambil langkah yang menjamin bahwa semua wadah pada suatu
pengiriman berisi bahan awal yang benar, dan melakukan pengamanan
terhadap kemungkinan salah penandaan wadah oleh pemasok.
 Bahan awal yang diterima hendaklah dikarantina sampai disetujui dan
diluluskan untuk pemakaian oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.
 Bahan awal di awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang tepat.

 Nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan


 Nomor bets/control yang diberikan pada saat penerimaan bahan
 Status bahan
 Tanggal daluarsa atau tanggal uji ulang bila perlu
 Jika digunakan system penyimpangan dengan komputerisasi yang
divalidasi lengkap.

 Label yang menunjukkan status bahan awal hendaklah ditempelkan oleh


personil yang ditunjuk oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.
 Persediaan bahan awal hendaklah diperiksa secara berkata untuk meyakinkan
bahwa wadah tertutup rapat dan diberi label dengan benar,dan dalam kondisi
yang baik.

6
 Bahan awal, terutama yang dapat mengalami kerusakan karena terpapar
 Hendaklah secara rutin dilakukan validasi dan/atau peninjauan ulang secara
kritis terhadap proses dan prosedur produksi untuk memastikan bahwa proses
dan prosedur tersebut tetap mampu memberikan hasil yang dinginkan
 Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus
dihindarkan.
 Tiap tahap proses, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap
pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
 Pencemaran silang hendaklah dihindari dengan tindakan teknis atau
pengaturan yang tepat.
 Tindakan pencegahan terhadap pencemaran silang dan efektifitasnya
hendaklah diperiksa secara berkala sesuai prosedur yang ditetapkan.

C. ValidasiProses

Semua proses produksi divalidasi dengan tepat dan dilaksanakan menurut


prosedur yang telah ditentukan. Perubahan yang berarti dalam proses, peralatan atau
bahan sebaiknya disertai dengan tindakan validasi ulang untuk menjamin bahwa
perubahan tersebut akan tetap menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan
mutu. Semua proses dan prosedur yang ada dievaluasi ulang secara rutin untuk
memastikan bahwa proses dan prosedur tetap mampu memberikan hasil yang
diinginkan.

1) Pencemaran

Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap produk obat yang dapat merugikan
kesehatan atau mempengaruhi daya terapetik serta mempengaruhi kualitas harus
dihindari. Kemungkinan terjadinya pencemaran silang sebaiknya diperhatikan.
Pencemaran silang dihindari dengan tindakan teknis atau pengaturan yang tepat
seperti produksi dalam gedung terpisah (diperlukan untuk penicillin, hormone seks,
sitotoksik tertentu dan lain-lain), tersedia ruang penyangga udara dan penghisap udara,
memakai pakaian pelindung yang sesuai, melaksanakan prosedur pembersihan,
dekontaminasi dan lain-lain.

2) Sistem Penomoran Bets atau Lot

Sistem yang menjabarkan cara penomoran bets atau lot dibuat secara rinci untuk
mempermudah identifikasi dan penelusuran produk antara, produk ruahan atau obat
dengan nomor batch atau lot tertentu. Sistem penomoran ini ini sebaiknya spesifik
dan tidak dapat digunakan secara berulang untuk periode tertentu, yaitu paling sedikit
dalam jangka waktu 10 tahun. Sistem ponomaran bets/lots yang digunakan pada tahap
pengolahan dan tahap pengemasan hendaklah saling berkaitan. Sistem penomoran
bets/lot hendaklah menjamin bahwa nomor bets/lot yang sama tidak dipakai secara
berulang. Alokasi nomor bets/lot hendaklah segera dicatat dalam suatu buku log.

7
3) Penimbangandan Penyerahan

Perhitungan, penimbangan, penyerahan dan penanganan bahan baku, bahan


pengemas, produk antara, dan produk ruahan dianggap suatu bagian dari siklus
produksi yang harus tercakup dalam prosedur tertulis dan memerlukan dokumentasi
yang lengkap. Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan
pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus
produksi dan memerlukan dokumentasi serta rekonsilisasi yang lengkap.

 Cara penanganan, penimbangan, penghitungan dan penyerahan bahan


awal, bahan pengemas, produk antara, dan produk ruahan hendaklah
tercakup dalam prosedur tertulis.
 Semua pengeluaran bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
produk ruahan termasuk bahan tambahan yang telah diserahkan
sebelumnya ke produksi, hendaklah didokumentasikan dengan benar.
 Hanya bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan yang
telah diluluskan oleh Pengawasan Mutu dan masih belum daluarsa yang
boleh diserahkan.
 Untuk menghindar terjadinya campur baur, pencemaran silang,
hilangnya identitas dan keragu-raguan.
 Sebelum penimbangan dan penyerahan, tiap wadah bahan awal
hendaklah diperiksa kebenaran penandaan,termasuk label pelulusan dari
bagian Pengawasan Mutu.
 Kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang dan alat ukur yang
dipakai hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau
ditakar.
 Untuk penimbangan atau pengukuran hendaklah dilakukan pembuktian
kebenaran Identitas dan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar.
 Ruang timbang dan penyerahan hendaklah dijaga
kebersihannya.Kegiatan penimbangan dan penyerahan hendaklah
dilakukan dengan memakai peralatan yang sesuai dan bersih.
 Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang diserahkan
hendaklah diperiksa ulang kebenarannya dan ditandatangani oleh
supervisor produksi sebelum dikirim ke bagian produksi.Sesudah
ditimbang atau dihitung, bahan untuk tiap bets hendaklah disimpan
dalam satu kelompok dan diberi penandaan yang jelas.

4) Pengembalian

Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan yang
dikembalikan ke tempat penyimpanan didokumentasikan dan dicek kembali dengan
baik. Bahan tersebut tidak boleh dikembalikan ke gudang kecuali jika telah memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan.

8
5) Pengolahan

Pemeriksaan awal pada pengolahan, baik bahan, kondisi daerah pengolahan,


peralatan, wadah dan penutup mengikuti prosedur tertulis yang telah ditetapkan.
Pencegahan pencemaran silang harus dilakukan pada seluruh tahap pengolahan.

– Semua bahan yang dipakai didalam pengolahan hendaklah diperiksa sebelum


dipakai.

 Kegiatan pembuatan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan bersamaan


atau berurutan didalam ruang yang sama kecuali tidak ada resiko terjadinya
campur baur atau pencemaran silang.
 Kondisi lingkungan diarea pengolahan hendaklah dipantau dan dikendalikan
agar selalu berada pada tingkat yang dipersyaratkan untuk kegiatan
pengolahan.
 Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan hendaklah diperiksa
sebelum digunakan.
 Semua kegiatan pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikuti prosedur
yang tertulis.
 Wadah dan tutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah, produk antara
dan produk ruahan hendaklah bersih dan dibuat dari bahan yang tepat sifat
dan jenisnya untuk melindungi produk atau bahan terhadap pencemaran atau
kerusakan.
 Semua wadah dan peralatan yang berisi produk antara hendaklah diberi label
dengan benar yang menunjukkan tahap pengolahan.
 Semua produk antara dan ruahan hendaklah diberi label dengan benar dan
dikarantina sampai diluluskan oleh bagian pengawasan mutu.
 Semua pengawasan selama proses yang dipersyaratkan hendaklah dicatat
dengan akurat pada saat pelaksanaannya.
 Hasil nyata tiap tahap pengolahan bets hendaklah dicatat dan diperiksa serta
dibandingkan dengan hasil teoritis.
 Dalam semua tahap pengolahan perhatian utama hendaklah diberikan kepada
masalah pencemaran silang.
 Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk dalam proses hendaklah
ditetapkan.
 Untuk system komputerisasi yang kritis hendaklah disiapkan system
pengganti manakala terjadi kegagalan.

6) Bahan dan Produk Kering

 Untuk mengatasi masalah pengendalian debu dan pencemaran silang yang


terjadi pada saat penanganan bahan dan produk kering.

9
 Sistem penghisap udara yang efektif hendaklah dipasang dengan letak lubang
pembuangan sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran dari produk
atau proses lain.
 Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk melindungi produk terhadap
pencemaran serpihan logam atau gelas.
 Hendaklah dijaga agar tablet atau kapsul tidak ada yang terselip atau
tertinggal tanpa terdeteksi dimesin, alat penghitung atau wadah produk
ruahan.

7) Pencampuran dan Granulasi

 Mesin pencampur,pengayak dan pengaduk hendaklah dilengkapi dengan


system pengendali debu, kecuali digunakan system tertutup.
 Parameter operasional yang kritis untuk tiap proses pencampuran,
pengadukan dan pengeringan hendaklah tercantum dalam dokumen
produksi induk, dan dipantau selama proses berlangsung serta dicatat
dalam catatan bets.
 Kantong filter yang dipasang pada mesin pengering fluid bed tidak boleh
dipakai untuk produk yang berbeda tanpa pencucian terlebih dahulu.
 Pembuatan dan penggunaan larutan atau suspense hendaklah
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga resiko pencemaran atau
pertumbuhan mikroba dapat diperkecil.
 Mesin pencetak tablet hendaklah dilengkapi dengan fasilitas pengendali
debu yang efektif dan ditempatkan sedemikian rupa untuk menghindari
campur baur antar produk.
 Untuk mencegah csmpur baur perlu dilakukan pengendalian yang
memadai baik secara fisik,procedural maupun penandaan
 Hendaklah selalu tersedia alat timbang yang akurat dan telah dikalibrasi
untuk pemantauan bobot tablet selama proses.
 Tablet yang diambil dari ruang pencetak tablet untuk keperluan
pengujian atau keperluan lain tidak boleh dikembalikan lagi kedalam
bets yang bersangkutan
 Tablet yang ditolak atau yang disingkirkan hendaklah ditempatkan
dalam wadah yang ditandai dengan jelas mengenai status dan jumlahnya
dicatat pada catatan pengolahan bets.
 Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa keausan
dan kesesuaiannya terhadap spesifikasi. Catatan pemakaian hendaklah
disimpan.

8) Penyalutan

 Udara yang dialirkan ke dalam panic penyalut untuk pengeringan


hendaklah disaring dan mempunyai mutu yang tepat

10
 Larutan penyalut hendaklah dibuat dan digunakan dengan cara
sedemikian rupa untuk mengurangi resiko pertumbuhan mikroba.

9) Pengisian Kapsul Keras

 Cangkang kapsul hendaklah diperlakukan sebagai bahan awal. Cangkang


kapsul hendaklah disimpan dalam kondisi yang dapat mencegah
kekeringan dan kerapuhan atau efek lain yang disebabkan oleh
kelembaban.
 Persyaratan-persyaratan yang tertulis pada 6.82 – 6.87 pada “Pencetak
Tablet” juga berlaku untuk pengisian tablet keras.

10) Penandaa Tablet Salut Dan Kapsul

 Hendaklah diberikan perhatian khusus untuk menghindari campur baur


selama proses penandaan tablet solute dan kapsul.
 Tinta yang digunakan untuk penandaan hendaklah yang memenuhi
persyaratan untuk bahan makanan.
 Hendaklah diberikan perhatian khusus untuk menghindari campur baur
selama proses pemeriksaan, penyortiran dan pemolesan kapsul dan tablet
salut.

11) Cairan, Krim, dan Salep (non-steril)

 Produk cairan, krim dan salep hendaklah diproduksi sedemikian rupa


agar terlindungi dari pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
 Tangki, wadah, pipa dan pompa yang digunakan hendaklah didesain dan
dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan pembersihan dan bila
perlu di sanitasi.
 Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungki dihindarkan.
 Kualitas kimia dan mikrobiologi air yang dapat digunakan hendaklah
ditetapkan dan selalu dipantau.
 Perhatian hendaklah diberikan pada transfer bahan melalui pipa untuk
memastikan bahan tersebut ditransfer ke tujuan yang benar.
 Apabila jaringan pipa digunakan untuk mengalirkan bahan awal atau
produk ruahan, hendaklah diperhatikan agar system tersebut mudah
dibersihkan.
 Ketelitian system pengukur hendaklah diverifikasi.
 Perhatian hendaklah diberikan untuk mempertahankan homogenitas
campuran, suspensi dan produk lain selama pengisian.
 Apabila produk ruahan tidak langsung dikemas hendaklah dibuat
ketetapan mengenai waktu paling lama produk ruahan boleh disimpan
serta kondisi penyimpanannya dan ketetapan ini hendaklah dipatuhi

11
12) Produk Steril

Produk steril hendaklah dibuat dengan pengawasan khusus untuk menghilangkan


pencemaran mikroba dan partikel lain. Produksi steril dapat digolongkan dalam dua
kategori utama, yaitu yang harus diproses secara aseptik pada semua tahap dan yang
disterilkan dalam wadah akhir atau disebut juga sterilisasi akhir. Pembuatan produk
steril memerlukan ruangan terpisah yang selalu bebas debu dan dialiri udara yang
melewati saringan bakteri. Tekanan udara dalam ruangan harus lebih tinggi dari ruang
lain di luarnya.

13) Pengemasan

Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan menjadi


obat jadi yang dilaksanakan dibawah pengawasan yang ketat untuk menjaga identitas,
keutuhan dan kualitas produk jadi yang telah dikemas. Kegiatan pengemasan
dilaksanakan berdasarkan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan
pengemas yang tercantum dalam prosedur pengemasan induk.

14) Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan dan Dikembalikan

Bahan dan produk yang ditolak diberi penandaan yang jelas dan disimpan
terpisah di restricted area. Bahan atau produk tersebut dapat dikembalikan kepada
pemasoknya, diolah ulang atau dimusnahkan. Bahan atau produk dapat diolah ulang
dan dipulihkan asalkan layak untuk diolah ulang melalui prosedur tertentu yang
disahkan serta hasilnya masih memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dan
tidak terjadi perubahan yang berarti terhadap mutunya. Sisa produk yang tidak layak
untuk diolah ulang atau bahan pulihan yang tidak memenuhi spesifikasi, mutu,
kemanjuran atau keamanan tidak boleh ditambahkan ke dalam bets berikutnya.
Langkah apapun yang dilakukan terhadap bahan dan produk yang ditolak, dipulihkan
dan dikembalikan harus mendapat persetujuan kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu) terlebih dahulu dan terdokumentasi baik.

15) Karantina Obat Jadi dan Penyerahan Gudang Obat Jadi

Karantina obat jadi merupakan titik akhir pengawasan sebelum obat jadi
diserahkan ke gudang dan siap didistribusikan. Sebelum diluluskan untuk diserahkan
ke gudang, pengawasan ketat dilakukan untuk memastikan produk dan catatan
pengemasan bets memenuhi semua spesifikasi yang ditentukan.

16) Pengawasan Distribusi Obat Jadi

Sistem distribusi hendaknya dirancang dengan tepat sehingga menjamin obat jadi
yang pertama masuk (first-in-first-out (FIFO)) dan obat jadi yang waktu
kadaluarsanya (first-expired-first-out (FEFO)) paling mendekati didistribusikan
terlebih dahulu.

12
17) Penyimpanan Bahan Awal, Produk Antara, Produk Ruahan dan Obat Jadi

Bahan disimpan rapi dan teratur untuk mencegah risiko pencampuran atau
pencemaran serta memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan. Kondisi penyimpanan
obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang tertera pada penandaan berdasarkan
hasil uji stabilitas.

18) Pengiriman dan Pengangkutan

Bahan dan produk jadi diangkut sedemikian rupa sehingga tidak merusak
keutuhannya dan kondisi penyimpanannya terjaga. Pengiriman dan pengangkutan
bahan obat dilaksanakan setelah terdapat pesanan pengiriman. Tanda terima pesanan
pengiriman dan pengangkutan didokumentasikan.

19) Pembuatan Obat Berdasarkan Kontrak

Pembuatan obat berdasarkan kontrak didefinisikan sebagai proses pembuatan


sebagian atau keseluruhan suatu obat oleh satu atau lebih industri pembuat untuk
kepentingan pihak lain. Produksi obat-obatan hendaklah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan agar senantiasa diperoleh obat jadi yang memenuhi
spesifikasi yang ditentukan. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan
produk meliputi:

 Bahan awal

Pemeriksaan bahan awal dilakukan oleh bagian pemastian mutu berdasarkan


spesifikasi yang ditentukan dan dikarantina, sampai diluluskan untuk dipakai. Bahan
awal yang tidak memenuhi syarat disimpan terpisah untuk dikembalikan kepada
pemasok atau dimusnahkan.

 Validasi proses

Semua prosedur produksi hendaklah divalidasi dengan tetap dan dilaksanakan


menurut prosedur yang telah ditentukan. Proses dan prosedur tersebut hendaknya
secara rutin dievaluasi ulang untuk memastikan bahwa proses dan prosedur tetap
mampu memberikan hasil yang diinginkan.

 Pencemaran

Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat merugikan
kesehatan atau mempengaruhi daya terapeutik serta mempengaruhi kualitas produk
tidak dapat diterima. Perhatian khusus hendaklah diberikan pada masalah pencemaran
silang, karena sekalipun sifat dan tingkatanya tidak berpengaruh langsung pada
kesehatan, hal ini menunjukan pelaksanaan obat yang tidak sesuai CPOB.

13
 Sistem penomoran batch atau lot

Suatu system yang menjabarkan cara penomoran batch dan lot secara rinci diperlukan
untuk memastikan bahwa produk antara, produk ruahan atau obat jadi suatu batch dan
lot dapat dikenali dengan nomor batch dan lot tertentu tidak digunakan secara
berulang.

 Penimbangan dan penyerahan

Penimbangan atau perhitungan dan penyerhan bahan baku, bahan pengemas, produk
antara dan produk ruahan dianggap suatu bagian dari siklus produksi dan memerlukan
dokumentasi yang lengkap.

 Pengembalian

Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan ketempat penyimpanan hendaklah didokumentasikan dan dicek dengan
baik. Bahan-bahan tersebut tidak boleh dikembalikan kecuali memenuhi spesifikasi
yang ditetapkan.

 Pengelolaan

Pemeriksaan awal pada pengolahan baik bahan, kondisi daerah pengolahan, wadah
dan peralatan harus mengikuti prosedur tertulis yang telah ditetapkan. Pencegahan
pencemaran silang dalam seluruh tahap pengolahan.

 Produk steril

Produk steril hendaklah dibuat dengan pengawasan khusus untuk menghilangkan


pencemaran mikroba dan partikel lain. Produksi steril dapat digolongkan dalam dua
kategori utama, yaitu yang harus diperoses dengan cara aseptic pada semua tahap, dan
yang disterilkan dalam wadah akhir yang disebut juga sterilisasi akhir. Untuk
membuat produk steril diperlukan suatu ruangan terpisah yang selalu bebas debu dan
dialiri udara yang melewati saringan bakteri. Tekanan udara dalam ruangan hendaklah
lebih tinggi dari ruangan disebelahnya.

 Pengemasan

Produk ruahan menjadi obat jadi, yang dilaksanakan dengan pengawasan yang tepat
untuk menjaga identitas, keutuhan dan kualitas barang yang sudah dikemas. Semua
kegiatan pengemasan hendaklah dilaksanakan dengan instruksi yang diberikan dan
menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam prosedur pengemasan induk.

 Bahan atau produk pulihan

14
Bahan atau produk dapat diolah ulang atau dipulihkan asalkan bahan tersebut layak
untuk diolah ulang melalui prosedur tertentu yang telah disahkan, serta hasilnya masih
memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dan tidak terjadi perubahan yang
berarti terhadap mutunya Sisa produk yang tidak layak untuk diolah ulang atau
bahan pulihan yang tidak memiliki spesifikasi, mutu kemanjuran atau keamanan tidak
boleh ditambahkan kedalam batch berikutnya

 Obat kembalian

Obat jadi yang dikembalikan dari gudang pabrik jika, ditemukan adanya kerusakan
kualitas teknis obat atau adanya reaksi merugikan dari obat missal karena label atau
kemasan luar kotor atau rusak, dapat diberi label kembali atau diolah ulang kebatch
berikut asalkan tidak ada resiko terhadap mutu produk dan pengerjaan pengolahan
ulang hendaklah disahkan dan didokumentasikan secara khusus. Obat kembalian dari
peredaran dapat dijual kembali, diberi label kembali atau diolah kembali jika telah
dilakukan evaluasi secara cermat dan hasil pemeriksaan ulang olah Bagian Pemastian
Mutu dinyatakan memenuhi syarat.

 Karantina obat jadi dan penyerahan kegudang obat jadi

Karantina obat jadi merupakan titik akhir pengawasan sebelum obat jadi diserahkan
ke gudang dan siap didistribusikan.

 Pengawasan distribusi obat jadi

Sistem distribusi hendaknya dirancang dengan tepat sehingga menjadi obat jadi yang
pertama masuk didistribusikan terlebih dahulu (First In First Out).

 Penyimpanan bahan awal, Produk antara, produk ruahan dan obat jadi.

Bahan tersebut disimpan rapi dan teratur untuk mencegah resiko tercampur baur atau
pencemaran sera memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan.

20) Praktik Pengemasan

– Risiko kesalahan terjadi dalam pengemasan dapat diperkecil dengan cara


berikut

1. Menggunakan label dalam gulungan


2. Pemberian penandaan bets pada jalu pemasangan label
3. Dengan menggunaan alat pemindah dan penghitung label elektronik
4. Label dan bahan cetak lain didesain sedemilkian rupa sehingga masing-masing
mempunyai tanda kusus untuk tiap produk yang berbeda, dan
5. Disamping pemeriksaan secara visual selama pengemasan berlangsung,
hendaklah dilkakukan pemeriksaan secara independen

15
 Produk yang penampilannya mirip hendaklah tidak di kemas pada jalur
yang berdampingan kecuali ada pemisahan secara fisik.
 Pada tiap jalur pengemasan nama dan no bets produk yang sedang
dikemas hendaklah dapat terlihat dengan jelas.
 Wadah yang dipakai untuk menyimpan produk ruahan, produk yang baru
sebagian dikemas atau sub bets hendaklah diberi label atau penandaan
yang menunjukan identitas, jumlah, no bets dan status produk tersebut.
 Wadah yang akan diisi hendaklah diserahkan ke jalur atau tempat
pengemasan dalam keadaan bersih.
 Semua personil bagian pengemasan hendaklah memperoleh pelatihan.
 Area pengemasan hendaklah dibersihkan secara teratur.
 Bila ditemukan bahan pengemas cetak pada saat pembersihan hendaklah
diberikan kepada supervisor.
 Kemasan akhir dan kemasan setengah jadi yang ditemukan diluar jalur
pengemasan hendaklah di serahkan hepada supervisor dan tidak boleh
langsung dikembalikan ke jalur pengemasan.
 Produk yang telah diisikan kedalam wadah akhir tetapi belm diberi label
hendaklah dipisahkan dan diberi penandaan untuk menghindari campur
baur.
 Bagian peralatan pengemas yang basanya tidak bersentihan dengan
produk ruahan tapi dapat menjadi tempat penumukan debu hendaklah
dibersihkan dengan cermat.
 Hendaklah di ambil tindakan untuk mengendalikan penyebaran debu
selama proses pengemasan khususnya produk kering.
 Pemakaian sikat hendaklah dibatasi karna dapat menimbulkan bahaya
pencemaran.
 Personil hendaklah diingatkan untuk tidak menaruh bahan pengemas
didalam saku mereka.
 Bahan yang diperlukan dalam proses pengemas hendaklah disimpan
didalam wadah yang jelas tampak berbeda dengan wadah yang dipakai
untuk pengemasan produk.
 Penyelesaian Kegiatan Pengemasa.
 Pada penyelesaian kegiatan pengemasan hendaklah kemasan terakhir
diperiksa dengan cermat.
 Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan
saja yang boleh ditempatkan pada satu palet
 Setelah proses rekonsiliasi pengemasan kelebihan bahan pengemas dan
produk ruahan yang akan disingkirkan hendaklah diawasi dengan ketat.
 Supervisor hendaklah mengawasi perhitungan dan pemusnahan bahan
pengemas yang tidak dapat lagi dikembalikan kegudang.
 Supervisor hendaklah menghitung dan mencatat jmlah pemkaian meto
semua bahan.
 Tiap penyimpangan hasil yang tidak dapat dijelaskan untuk memenuhi
spesifikasi hendaklah diselidiki secara teliti.

16
 Setelah rekonsiliasi disetujui produk jadi hendaklah ditempatkan di area
karantina produk jadi.

21) Pengawasan Selama Proses

1. Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis yang
menjelaskan pengambilan sampel hendaklah dilaksanakan sesuai dengan
metode yang telah di setujui. Prosedur tertulis untuk pengawasan selama proses
hendaklah dipatuhi.
2. Pengawasan selama proses hendaklah mencakup tapi idak terbatas pada
prosedur umum, sebagai berikut;

 Semua parameter produk, volume isi produk hendaklah diperiksa pada awal
sampai akhir pengolahan.
 Kemasan akhir hendaklah diperiksa selama proses pengemasan untuk
memastikan kesesuaiannya dengan spesifikasi dan semua komponen sesuai
dengan yang prosedur pengemasan induk.

3. Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah di ambil sempel pada
saat awal, tengah dan akhir prosesoleh personil yang ditunjuk.

4. Hasil pengujian atau inspeksi selama proses hendaklah dicatat dan dokumen
tersebut hendaklah menjadi bagian dari catatan bets.

5. Spesifikasi pengawasan selama proses hendaklah konsisten dengan spesifikasi


produk.

22) Bahan Dan Produk Yang Ditolak Dipulihkan Dan Dikembalikan

1. Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan
disimpan terpisah di area terlarang
2. Pengolahan ulang produk yang ditolak hendaklah merupakan suatu
kekecualian.
3. Pemulihan semua atau sebagian dari bets sebelumnya yang memenuhi
persyaratn mutu dengan cara penggabungan ke dalam bets lain dari produk
yang sama pada suatu tahap pembuatan obat hendaklah di otorisasi sebelumnya.
4. Kepala bagian Manajemen Mutu hendaklah mempertimbangkan perlunya
pengujian tambahan untuk produk hasil pengolahan ulang atau bets yang
mendapat produk yang dipulihkan.
5. Bets yang mengandung produk pulihan hanya boleh diluluskan setelah semua
bets asal produk pulihan yang bersangkutan telah dinilai dan dinyatakan
memenuhi spesifikas yang ditetapkan
6. Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari pengawasan
industri pembuat hendaklah dimusnahkan

17
23) Karantina Dan Penyerahan Produk Jadi

1. Karantina produk jadi merupakan tahap akhir pengendalian sebelum


penyerahan kegudang dan siap didistribusikan
2. Prosedur tertulis hendaklah mencantumkan cara penyerahan produk jadi ke area
karantina
3. Selama menunggu kelulusan dari bagian manajemen mutu, seuruh bets atau lot
yang sudah dikemas hendaklah ditahan dalam status karantina
4. Kecuali sampel untuk pengawasan mutu tidak boleh ada produk yang diambil
dari suatu bets atau lot selama produk tersebut masih ditahan dalam area
karantina.
5. Area karantina merupakan area terbatas hanya bagi personil yang benar-benar
diperlukan untuk bekerja
6. Produk jadi yang memerlukan kondisi penyimpana khusus hendaklah diberi
penandaan jelasdan disimpan di area yang sesuai
7. Pelulusan akhir produk hendaklah didahului dengan penyelesaian yang
memuaskan seperti:

 produk memenuhi persyaratan mutu

o sampel mencukupi
o pengemasan dan penandaan memenuhi semua persyaratan
o rekonsiliasi bahan pengemas cetak dan bahan cetak dapat diterima
o produk jadi yang diterima sesuai dengan jumlah yang tertera

8. Setelah pelulusan suatu bets produk hendaklah dipindahkan kegudang produk jadi.

9. Sewaktu menerima produk jadi, personil gudang hendaklah mencatat pemasukan


bets tersebut kedalam kartu stok yang bersangkutan

24) Catatan Pengendalian Pengiriman Obat

1. System bistribusi hendaklah didesain untuk memestikan produk yang pertama


masuk didistribusikan terledih dahulu
2. System distribusi hendaklah menghasilkan catatan sehingga distribusi tiap bets
obat dapat segera diketahui
3. Prosedur tertulis mengenai distribusi obat hendaklah dibuat dan dipatuhi
4. Penyimpangan terhadap FIFO dan FEFO hendaklah hanya diperbolehkan untuk
jangka waktu pendek dan atas persetujuan pimpinan yang bertanggung jawab

25) Penyimpanan Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara, Produk


Ruahan, dan Produk Jadi

1. Semua bahan dan produk hendaklah disimpan secara rapi dan teratur

18
1. Bahan dan produk hendaklah tidak diletakkan langsung dilantai dan
dengan jarak yang cukup terhadap sekelilinganya
2. Bahan dalam produk hendaklah disimpan dengan kondisi lingkungan
yang sesuai
3. Kodisi penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang
tetera pada penanadan berdasarkan hasil uji stabilitas
4. Data pemantauan suhu hendaklahtersedia untuk dievaluasi

1. Penyimpan diluar gedung diperbolehkan untuk bahan yang


dikemas dalam wadah yang kedap dan mutunya tidak
terpengaryh oleh suhu atau kondisi lain
2. Kegiatan pergudangan hendaklah terpisah dari kegiatan lain
1. Semua penyerahan ke area penyimpan termasuk bahan
kembalian, hendaklah didokumentasikan
2. Tiap bets bahan awal, bahan pengemas, produk anatara,
produk ruahan, dan produk jadi yang disimpan diarea
gudang hendaklah mempunyai kartu stok

26) PENYIMPANAN BAHAN AWAL DAN BAHAN PENGEMAS

1. Pemisahan secara fisik atau cara lain yang tervalidasi hendaklah disediakan
untuk penyimpanan bahan atau produk yang ditolak, kadaluarsa, ditarik dari
peredaran atau obat atau bahan kembalian
2. Semua bahan awal dan bahan pengemas yang diserahkan ke area penyimpanan
hendaklah diperikasa kebenaran identitas, kondisi wadah dan tanda pelulusan
3. Bila identitas atau kondisi wadah bahan awal atau bahan pengemas tidak sesuai
dengan persyaratan handaklah dikirim kearea karantina untuk menentukan
status bahan tersebut
4. Bahan awal dan bahan pengemas yang ditolak hendaklah disimpan dalam area
khusus yang diperuntukan bagi bahan yang ditolak
5. Bahan cetak hendaklah disimpan di “area penyimpanan terlarang” dan
penyerahan dibawah pengawasan yang ketat
6. Stok tertua bahan awal dan bahan pengemas dan yang mempunyai tanggal
kadaluarsa paling dekat hendaklah digunakan terlebih dahulu
7. Bahan awal dan bahan pengemas hendaklah diuji ulang

27) Penyimpanan Produk Antara, Produk Ruahan Dan Produk Jadi

1. Produk antara, produk ruahan dan produk jadi hendaklah dikarantina selama
menunggu hasil uji mutu dan penentuan status
2. Tiap penerimaan hendaklah diperiksa untuk memastikan bahwa bahan yang
diterima sesuai dengan dokumen pengiriman
3. Tiap produk anatara, produk ruahan, produk jadi yang diserahkan kearea
penyimpanan hendaklah diperiksa kesesuaian identitas dan kodisi wadah

19
4. Bila identitas atau kondisi wadah produk antara, produk ruahan, produk jadi
tidak sesuai dengan persyaratan identitas wadh tersebut hendaklah dikirim
kearea karantina

28) Pengiriman Dan Pengangkutan

1. Bahan dan obat diangkut dengan cara sedemikian rupa

1. Perhatian khusus hendaklah diberikan bila menggunakan es kering


dalam rangkaian system pendinginan
2. Dianjurkan penggunan alat untuk memantau kondisi selam
pengangkutan

1. Pengiriman dan pengangkutan bahan atau obat hendaklah


dilaksanakan hanya setelah ada order pengiriman
2. Prosedur pengiriman hendaklah dibuat didokumentasikan
3. Wadah luar yang akan dikirim hendaklah memberiakn
perlindungan yang cukup
4. Catatan pengiriman hendaklah disimapan yang menyatakan
menimal:

 tanggal pengiriman
 nama dan alamat pelanggan
 uraian dalam produk

o kondisi pengangkutan dan penyimpanan semua catatan hendaklah


mudah diakses dan tersedia bla diminta

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut

1. prinsip dan hakikat produksi

20
Prinsip utama produksi adalah:

a. Adanya keseragaman atau homogenitas dari bets ke bets.

b. Proses produksi dan pengemasan senantiasa menghasilkan produk yangseidentik


mungkin (dalam batas syarat mutu) baik bagi bets yang sudahdiproduksi maupunyang
akan diproduksi

Sedangkan hakikat produksi adalah :

a. Mutu produk obat tidak ditentukan oleh hasil akhir analisa saja, tetapiditentukan
oleh keseluruhan proses produksi (built in process).

b. Adanya prosedur baku (standar) untuk setiap langkah (tahapan) prosesproduksi

dengan persyaratan yang harus diikuti dengan konsisten.

2. Aspek Produksi Secara Umum Meliputi:

a. Produksi dilakukan dan diawasi oleh personil yang kompeten.

b. Penanganan bahan dan produk jadi dilakukan sesuai prosedur atauinstruksi tertulis.

c. Seluruh bahan yang diterima diperiksa untuk memastikan kesesuaiannyadengan


pemesanannya.

d. Kerusakan wadah dan masalah lain yang merugikan mutu bahan harusdiselidiki,
dicatat dan dilaporkan kepada bagian pengawasan mutu.

e. Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secaa fisikatau
administrative.

f. Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditanganiseperti


penerimaan bahan awal.

g. Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan secara teratur padakondisi yang
disarankan dan diatur agar ada pemisahan antar bets danmemudahkan rotasi stok.

h. Pemeriksaan jumlah hasil nyata dan rekonsiliasinya dilakukan sedemikianuntuk


memastikan tidak ada penyimpangan dari batas yang telahditetapkan.

i. Pengolahan produk yang berbeda hendaklah tidak dilakukan bersamaanatau


bergantian dalam ruang kerja yang sama kecuali tidak ada resikoterjadinya campur
baur ataupun kontaminasi silang.

j. Tiap tahap pengolahan, produk dan bahan hendaklah dilindungi


terhadappencemaran mikroba dan pencemaran lain.

k. Bila bekerja dengan bahan atau produk kering hendaklah dilakukantindakan khusus
untuk mencegah debu timbul serta penyebarannya.

21
l. Selama pengolahan semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan atau

mesin produksi dan ruang kerja hendaklah diberi label atau penandaandari produ atau
bahan yang sedang diolah.

m. Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas, tidak berarti gandadan
dengan format yang telah ditetapkan.

n. pemeriksaan perlu dilakukan untuk memestikan pipa penyalur dan alatlain.

o. penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur sedapat mungkindihindarkan.

p. akses kebangunan dan fasilitas produksi hendaklah dibatasi hanya untukpersonil


yang berwenang.

q. Pada umumnya pembuatan produk no-obat hendaklah dihindarkan dibuatdi areadan


dengan peralatan yang khusus untuk produk obat.

3. Pedoman CPOB pada proses produksi meliputi : bahan awal, validasi


proses,pencegahan pencemaran silang, sistem penomoran bets/lot, penimbangan
danpenyerahan, pengembalian, operasi pengolahan – produk antara dan produkruahan,
bahan dan produk kering, produk cair krim dan salep, bahanpengemas, kegiatan
pengemasan, pengawasan selama proses, bahan danproduk yang ditolak, dipulihkan
dan dikembalikan, karantina dan penyerahanproduk jadi, catatan pengendalian
pengiriman obat dan penyimpanan bahanawal, bahan pengemas, produk antara,
produk ruahan dan produk jadi

B. Saran

Kritik dan saran yang membenagun sangat dibutuhkan oleh penulis untukperbaikan
makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/14/ketentuan-produksi-dalam-c
pob/

https://www.scribd.com/document/359842780/MAKALAH-CPOB-PRODUKSI-docx

22

Anda mungkin juga menyukai