PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mati(compartmentization). Oleh karena itu tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri
terpisah satu samalainnya tanpa adanya pengaruh dan hubungan. Dan dalam hal ini ilmu
negarasebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial sebagaimana halnya denganilmu
politik, hukum, kebudayaan, ekonomi, psikologis, dan lain sebagainyamerupakan cabang dari
ilmu pengetahuan sosial yang khusus.Semua ilmu-ilmu sosial khusus ini secara bersama-
sama akan membentuk suatuilmu sosial ilmu umum yang akan tersalur ke dalam ilmu
Oleh karena itu ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial
umumnya harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya karena
dapat memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanyasatu sama lain yang saling
memerlukan sehingga dapat saling mengisi dan lengkap melengkapi, sehingga terwujud
hubungan komplementer. Karenanya akan lebih bermanfaat bila memahami objek yang
ilmu pengetahuan sosial itu dengan yang lainnya, dikarenakan mempergunakan metodedan
1
Metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan pula oleh
hampir semua cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial pada khususnya, seperti ilmu negara,
ilmu hukum, ilmu politik dan lainsebagainya.Dalam hubungan secara khusus antara ilmu
hubungan yang pada pokoknya dititik beratkan dan digolongkan kepada objek penyelidikan
yang sama yaitu;negara. Hal ini terutama nampak dengan jelas hubungan khusus antara ilmu
negaradengan ilmu politik, ilmu hukum tata negara dalam arti luas dan ilmu perbandingan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas
C. Tujuan Pembahasan
Untuk menjelaskan tentang pengertian dari ilmu negara dan bagaimana hubungan
antara ilmu negara dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, baik hubungannya dengan ilmu politik
dan ilmu hukum tanda negara juga ilmu perbandingan hukum tanda negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu Negara adalah Georg Jellinek sebagaimana dituangkan dalam bukunya yang
berjudul Allgemeine Staatslehre (Ilmu Negara Umum). Istilah Ilmu Negara sepadan
dengan Die Staatslehre (Jerman), Staatsleer (Belanda), Theory of State atau The General
Theory of State, Political Science atau Political Theory (Inggris), dan Theorie
d’Etat (Prancis).
Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sendi
pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau serupa dalam
negara-negara yang ada atau pernah ada didunia ini, misalnya tentang terjadinya negara,
lenyapnya negara, tujuan dan fungsi negara, perkembangan negara, bentuk negara dan
sebagainya. Ilmu Negara menekankan hal-hal yang bersifat umum dengan menganggap
negara sebagai genus (bentuk umum) dan mengesampingkan sifat-sifat khusus dari negara-
negara. Ilmu Negara tidak membahas bagaimana pelaksanaan hal-hal umum tersebut dalam
M. Solly Lubis, SH, dalam bukunya Ilmu Negara menyatakan bahwa Ilmu Negara
adalah ilmu yang mempelajari negara secara umum mengenai asal-usul, wujud, lenyapnya,
perkembangan dan jenis-jenisnya. Obyek ilmu negara bersifat abstrak dan umum, bahkan
3
B. Hubungan secara Umum
Ilmu tidak dapat dipisah-pisahkan dalam kotak-kota yang terpaku mati. Oleh karena itu,
tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri terpisah satu sama lainnya tanpa adanya pengaruh
dan hubungaan. Dalam hal ini, ilmu negara sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan
lain sebagainya, merupakan cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang khusus. Semua ilmu-
ilmu sosial khusus ini secara bersama-sama akan membentuk suatu ilmu sosial umum yang
Oleh karena itu, ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial umum,
harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya, karena dapat
memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanya satu sama lain yang saling
memerlukan, sehingga dapat saling mengisi dan saling melengkapi, sehingga terwujud
hubungan komplementer.
pengetahuan sosial itu dengan yang lainnya, dikarenakan metode dan teknik yang sama.
Metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan pula oleh hamper
semua cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial pada khususnya, seperti ilmu negara,ilmu
4
Obyek penyelidikan ilmu-ilmu sosial, diselidiki pula selaku obyek oleh cabang-cabang
ilmu pengetahuan khusus lainnya. Sehingga tidak terdapat monopoli obyek oleh ilmu sosial
khusus itu sendiri. Tentu tekanan, intensitas, luas dan sempitnya lapangan penyelidikan serta
dengan yang lainnya. Namun demikian, tidaklah berarti ilmu-ilmu tersaebut selalu terpisah-
pisah menjadi bagian yang terputus-putus dalam kotak-kotak yang terpaku mati, melainkan
selalu terdapat hubungan yang timbal balik dan saling tergantung serta saling
Dari fakta yang bermacam-macam itu di cari sifat-sifat dan unsur-unsur pokoknya yang
terbesar” dalam ilmu hitung atau grootste gemene deler-nya dari keadaan yang berbeda-beda
itu.dan jika pekerjaan tersebut dijalankan atau diterapkan di dalam peraktek untuk mencapai
tujuan tertentu, tugas itu diserahkan kepada angewandte staatswissenschaft atau ilmu politik.
5
Jadi ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat teoretis,segala hasil
penyelidikannya di peraktekkan oleh ilmu politik sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat
peraktis. Dengan demikian, jelaslah, bahwa ilmu politik itu tidaklah merupakan ilmu
Ilmu negara lebih menitik beratkan kepada sifat-sifat teoretis, sehingga kurang dinamis.
Hal ini berarti bahwa lebih banyak memerhatikan unsur-unsur statis dari negara yang
yang jelas. Yang mendasari konsepsi-konsepsi ilmu politik lebih menitikberatkan kepada
faktor-faktor yang konkrit, terutama sekali berpusat kepada gejala-gejala kekuasaan, baik
Negara.
Oleh karena itu, lebih dinamis. Sehubung dengan hal tersebut, berkatalah H.R. Hoetink
dalam kata pengantar buku J.Barents”De wetenschap der Politiek meteen terrain
verkenning”, bahwa ilmu politik merupakan sociologie van de staat(sosiologi negara) ataubet
vless er om been (atau daging yang meliputi sekitarnya), atau dalam bahasanya J.Barents
adalah bet vless om bet geraantevan de staat(daging yang meliputi sekitar kerangka
bangunan negara).
Maka dalam hubungan ini jelaslah ada sifat-sifat komplementer. Karena itu, ilmu
negara merupakan salah satu bardcore (teras inti) dari ilmu politik.
6
2. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum Tata Negara dan Ilmu Hukum
Administrasi negara
Ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara mempunyai hubungan
yang erat dengan ilmu negara karena ilmu-ilmu tersebut mempunyai obyek yang sama
dengan ilmu negara, yaitu negara. Perbedaannya ilmu hukum tata Negara dan ilmu hokum
administrasi negara memandang negara dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Obyek
dari ilmu hukum tata negara dan ilmu hokum administrasi negara adalah negara yang sudah
terikat pada tempat, keadaan, dan waktu. Jadi telah mempunyai ajektif tertentu,misalnya
Kemudian negara dalam pengertiannya yang konkrit itu di selidiki lebih lanjut
perlengkapannya. Kedua cabang ilmu pengetahuaan tersebut adalah hukum positif, dan di
dalam sistematika Georg Jellinek, kedua cabang ilmu tersebut termasuk dalam kategori
recbtswissenscbaft.
Antara ilmu hukum tata Negara dan ilmu hukuk administrasi negara terdapat hubungan
yang sangat erat pula. Bahkan di negeri belanda, dua lapangan hukum tersebut pernah disebut
bersama-sama, yaitu staats en administratief recbt, bahkan selalu di ajarkan oleh seorang
guru besar. Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa kedua cabang imu tersebut adalah
sama.
7
Oppenheimer menyebutkan bahwa peraturan-peraturan hukum tata negara adalah
peraturan mengenai de staat in rust (Negara yang sedang beristirahat, atau negara dalam
adalah peraturan mengenai de staat in beweging atau negara yang sedang bergerak.
Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut, maka ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum
tertentu (hukum positif), sedangkan ilmi negara tidak mengenai Negara-negara tertentu,
Dengan demikian, ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara di satu
pihak dengan ilmu negara di pihak lain mempunyai hubungan aling memengaruhi dan saling
menjelaskan. Oleh karena itu, dalam buku-buku tentang ilmu hukum tata negara dan hukum
administrasi negara, hal dari imu negara dapat di pakai sebagai batu loncatan untuk sampai
kepada kedua cabang hukum tersebut. Sebaliknya, buku-buku tentang ilmu negara, hal-hal
mengenai ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara dapat di pakai sebagai
yang mempelajari hukum tata negara positif Negeri belanda, pengetahuan teori negara umum
atau ilmu negara sangat perlu. Akan tetapi, dengan mengingat tingkat ilmu pengetahuan
sekarang ini, serta melihat organisasi perguruan tinggi hukum yang sekarang ada untuk
8
pengetahuan teoretis untuk kebanyakan ahli hukum hanya terbatas kepada apa yabg mereka
Akan tetapi, hal yang bagi ilmu hukum tata negara positif merupakan suatu pengantar,
satu syarat mutlak untuk pekerjaan selanjutnya, bagi ilmu negara merupakan tujuan
Maka dengan demikian, jelaslah bahwa ilmu negara yang merupakan ilmu pengetahuan
memberikan dasar-dasar teoretis yang bersifat umum untuk hukum tata negara. Oleh karena
itu, agar dapat mengerti dengan sebaik-baiknnya dan sedalam-dalamnya system hukum
ketatanegaraan dan administrasi negara sesuatu negara tertentu, sudah sewajarnyalah kita
harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan segala hal ikhwalnya secara umum tentang
Ilmu perbandingan hukum tata negara ini di kenal dengan sebutan vergelijkende
9
Keranenburg menyatakan bahwa dari ilmu pengetahuan dan diferensiasi itu, di hasilkan
ilmu perbandingan tata negara. Kemudian yang menjadi obyek penyelididkan ilmu
perbandingan hukum tata negara ialah bahwa: dalam peninjauan lebih lanjut, mungkin
dari genus”negara”. Dan sekali lagi, jikalau penyelidikan itu berkembang dapatlah di capai
jadikan satu kesatuan yang baru sekali dan sekali lagi timbullah suatu cabang ilmu
Jadi jelaslah, bahwa ilmu hukum perbandingan tata Negara bertugas menganalisis
secara teratur, menetapkan secara sistematis, sifat-sifat apakah yang melekat padanya, sebab-
sebab apa yang menimbulkannya mengubah dan menghilangkan atau menyebabkan yang satu
tugasnya, ilmu perbandingan hukum tata negara itu haruslah mempergunakan hasil yang
diperoleh ilmu negara. Karena itu, perkembangan ilmu negara dan ilmu hukum merupakan
syarat mutlak bagi kesuburan tubuhnya ilmu perbandingan hukum tata negara untuk menjadi
Dan untuk itu, ditegaskan pula oleh M. Nasroen bahwa cara ilmu perbandingan
10
mempergunakan hasil yang diperoleh ilmu negara umum dalam hal asal mula, sari, dan
wujud negara itu. Selanjutnya di katakan pula bahwa dari hasil yang diperoleh dari ketentuan-
ketentuan yang di berikan oleh ilmu negara umum, maka ilmu perbandingan pemerintahan
akan memakainya untuk menentukan derajat dan sifat kepada tugas mengadakan
perbandingan.
4. Rangkaian Hubungan antara Ilmu Negara, Ilmu Politik, Ilmu Hukum Tata Negara dan
politik, ilmu hukum tata negara, dan ilmu perbandingan tata negara. Ilmu negara yang
bersifat teoretis dan umum itu di dalam penyelidikan terhadap obyeknya lebih
oleh hukum yang berlaku. Ilmu politik dalam penyelidikannya lebih menitikberatkan kepada
gejala sosio-politik dalam masyarakat sebagai gelanggang pertarungan factor kekuasaan yang
tersebut di dalam peraktek kenyataanya, maka sifat ilmu politik itu dinamis
Factor teoretis umum dan factor peraktis dinamis itu saling melangkapi satu sama
lainnya, saling membutuhkan dan melengkapi untuk menjadi dasar bahan-bahan yang akan
diterapkan oleh ilmu hukum tata Negara dalam obyek penyelidikannya terhadap”satu”Negara
tertentu, untuk menyelidiki”dapatlah di capai tujuan-tujaun sosial yang di kejar Negara”. Hal
itu senada dengan istilah hans kelsen : politik als ethikdan”upaya” alat-alat apa saja kah yang
11
dapat di pakai untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut itu”, atau pun menerapkan istilah
Hal-hal tersebut di atas di perlukan sebagai bahan-bahan lebih lanjut dalam proses
perkembangan dan diferensiasinya oleh ilmu perbandingan hkum tata negara. Tujuannya
sebagai bagian tertentu dari suatu system yang di pergunakan untuk mencapai wujud
pemerintahan yang sama dengan demikian, dari penggambaram dan keterangan itu akan di
hasilkan oleh suatu nilai, yaitu apakah yang di wujudkan dengan kesadaran bernegara itu
merupakan keadilan, kemakmuran, dan kebahagiaan untuk sebagian tertentu aatu beberapa
Ilmu negara, selaku bahan-bahan yang besrsifat teoretis umum, kiranya akan
mendapatkan tempat sebagai bahan-bahan nyata dalm ilmu hukum tata negara dan ilmu
Meskipun terdapat hubungan berangkai yang eratantara ilmu negara, ilmu politik, ilmu
hukum tata negara, dan ilmu pebandingan tata negara, yang secara saling melengkapi satu
sama lainnya, dan di golongkan ke dalam ilmu pengetahuan sosial khusus yang berobjekkan
sama yaitu Negara pada pokok hahikatnya, namun harus di akui dan di sadari ucapan P.J.
12
semata-mata menurut objeknya dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang lebih memegang peranan
Sehubungan dengan hal tersebut jikalau dilihat, ilmu negara itu teoretis karena itu
menunjukkan sifat umum, abstrak, dan bebas niali (valuafres atau werd frei), yang di pelajari
demi ilmu itu sendiri dan pengetahuan yang diperolehnya. Sedangkan ilmu politik bersifat
peraktis.
Mengenai persoalan ilmu negara dan ilmu politik, meskipun persoalan pokoknya
Bahwa ilmu politik akan membatasi lapangan penyelidikannya, justru memang kepada
rangka yang bersifat umum hukum, atau bahwa ilmu politik tidak akan pula merupakan
suatau ilmu tentang negara-negara. Hal ini berarti mempertahankan istilah”ilmu politik” dari
herman heller yang mengemukakan dengan tepat bahwa batas-batas pokok antara ilmu
negara dengan ilmu politik lebih tajam dari pada perbedaannya dalan peraktek, sehingga yang
pertama untuk sebagian terbesar di tuntut oleh para ahli hukum, dan yang penghabisan oleh
alhi sosiologi.
Sedangkan ilmu negara dan ilmu hukum tata negara itu mempersoalkan Negara, namun
ilmu hukum tata negara menyelidiki satu negara dengan system ketatanegaraannya yang
tertentu, karena itu merupakan hal yang spesies, konkrit dan bersifat praktis.
13
Demikian pula halnya ilmu negara terhadap ilmu perbandingan hukum tata negara.
Meskipun obyeknya adalah negara, namun ilmu perbandingan hukum tata negara itu,
berhubunagan dengan tidak terdapatnya communis opinion doctrum tentang negara dalam
ilmu negara, maka kranenburg menitikberatkan kepada ilmu perbandingan hukum tat negara
itu, memperbandingkan satu sama lain bermacam-macam bentuk negara, dan bukanlah
Maka jelaslah, meskipun terdapat hubungan berangkai yang sangat erat antara ilmu
negara, ilmu politik, ilmu hukum tata negara, dan ilmu perbandingan hukum tata negara, dan
di golongkan bahwa objek sama, namun terdapat persoalan-persoalan yang di hadapi oleh
Pertumbuhan dan perkembangan suatu ilmu pengetahuan pada dasarnya bebas untuk
berfikir dan menyatakan hasil berfikir dari manusia itu. Karena itu jika ada kebebasan
menyatakan pendapat yang merupakan hasil dari pemikiran kemasyarakatan yang luas, maka
harus ada hal-hal yang menyebabkan sehingga di lakukan suatu penyelidikan. Biasanya ada
keadaan yang tidak sesuai dengan pandangan hidup di masyarakat itu. Demikianlah imu itu
tumbuh dan berkembang. Karena itu dikatakan bahwa ilmu adalah lambang yang utama dari
sebuah kemajuan.
14
Ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu kenegaraan, di dalam prosesnya sebagai
ilmu itu, mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Dalam kaitan ini akan melihat
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, ilmu negara mengalami berbagai macam
tingkatan. Sjachran Basah membagi jenis besaran tingkatan pertumbuhan dan perkembangani
a. Socrates(470-399 S.M)
Meskipun socrates tidak membentuk suatu system ajaran dan tidak pula meninggalkan
buku-buku,namun masih tetap segar dan akan tetap tergores dalam ingatan, beberapa prinsip
Cara bekerja Socrates yaitu dengan metode dialektis atau”Tanya jawab”(dialog) dengan
itu mencoba mencari pengertian tertentu, yaitu mencari dasar-dasar hukumdan keadilan”yang
sejati bersifat obyektif dan dapat dijalankan serta di terapkan kepada setiap manusia”.
Menurut pendapatnya, di setiap hati kecil manusia terdapat rasa hukum dan keadilan
yang sejati, yang menyebabkan bergemanya detak-detak kesucian, sebab setiap insan itu
merupakan sebagian dari Nur Tuhan Yang Maha Pemurah, adil, dan penuh kasih saying.
Meskipun detak-detak kesucian itu dapat terselubungdan ditutupi oleh kabut tebal kemilikan
15
dan ketamakan,kejahatan dan keanekaragaman kezaliman, namun tetap ada serta tidak dapat
Negara bukanlah suatu organisasi yang dibuat oleh manusia demi kepentingan dirinya
pribadi, melainkan negara itu suatau susunan yang obyektif berdasarkan kepada sifat hakikat
manusia, yang karena itu bertugas untuk melaksanakan dan menerapkan hukum-hukum yang
obyektif, termuat”keadilan bagi umum”, dan tidak hanya melayani kebutuhan para penguasa
Maka keadaan sejatilah yang harus menjadi dasar pedoman Negara. Jika hal tersebut
dijalankan dan diterapkan, maka manusia merasakan kenyamanan dan ketenangan jiwanya,
Sangat disesalkan serta disayangkan, ajaran Socrates tersebut pada tahun 399 S.M,
dipandang serta dianggap berbahaya negara dan merusak akhlak budi pekerti para pemuda
yunani purba. Oleh karena itu, ia dituntut dan dijatuhi hukuman mati dengan jalan minum
racun oleh negara yang ia taati, sebab bagaimanapun juga negara itu harus di patuhi
b. Plato(429-347 S.M)
16
ideal(sempurna), oleh karena itu sifatnya disebut”ideenler van Plato” atau ajaran cita plato
yang terkenal serta tersohor sampai zaman sekarang ini, yang biasa disebut”idealisme”.
Yaitu idea tau kenyataan sejati yang bersemayam di alam tersendiri, ialah di alam cita yang
Sehubung dengan dunia cita tersebut, maka terdapat tiga jenis cita-cita mutlak, yaitu:
Ketiga cita tersebut merupakan pedoman bagi tingkah laku manusia, kerena ternyata, bahwa
Maka, hubungan antara kedua dunia itu (dunia cita dan dunia alam) adalah:
1. Dunia cita:
17
o Cita kebenaran
o Cita keindahan
o Cita kesusilaan
2. Dunia alam:
o Pikiran
o Rasa
o Kemampuan
Menurut plato, negara harus dapat memelihara dan merupakan satu kesatuan, karena
merupakan suatu keluarga yang besar. Maka luas suatu negara diukur, supaya memungkinkan
negara tersebut dapat mengurus kesatuan itu. Karena itu, negara tidak boleh mempunyai
Negara yang ada di dunia ini sifatnya tidak sempurna karena merupakan bayangan
belaka dari negara yang senpuna, yang ada dalam dunia cita itu. Tujuan negara adalah untuk
mencapai, memp elajari, dan mengetahui cita yang sebenarnya. Masyarakat baru berbahagia
bilamana pengetahuannya tidak terbatas kepada bayangan saja, tapi juga mengenal yang
sebenarnya.
Mengenai negara sempurna dan baik itu yang besifat ideal etis diperlukan beberapa syarat :
18
Adapun tiga kelas dalam negara idealestis yaitu;
Aristoteles melanjutkan pikiran idealisme Plato ke realisme, Oleh karena itu filsafat
aristoteles adalah ajran tentang kenyataan atau ontologi, yaitu suatau cara berfikir yang
relistis. Sehingga debgab demikian, metode menyelidikikannya bersifat induktif empiris. Dan
Jika plato membagi dunia menjadi dua bagian, maka aristoteles tidak mengakui
perbedaan dua dunia ini. Ia hanya mengakui adanya satu dunia yang mempunyai proses. Jadi,
aristoteles tidak membedakan dunia cita dan dunia alam, tetapi pikirannya langsung ditujukan
Pendapatnya menyimpang dari pendapat umum yang terdapat di yunani ada waktu itu.
Sebab, menurut pendapatnya, masyarakat itu ada karena adanya kepentinag manusia sehingga
19
e. Zeno (300 S.M)
mengenal perasaan kebangsaan, sehinggga negara tidak usah didasarkan pada perasaan
kebangsaan yang merupakan perasaan yang bersifat sentimen dan kolot. Dan karena setiap
orang berpikiran sehat, maka haruslah diusahakan suatu negara yang meliputi selurauh dunia
Meskipun demikian oarang tidak perlu mencintai negara, akan tetapi cukup dengan
mencintai dan menaati undang-undang, sebab syarat”cinta” kepada negara merupakan syarat
yang terberat bagi para warganya. Paham zeno tersebut tidak terbatas kepada polis seperti
pada plato dan aristoteles serta socrates, melainkan bersifat negara dunia sehingga terdapat
universalisme yang meliputi seluruh manusia, dan mengenai batin yang merupakan budi dari
manusia itu.
f. Polybios
yang dinamakan teori perjalanan siklus. Artinya, diantara bentuk-bentuk pemerintahan satu
2. Masa Romawi
a. Masa Kerajaan
20
b. Masa republik
c. Masa Prinsipat
d. Masa Dominat
a. Agustinus
c. Dante Alleghieri
4. Masa Renaissance
Zaman ini selalu dipertentangkan dengan zaman pertengahan. Tokoh-tokoh pada zaman ini
a. Niccolo Machiavelli
b. Jean Bodin
c. Aliran Monarchomachen
Deutsche Publisizten)
Dengan timbulnya ajaran atau paham kedaulatan negara, maka perkembangan memasuki
babak selanjutnya, karena dari paham kedaulatan itu timbul adanya ilmu pengetahuan
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka jelas meskipun terdapat hubungan berangkai yang sangat erat antara ilmu negara,
ilmupolitik, ilmu hukum tata negara, dan ilmu perbandingan hukum tata negara, dan
B. Saran
Penulis sadar bahwa isi dari makalah ini belum sempurna seperti apa yang diharapkan,
makadari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing
DAFTAR PUSTAKA
22
Pengantar Ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan.PT. Pembangunan Jakarta.Cetakan ketiga.
Demikianlah ulasan mengenai Makalah Ilmu Negara, semoga bisa bermanfaat . Untuk anda
yang menjadikan makalah ini sebagai bahan referensi, jangan lupa cantumkan Url laman ini..
terimakasih sudah berkunjung,.. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan anda..
Aminnn....
23