Anda di halaman 1dari 25

A.

ANALISIS FUNDAMENTAL
1. Pengertian Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada
fundamental ekonomi suatu perusahaan.Teknis ini menitik beratkan pada rasio
finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung
memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.Sebagian pakar berpendapat teknik
analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham
perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.Analisis fundamental dibagi
dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis
rasio keuangan.
Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data
historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data
masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahan ekonomi
dimasa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap akan
mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan
pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak vaiabel ditentukan
berdasarkan judgment, misalnya , tingkat pertumbuhan perusahaan dimasa yang
akan datang. Akibatnya, meskipun beberapa orang menggunakan metode analisis
fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bias jadi berbeda. Analisis ini biasa
digunakan untuk jangka panjang, tetapi permasalahannya yang seringkali dihadapi
oleh investor adalah timing dan iformasi. Karena tidak semua investor mendapat
informasi yang lengkap sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental,
dapat terjadi kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing
sehingga bias jadi saham yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi
masalah timing tersebut dapat dilihat dari pergerakan saham tersebut melalui
analisi teknikal untuk menentukan sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan
menggunakan atau menggabungkan kedua analisis tersebut secara tepat, bertujuan
untuk menghasilkan capital gain yang optimum.
a. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan salah satu analisis yang digunakan pada model
teknik fundamental. Analisis ini cenderung digunakan untuk mengetahui
keadaan-keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi. Unsur-unsur
makroekonomi yang biasa dianalisis melalui analisis ekonomi ini adalah faktor
pendapatan domestik bruto, inflasi, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang
diterapkan oleh suatu negara. Analisis ini digunakan untuk mengetahui potensi
dari faktor makro yang pastinya menjadi salah satu faktor yang memengaruhi
tingkat pengembalian dari investasi. Analisis ekonomi dianggap penting karena
adanya kecenderungan hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada
lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal
mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro.

b. Analisis Industri
Dalam analisis industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari
berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang
memberikan prospek paling baik ataupun sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis
industri, investor akan menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk
mempertimbangkan saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang
akan dimasukkan dalam portofolio. Analisis Industri merupakan tahapan penting
pengelompokan suatu industri dalam kenyataannya tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, karena banyak perusahaan yang bergerak dalam lini bisnis yang
berbeda. Untuk menyiasati permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode
pengklasifikasian industri. Menurut Michael Porter (1996), fokus dari analisa
industri adalah pada pengenalan ciri pokok yang mendasari suatu industri yang
bersumber pada situasi ekonomi dan teknologi yang membentuk arena dimana
strategi bersaing harus ditata. Dapat dikatakan analisa industri adalah sebuah
perencanaan yang terjadi dalam suatu kelompok bisnis ketika suatu usaha telah
berjalan.perencanaan lingkungan usaha, kecendrungan ekonomi, teknologi dan
politik akan mempunyai pengaruh kuat dalam suatu usaha.

1
c. Analisis Rasio Keuangan
Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan
data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan
laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor
dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian
perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan
penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif
maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu
dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisis rasio keuangan
menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya.
Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan
dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang.
Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan
yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang
berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi
bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus
dilakukan pula analisis persaingan- persaingan yang sedang dihadapi oleh
manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan
dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif,
serta penelitian-penelitian industri.

Rumus Analisis Rasio Keuangan


1) Current Ratio (CR)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki, Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :

2
𝑨𝒔𝒆𝒕𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 =
𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

2) Price Earning Ratio (PER)


PER adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar investor menilai harga
dari saham terhadap kelipatan dari earnings dan memberikan indikasi tentang
jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga
saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu (jogiyanto
2003:105). PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih
perusahaan, dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba
bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun.Karena yang
menjadi fokus perhitungannya adalah laba bersih yang telah dihasilkan
perusahaan, maka dengan mengetahui PER sebuah emiten, kita bisa
mengetahui apakah harga sebuah saham tergolong wajar atau tidak secara real
dan bukannya secara future alias perkiraan.

𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂𝑷𝒆𝒏𝒖𝒕𝒖𝒑𝒂𝒏𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎
𝑷𝑬𝑹 =
𝑳𝒂𝒃𝒂𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉𝑷𝒆𝒓𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎

3) Price to Book Value (PBV)


PBV adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat harga saham
apakah termasuk undervalued atau over valued. PBV fokusnya pada nilai
ekuitas perusahaan.PBV sesuai artinya bermakna ‘harga saham dibandingkan
nilai ekuitas per saham’.Cara menghitungnya, adalah dengan membagi harga
saham dengan Book Value-nya (BV), dimana BV dihasilkan dari ekuitas dibagi
rata-rata jumlah saham yang beredar. Konsep penggunaannya pun sama
dengan PER: semakin tinggi nilai PBV, maka semakin mahal harga sahamnya.
Bila suatu perusahaan memiliki nilai PBV di atas satu (PBV>1), maka harga
saham perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi daripada nilai bukunya yang
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik di mata
investor.Secara umum, persamaan. Yang digunakan untuk menilai PBV suatu

3
saham dapat dituliskan sebagai berikut :

𝑷𝒏
𝑷𝑩𝑽 =
𝑩𝑽𝒏
Keterangan :
PBVn = Price to Book Value
Pn = Harga per lembar saham pada tahun ke-n
BVn = Nilai book value per lembar saham pada tahun ke-n

4) Debt to Equity Ratio (DER)


Merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi
oleh modal sendiri. Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Rasio ini dapat dirumuskan
dengan :
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑫𝑬𝑹 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan
oleh pemegang saham.

5) Return On Asset (ROA)


Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba.

𝑬𝑩𝑰𝑻
𝑹𝑶𝑨 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝑨𝒔𝒆𝒕

6) Return on Equity (ROE)


ROE berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba atas modalnya sendiri.Semakin besar ROE maka semakin baik kinerja
perusahaan dalam memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan laba. Rasio
ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

4
𝑳𝒂𝒃𝒂𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂𝒅𝒂𝒏𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
𝑹𝑶𝑬 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍𝑺𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊

7) Return on Investment (ROI)


Bertujuan untuk mengukur keuntungan investasi dan sebagai evaluasi akhir
untuk menentukan keputusan investasi di dalam perusahaan. Rasio ini dapat
memberikan informasi kepada investor tingkat pengembalian yang akan
diterima dari investasi yang dilakukan. ROI dapat dirumuskan dengan :

𝑵𝒆𝒕𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑹𝑶𝑰 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕

8) Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)


Merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga
Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba

kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
 Rasio ini dapat dihitung

dengan rumus yaitu :


𝑳𝒂𝒃𝒂𝑲𝒐𝒕𝒐𝒓
𝑮𝒓𝒐𝒔𝒔𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉

9) Deviden Payout Ratio (DPR)


DPR adalah sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan
dibagikan ke pemegang saham. Variabel Payout Ratio menunjukkan persentase
dari pendapatan yang akan dibayarkan pada pemegang saham sebagai cash
dividend. Formulanya: nilai dividen yang dibagikan per saham dibanding
dengan nilai laba bersih per saham.

𝑫𝒆𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝑷𝒆𝒓𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎
𝑫𝑷𝑹 =
𝑳𝒂𝒃𝒂𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉𝑷𝒆𝒓𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎

10) Earning per Share (EPS)

5
EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham
yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham biasa dan
tidak termasuk saham preferen.

𝐿𝑎𝑏𝑎𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 − 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡𝑘𝑎𝑛

11) Book Value Per Share (BVPS)


Book value per share digunakan untuk mengukur nilai Shareholder’s equity
atas setiap saham yang diterbitkan.
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐯𝐚𝐥𝐮𝐞 𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐡𝐚𝐫𝐞 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭𝐤𝐚𝐧

6
12) Dividen Yield
Dividen yield digunakan untuk mengukur jumlah deviden per saham
relative terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk prosentase.

𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦


𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐘𝐢𝐞𝐥𝐝 =
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦

13) Deviden Per Share (DPS)


Deviden per share merupakan total semua deviden yang dibagikan pada
tahun buku sebelumnya, baik deviden intern, deviden total atau deviden
saham. Adapun rumus yang dipergunakan yaitu :

𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐓𝐮𝐧𝐚𝐢
𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐏𝐞𝐫 𝐒𝐡𝐚𝐫𝐞 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫

B. ANALISIS TEKNIKAL
1. Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan
tren pasar atau sekuritas di masa depan dengan mempelajari grafik dari aksi pasar
di masa lalu dengan mempertimbangkan harga pasar instrumen dan minat atas
instrumen tersebut. Analisis teknikal merupakan salah satu analisis atau metode
pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, kontrak berjangka
(future contract), indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya.Secara
singkat, analisis teknikal dapat dikatakan sebagai analisis sekuritas dengan
menggunakan grafik harga dan volume historis.
Adapun kelebihan dari menggunakan analisis teknikal ini bagi investor dalam
melakukan trading terhadap intrumen keuangan yaitu :
a. Analisis teknikal bisa diaplikasikan pada semua jenis surat berharga atau
sekuritas pada market manapun. Selama sekuritas tersebut memiliki data
historis dengan waktu yang beruntun dan bisa digambarkan grafik dari

7
runtutan waktu tersebut, maka sekuritas tersebut pasti bisa dianalisis dengan
analisis teknikal.
b. Analisis teknikal dapat menentukan waktu beli dan jual saham.
c. Analisis teknikal dapat diterapkan untuk berbagai dimensi waktu, baik harian,
mingguan, maupun untuk jangka waktu yang lebih panjang.
d. Analisis teknikal dapat memberikan return yang tinggi hanya dengan
mempelajari adanya suatu perubahan tertentu pada market sebelum bergerak
menuju keseimbangan baru.

2. Prinsip dan Dasar Pemikiran


Menurut (Sulistiawan dan Liliana, 2007:5) terdapat tiga asumsi atau
anggapan dasar yang dipakai dalam analisis teknikal yaitu sebagai berikut :
a. Market Price Discounts Everything (Pasar Mempertimbangkan Semua
Persoalan)
Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa sangat
berpengaruh terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan
tercermin pada harga sahamnya secara seketika. Suatu pasar sekuritas dikatakan
akan semakin efisien jika semua informasi semakin cepat diserap oleh pasar dan
tidak ada halangan bagi semua pelaku pasar untuk mengakses informasi tersebut.
b. Price Moves In Trend (Harga Bergerak Mengikuti Arah Aliran)
Prinsip dasar berikutnya dalam penggunaan analisis teknikal adalah bahwa
jangan pernah mengambil keputusan transaksi yang melawan tren harga yang
sedang berlangsung.Karena pengguna analisis percaya bahwa semua informasi
tercermin pada harga pasar saham, maka tren tersebut menunjukkan sikap para
pelaku pasar atau investor atas suatu harga saham. Pahami tren yang ada terlebih
dahulu dan ikuti ke mana tren tersebut akan bergerak agar bisa memanfaatkan
pergerakan harga pasar tersebut untuk meningkatkan hasil investasi.

8
c. History Repeats Itself (Sejarah Akan Berulang)
Dalam analisis teknikal juga menggambarkan faktor psikologis para pelaku
pasar, maka pergerakan historis dapat dijadikan acuan untuk memprediksi
pergerakan harga di masa yang akan datang. Pola historis ini dapat terlihat dari
waktu ke waktu dalam grafik. Pola – pola ini mempunyai makna yang dapat
diinterpretasikan untuk memprediksi pergerakan harga.

3. Klasifikasi Analisis Teknikal


Secara umum, analisis teknikal digolongkan ke dalam beberapa kelas.
Penggolongan dalam beberapa kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelas utama yang
dibedakan sebagai berikut :
a. Analisis Teknikal Klasik
Pengguna analisis teknikal ini biasa disebut sebagai chartist.Penggunanya
percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh
berdasarkan bentuk dan pola tertentu dari grafik harga saham. Bentuk lain dari
analisis ini adalah penggunaan garis-garis penganalisis yang diaplikasikan pada
grafik harga menurut opini individual masing-masing pengguna. Oleh karena itu
dasar pengambilan keputusan transaksi biasanya juga ditentukan berdasarkan
judgment dan interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik.Mengingat
sifatnya yang sangat subyektif, maka analisis ini lebih banyak mengandung
seni/art dari pada unsur ilmiahnya.Demikian juga halnya, bahwa menurut
masing-masing penggunanya analisis ini juga spesifik untuk tiap-tiap
sekuritas.Kelompok analis ini dapat digolongkan ke dalam penganalisis garis
gerak harga dan penganalisis pola.
b. Analisis Teknikal Modern
Pengguna analisis ini biasa juga disebut sebagai technician.Penggunanya
percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh
berdasarkan pola grafik yang ditentukan atau diindikasikan dari perhitungan
kuantitatif, bukan interpretasi subyektif terhadap suatu bentuk dan pola
grafik.Mengingat sifatnya yang bersifat kuantitatif, maka metode ini secara
ilmiah bisa diuji kemampuan dan kinerjanya dalam menghasilkan keuntungan

9
bagi investor. Faktor lain yang menguntungkan dari analisis teknikal modern ini
adalah bahwa indikatornya bisa diprogram secara otomatis dengan
menggunakan bantuan komputer. Secara garis besar, indikator-indikator
teknikal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam in-dikator pengikut tren (trend
following indicator) dan indikator oscillator.

4. Istilah – Istilah Penting dalam Analisis Teknikal


Dalam analisis teknikal, terdapat istilah-istilah yang penting untuk diketahui,
yaitu :
a. Chart (Grafik)
Alat utama yang digunakan dalam analisis teknikal adalah berbentuk chart
yang digunakan untuk menggambarkan pola pergerakan harga pada waktu yang
lalu. Penggunaan chart membuat asumsi bahwa jika pola pergerakan harga yang
berbentuk pada saat ini atau akan datang ini menyerupai pola pergerakan harga
pada waktu yang lalu, maka kemungkinan besar pola harga pada waktu yang
akan datang akan mengikuti pola pererakan harga pada waktu yang lalu.
Tiga metode grafik utama yang sering digunakan :
1) Chart lajur, banyak digunakan oleh pemakai chart, sumbu tegak mewakili
harga, dan chart mendatar waktu. Pada chart lajur harian tanda tertentu
dibuat untuk menunjukan harga tertinggi, terendah, dan harga penutup pada
hari itu. Informasi harga untuk hari-hari berikutnya akan diplot disebelah
kanan dari harga hari ini.
2) Chart rata-ratabergerak, merupakan satu metode yang sangat popular untuk
meramalkan harga yang digunakna oleh para nalisis teknikal. Chart ini
dihitung untuk jangka waktu kapan saja yang diinginkan, contoh 3 hari, 5
hari, 10 hari ataupun lebih. Kelebihan metode ini adalah dapat melicinkan
(smoot out) pergerakan apa saja yang tidak normal yang mungkin berlaku
di antar hari-hari tertentu.
3) Chart titik dan angka (PAF), metode ini memerlukan informasi intrahari
(informasi harga untuk setiap pardagangan yang berlangsung dalam sehari)
yang biasanya tidak di peroleh oleh investor biasa. Chart ini melaporkan

10
harga sepanjang sumbu mendatar tanpa memberi perhatian pada waktu
perdagangan berlangsung.
Dalam analisis teknikal, dikenal beberapa macam-macam chart, diantaranya
yaitu :
1) Line Chart (Grafik Garis)
Analisis teknikal ini hanya berisikan sebuah garis yang
menghubungkan penutupan perdagangan yang satu dengan yang lainnya per
hari. Misalnya jika pada hari pertama perdagangan harga berakhir di level
300, dan dihari kedua ditutup di harga 200, dan dihari ketiga di harga 400.
Maka garis lurus dapat diambil dari harga 300 menuju 200 kemudian 400
dari arah kiri ke kanan. Contoh gambar :

Sebuah analisis teknikal line chart memiliki pergerakan yang jelas


dan halus tetapi tidak menyediakan informasi harga tertinggi, terendah, dan
harga pembukaan setiap sesi, akibatnya fluktuasi analisa teknikal pasar tidak
terlihat selama periode tersebut.

2) Bar Chart (Grafik Batang)


Analisa teknikal bentuk Bar Chart menyerupai batang yang memiliki
tangkai di kiri dan kanan, dan memiliki informasi yang lebih lengkap, berisi
harga pembukaan, tertinggi, terendah dan penutupan.Harga buka pasar
berada pada tangkai kiri, dan penutupan pada tangkai kanan.Sementara

11
ujung dari batangnya mewakili harga tertinggi dan terendah dalam satu
periode perdagangan.

Grafik bar efektif untuk menggambarkan data yang sangat


banyak.Grafik bar terlihat relatif tipis, hal ini memudahkan pemakai untuk
menambahkan beberapa bar lagi sebelum grafik terlihat lebih rumit.Jika

12
anda tidak tertarik pada harga pembukaan, maka grafik bar adalah metode
yang ideal untuk menganalisis harga penutupan, relatif terhadap harga
tertinggi dan terendah. Grafik bar yang di dalamnya terdapat harga
pembukaan akan cepat terlihat rumit. Jika anda tertarik pada harga
pembukaan, maka grafik candlestick adalah alternatif yang lebih baik dari
pada grafik bar.

3) Candlestick Chart (Grafik Candlestick)


Analisa teknikal Candlestick merupakan grafik tertua yang
ditemukan oleh analis teknikal. Struktur tubuhnya menyerupai lilin, dan
memiliki unsur yang sama dengan bar chart, terdapat data pembukaan,
tertinggi, terendah dan penutupan pada setiap sesinya. Harga yang
mengalami kenaikan biasanya dibentuk dengan warna terang, dan harga
turun dengan warna gelap. Selain berfungsi sebagai salah satu tipe grafik,
candlestick juga memiliki model analisa tersendiri yang telah luas
digunakan oleh trader di dunia.

4) Point and Figure Chart


Metode grafik yang ditunjukkan di atas, memplot satu poin data pada
setiap periode waktu.Sebanyak apapun pergerakan harga, satu hari atau satu
minggu merepresentasikan satu poin, satu batang, atau satu candlestick yang
diplot untuk menandakan pergerakan harga. Berbeda dengan metode
tersebut, grafik point & figure didasarkan pada pergerakan harga, dan tidak

13
memakan waktu banyak dalam mempertimbangkannya. Terdapat sumbu X
pada grafik ini, tetapi tidak memotong grafik.
Kelebihan dari point & figure adalah kesederhanaannya.Tidak ada
pergerakan harga yang tidak relevan, maka tidak ada duplikasi pada
grafik.Hanya pergerakan harga yang spe-sifiklah yang dicatat.Fokus pada
pergerakan harga inilah yang memudahkan dalam mengi-dentifikasi level
support and resistance, bullish breakouts and bearish breakdown.

b. Garis Tren
Analisis Teknikal dibentuk dari asumsi tren harga.Garis tren adalah alat yang
penting dalam analisis teknikal, baik untuk melakukan identifikasi maupun
konfirmasi. Garis tren adalah suatu garis lurus yang menghubungkan dua atau
lebih poin harga dan kemudian di masa yang akan datang dapat membentuk garis
support atau resistance.Garis tren dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Garis Tren Naik (Up Trend), merupakan garis yang memiliki kemiringan
(slope) positif, dan ini terbentuk dengan menghubungkan dua atau lebih
poin harga terendah. Harga terendah yang kedua harus lebih tinggi dari yang
pertama agar slope-nya positif.Tren menigkat mencermikan terjadinya
ekses demand.

14
2) Garis Tren Menurun (Down Trend), merupakan kebalikan dari Up Trend,
yaitu garis yang memiliki kemiringan (slope) negatif, dan dibentuk dengan
menghubungkan dua atau lebih poin tertinggi. Tren menurun mencerminkan
terjadinya ekses supply.

15
3) Tren menyamping (Horizontal Trend), disebut juga sideways trend, adalah
garis yang menggambarkan trend yang bergerak secara mendatar.

Garis tren pula jika diukur dalam kerangka waktu, terdapat tiga tipe tren masing
– masing sebagai berikut :
1) Major Trend : merupakan tren jangka panjang dari pergerakan pasar,
biasanya ditentukan dalam kurun waktu minimal 1 tahun.

2) Medium Trend : merupakan kecenderungan pergerakan harga untuk


kerangka waktu jangka menengah biasanya antara 2 minggu sampai 3 bulan
dan merupakan gerak koreksi dari major trend (tren utama).

16
3) Minor Trend : merupakan pergerakan harga dalam kurun waktu pendek,
biasanya dalam kurun daily dan sebagai gerak koreksi dari medium trend.

c. Support dan Resistance


Support – resistance adalah titik batas atas (resistance) dan batas bawah
(support) dari pergerakan harga. Secara rinci, titik support atau support level
adalah sebuah level harga (titik/tingkat/range) dimana pada level tersebut akan
timbul minat beli yang lebih kuat daripada minat jual, yang akan mengakibatkan
terjadinya ekses demand yang akan meningkatkan harga di pasar, sehingga
menghentikan trend penurunan harga.
Sebaliknya, titik resistance merupakan batas atas/titik/range dimana pada
level ini akan timbul penguatan minat jual yang lebih besar dibandingkan minat
beli yang secara otomatis akan mengakibatkan timbulnya ekses supply, yang

17
akan mengakibatkan turunnya harga saham. Berikut ni contoh dari Support –
Resistance:

5. Jenis – Jenis Analisis Teknikal


Untuk memberikan gambaran mengenai cara bekerja para analis teknikal,
berikut ini ada beberapa metode analisis teknikal saham yang paling umum
digunakan dan tentunya memiliki keunggulannya masing-masing. Metode –
metode analisis teknikal tersebut diantaranya sebagai berikut :
a. Moving Average (MA)
Moving average (MA) atau rata-rata bergerak adalah salah satu dari sekian
banyak metode analisa harga saham yang sering digunakan dalam analisis
teknikal saham.Moving average (MA) adalah rata-rata harga saham selama
periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot ke dalam grafik beserta harga
saham aktual di pasar saat itu. MA yang berasal dari rata-rata harga saham
selama lima hari perdagangan, contohnya, ditulis sebagai MA-5. MA yang
berasl dari rata-rata harga selama 15 hari ditulis sebagai MA-15. Jadi moving
average menyatakan rata-rata harga saham tersebut akan dihitung lagi seiring
dengan berjalannya waktu. Data harga yang digunakan biasanya adalah harga
penutupan (closing price).

18
Cara menganalisanya adalah jika kurva aktual menembus kurva MA dari
bawah ke atas dengan volume perdagangan yang cukup tinggi, hal tersebut
memberi sinyal saat yang tepat untuk membeli saham.Sebaliknya jika kurva
aktual menembus kurva MA dengan volume perdagangan tingg dari atas ke
bawah, hal tersebut memberi sinyal untuk jual. Pergerakan harga saham berupa
kenaikan harga diikuti dengan volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan
sebagai sinyal pasar akan membaik (bullish). Sedangkan perubahan harga
berupa penurunan harga yang diikuti volume perdagangan yang tinggi
ditafsirkan sebagai sinyal pasar akan memburuk (bearish).

b. Double Top dan Bouble Bottom


Metode analisa teknikal saham berikutnya adalah metode double top dan
double bottom. Double Top, pola ini terbentuk ketika ada perubahan harga
saham berupa kenaikan sampai pada level tertentu, lalu turun dan kemudian naik
lagi (dengan volume perdagangan lebih kecil) menyamai level harga tertinggi
sebelumnya dan kemudian menurun lagi. Jika kejadian tersebut berulang sekali
lagi, maka akan terbentuk kurva yang memiliki dua puncak kembar (seperti
huruf M). Pola dari analisa harga saham ini menunjukan bahwa pasar telah dua
kali gagal mencoba menembus batas harga atas (tertinggi) tersebut. Jika harga
kemudian menurun sampai menembus tingkat harga terendah sebelumnya
(sebelum puncak yang kedua), itu mengindikasikan tren pergerakan harga saham
akan terus menurun. Pola double top ini memberikan sinyal untuk segera
melakukan aksi jual.

19
Kebalikan dari pola Double Top yaitu pola double bottom (seperti huruf W).
Dengan logika yang sama, pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi
beli karena diperkirakan harga akan terus meningkat.

20
c. Triple Top dan Triple Bottom
Triple Bottom, adalah pola pembalikan yang terbentuk dari tiga harga
terendah yang sama yang diikuti oleh breakout di atas resistance. Pola ini
dapat terbentuk dalam beberapa bulan, yang biasanya merupakan pola jangka
panjang yang meliput beberapa bulan.Karena merupakan jangka panjang,
maka grafik mingguan tampaknya lebih sesuai untuk analisis ini.

Triple Top, adalah pola pembalikan yang terbuat dari tiga harga tertinggi
yang diikuti oleh sebuah break di bawah support. Berbeda dengan tripple
bottom, triple tops biasanya terben-tuk dalam jangka waktu yang lebih
pendek dan biasanya berada pada range 3 sampai 6 bulan. Biasanya
dibandingkan dengan tops, bottom butuh waktu lebih lama untuk terbentuk.

21
d. Triangle
Metode analisa teknikal saham triangle (pola kurva segitiga) dibagi menjadi
dua, yaitu Ascending Triangle (segitiga menaik) dan Descending Triangle
(segitiga menurun). Descending Triangle terbentuk jika ada beberapa lembah
yang sama rendah dengan beberapa puncak yang semakin menurun. Dengan kata
lain, terjadi perubahan harga saham antara garis batas bawah yang horizontal
dengan garis batas yang mempunyai kemiringan menurun. Jika harga menembus
garis batas bawah disertai dengan peningkatan volume perdagangan, ini
memberi sinyal untuk melakukan aksi jual karena analisa harga saham tersebut
diperkirakan harga akan terus menurun.
Sementara Ascending Triangle terbentuk jika pergerakan harga saham
mengikuti pola yang berkebalikan dengan Descending Triangle. Pola ini
memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli saham karena diperkirakan harga
akan terus menaik.

22
e. Head and Shoulder
Analisis teknikal saham Head and Shoulder dapat dibagi menjadi 2 bentuk
yaitu Head and Shoulder Top dan Head and Shoilder Bottom. Analisis teknikal
saham Head & Shoulder Top memberikan sinyal untuk jual karena diperkirakan
harga akan terus menurun. Garis leher (neckline) digambarkan dengan menarik
garis lurus dari bagian paling bawah kedua bahu (shoulder) untuk mendapatkan
suatu sinyal kapan aksi jual dilakukan.Jika dari analisa harga saham, pergerakan
harga saham (bahu kanan) menembus garis leher dari atas ke bawah (piercing
the neckline), inilah sinyal untuk segera menjual saham untuk mengurangi
kerugian (cut loss).

Sedangkan analisis teknikal Head & Shoulder Bottom terjadi secara terbalik,
dua bahu (shoulder) dan kepala (head) mengarah ke bawah.
Garis leher (neckline) terbentuk dengan menarik garis lurus diatas kedua
bahu.Jika pola itu terbentuk dan kurva harga dibahu kedua (bahu kanan)
menembus garis leher dari bawah keatas, maka itu adalah sinyal untuk beli
karena ada kecenderungan perubahan harga saham di mana harga bakal terus
naik.

23
24

Anda mungkin juga menyukai