Anda di halaman 1dari 10

DEVI ASTRIANI

161502032

OPSI, RIGHT, WARRANT, CONVERTIBLE BONDS, DAN


EFEK BERAGUN ASET (EBA)
A. Definisi dan Macam-macam Sekuritas Derivatif
Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek utama baik yang bersifat penyertaan
maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek utama maupun turunan
selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya
terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets. Dalam pengertian
yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara dua atau lebih pihak-pihak guna
memenuhi janji untuk membeli atau menjual assets atau commodities yang dijadikan sebagai
obyek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antar
pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan
tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.
Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative).
Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya
adalah instrument-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks
obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrument-instrumen keuangan lainnya.
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan perusahaan
efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio yang mereka miliki.
Beberapa jenis produk turunan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Kontrak Opsi Saham (KOS), adalah efek yang memuat hak beli (call option) atau hak jual (put
option) atas Underlying Stock (saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar perdagangan seri
KOS) dalam jumlah dan strike price (harga yang ditetapkan oleh Bursa untuk setiap seri KOS
sebagai acuan dalam exercise) tertentu, serta berlaku dalam periode tertentu.
2. Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE), adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu
underlying (dapat berupa indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Kontrak indeks
merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham. KBIE terdiri
dari Kontrak LQ45 Futures, Kontrak Mini LQ45 Future, Kontrak LQ45 Futures Periodik, Kontrak
Mini LQ45 Futures Periodik, dan Japan (JP) Futures.
Contoh produk derivatif di pasar modal adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi.
Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi
dan lindung nilai (hedging). Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang
secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli dan harga jual.
Berbeda dengan saham, obligasi, bukti right, dan waran, indeks saham dan indeks obligasi
diperdagangkan secara berjangka, mekanisme perdagangan produk derivative ini dilakukan secara
future dan option.

B. Istilah-istilah dan Mekanisme Perdagangan Opsi

1
Opsi adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli
atau menjual sebuah aset pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Opsi pertama kali
secara resmi diperdagangkan melalui Chicago Board Exchange (CBOE) pada tahun 1973.
Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan opsi adalah sebagai berikut:
1. Exercising the option, adalah tindakan apakah akan melaksanakan atau tidak opsi yang
dipegangnya yaitu hak membeli atau hak menjual.
2. Strike atau exercise price, adalah harga kesepakatan dalam kontrak opsi dimana pemegang opsi
dapat membeli atau menjual underlying assets. Exercise price merupakan harga pasar yang
terjadi dalam transaksi di future dan option market. Secara umum, exercise price adalah harga
jadi tetapi pelaksanaannya di kemudian hari.
3. Expiration date, adalah tanggal waktu jatuh tempo dari opsi, setelah expiration date opsi
dinyatakan mati.
4. American and European options. Opsi tipe Amerika memberikan kesempatan kepada
pemegang opsi (taker) untuk meng-exercise haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo.
Sedangkan Opsi Eropa hanya memberikan kesempatan kepada pemegang opsi (taker) untuk
meng-exercise haknya pada saat waktu jatuh tempo.
Stock option adalah perdagangan saham untuk tujuan spekulasi ataupun hedging. Penjual
akan mempunyai risiko yang tak terbatas sedangkan keuntungannya terbatas. Sebaliknya, pembeli
akan memiliki keuntungan yang tak terbatas dengan risiko terbatas. Di samping itu, pembeli juga
memiliki opsi beli dan opsi jual. Pada opsi beli, penjual mempunyai kewajiban untuk menjual,
sedangkan pada opsi jual, penjual mempunyai kewajiban untuk membeli. Jadi opsi atau hak selalu
dilihat dari sudut pandang pembeli. Pembeli memiliki hak, sedangkan penjual mempunyai
kewajiban. Suatu hak dapat dilaksanakan atau tidak dilaksanakan, sedangkan kewajiban harus
dilaksanakan. Ini berarti penjual mempunyai risiko yang lebih tinggi daripada pembeli, sehingga
pembeli wajib membayar suatu premium kepada penjual.
Pada pasar opsi, pembeli memiliki hak sedangkan penjual mempunyai kewajiban. Suatu hak
dapat dilaksanakan atau tidak dilaksanakan, sedangkan kewajiban harus dilaksanakan. Dalam hal ini
pembeli akan memikul risiko yang terbatas, sedangkan penjual akan memikul risiko yang tak
terbatas. Karena penjual mempunyai risiko yang tak terbatas, maka pembeli wajib membayar suatu
premium kepada penjual baik kontrak itu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pembeli. Jadi
kontrak opsi harus dilihat dari sudut pandang pembeli. Pembeli mempunyai hak untuk membeli
opsi beli dan opsi jual. Apabila harga cenderung naik, maka pembeli akan mengambil opsi beli, dan
jika di kemudian hari ternyata harga turun, maka pembeli tidak akan melaksanakan opsi tersebut
karena dianggap merugikan. Apabila harga cenderung turun, maka pembeli akan mengambil opsi
jual, dan jika di kemudian hari ternyata harga naik, maka opsi itu tidak akan dilaksanakan.

C. Call Option, Put Option, dan Diagram Payoff


Call Option atau opsi beli adalah suatu hak untuk membeli sebuah aset pada harga
kesepakatan dan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati, baik pada akhir masa jatuh tempo
ataupun di antara tenggang waktu masa sebelum jatuh tempo. Call option memberikan hak (bukan
kewajiban) kepada pemegang opsi (taker) untuk membeli sejumlah tertentu dari sebuah
instrument yang menjadi dasar kontrak tersebut. Call option, hak untuk membeli saham atau

2
indeks saham atau produk lain yang ada di option market, dan hak tersebut dimiliki oleh pembeli
(buyer), sedangkan penjual (writer) mempunyai kewajiban menjual. Pembeli dapat melaksanakan
hak beli atau tidak melaksanakan hak beli.
Kontrak opsi adalah mempertemukan antara suatu perkiraan harga dari pihak penjual opsi
dan pihak pembeli opsi (pemegang opsi). Nilai kontrak pada call option tergantung dengan nilai
pada underlying stock pada expiration date. Misal, harga saham IBM pada expiration date adalah
$130. Pembeli opsi (pemegang opsi) mempunyai hak untuk membeli underlying stock dengan strike
price sebesar $100. Pemegang saham memiliki hak untuk melaksanakan hak beli. Nilai dari opsi ini
adalah sebesar $30 pada expiration date ($130-$100). Hak beli ini akan lebih bernilai apabila jika
harga saham lebih tinggi pada saat expiration date. Jika IBM menjual sahamnya sebesar $150 pada
saat expiration date, hak beli akan lebih bernilai $50 ($150-$100) pada saat expiration date. Nilai
call option akan meningkat sebesar $1 untuk setiap kenaikan $1 harga saham. Jika harga saham
lebih besar dari harga kesepakatan (strike price) pada saat transaksi, hal tersebut dikatakan sebagai
in the money. Tetapi apabila harga saham kurang dari harga kesepakatan (strike price) pada saat
transaksi, hal itu dikatakan sebagai out of the money. Apabila harga saham IBM menjadi $100 pada
saat expiration date, maka nilai dari call option menjadi $0.

Payoff Call Option


Berikut ini adalah contoh tabel mengenai payoff call option pada saat expiration date.

Payoff pada saat Expiration Date


Jika harga saham kurang dari Jika harga saham lebih dari
$100 $100
Nilai Call Option $0 Harga saham-$100

Berikut ini adalah diagram dari nilai call option pada saat expiration date.
Value Of Call at
Expiration

0 $100

Value Of Common
Stock at Expiration

Diagram diatas menunjukkan hockey stick diagram dari nilai call option. Jika harga saham
kurang dari $100, call option dikatakan sebagai out of the money dan kurang bernilai. Sedangkan
apabila harga saham lebih besar dari $100, call option dikatakan in the money dan nilai nya
meningkat seiring dengan setiap kenaikan harga saham. Call option tidak akan pernah mempunyai

3
nilai negatif. Hal ini disebut limited liability instrument, yang berarti bahwa semua pemegang opsi
dapat kehilangan initial amount yang dia bayar untuk opsi tersebut.
Put option atau opsi jual adalah suatu hak untuk menjual sebuah aset pada harga
kesepakatan (strike price) dan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati, baik pada akhir masa
jatuh tempo ataupun di antara tenggang waktu masa sebelum jatuh tempo. Put option
memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi (taker) untuk menjual sejumlah
tertentu dari sebuah instrument yang menjadi dasar kontrak tersebut. Put option, hak untuk
menjual saham atau indeks saham atau produk lain yang ada di option market, dan hak tersebut
dimiliki oleh pembeli, sedangkan writer mempunyai kewajiban untuk membeli. Pembeli dapat
melaksanakan hak jual atau tidak melaksanakan hak jual.
Kondisi in the money dan out of the money pada put option berkebalikan dengan call
option. Apabila harga saham kurang dari harga kesepakatan (strike price) pada saat transaksi, nilai
put option dikatakan sebagai in the money. Sedangkan, apabila harga saham lebih besar dari harga
kesepakatan (strike price) pada saat transaksi, hal tersebut dikatakan sebagai out of the money.
Sebagai contoh, harga kesepakatan (strike price) pada put option adalah sebesar $50 dan harga
saham pada saat transaksi adalah sebesar $40. Pemegang put option memiliki hak untuk menjual
saham tersebut dan hal tersebut lebih bernilai, dan dikatakan memiliki keuntungan. Dia dapat
membeli saham dengan harga saham di pasar sebesar $40 dan dia dapat menjualnya dengan harga
kesepakatan (strike price) sebesar $50, secara umum keuntungannya adalah sebesar $10 ($50 -
$40). Oleh karena itu, nilai put option pada saat expiration date adalah sebesar $10. Keuntungan
atau laba akan semakin meningkat apabila harga saham semakin rendah atau menurun. Jika harga
saham hanya $30, nilai put option menjadi $20 ($50 - $30). Untuk setiap penurunan harga saham
sebesar $1, maka nilai put option akan meningkat setiap $1.

Diagram Payoff Put Option


Berikut ini adalah contoh tabel payoff put option.
Payoff pada saat Expiration Date
Jika harga saham kurang dari Jika harga saham lebih dari
$50 $50
Nilai Call Option $50-harga saham 0

Diagram payoff untuk tabel payoff put option pada saat expiration date adalah sebagai
berikut.

4
Value Of Call at
Expiration $50

0 $50
Value Of Common
Stock at Expiration

Put option atau opsi jual memberikan pemegang opsi hak untuk menjual aset pada harga
yang disepakati (strike price) selama periode tertentu. Jika harga saham lebih besar dari strike
price, maka nilai put option tersebut adalah $0. Tetapi, apabila harga saham kurang dari strike
price, maka nilai put option atau opsi jual tersebut sebesar selisih antara strike price dengan harga
saham.

D. Penggunaan Opsi untuk Lindungi Nilai (Hedging) Saham dan Obligasi


Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari
exposure terhadap nilai tukar. Exposure terhadap fluktuasi nilai tukar adalah sejauh mana sebuah
perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Melindungi satu saham dengan suatu opsi
disebut dengan hedge yang didefinisikan sebagai suatu cara menggunakan turunan-turunan untuk
mengurangi atau kalau mungkin saling menghilangkan risiko dari aktiva yang akan dilindungi.
Opsi jual digunakan untuk melindungi dari penurunan harga saham yang dimiliki oleh
investor. Karena opsi jual di gunakan untuk memproteksi penurunan harga suatu saham, maka
strategi penggunaan opsi untuk prlindungan ini disebut dengan protective put. Sebaliknya opsi beli
digunakan untuk perlindungan kenaikan harga saham yang harus dibeli oleh investor yang
melakukan transaksi penjualan pendek.

E. Penggunaan Opsi untuk Spekulasi


Selain opsi digunakan untuk lindung nilai aktiva lain, misalnya suatu saham, pembeli opsi
juga banyak digunakan untuk spekulasi. Opsi digunakan untuk spekulasi jika opsi dibeli tidak untuk
melindungi suatu aktiva, tetapi dibeli untuk tujuan dijual kembali dengan harga yang tinggi.
Spekulasi terjadi karena harga opsi bisa naik melambung tinggi, tetapi bisa juga turun drastic
bahkan bernilai Rp.0,- jika sampai jatuh temponya. Spekulan membeli opsi untuk spekulasi karena
harganya relatif murah dibandingkan dengan harga saham.

F. Model Black-Scholes

5
Model harga opsi black-scholes yang dikembangkan ole Fisher Black dan Myron Schores
ditahun 1973. Model penilaian ini opsi dari Black-Scholes ini dimaksudkan untuk opsi Eropa. Dalam
membangun modelnya, Black-Scholes menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut ini:
1. Saham yang dihubungkan dengan opsi tidak pernah membayar dividen selama umur dari opsi.
2. Tidak ada biaya transaksi untuk membeli dan menjual opsi dan sahamnya.
3. Tingkat suku bunga bebas risiko konstan selama umur opsi.
4. Pembeli saham dapat meminjam pinjaman jangka pendek dengan tingkat suku bunga bebas
risiko.
5. Penjual pendek diijinkan dan penjual pendek akan menjual sahamnya dengan harga pasar saat
itu.
6. Opsi hanya dapat digunakan pada saat jatuh tempo.
7. Pasar likuid dan perdagangan semua sekuritas dapat terjadi terus-menerus.
8. Harga pasar saham-saham bergerak secara acak.

G. Valuasi Opsi
Mengetahui nilai sebenarnya dari suatu opsi adalah hal yang penting. Jika seseorang dapat
menentukan nilai intrinsik ini, maka nilai pasar dari opsi akan dapat ditentukan. Menentukan niali
intrinsic suatu opsi tidaklah sederhana, karena banyak ditentukan oleh factor-faktor eksternal.
1. Nilai intrinsik pada opsi beli
Nilai intrinsik pada opsi beli adalah harga saham dikurangi harga kesepakatan.

Contoh Nilai Intrinsik Opsi Beli


Harga suatu saham di pasar modal adalah sebesar Rp1.200 per lembarnya dan exercise price
saham ini di suatu opsi beli adalah sebesar Rp 1.100. Nilai intrinsik opsi beli ini adalah maksimum
dari Rp1.200 - Rp1.100 = Rp100, dengan nilai Rp0 yaitu sebesar Rp100.

Jika harga suatu saham dipasar modal turun mencapai harga sebesar Rp800 per lembarnya dan
exercise price saham ini di suatu opsi beli adalah sebesar Rp 1.100. Nilai intrinsik opsi beli ini
adalah maksimum dari Rp800 – Rp 1.100 = -Rp300 dengan nilai Rp0, yaitu sebesar Rp0.

2. Nilai intrinsik pada opsi jual


Nilai intrinsuk pada opsi jual adalah harga kesepakatan dikurangi harga saham. Jika selisihnya
adalah negatif maka nilai intrinsik dianggap nol.

Contoh Nilai Intrinsik Opsi Jual


Harga suatu saham di pasar modal adalah sebesar Rp900 per lembarnya dan exercise price
saham ini di suatu opsi jual adalah sebesar Rp 1.100. Nilai intrinsik opsi jual ini adalah maksimum
dari Rp1.100 – Rp900 = Rp200, dengan nilai Rp0 yaitu sebesar Rp200.

Jika harga suatu saham dipasar modal naik mencapai harga sebesar Rp1.400 per lembarnya dan
exercise price saham ini di suatu opsi jual adalah sebesar Rp 1.100. Nilai intrinsik opsi jual ini
adalah maksimum dari Rp1.100 – Rp 1.400 = -Rp300 dengan nilai Rp0, yaitu sebesar Rp0.

3. Nilai waktu opsi

6
Nilai waktu opsi yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli opsi dengan berdasarkan pada
prediksi pembeli atas kemungkinan dari pergerakan harga asset acuan kearah yang
menguntungkan pembeli opsi . nilai waktu ini didapat dari nilai pasar opsi dikurangi nilai
intrinsik.

Contoh Nilai Waktu Opsi


Nilai suatu opsi dijual dipasar sebesar Rp200 dan nilai intrinsiknya sebesar Rp150, maka nilai dari
waktu adalah Rp200 – Rp150 = Rp 50.

H. Opsi pada Kontrak Futures


Kontrak berjangka atau juga dikenal dengan sebutan futures contract dalam dunia
keuangan merupakan suatu kontrak standard yang diperdagangkan pada bursa berjangka, untuk
membeli ataupun menjual aset acuan dari instrumen keuangan pada suatu tanggal dimasa akan
datang, dengan harga tertentu. Tanggal dimasa akan datang tersebut disebut dengan istilah tanggal
penyerahan atau dikenal juga dengan istilah delivery date atau tanggal penyelesaian akhir (final
settlement date). Harga tertentu disebut dengan istilah harga kontrak berjangka (futures price).
Harga dari aset acuan pada saat tanggal penyerahan disebut dengan istilah harga penyelesaian
(settlement price).
Suatu kontrak berjangka menimbulkan kewajiban kepada pemegang kontrak guna
melaksanakan pembelian atau penjualan dimana berbeda dengan kontrak opsi yang memberikan
hak dan bukan kewajiban. Pada kontrak berjangka ini, kedua belah pihak wajib untuk melaksanakan
kewajiban masing-masing pada tanggal penyelesaian, dimana sipenjual akan menyerahkan
komoditi yang dijadikan aset acuan kepada pembeli dan pembeli wajib membeli dengan harga
penyelesaian yang telah disepakati. Apabila kontrak berjangka dilakukan dengan cara penyelesaian
tunai (tanpa penyerahan barang) maka pelaku perdagangan berjangka yang mengalami kerugian
wajib untuk mentransfer sejumlah uang tunai kepada pelaku perdagangan yang memperoleh
keuntungan. Kontrak berjangka dengan penyerahan tunai hanya diperbolehkan kalau harga
penyelesaian aset acuan sudah dapat diterima umum seperti misalnya harga saham yang
diperdagangkan di bursa saham. Untuk bebas dari kewajiban pada tanggal penyelesaian akhir maka
pemegang posisi pada kontrak berjangka harus melakukan perhitungan atas posisinya baik dengan
melakukan penjualan posisi long ataupun melakukan pembelian kembali posisi short yang secara
efektif akan menutup posisi kontrak berjangka serta kewajibannyanya berdasarkan kontrak
tersebut.
Kontrak berjangka, atau disingkat berjangka atau futures, adalah suatu instrumen derivatif
yang diperdagangkan di Bursa. Lembaga kliring akan bertindak selaku mitra transaksi atas semua
kontrak yang diperdagangkan, dan menentukan aturan marjin yang dibutuhkan , dll.

I. Kontrak Opsi Saham di Bei


Kontrak Opsi Saham (KOS) adalah efek yang memuat hak beli (call option) atau hak jual (put
option) atas saham induk (underlying stock) dalam jumlah dan harga pelaksanaan (strike
price/exercise price) tertentu, serta berlaku dalam periode tertentu. Sebagaimana layaknya saham,
KOS adalah surat berharga yang juga dapat diperjualbelikan, namun yang diperjualbelikan adalah
hak beli atau hak jual.

7
Call Option
Hak beli (call option) adalah suatu kontrak dimana pembeli (taker call) KOS diberi hak oleh
penjual (writer call) KOS untuk membeli saham acuan (underlying stock) dalam jumlah dan pada
harga pelaksanaan (strike price/exercise price) tertentu dan berlaku dalam periode waktu tertentu.
Taker call berhak sepenuhnya untuk meng-exercise hak belinya atau tidak, sampai dengan waktu
jatuh tempo. Penjual call option (writer call), wajib untuk menyerahkan atau menjual saham acuan
(underlying stock) dalam jumlah dan pada harga pelaksanaan (strike price/exercise price) dimaksud
kepada pembeli call option (taker call) karena telah menerima call premium (harga call option) dari
pembeli call option tersebut.

Put Option
Hak jual (put option) adalah suatu kontrak dimana pembeli (taker put) KOS diberi hak oleh
penjual (writer put) KOS untuk menjual saham acuan (underlying stock) dalam jumlah dan harga
pelaksanaan (strike price/exercise price) tertentu dan berlaku dalam periode waktu tertentu. Taker
put berhak sepenuhnya untuk meng-exercise hak jualnya atau tidak, sampai dengan waktu jatuh
tempo.
Beberapa manfaat KOS bagi investor:
a) Berfungsi sebagai sarana lindung nilai (hedging) investasi terhadap pada saham acuan
(underlying stock).
b) Bagi investor yang telah memiliki saham acuan (underlying stock option) dapat menerima
tambahan income selain dari dividen, yaitu dengan menerbitkan call option (call option
writer/seller) atas saham mereka, untuk itu investor memperoleh pasif income berupa call
premium yang dibayarkan oleh taker call.

J. Right, Warrant
Right
Right dapat didefinisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama
untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan harga tertentu.
Hak dalam right sering disebut dengan Preemptive right, yaitu suatu hak untuk proprsi
kepemilikan saham bagi pemegang saham lama disuatu perusahaan sehubungan dengan
pengeluaran saham baru.
Dampak jika pemegang saham tidak menggunakan preemptive right sebagai berikut:
1. Dilusi (berkurangnya proporsi kepemilikan pemegang saham yang tidak menggunakan haknya).
2. Mengurangi ROI (Return On Investment) dengan bertambahnya saham beredar.
3. Mengecilnya DPS (Devidend ) karena harus dibagikan kepada pemegang saham.
Dalam kaitannya dengan right ini, ada istilah rihgt issue, yang dapat didefinisikan sebagai
kegiatan penawaran umum terbatas kepada pemegang saham lama dalam rangka penerbitan hak
memesan efek terlebih dahulu.
Untuk penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu dibutuhkan persetujuan dari
pemegang saham mayoritas. Dalam melakukan right issue ini harus mendapat persetujuan efektif
dari Bapepam.

Warrant

8
Warrant adalah opsi untuk membeli sejumlah saham biasa dengan harga tertentu. Pada
saat pemilik warrant melaksanakan opsi tersebut. Mereka menyerahkan warrant tersebut ke
perusahaan. Warrant sering dipergunakan untuk ”pemanis” penerbitan obligasi. Kalau suatu
obligasi disertai dengan warrant, maka investor tidak hanya memperoleh opsi untuk membeli
saham biasa dengan harga tertentu. Kalau harga saham (diperkirakan) naik, maka opsi ini akan
berharga. Sebagai akibatnya perusahaan mungkin menjual jobligasi dengan tingkat bunga yang
lebih rendah.
Pada waktu penerbitan warrant, biasanya harga exercise (yaitu harga dimana investor bisa
melakukan pembelian saham dengan menunjukkan warrant) ditentukan diatas harga saham saat
tersebut. Sewaktu warrant dimanfaatkan oleh para pemodal, perusahaan akan memperoleh
tambahan dana.

Menilai Warrant
Dalam penilaian warrant ada dua faktor yang akan menyebabkan perhitungan menjadi
complicated. Pertama adalah kemungkinan adanya pembayaran deviden, dan kedua aspek dilution
(pengeceran). Sama seperti pembeli opsi call maka pembeli warrant tidak akan memperoleh
deviden kalau saham yang dikaitkan dengan warrant tersebut membayarkan deviden.
Dengan demikian maka konsep opsi call juga berlaku untuk warrant. Kondisi demikian maka konsep
opsi call juga berlaku untuk faktor dilution. Penerbitan warrant akan menyebabkkan selisih harga
warrant yang akan dibayar oleh para pemodal dengan harga teoritisnya menjadi lebih kecil.

K. Convertible Bonds
Convertible Bonds adalah obligasi yang bisa ditukar menjadi saham biasa pada waktu
tertentu. Pemilik CB sebenarnya memiliki obligasi dan opsi call terhadap saham perusahaan. Untuk
meng-exercise-kan opsi tersebut pemilik CB harus melepaskan obligasi yang dimilikinya. Hal ini
berbeda dengan kepemilikan warrant yang memungkinkan meng-exercise-kan warrant untuk uang
tunai tanpa harus melepaskan obligasi dimana warrant melekat.

L. Efek Beragun Aset (EBA)


Efek Beragun Aset (EBA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Asset-backed
security adalah efek (surat berharga) ( yang terdiri sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang
timbul dari surat berharga komersial seperti tagihan kartu kredit, pemberian kredit, termasuk kredit
pemilikan rumah, kredit mobil, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, dan arus kas. Dalam
prosesnya, kreditor awal (originator) mengalihkan aset keuangannya kepada para pemegang EBA.
Aset keuangan yang dikumpulkan menjadi satu ini menjadikan aset yang kecil dan tidak
berharga menjadi bernilai, juga dengan adanya difersifikasi tersebut mengurangi tingkat risiko.
Sekuritisasi aset ini membuat aset-aset ini dapat menjadi sarana investasi dari para investor.
Keterlibatan bank sentral dalam perdagangan EBA juga telah dilakukan di Jepang dimana
dengan likuiditas perbankan yang besar, tetapi dana tersebut hanya berputar di perbankan saja
tidak mengalir ke sektor riil, maka Bank of Japan (BOJ) kemudian langsung membeli surat yang
diterbitkan. Demikian pula dengan Bank Indonesia yang melakukan satu terobosan besar dengan
turut membeli EBA melalui pasar sekunder dan hal ini tidak bertentangan dengan Undang-Undang
Bank Indonesia (BI) yang memperbolehkan BI membeli surat berharga di pasar sekunder.

9
Manfaat EBA bagi Investor-investor Indonesia
Dari sisi investor ada beberapa manfaat yang didapatkan melalui pembelian instrumen ini
yakni:
1. Sebagai suatu alternatif pendanaan jangka panjang yaitu untuk masa 3 tahun hingga 10 tahun,
dimana Kontrak investasi kolektif EBA akan lebih menarik bagi investor dibanding dengan surat
utang yang lain seperti obligasi dan promes,karena didukung dengan aset yang likuid dengan
risiko yang relatif kecil.
2. Meski penerbit EBA (originator) pailit, tagihannya akan senantiasa tetap ada. Ini berbeda dari
pembeli obligasi atau promes, yang akan kehilangan dananya kalau perusahaan penerbit obligasi
atau promes yang bersangkutan mengalami kepailitan.

Beberapa Keunggulan dari EBA


1. Biaya dana yang murah, para penerbit EBA akan mengeluarkan biaya yang lebih murah dimana
dengan meningkatnya rating atas kualitas piutang yang dijaminkan yang berarti terjaminnya
pasokan arus kas dari EBA sehingga dapat ditawarkan dengan tingkat pengembalian rendah
untuk investor dan investornya menyukainya karena investasinya lebih aman.
2. Efisiensi penggunaan modal dengan adanya EBA maka struktur neraca perusahaan akan semakin
besar daya ungkitnya (leverage) dimana pengelolaan manajemen keuangan perusahaan akan
semakin pruden, taat azas dan efisien dalam menggunakan dana yang dimiliki karena relatif
tingginya struktur daya ungkit (leverage) sebagai akibat dari adanya EBA tersebut.
3. Diversifikasi sumber pembiayaan bukan hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar tetapi juga
oleh perusahaan kecil atau perusahaan non-investasi.
4. Sumber likuiditas khususnya untuk perusahaan menengah kecil yang sering menghadapi
masalah peminjaman secara tradisional maka sekuritisasi sangat membantu perkembangan
perusaahaan tersebut.
5. Keterbukaan informasi publik yang lebih minim daripada metode pembiayaan lain, dimana
meskipun EBA ditawarkan untuk umum, sisi keterbukaan dari penerbit (issuer) tidak dituntut
seperti halnya tuntutan keterbukaan pada emiten dari efek yang lain.

Risiko yang Mungkin Ditimbulkan oleh EBA


1. Resiko suku bunga, dimana EBA akan mengalami fluktuasi harga akibat pengaruh dari perubahan
suku bunga, harga EBA akan turun bila terjadi peningkatan suku bunga.
2. Pelunasan lebih awal (early call) akan memengaruhi yield yang diterima bila terjadi pelunasan
lebih awal.
3. Gagal bayar, pemegang EBA akan mengalami kerugian apabila debitur dari asset jaminan
mengalami kebangkrutan atau tidak mampu membayar tepat pada waktunya atas bunga dan
pinjaman pokok.

10

Anda mungkin juga menyukai