PENDAHULUAN
Pasar modal adalah sebuah aktivitas yang hampir sama dengan pasar pada umumnya.
Yang membadakan dalam pasar modal aktivitas pertemuan antara para pemilik modal dan
pihak yang membutuhkan modal, dengan perantaraan broker atau pialang efek. Pemilik modal
adalah mereka atau pihak yang memiliki modal atau yang lazim disebut sebagai investor,
sedangkan yang membutuhkan modal adalah perusahaan atau pihak yang akan menjual saham,
turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Karena pasar modal merupakan sebuah pasar
dari instrumen keuangan jangka panjang, memiliki peranan yang sangat penting bagi
perekonomian suatu negara. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar
modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak
yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana. Maka dari itu para
investor harus mengenal semua instrumen yang ada pada pasar modal.
1.2 Tujuan
keuangan yang diperjualbelikan seperti right, warrant, convertible bonds, efek beragun asset
dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Opsi
Opsi adalah “hak” kepada pemegangnya (pembelinya) untuk melakukan sesuatu, pada
waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan perjanjian yang tertera dalam opsi tersebut. Hak
ini bermacam-macam, bisa hak membeli, menjual, didahulukan pembelian atau penjualannya
dan lain sebagainya. Opsi juga termasuk kategori kontrak berjangka, karena opsi terdapat
proses fembuatan kontrak sekarang untuk membeli atau menjual aset dimasa yang akan datang.
Kontrak opsi merupakan kontrak untuk meqrberikan hak (bukan kewajiban) untuk membeli
Jenis-jenis Opsi
Put dan call merupakan dua pmduk derivatif menganut sistem kontrak berjangka,
dimana dalam kontrak disebutkan bahwa pemegang opsi dapat menjual dan membeli suatu
aset finansial dengan volume dan harga yang ditentukan sebelum sewaktu-waktu berubah
finansial yang bersangkutan. Setiap opsi memiliki masa hidup pasar tertentu, sehingga jika
masa hidup pasarnya sudah habis, maka efek dari derivasi tersebur sudah tidak ada nilainya
lagi Tujuan dari derivasi modal adalah selain untuk merangsang dan memberikan insentif
pemegang saham dan obligasi lama juga memacu peningkataa pasar modal.
Kontrak opsi saham yang diperdagangkan di BEI disebut KOS (Kontrak Opsi
Saham). Dalam perdagangan KOS, jatuh tempo atau hari berakhimya setiap seri KOS pada
setiap bulan adalah hari bursa terakhir pada bulan yang bersangkutan.
menjual suatu efek tertentu dalam jangka waktu tertentu. Di sini, Opsi put tidak lain adalah
efek yang memberikan hak (rights) kepada pemiliknya untuk menjual efek tertentu
2.2 Right
Kata "right" pada "right issue" adalah bahasa Inggris yang artinya adalah hak bukan
"right" yang berarti "kanan" serta bukan pula "right," yang artinya benar atau betul. "Issue"
artinya menerbitkan. Jadi kalau diterjemahkan kata per kata dari bahasa Inggris, "right issue"
artinya menerbitkan hak. Scara terminologi right issue adalah penerbitan surat hak kepada
pemegang saham lama perusahaan publik untuk membeli saham baru yang hedak diterbitkan.
Selain itu juga ada yang menyebutkan bahwa right adalah hak yang diperoleh para
pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu perseroan
terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani
proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau saham simpanan. Hak
tersebut diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan
dan jumlah yang berhak diambil seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki secara
proporsional.
pemegang saham. Artinya, right issue adalah aksi yang dipilih dilakukan oleh pemegang saham
mayoritas. Jika di asumsikan seseorang sebagai pemegang saham dalam jumlah yang kecil,
maka orang tersebut mau tidak mau harus ikut keputusan mayoritas pemegang saham. Yang
diterbitkan adalah hak (right) memesan saham baru yang akan dijual oleh perusahaan. Yang
boleh membeli saham baru ini adalah orang-orang yang memiliki "right." Tidak punya right,
tidak bisa beli saham baru. Dengan kata lain, yang boleh membeli saham baru (menyetor modal
tambahan) adalah pemegang saham lama. Kalau anda bukan pemegang saham, anda tidak
boleh ikut membeli saham baru. Yang mendapat right adalah pemegang saham yang memiliki
saham sampai hari EX right issue. Persentase "right" yang mereka miliki adalah sama dengan
Pada umumnya tujuan dilakukannya right issue adalah untuk menghimpun dana segar
yang akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar pinjaman atau untuk modal kerja.
Beberapa tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham atau
meningkatkan jumlah saham yang beredar. Jadi dengan adanya right issue, kapitalisasi pasar
saham akan meningkat dalam jumlah yang lebih kecil dari pada presentase jumlah lembar
saham yang beredar. Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di pasar akan
meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain dapat
meningkatkan likuiditas saham. Inti tujuan dari right issue bagi sebuah perusahaan adalah
Right Issue berdampak pada persentase kepemilikan saham. Bagi investor, right issue
berdampak positif kalau tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, berdampak
negatif kalau menyebabkan menurunnya harga. Secara umum, dampak right issue bisa
dirasakan oleh semua pemodal. Right issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli
saham baru yang dikeluarkan oleh emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat
kepemilikan saham atas emiten tersebut. Hal ini, karena pada dasarnya perusahaan
menawarkan right sama dengan mengeluarkan saham baru. Akibatnya akan mempengaruhi
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu penerbitan right, antara lain :
waktu, harga, dan rasio. Bagi investor informasi waktu penerbitan sangat penting untuk
mengambil keputusan. Apakah dia akan melaksanakan haknya membeli right atau tidak, sebab
Cum Date, yaitu tanggal terakhir / batas akhir seorang investor mendapatkan haknya
Ex Date, yaitu batas dimana investor sudah tidak mempunyai hak lagi akan suatu
Daftar Pemegang Saham (DPS), adalah daftar nama orang atau investor yang berhak
atas suatu corporate action, biasanya diumumkan dalam tanggal yang dikenal dengan
Exercise Date, adalah tanggal jatuh tempo atas pelaksanaan right issue.
Allotment Date, adalah tanggal penentuan jatuh investor yang mendapatkan right dan
Listing Date, adalah tanggal right itu pertama kalinya diperdagangkan di bursa atau
tanggal dimana penambahan saham akibat right tersebut diperdagangkan di Bursa Efek.
2.3 Warrant
Warrant adalah suatu opsi untuk membeli sejumlah tertentu isntrumen keuangan
(saham) pada waktu tertentu dengan harga tertentu. Menurut UUPM penjelasan Pasal 1
angka 5 waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak
kepada pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga setelah
6 (enam) bulan atau lebih sejak efek dimaksud diterbitkan. Selain itu ada juga yang
mengartikan Warrant dengan hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu perusahaan
dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/perusahaan emiten.
Harga pasar saham dapat berubah-ubah setelah penawaran umum perdana. Ketika
harga tersebut naik menjadi lebih tinggi, maka pemilik warrant akan mendapat keuntungan
karena dapat membeli saham tersebut dengan harga awal. Sebaliknya jika harga pasar turun
menjadi lebih rendah dari harga awal, pemilik warrant akan mengalami kerugian sesuai
harga waran, karena warrant tersebut tidak dapat digunakan untuk membeli saham dengan
dapat juga mendapat keuntungan (capital gain) jika bisa menjual warrant tersebut lebih
tinggi dari harga beli. Right issue maupun warrant merupakan hak untuk membeli sejumlah
(jumlah ini berdasarkan ratio) saham tertentu pada harga yang tertentu di dalam jangka
waktu tertentu ke depan (sejak mulai conversion period s.d. expiration date). hak tersebut
diperjualbelikan. masa tugas warrant jauh lebih panjang dibanding right (expiration date
dari warrant di IDX minimal 3 tahun sejak warrant tersebut mulai diperdagangkan). secara
teoretis:
1. Pemilik waran memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga
yang lebih rendah daripada harga saham tersebut di Pasar Sekunder. Caranya adalah
waran pada harga Rp200,00 per lembar dengan harga pelaksanaan Rp1.500,00 dan
per saham, maka ia akan membeli saham perusahaan tersebut dengan harga hanya
kesempatan untuk memperoleh keuntungan (capital gain), yaitu apabila harga jual
Jika harga saham pada periode pelaksanaan (exercise period) jatuh dan menjadi
lebih rendah daripada harga pelaksanaannya, investor tidak akan menukarkan waran yang
dimilikinya dengan saham perusahaan, sehingga ia akan mengalami kerugian atas harga beli
waran tersebut. Contohnya, Seorang investor membeli waran di Pasar Sekunder dengan
harga Rp200,00 serta harga pelaksanaan Rp1.500,00. Pada tanggal pelaksanaan, harga
saham perusahaan yang bersangkutan turun menjadi Rp1.200,00. Pada saat itu investor
tidak akan menukarkan waran yang dimilikinya karena ia harus mengeluarkan Rp1.700,00
(Rp1.500,00 harga pelaksanaan + Rp200,00 harga waran). Jika ia tidak menukarkan waran
yang dimilikinya maka kerugian yang ditanggung hanya Rp200,00; yaitu harga beli waran
tersebut. (2) Karena sifat waran hampir sama dengan saham dan dapat diperdagangkan di
bursa, maka pemilik waran juga dapat mengalami kerugian (capital loss) jika harga beli
keuangan majemuk (compound financial instruments). Obligasi konversi atau yang dikenal
juga dengan nama convertible bond, adalah suatu jenis obligasi yang dapat dikonversikan
menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi dan biasanya pada rasio pertukaran yang
sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan obligasi tersebut. Obligasi konversi
merupakan sekuriti hibrida yaitu suatu sekuriti yang terdiri dari dua unsur yaitu utang
dan ekuitas.
Penerbitan obligasi dari sisi penerbit (dalam hal ini perusahaan) pada dasarnya
merupakan penerbitan surat hutang. Istilah yang biasa digunakan oleh pelaku-pelaku dalam
obligasi konvesi, yakni “IOU” (I OWE YOU : SAYA BERHUTANG KEPADA ANDA),
artinya perusahaan dengan menjual dan menerima dana obligasi, menyatakan bahwa
pembeli atau investor surat hutang tersebut, menjadi kreditur perusahaan (penerbit obligasi
konversi), dan perusahaan berhutang dengan syarat dan kondisi sebagaimana tertuang
dalam perjanjian surat hutang tersebut kepada pihak investor atau pembeli surat hutang
tersebut. Obligasi ini pada umumnya merupakan surat hutang jangka panjang.
Walaupun jenis obligasi ini merupakan jenis obligasi hibrida, biasanya obligasi
konversi ini memiliki tingkat suku bunga kupon yang rendah dimana pemegang obligasi
diangap telah menerima kompensasi berupa suatu kesempatan untuk menukarkan atau
mengkonversikan obligasinya dengan saham biasadengan harga yang lebih rendah dari
harga saham tersebut di pasaran. Dari sisi penerbit obligasi konversi maka keuntungan yang
diperolehnya yaitu pembayaran bunga yang lebih rendah, namun sebagai kompensasi
keuntungan tersebut maka penerbit juga akan mengalami dilusi saham sewaktu pemegang
Obligasi konversi, awalnya murni sebagai surat hutang dengan kewajiban pada
perusahaan untuk melakukan pelunasan pokok pinjaman dan pembayaran kupon bunga
secara periodik, kemudian ditambahkan fitur, dimana dalam bentuk obligasi konversi. Fitur
ini berarti obligasi diterbitkan dengan memberikan hak untuk mengkonversi ke dalam
saham biasa perusahaan penerbit obligasi konversi kepada pemegang atau investor obligasi
tersebut. Dapat dikatakan obligasi semacam ini mengandung “written call option” yang
pengeluaran convertible bond. Syarat tersebut dilakukan pada saat jatuh tempo
pembayaran seluruhnya (ketika kreditur berhak meminta hal itu), atau bisa juga atau
mengapa obligasi ini lebih digunakan dibandingkan obligasi biasa atau saham biasa. Berikut
Yaitu menyelaraskan arus kas. Arus Kas harus pertama-tama dilihat terlebih
dahulu. Banyak keputusan pembiayaan dan investasi, akan selalu didorong motivasinya
oleh profil arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut (hipotesa atau teori
Modigliani-Miller) terkait struktur kapital. Munculnya aspek pajak dalam teori M&M
yang memiliki pengaruh atas pemilihan penerbitan surat hutang atau saham biasa,
adalah adanya penghematan arus kas pajak yang dibayarkan ke kantor pajak, yang
Obligasi konversi atau obligasi dengan waran tentunya lebih menarik bagi
investor. Hal ini disebabkan obligasi konversi mengandung “asuransi” yaitu, walaupun
memang belum tentu akan dikonversi, namun, kalau kondisi bisnis atau arus kas
perusahaan tidak terlalu baik di kemudian hari (artinya bisnis yang dijalankan
perusahaan terbukti memilik resiko yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan),
pemegang obligasi konversi (invesotr) tetap dapat meminta pengembalian penuh atas
nilai nominal obligasi tersebut pada saat jatuh tempo. Sebaliknya, kalau ternyata bisnis
dan arus kas perusahaan terbukti naik tinggi (artinya bisnis yang dijalankan perusahaan
terbukti memilik resiko yang lebih rendah daripada yang diperkirakan), maka pemegang
obligasi konversi dapat ikut “berpartisipasi”, dengan menukar obligasi tersebut menjadi
saham biasa.
isu biaya agensi antara pemegang saham perusahaan dan pihak kreditur perusahaan.
perusahaan di satu pihak, dan pemegang surat hutang perusahaan (yaitu pihak kreditur)
di sisi lainnya. penerbitan Obligasi Konversi bisa menjembatani konflik kepentingan ini
mengingat adanya komponen Ekuitas dan Liabilitas dalam paket Obligasi Konversi
yang memungkinan Obligasi Konversi berpola lebih mirip Hutang pada satu titik waktu
dan berpola lebih mirip Ekuitas pada titik waktu lainnya. Dan kalaupun kemungkinan
terjadi transfer nilai kekayaan dari pihak kreditur ke pihak pemegang saham, jumlah ini
tidak akan sebesar kalau diterbitkan obligasi biasa. Dengan demikian, penerbitan
mendapatkan bahwa Obligasi Konversi merupakan titik temu yang menarik antara
konsekuensi informasi negative terkait penerbitan saham biasa (ingat teori “Signaling
bagi perusahaan dalam hal surat hutang diterbitkan. Situasi ini relevan bagi perusahaan-
perusahaan yang baru tumbuh dan kecil, namun memiliki prospek bisnis yang baik di
kemudian hari.
Jenis-jenis Obligasi Konversi
yang menjadi aset dasar obligasi tersebut merupakan saham dari perusahaan yang
dan biasanya memiliki imbal hasil tinggi yang wajib dikonversikan menjadi saham
menjadi saham perusahaan apabila harga saham yang berlaku di pasar modal
biasa namun memiliki peringkat senioritas lebih rendah dalam struktur permodalan.
yang terlibat dalam obligasi ini, baik investor maupun perusahaan penerbit.
Investor
dengan investasi pada saham preferen ataupun saham biasa. Obligasi konversi ini dapat
diperdagangkan secara short, sehingga melemahkan nilai pasar suatu saham dan
Perusahaan Penerbit
berbiaya “lebih rendah” dibandingkan pinjaman kredit, karena tingkat kupon bunga
lebih rendah.
Jika kinerja bisnis dan arus kas perusahaan naik dengan baik, dan akhirnya
obligasi konversi tersebut ditukar menjadi saham biasa perusahaan penerbit, maka
dalam hal ini perusahaan penerbit obligasi konversi telah dapat menjual saham
biasanya pada “harga premium” di atas harga pasar saham biasa mereka pada saat
Efek Beragun Aset (EBA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Asset-
backed security adalah efek(surat berharga) (yang terdiri sekumpulan aset keuangan
berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial seperti tagihan kartu kredit,
pemberian kredit, termasuk kredit pemilikan rumah, kredit mobil, efek bersifat utang yang
dijamin pemerintah, dan arus kas. Dalam prosesnya, kreditor awal (originator) mengalihkan
tidak berharga menjadi bernilai, juga dengan adanya difersifikasi tersebut mengurangi
tingkat risiko. Sekuritisasi aset ini membuat aset-aset ini dapat menjadi sarana investasi dari
para investor.
di Jepang dimana dengan likuiditas perbankan yang besar, tetapi dana tersebut hanya
berputar di perbankan saja tidak mengalir ke sektor riil, maka Bank of Japan (BOJ)
kemudian langsung membeli surat yang diterbitkan. Demikian pula dengan Bank
Indonesia yang melakukan satu terobosan besar dengan turut membeli EBA melalui pasar
sekunder dan hal ini tidak bertentangan dengan Undang-Undang Bank Indonesia (BI) yang
Jenis EBA
Investor menerima pembayaran bunga yang besarnya tetap dalam jangka tertentu.
Untuk bisa menerbitkan EBA, harus didirikan suatu Special Purposes Vehicles
(SPV) atau PT Khusus. Suatu PT yang didirikan membatasi kegiatannya dengan hanya
untuk memiliki aset kredit, namun tidak mengelola aset kredit tersebut. Dengan pembatasan
Dari sisi investor ada beberapa manfaat yang didapatkan melalui pembelian instrumen ini
yakni
1. Sebagai suatu alternatif pendanaan jangka panjang yaitu untuk masa 3 tahun hingga 10
tahun, dimana Kontrak investasi kolektif EBA akan lebih menarik bagi investor
dibanding dengan surat utang yang lain seperti obligasi dan promes,karena didukung
2. Meski penerbit EBA (originator) pailit, tagihannya akan senantiasa tetap ada.Ini berbeda
dari pembeli obligasi atau promes, yang akan kehilangan dananya kalau perusahaan
1. Biaya dana yang murah, para penerbit EBA akan mengeluarkan biaya yang lebih murah
dimana dengan meningkatnya rating atas kualitas piutang yang dijaminkan yang berarti
terjaminnya pasokan arus kas dari EBA sehingga dapat ditawarkan dengan tingkat
lebih aman.
2. Efisiensi penggunaan modal dengan adanya EBA maka struktur neraca perusahaan akan
perusahaan akan semakin pruden, taat azas dan efisien dalam menggunakan dana yang
dimiliki karena relatif tingginya struktur daya ungkit (leverage) sebagai akibat dari
3. Diversifikasi sumber pembiayaan bukan hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar
4. Sumber likuiditas khususnya untuk perusahaan menengah kecil yang sering menghadapi
dimana meskipun EBA ditawarkan untuk umum, sisi keterbukaan dari penerbit (issuer)
tidak dituntut seperti halnya tuntutan keterbukaan pada emiten dari efek yang lain.
1. Resiko suku bunga, dimana EBA akan mengalami fluktuasi harga akibat pengaruh dari
perubahan suku bunga, harga EBA akan turun bila terjadi peningkatan suku bunga.
2. Pelunasan lebih awal (early call) akan memengaruhi yield yang diterima bila terjadi
3. Gagal bayar, pemegang EBA akan mengalami kerugian apabila debitur dari asset jaminan
mengalami kebangkrutan atau tidak mampu membayar tepat pada waktunya atas bunga
KASUS
(BUMI) yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
kemarin, Selasa (7/2/2017), telah merestui perseroan untuk menerbitkan saham baru
untuk penyelesaian utang. “Agenda RUPSLB yang mengusulkan penerbitan saham baru
sudah disetujui oleh pemegang saham (sebanyak 99,96 persen). Ini merupakan tindak
lanjut dari proses PKPU,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resource, Dileep
Srivastava, ditemui wartawan seusai rapat. Jika dikonversi ke rupiah, saham baru yang
akan diterbitkan ditambah dengan MCB mencapai angka Rp 34,5 triliun (kurs 13.300).
Jumlah saham baru yang akan diterbitkan mencapai 37,8 miliar lembar saham. Dileep
menjelaskan, RUPSLB telah mencapai kuorum dengan dihadiri sebanyak 58-59 persen, di
mana syarat minimal rapat adalah dihadiri 50 persen ditambah satu persen pemegang
saham. Rapat menyetujui penyelesaian utang dengan dua skema. Pertama, yaitu rights
issue sebesar 1,99 miliar dollar AS. Kedua, penerbitan MCB sebesar 639 juta dollar AS,
yang merupakan bentuk lain dari ekuitas. “MCB dapat ditukar menjadi saham dalam
jangka waktu 7 tahun. Harga penukaran MCB Rp 926 per saham,” kata Dileep. Penerbitan
saham baru dan MCB rencananya akan dilakukan pada paruh kedua tahun ini, sekitar
bulan Juli 2017. Saat ini, perusahaan milik Grup Bakrie itu tengah menyelesaikan proses
audit laporan keuangan tahun 2016. “Setelah laporan keuangan selesai pada Maret 2017,
kami akan menyiapkan prospektus rights issue. Kemudian kami akan mengikuti tahap-
tahapan untuk menerbitkan saham baru,” imbuh Dileep. Selain menyetujui penerbitan
saham baru dan MCB, rapat kemarin juga menyetujui beberapa hal, di antaranya, belum
adanya pembagian dividen kepada semua pemegang saham karena BUMI masih
Pada tanggal (17/42017)Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) hari ini mengalami
kenaikan lebih dari 6 persen di perdagangan pasar modal Bursa Efek Indonesia.
Menurut anaalis saham dari MNC Securities Edwin Sebayang, naiknya harga saham BUMI
hari ini merupakan imbas sentimen positif karena hari ini BUMI mengeluarkan rencana
penerbitan kembali saham atau right issue melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD). Dalam right issue ini, akan diterbitkan sebanyak 28,7 miliar saham baru
atau sekira 38,59 persen dari total saham perseroan dengan nilai mencapai Rp 26,62 triliun.
“Alasan kenapa saham BUMI naik hari ini, karena BUMI submit prospektur rencana right
issue atau penerbitan mandatory convertible bonds atau MCB ke OJK,” kata Edwin
Dari keterbukaan informasi yang diterbitkan perseroan, saham yang diterbitkan akan dibagi
dalam dua seri yakni seri A dan seri B dengan harga right issue sebesar Rp 926, dan
Selain itu, BUMI juga menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK) dengan jumlah pokok
sebesar Rp 8,45 triliun. Dengan demikian, total dana yang diperoleh dari right issue dan
penerbitan obligasi ini diperkirakan mencapai Rp 35,08 triliun. Nantinya, dana hasil right
issue dan obligasi ini akan digunakan untuk pelunasan kewajiban utang terakumulasi dalam
perjanjian perdamaian senilai Rp 35,08 triliun. Adapun utang perseroan per 31 Desember
dan mulai diperdagangkan pada 12-16 Juni. Sedangkan untk masa penjatahan, akan dimulai
pada 22 Juni.