PENDAHULUAN
B. PERMASALAHAN
C. MANFAAT PENULISAN
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute
for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan
aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah
tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus),
sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
b. Belum siap menghadapi orang tua atau memalukan orang tua dan
keluarga. Hal ini juga perlu legawa orang tua karena psikologis anak
sangat besar.
e. Adanya aturan dari kantor bahwa tidak boleh hamil atau menikah
sebelum waktu tertentu karena terikat kontrak.
Adapun penyebab lain dari kejadian aborsi ini antara lain adalah
a. Missed abortion
b. Abortus terapeutik
c. Abortus septik
d. Abortus berulang
Abortus berulang adalah abortus yang terjadi sebanyak 3 kali atau lebih
pada 3 bulan pertama kehamilan. Abortus berulang primer terjadi pada
wanita yang belum pernah memiliki anak yang hidup sebelumnya.
Abortus berulang sekunder adalah abortus yang terjadi pada wanita
yang sebelumnya sudah pernah memiliki anak lahir hidup.
E. Dampak Aborsi (Akhmadi, 2009)
b. Infeksi alat reproduksi yang dilakukan secara tidak steril. Akibat dari
tindakan ini adalah kemungkinan remaja mengalami kemandulan di
kemudian hari setelah menikah.
PEMBAHASAN
Kasus:
B. Pembahasan Hukum
Pasal 346
Pasal 347
Pasal 348
Pasal 535
2) Selain KUHP, abortus buatan yang ilegal juga diatur dalam Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan :
Pasal 15
Pasal 80
Pasal 75
Pasal 76
Pasal 77
Pasal 194
C. Pembahasan Kasus
Pada kasus di atas dijelaskan bahwa terjadi suatu aborsi tetapi jenis
aborsi illegal. Kasus diatas berawal dari pasangan yang melakukan
hubungan gelap (perselingkuhan) yang mengakibatkan sang wanita
hamil, Pria dan wanita sepakat untuk menggugurkan kandungan yang
berumur 3 bulan itu ke bidan. Bidan menyanggupi untuk melakukan
aborsi tersebut dengan imbalan Rp 2.000.000,00.
Semua ahli madya kesehatan wajib mengucap sumpah janji ketika lulus
dari pendidikan. Salah satu isi sumpah janji tersebut yaitu untuk
melaksanakan tugas sabaik-baiknya menurut undang-undang yang
berlaku. Tetapi pada kasus TM melanggar sumpah tersebut. TM
dengan sengaja dan adanya niat memberikan suntikan oxytocin duradril
1,5 cc yang dicampur dengan cynano balamin. Hal ini mengakibatkan
perdarahan hebat pada wanita tersebut dan berakhir dengan kematian.
Kasus aborsi di atas termasuk kasus pidana, karena adanya aduan dari
ayah korban yang meminta kepada polisi untuk mengusut tuntas
peristiwa itu dan menghukum pelaku. Kasus ini mengakibatkan TM
terjerat pasal 348 KUHP tentang pembunuhan daan melanggar Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 atau pada Undang-
undang yang baru yaitu Undang-undang Kesehatan No 36 tahun 2009.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malpraktik aborsi yang tidak aman dan ilegal masih banyak dilakukan di
sekitar kita, bahkan oleh tenaga kesehatan sekalipun. Sebagai contoh
dari kasus di atas, diketahui bahwa seorang bidan dengan sengaja telah
melakukan praktik aborsi kepada salah satu pasiennya, dimana bidan itu
sadar betul kalau tindakan tersebut adalah bukan kewenangannya.
Tindakan aborsi mengandung risiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan
tidak sesuai standar profesi medis. Risiko yang mungkin timbul antara
lain, perdarahan, infeksi pada alat reproduksi, rupture uteri, bahkan bisa
sampai terjadi kematian. Pasal-pasal yang mengatur tentang tindakan
aborsi pun tidak sedikit, dengan berbagai ancaman hukuman, namun
hal ini tidak menyurutkan niat para oknum tenaga medis untuk tetap
melakukan praktik aborsi yang ilegal.
B. SARAN