DINAS KESEHATAN
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA’A
Jln. Ba’a-Busalangga Telp/Fax (0380) 871084
Website: www.rotendaokab.go.id; E-mail : rsud.baa@gmail.com
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN SESUAI KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA’A
Menimbang : a. bahwa informasi tentang pasien adalah rahasia dan Rumah Sakit wajib
menjaga kerahasiaan informasi pasien serta menghormati kebutuhan
privasi pasien;
b. bahwa staf rumah sakit wajib menjaga dan menghargai serta
menghormati informasi tentang pasien sebagai suatu kerahasiaan dan
tidak mengadakan diskusi yang terkait dengan pasien di ruang publik;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud pada huruf a,
huruf b dan perlu ditetapkan dengan keputusan direktur
DITETAPKAN DI : Ba’a
PADA TANGGAL : 6 Agustus 2018
Direktur,
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD BA’A
NOMOR : 287.b/445.9/AKR 1.2.2/RSD.RN/VIII/2018
TANGGAL : 6 Agustus 2018
TENTANG : PENERAPAN PANDUAN PELAYANAN
SESUAI KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA’A
KABUPATEN ROTE NDAO.
BAB I
DEFINISI
1. PENGERTIAN
Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada
suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut
keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain,
atau justru ingin menghindari atau berusaha supaya sulit dicapai orang lain.
Adapun defenisi lain dari privasi yaitu sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol
interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan atau kemampuan untuk mencapai
interaksi seperti yang diinginkan. Privasi jangan dipandang hanya sebagai penarikan diri
seseorang secara fisik terhadap pihak pihak lain.
Hak privasi ini bersifat umum dan berlaku untuk setiap orang. Inti dari hak ini adalah
suatu hak dan kewenangan untuk tidak diganggu. Setiap orang berhak untuk tidak dicampuri
urusan pribadinya oleh orang lain tanpa persetujuannya. Hak atas privasi disini
berkaitandengan hubungan terapeutik antara tenaga kesehatan - pasien ( fiduciary
relationship).
Hubungan ini didasarkan atas kepercayaan bahwa tenaga kesehatan itu akan berupaya
semaksimal mungkin untukmemberikan pelayanan. Kepercayaan bahwa penyakit yang
diderita tidak akan diungkapkan lebih lanjut kepada orang lain tanpa persetujuannya.
Dalam pasal 11 peraturan menteri kesehatan nomor 269/Menkes/Per/III/2008 diatur
bahwa penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi
yang merawat pasien dengan ijin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang –
undangan.
Pada saat pemeriksaan seperti wawancara klinis, prosedur tindakan, pengobatan, dokter
atau perawat atau bidan atau petugas kesehatan lain wajib melindungi privasi pasien seperti
data pasien dan diagnosa pasien, dapat juga menutup gorden pintu saat dilakukan
pemeriksaan atau pengobatan semua bergantung dari kebutuhan pasien.
Identifikasi privasi pasien adalah suatu proses untuk mengetahui kebutuhan privasi
pasien selama dalam rumah sakit.Privasi pasien adalah merupakan hak pasien yang perlu
dilindungi dan dijaga selama dalam rumah sakit.
Privasi pasien adalah merupakan hak pasien yang perlu dilindungi dan di jaga selama
berada di Rumah Sakit.
2. TUJUAN
a. Tujuan umum
Sebagai pedoman dalam mengetahui kebutuhan pasien akan privasinya selama dalam RS
sebagai bentuk kepedulian RD yang ditetapkan untuk melindungi hak – hak pasien (hak
privasi).
b. Tujuan khusus
Sebagi pedoman dalam mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama
pelayanan dan pengobatan di RS.
Menghormati keinginan dan privasi pasien terutama pada saat wawancara klinis,
pemeriksaan, prosedur/pengobatan dan transportasi pasien.
Meningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan privasi pasien di RS
Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pihak RS tentang pemenuhan kebutuhan
privasi.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Setiap pasien yang datang ke RSUD Ba’aKabupaten Rote Ndao baik rawat jalan maupun rawat
inap, dilakukan identifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan pengobatan.
2. Setelah mendapatkan identifikasi, tenaga kesehatan melakukan langkah sesuai dengan
kebutuhan pasien:
a. Wawancara klinis tidak dilakukan pada tempat terbuka dengan suara yang keras sehingga
didengar oleh pasien yang lain. Jangan membicarakan hasil pemeriksaan penunjang saat
melakukan wawancara terhadap pasien lain di RS.
b. Saat melakukan pemeriksaan fisik, lingkungan pasien diperhatikan seperti gorden
tertutup, terpisah dengan pasien lain.
c. Diagnosa pasien tidak boleh diketahui oleh pasien lain dan keluarga tanpa persetujuan
dari pasien, tidak menuliskan dignosa pasien dipapan tulis / daftar pasien yang terlihat
oleh umum dan di tempat tidurpasien untuk pasien rawat inap.
d. Sebelum melakukan prosedur/pengobatan lingkungan pasien diperhatikan (menutup
sceren/gorden).
e. Transportasi pada saat memindahkan pasien baik menggunakan brankar/tempat tidur,
pasien harus diselimuti.
3. Petugas memahami dan mencatat hasil identifikasi kebutuhan privasi pasien danlakukan
verifikasi kemudian didokumentasi/informasikan pada tim tentang keinginan pasien.
4. Berikan keyakinan terhadap pasien, bahwa kerahasiaan akan terjaga dengan aman, sehingga
pasien tidak khawatir bahwa segala sesuatu mengenai keadaanya akan disampaikan kepada
orang lain.
5. Dalam menjaga privasi pasien, petugas harus memahami dan melindungi nilai-nilai budaya,
psiko, sosial, dan spiritual pasien dan keluarga.
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi atas kebutuhan privasi pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Ba’a dapat dilihat dalam
dokumen rekam medis pasien yaitu pada case note/ catatan terintegrasi tentang privasi pasien
yang kehendaki.
Refensi:
1. Kebijakan hak dan kewajiban pasien
2. UU no 44 tahun 2009 tentang RS
3. UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Ditetapkan di : Ba’a
Pada tanggal : 6 Agustus 2018
DIREKTUR