Anda di halaman 1dari 8

TUGAS I

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENGARUH SISTEM INFORMASI


BERBASIS KOMPUTER (CBIS) PADA
PEMBUATAN E-KTP DI INDONESIA

Oleh
NAMA : LAVIENA OCTORA
NIM : 530015984

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT PALEMBANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini penggunaan sistem infomasi berbasis computer sangat pesat
perkembangannya. Sistem informasi berbasis computer / computer based
information system bertujuan untuk mempengaruhi percepatan pengambilan
keputusan manajemen. Jika manajemen terbiasa menggunakan pola pikir manual
yang dibatasi oleh ruang dan waktu maka akan sangat mungkin organisasi akan
kesulitan menyesuaikan diri ketika memasuki era komputerisasi. Keputusan yang
diambil oleh manajemen dengan pola pikir manual biasanya akan sangat lambat
karena kurang memperhitungkan kecepatan hasil tindakan yang disebabkan oleh
perubahan teknologi informasi yang memungkinkan penyampaian hasil
keputusan menjadi tindakan konkret dalam hitungan menit bukan bulan seperti
yang selama ini berlangsung dalam pola manual. Jika pola pikir manual
diterapkan oleh manajemen maka komputerisasi tidak akan dapat mencapai
optimalisasi pemanfaatannya.
Pengembangan sistem informasi berjalan seiring dengan kemajuan teknologi
komunikasi, bahkan keduanya menciptakan lompatan-lompatan teknologi yang
mempercepat perkembangan kemampuan keduanya secara bersama-sama (Alter,
2002:25). Dalam CBIS terdapat banyak komponen salah satunya adalah sistem
informasi manajemen yang terdiri dari sistem informasi sumber daya informasi
atau IRIS Model. IRIS Model yang dijelaskan oleh (McLeod, 2001) merupakan
subsistem input dan output. Subsistem input yang pertama adalah sistem
informasi enterprise, subsistem riset dan perencanaan sumber daya informasi dan
subsistem intelijen sumber daya informasi. Sedangkan pada output subsistemm
akan dihasilkan subsistem hardware, software, sumber daya manusia, data dan
informasi serta gabungan kelima subsistem output tersebut. Setelah kita
memahami CBIS dan IRIS maka kita dapat mengambil manfaat penggunaan
CBIS dan IRIS dalam hal administrasi basis data penduduk. Di Indonesia sendiri
administrasi basis data penduduk sudah banyak menggunakan sistem informasi
berbasis computer (CBIS) atau lebih dikenal dengan Kartu Tanda Penduduk
Elektronik (e-KTP). Pemanfaatan sistem informasi berbasis computer dalam
pembuatan e-KTP dimaksudkan agar proses lebih efektif dan efisien.

2
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat


disimpulkan adalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh sistem informasi
berbasis computer (CBIS) dalam pembuatan e-KTP di Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN
2.2 e-KTP

KTP elektronik atau e-KTP adalah dokumen kependudukan yang memuat


sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi
informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk
hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk
Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan
berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan
dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan
dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk).
Autentikasi Kartu Identitas (e-ID) biasanya menggunakan biometrik yaitu
verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah
laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik
jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP,
yang digunakan adalah sidik jari. Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari
yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari
tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi
juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu. Data yang disimpan di
kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Proses
pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu
adalah sebagai berikut:

3
Sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah
sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu
jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP
karena alasan berikut:

1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain


2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan
kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores
3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar

Untuk mendapatkan informasi di atas dari penduduk, wajib KTP harus


mengisi formulir tipe F1.01. Selain tujuan yang hendak dicapai, manfaat e-KTP
diharapkan dapat dirasakan sebagai berikut:

1. Identitas jati diri tunggal


2. Tidak dapat dipalsukan
3. Tidak dapat digandakan
4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam pemilu atau pilkada

Struktur e-KTP terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan


pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan
transparan pada dua layer teratas (dilihat dari depan). Chip ini memiliki antena
didalamnya yang akan mengeluarkan gelombang jika digesek. Gelombang inilah
yang akan dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah
KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. Untuk menciptakan
e-KTP dengan sembilan layer, tahap pembuatannya cukup banyak, diantaranya:

1. Hole punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip


2. Pick and pressure, yaitu menempatkan chip di kartu
3. Implanter, yaitu pemasangan antenna (pola melingkar berulang menyerupai
spiral)
4. Printing,yaitu pencetakan kartu
5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik
6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman

4
E-KTP dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text, microtext,
filter image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar ultra violet
serta anti copy design. Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan standar
internasional NISTIR 7123 dan Machine Readable Travel Documents ICAO
9303 serta EU Passport Specification 2006. Bentuk KTP elektronik sesuai
dengan ISO 7810 dengan form factor ukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x 85,60
mm.
Mengapa harus e-KTP? Proyek e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem
pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat
memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data
terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut
memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan
menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk hal-hal berikut:
1. Menghindari pajak
2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota
3. Mengamankan korupsi
4. Menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris)

Kartu identitas elektronik telah banyak digunakan di negara-negara di Eropa


antara lain Austria, Belgia, Estonia, Italia, Finlandia, Serbia, Spanyol dan Swedia,
di Timur Tengah yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Maroko, dan di
Asia yaitu India dan China. Mendagri Gamawan Fauzi membeberkan keunggulan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang akan diterapkan di Indonesia,
dibandingkan dengan e-KTP yang diterapkan di RRC dan India. Gamawan
menyebut, e-KTP di Indonesia lebih komprehensif. Di RRC, Kartu e-ID tidak
dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-ID hanya
dilengkapi dengan chip yang berisi data perorangan yang terbatas. Sedang di
India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data kependudukan adalah
sistem UID (unique Identification), yang di Indonesia namanya NIK (Nomor
Induk Kependudukan).

5
2.3 Analisis Pengaruh CBIS Dalam Pembuatan e-KTP

Sistem informasi berbasis komputer (CBIS) adalah integrasi terorganisir dari


perangkat keras dan teknologi perangkat lunak dan elemen manusia yang
dirancang untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu, terintegrasi, akurat
dan berguna untuk tujuan pengambilan keputusan .CBIS sangat erat kaitannya
dalam pembuatan e-KTP, untuk perangkat keras yang digunakan saat pembuatan
e-KTP terdiri dari server untuk database dan AFI, UPS 2200VA, Fingerprint
Scanner, Iris Scanner, Smartcard Reader/Writer, Signature Pad, Digital Scanner,
Swich and Cabling, Harddisk Eksternal ( backup data ), Kamera digital/Web
Camera, dan Tripod. Sedangkan untuk perangkat lunak terdiri dari Operating
System ( OS ) – Windows Server, Database Engine (Standar Edition per 5 User ),
Aplikasi Perekaman Sidik Jari, Anti Virus Client, dan Anti Virus Server. Instalasi
perangkat lunak dan database kependudukan ke dalam perangkat keras menjadi
tanggung jawab Pihak Penyedia.
Database kependudukan yang dimasukan ke dalam server tempat pelayannan
KTP Elektronik adalah database di setiap kependudukan Kabupaten/Kota hasil
pelayanan dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang
telah dikondisikan ke Pusat dat Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kementrian Dalam Negeri. Berdasarkan penjelasan diatas maka pengaruh
CBIS dalam pembuatan e-KTP dapat dikatakan sangatlah berpengaruh.
Dikarenakan tanpa adanya CBIS maka proses pembuatan e-KTP mustahil untuk
dilaksanakan. Selain itu juga adanya CBIS dimaksudkan agar proses adminstrasi
lebih transparan dan kredibel hal tersebut sesuai dengan visi dan misi pemerintah
dalam menerapkan pelayanan berbasis elektronik atau disebut juga dengan e-
Government. Bentuk dari e-Government dalam pemerintahan adalah adanya
pemberlakukan penerapan e-KTP di seluruh Indonesia yang sudah menjadi
program nasional. Pelaksanaan program ini membutuhkan sosialisasi yang
menyeluruh hingga lapisan masyarakat yang paling bawah.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Dari pemaparan yang telah disampaikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa penggunaan sistem informasi berbasis computer / computer based information
system (CBIS) bertujuan untuk mempengaruhi percepatan pengambilan keputusan
manajemen. Salah satunya adalah dengan pembuatan e-KTP yang menggunakan
CBIS. Dalam CBIS kita juga mengenal perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam
pembuatan e-KTP pun terdapat perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan
untuk menunjukan proses pembuatan e-KTP lebih terintegrasi. Sehingga dapat
disimpulkan pengaruh CBIS dalam pembuatan e-KTP sangatlah berpengaruh karena
setiap proses menggunakan CBIS untuk mentransfer database yang nantinya berguna
dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Selain itu e-KTP
merupakan bentuk reformasi birokrasi untuk mewujudkan e-Government. Saran
penulis untuk pengembangan e-KTP selanjutnya ialah pengembangan e-KTP itu
sendiri dalam aspek yang lain sehingga e-KTP tidak hanya kartu identitas
kependudukan namun memiliki nilai multifungsi seperti misalnya e-KTP dapat
menyimpan database Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), dapat pula
digunakan sebagai kartu lain dalam menunjang segala aktivitas. Tentunya hal tersebut
untuk dapat terwujud tidak terlepas dari peran serta kerjasama pemerintah dan
masyarakat.

7
Daftar Pustaka

Alter, steven. (2002). Information Systems. New Jersey: Upper Saddle River.

Apa dan Mengapa e-KTP. Diakses pada 12 September 2018 melalui http://www.e-
ktp.com/category/sosialisasi-e-ktp/

Daniel, Debby Ratna, Wiwiwk Supratiwi, Materi Pokok Sistem Informasi


Manajemen. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005.

Febriharini , Mahmuda Pancawisma . Pelaksanaan Program e KTP Dalam Rangka


Tertib Administrasi Kependudukan. Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG
Semarang ISSN : 2302-2752, Vol. 5 No. 2, 2016.

Mcleod, Jr. Raymond dan George Schell. (2001). Management Information System.
Edisi Ketujuh, Prentice Hall International Inc, New Jersey.

Sugiyatno, Pelayanan Pembuatan e-KTP Berbasis e-Government Di Kecamantan


Pulomerak Kota Cilegon-Banten. Jurnal Kajian Administrasi dan Pemerintah
Daerah ISSN : 1979 – 5343, Volume 11 No. 6/September 2017.

Sutanta ,Edhy , Ahmad Ashari. Pemanfaatan Database Kependudukan Terdistribusi


Pada Ragam Aplikasi Sistem Informasi Di Pemerintah Kabupaten/Kota. Jurnal
Ilmiah SISFOTENIKA Vol. 2, No. 1, Januari 2012.

Anda mungkin juga menyukai