Disusun Oleh :
Laviena Octora
(530015984)
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN SDM
UNIVERSITAS TERBUKA
TANGGERANG SELATAN
2019
Tanggung Jawab dan Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia
B. GLOBALISASI
Globalisasi yang meluas berarti meningkatkan persaingan. Meningkatnya
persaingan berarti lebih kuat dorongan perusahaan untuk menekan biaya produksi,
membuat karyawan lebih produktif, dan lain-lain. Hal ini harus dilakukan
perusahaan. Penemuan cara-cara baru untuk melakukan segala hal menjadi lebih
baik dan tidak mahal merupakan kunci sukses dalam persaingan global. Misalnya,
seperti yang dilakukan oleh Dell di Cina, perusahaan ini memotong biaya
komunikasi global sampai memformulasikan seleksi, pelatihan, dan kebijakan
kompensasi bagi pekerja asing. Dapat disimpulkan bahwa mengelola globalisasi
adalah tantangan besar bagi manajemen sumber daya manusia.
C. PEMBERIAN PENGHARGAAN
Secara luas, sistem penghargaan diciptakan untuk menarik, menahan, dan
memotivasi kinerja karyawan. Namun, tujuan yang lebih penting di dalamnya
adalah keadilan atas persamaan yang bisa dicapai dengan setidaknya tiga dimensi
berikut.
1. Kesamaan internal: berdasarkan harga dari apa yang diberikan karyawan bagi
perusahaan.
2. Kesamaan eksternal: disesuaikan dengan pembayaran rata-rata perusahaan
lainnya.
3. Kesamaan individual: pembayaran yang adil sesame individu yang melakukan
pekerjaan yang sama atau serupa.
D. PERATURAN PERUSAHAAN
Sebenarnya, persoalan yang dihadapi oleh manajer sumber daya manusia tentang
hukum ketenagakerjaan lebih banyak pada persoalan implementasinya, yaitu
bagaimana para karyawan dapat mematuhi aturan yang sudah dibuat. Konsep dan
penafsirannya sangat jelas dan tertuang dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan
No.13 Tahun 2003 serta beberapa peraturan/keputusan menteri tenaga kerja.
1. Etika Profesi
Tiga fungsi dari kode etik profesi sebagai berikut.
a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi
tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
b. Kode etik profesi merupakan sarana control sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan.
c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
2. Sistem Kerja Kinerja Tinggi
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memerhatikan, kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Terlalu sering manajer tidak menegtahui betapa buruknya kinerja telah
merosot sehingga perusahaan menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan
buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda
peringatan adanya kinerja yang merosot.