A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan sering diartikan serangkaian kejadian pengeluaran bayi
yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung
dengan bantuan atau tanpa bantuan (Kemenkes RI, 2016).
Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. Persalinan (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi
uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Apn, 2008).
2. Etiologi
a. Beberapa teori mengenai timbulnya persalinan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan,
sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
2) Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas
otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir
2
Jalan lahir terdiri panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina) janin harus dapat
menyesuaikan diri dengan jalan lahir tersebut
3) Passanger
Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak disepanjang jalan
lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktorm yakni: ukuran
kepala janin, presentasi letak kepala, letak, sikap dan posisi janin
4) Psikologi respon
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia
akan perlukan
5) Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan, mengubah posisi
membuat rasa letih hilangm memberi rasa nyaman dan memperbaiki
sirkulasi. Posisi berdiri, berjalan, duduk dan jongkok
2. Tanda-tanda persalinan
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
mempunyai sifat sebagai berikut :
Persalinan kala IV dimulai setalah lahirnya plasenta dan 2 jam setelah itu.
Hal yang harus dilakukan setelah plasenta lahir yaitu:
1) Lakukan massase uterus untuk merangang uterus berkontraksi baik
dan kuat.
2) Evaluasi tinggi fundus dengan cara meletakan jari tangan secara
melintang dengan pusat sebagai patokan.
3) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum,
5) Evaluasi keadaan umum ibu
6) Dokumentasi semua asuhan atau temuan selama persalinan kala IV
dibagian belakang patograf, segera setelah asuhan diberikan
B. PATOFISIOLOGI (WOC)
Kala I
Faktor hormon, syaraf,
plasenta, dan partus
Laten Aktif
Dilatasi uterus
Oksitosin Iskemia otot Sirkulasi O2 4-8 jam
rahim Maternal
Nyeri
Risiko Cedera Kala II Pembukaan akut
Janin serviks 10 cm
Peningkatan
Mengeran metabolisme
involunter
Resiko
Kepala janin kelelahan
menurun
Defisiensi
volume cairan
Kala III Kala IV
Bayi lahir
Plasenta lahir
K
Risiko syok
9
C. PENGKAJIAN TERFOKUS
1. Pengkajian kala 1
a. Fase Laten
1). Integritas ego : senang atau cemas
2). Nyeri atau ketidaknyamanan
3). Keamanan
4). Seksualitas: membran servik 0-4 cm
b. Fase Aktif
1). Aktivitas/istirahat
2). Integritas ego : dapat lebih serius dalam proses persalinan atau
ketakutan akan proses persalinan.
3). Nyeri/kenyamanan: kontraksi sedang tiap 3,5-5 menit berakhir 30-
40 menit
4). Keamanan: denyut jantung bayi
5). Seksualitas
2. Pengkajian kala II
a. Aktivitas/istirahat : kelelahan, ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri, letargi.
b. Sirkulasi: TD meningkat.
c. Integritas ego: respon emosional, dapat kehilangan kontrol atau
sebaliknya seperti saat ini klien terlibat mengejan secara aktif.
d. Eliminasi: keinginan untuk defekasi atau mendorong saat kontraksi,
distensi kandung kemih.
e. Nyeri/ ketidaknyamanan: merintih atau meringis selama kontraksi,
kaki gemetar selama upaya mendrong, kontraksi uterus kuat terjadi
1,5-2 menit.
f. Pernafasan: frekuensi pernapasan meningkat.
g. Keamanan: diaphoresis sering terjadi, bradikardia janin.
h. Seksualitas: serviks dilatasi penuh, peningkatan perdarahan
pervaginam, penonjolan rektum, membran dapat ruptur bila masih
utuh, peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
4. Pengkajian kala IV
a. Aktivitas/istirahat: tampak kelelahan, mengantuk
b. Sirkulasi: Nadi lambat, tekanan darah bervariasi, edema, kehilangan
drah selama proses persalinan 400-500 cc.
c. Integritas ego: reaksi emosional bervariasi, dapat mengekspresikan
masalah atau permintaan maaf untuk perilaku intrapartum.
d. Eliminasi: hemoroid sering ada dan menonjol. Kandung kemih
mungkin teraba diatas simfisis pubis.
e. Makanan/cairan: mengeluh haus, lapar, mual.
f. Neurosensori: sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun,
hiperrefleksia.
g. Nyeri/ketidaknyamanan: dapat melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber.
h. Seksual: fundus keras terkontraksi, drainase vagina atau lokhia
jumlahnya sedang, perineum bebas dari kemerahan, payudara lunak
dengan puting menegang.
Persiapan Persalinan
1. Ibu
a) Gurita, 3 buah
b) Baju tidur, 3 buah
c) Underware secukupnya
d) Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
e) Pembalut khusus, 1 bungkus
f) Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2. Bayi
a) Popok dan gurita bayi, 1-2 buah.
b) Baju bayi, 1-2 buah
c) Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah.
d) Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e) Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3. Penolong
a) Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki,
celemek.
b) Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan
akan berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau
penerangan yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain
penutup yang bersih, kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus
hangat (tetapi jangan pamas), harus rersedia meja atau permukaan
yang bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan yang
diperlukan
c) Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC,
pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
d) Alat
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup):
a) 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b) Gunting tali pusat
c) Benang tali pusat
d) Kateter nelaton
e) Gunting episiotomy
f) Alat pemecah selaput ketuban
12
f. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya, hal ini sangat tepat
untuk memulai memberikan ASI. Menyusui membantu uterus
berkontraksi
g. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan
h. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
1) bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
2) tanda – tanda bahaya bagi ibu dan bayi
F. ADAPTASI FISIOLOGIS
Persalinan merupakan proses alamiah, yakni merupakan serangakaian
kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup culan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu. Serangkaian proses persalinan yang normal dapat menimbulkan adanya
adaptasi fisiologi pada ibu bersalin. Adapun adaptasi atau perubahan fisiologi
ibu bersalin tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perubahan Fisiologis Kala I
a. Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan dari myometrium berkontraksi dan
berelaksasi seperti otot pada umumnya. Pada saat otot retraksi, ia tidak
akan kembali ke ukuran semula tapi berubah ke ukuran yang lebih
pendek secara progresif. Dengan perubahan bentuk otot uterus pada
proses kontraksi, relaksasi, dan retraksi maka cavum uteri lama
kelamaan akan menjadi semakin mengecil. Proses ini merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan janin turun ke pelvic. Kontraksi uterus
mulai dari fundus dan terus melebar sampai ke bawah abdomen
dengan dominasi tarikan ke arah fundus (fundal dominan). Kontraksi
uterus berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada
fundus.
b. Serviks Sebelum onset persalinan, serviks mempersiapkan kelahiran
dengan berubah menjadi lembut. Saat persalinan mendekat, serviks
mulai menipis dan membuka.
1) Penipisan Serviks (effacement) Berhubungan dengan kemajuan
pemendekan dan penipisan serviks. Seiring dengan bertambah
efektifnya kontraksi, serviks mengalami perubahan bentuk menjadi
16
lebih tipis. Hal ini disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat
fundal dominan sehingga seolah-olah serviks tertarik ke atas dan
lama kelamaan menjadi tipis. Batas antara segmen atas dan bawah
rahim (retraction ring) mengikuti arah tarikan ke atas sehingga
seolah-olah batas ini letaknya bergeser ke atas. Panjangnya serviks
pada akhir kehamilan normal berubah-ubah (dari beberapa mm
menjadi 3 cm). dengan dimulainya persalinan, panjang serviks
berkurang secara teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa
mm). Serviks yang sampai tipis ini disebut dengan “menipis
penuh”.
2) Dilatasi Proses ini merupakan kelanjutan dari effacement. Setelah
serviks dalam kondisi menipis penuh, maka tahap berikutnya
adalah pembukaan. Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot
uterus ke atas secara terus-menerus saat uterus berkontraksi.
Dilatasi dan diameter serviks dapat diketahui melalui pemeriksaan
intravaginal. Berdasarkan diameter pembukaan serviks, proses ini
terbagi menjadi 2 fase, yaitu:
a) Fase laten, berlangsung selama kurang lebih 8 jam. Pembukaan
terjadi sangat lambat sampai mencapai diameter 3 cm.
b) Fase aktif, dibagi dalam 3 fase.
- Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm kini
menjadi 4 cm
- Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
- Fase deselarasi. Pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10cm). Pembukaan
lengkap berarti bibir serviks dalam keadaan tak teraba dan
diameter lubang seviks adalah 10cm.
Fase diatas dijumpai pada primigravida. Pada multigravida tahapannya
sama namun waktunya lebih cepat untuk setiap fasenya. Kala I selesai
apabila pembukaan serviks telah lengkap. Pada primigravida
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7
jam. Mekanisme membukanya seviks berbeda antara primigravida dan
multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka
lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudia
ostium uteri eksternum membuka. Namun pada multigravida, ostium
uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks
17
d. Tekanan Darah
1) Tekanan darah akan meningkat selama kontrkasi, disertai
peningkatan sistol rata-rata 15-20 mmHg dan diastole rata-rata 5-10
mmHg.
2) Pada waktu-waktu tertentu di antara kontraksi, tekanan darah
kembali ke tingkat sebelum persalinan. Untuk memastikan tekanan
darah yang sebenarnya, pastikan untuk melakukan cek tekanan darah
selama interval kontraksi.
3) Dengan mengubah posisi pasien dari telenteang ke posisi miring,
perubahan tekanan darah selama persalinan dapat dihindari.
4) Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan
tekanan darah.
5) Apabila pasien merasa sangat takut atau khawatir, pertimbangkan
kemungkinan bahwa rasa takutnya menyebabkan peningkatan tekanan
darah (bukan pre-eklampsia). Cek parameter lain untuk
menyingkirkan kemungkinan pre-eklamsi. Berikan perawatan dan
obat-obat penunjang yang dapat merelaksasikan pasien sebelum
menegakkan diagnosis akhir, jika preeklampsi tidak terbukti.
e. Metabolisme
1) Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun
anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama
diakibatkan oleh kecemasan dan aktivitas otot rangka.
2) Peningkatan aktivitas metabolic dari peningkatan suhu tubuh,
denyut nadi, pernapasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.
f. Suhu Tubuh
1) Suhu tubuh meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan
segera setelah melahirkan.
18
g. Detak jantung
1) Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan
selama fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai
frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi diantara kontraksi, dan
peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim
diantara kontraksi.
2) Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak
terjadi jika wanita berada pada posisi miring bukan telentang.
3) Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi di
banding selama periode menjelang persalinan. Hal ini mencerminkan
peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan.
4) Sedikit peningkatan denyut jantung dianggap normal, maka
diperlukan pengecekan parameter lain untuk menyingkirkan
kemungkinan proses infeksi.
Pada kala II, kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan lebih cepat yaitu setiap 2
menit sekali dengan durasi >40 detik, intensitas semakin lama semakin kuat.
Karena biasanya pada tahap ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul,
maka pada his dirasakan adanya tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflex menimbulkan rasa ingin meneran. Pasien merasakan adanya
tekanan pada rectum dan merasa seperti ingin BAB. Perubahan fisiologis pada
kala II adalah sebagai berikut.
a. Serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh
pendataran serviks yaitu pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula
19
berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja
dengan pinggir yang tipis. Lalu akan terjadi pembersaran ostium eksternum
yang tadinya berupa suatu lubang dengan beberapa milimeter mejadi lubang
yang dapat dilalui anak, kira-kira 10 cm. Pada pembukaan lengkap tidak
teraba bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah
merupakan satu saluran.
b. Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya berkontraksi.
Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu
kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah rahim
keatas sehinga akan menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin
ke bawah secara alami.
c. Vagina.
Sejak kehamilan vagina mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa,
sehingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan,
terutama pada dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding-
dinding yang tipis oleh bagian depan anak. Waktu kepala sampai di vulva,
lubang vulva menghadap ke depan atas.
d. Pergeseran organ dasar panggul
Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan
pasien ingin meneran, serta diikuti dengan perenium yang menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tak lama
kemudiaan kepala janin tampak pada vulva saat ada his.
e. Ekspulsi janin
Dengan his serta kekuatan meneran maksimal, kepala janin dilahirkan
dengan suboksiput di bawah simfisis, kemudian dahi, muka, dan dagu
melewati perenium. Setelah istirhatat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi. Pada primigravida, kala II
berlangsung kira-kira satu setengah jam sedangkan pada multigravida
setengah jam.
f. Sistem Cardiovaskuler
1) Kontraksi menurunkan aliran darah meuju uterus sehingga jumlah darah
dalam sirkulasi ibu meningkat
2) Resistensi perifer meningkat sehingga tekanan darah meningkat
3) Saat mengejan, cardiac output meningkat 40-50%
4) Tekanan darah sistolik meningkat rata-rata 15mmHg saat kontraksi.
Upaya meneran juga akan memengaruhi tekanan darah, dapat
20
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan kala 1 fase laten
a. Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b. Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi
c. Risiko infeksi maternal b.d pemeriksaan vagina berulang dan
kontaminasi fekal.
d. Risiko kekurangan volume cairan
2. Diagnosa keperawatan kala 1 fase aktif
a. Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
b. Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi
mekanik kandung kemih.
c. Keletihan b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
d. Risiko cidera maternal
e. Risiko kerusakan gas janin
3. Diagnosa keperawatan kala 2
a. Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
b. Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
c. Risiko kerusakan integritas kulit
d. Risiko cedera janin yang berhubungan dengan hipoksia jaringan.
4. Diagnosa Keperawatan kala 3
a. Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan
b. Risiko kekurangan volume cairan
c. Risiko cidera maternal
5. Diagnosa Keperawatan kala 4
a. Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas.
b. Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota keluarga
c. Resiko kekurangan volume cairan
25
Intervensi:
DAFTAR PUSTAKA
APN, 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: JNPK-
KR
Ari Kurniarum, S. M. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan Normal dan Bayi Baru
Lahir. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia .
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan. (definisi & klasifikasi 2018-2019)
volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Nurarif dan Kusuma. (2019). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Media dan Nanda Nic Noc edisi revisi Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction
Jogja.
Swanson, Elizabet & L masrs. 2013. Nursing Intervention Clasification.
Singapure.pte lde