Anda di halaman 1dari 78

LABKON ACUAN PERANCAH

( FORMWORK & SHORE )

U. RUSLAN
PRAKTEK
LABKON ACUAN PERANCAH

( 74 JAM )
PERSYARATAN MATA KULIAH
1. GAMBAR TEKNIK
2. SURVEY DAN PEMETAAN
3. BAHAN BANGUNAN
4. REKAYASA BETON
5. STRUKTUR BETON GEDUNG
6. STRUKTUR KAYU
7. LABKON KAYU
8. MEKREK 1, 2, 3
9. MANAJEMEN PROYEK / KONSTRUKSI
10. METODE PELAKSANAAN
UNSUR PENILAIAN

1. NILAI PRAKTEK ( 50 % )
2. NILAI TUGAS ( 15 % )
3. NILAI UJIAN / PRESENTASI ( 35 % )
TATA TERTIB
1. SELAMA PRAKTEK GUNAKAN PAKAIAN KERJA
2. SELAMA PRAKTEK DILARANG MENGGUNAKAN SEPATU
SANDAL
3. SELAMA PRAKTEK DILARANG MENINGGALKAN
KEGIATAN TANPA IJIN
4. MENINGGALKAN KEGIATAN > 10 JAM, AKAN
DIKOMPENSASI
5. PERGUNAKAN ALAT PENGAMAN YANG TELAH
DISEDIAKAN
6. PERGUNAKAN PERALATAN SESUAI FUNGSINYA
MATERI PRAKTEK

1. TEORI
2. STAKE OUT / PAPAN DUGA / BOWPLANK
3. MEMBUAT CETAKAN KOLOM
4. MEMBUAT CETAKAN BALOK DAN LANTAI
5. MEMBUAT CETAKAN DINDING
6. MEMBUAT CETAKAN TANGGA
BETON

SALAH SATU KEUNTUNGAN BETON SEBAGAI


BAHAN BANGUNAN ADALAH MUDAH DIBENTUK

UNTUK MEWUJUDKAN BENTUK TERSEBUT,


DIPERLUKAN SUATU KONSTRUKSI PEMBANTU
YANG DISEBUT KONSTRUKSI ACUAN DAN
PERANCAH / BEKISTING / FORMWORK

KAP = KONSTRUKSI ACUAN DAN PERANCAH


DEFINISI KAP
Menurut Ratay, Robert T, (1996): suatu struktur sementara yang klasik di
dalam pengertian bahwa dipasang dengan cepat, mampu menahan beban
untuk beberapa jam selama beton dituangkan, dan dalam beberapa hari
kemudian dibongkar untuk digunakan kembali.

Menurut McCormac, Jack C, (2004): cetakan yang ke dalamnya diisikan


beton semi-cair. Cetakan ini harus cukup kuat untuk menahan beton dalam
ukuran dan bentuk yang diinginkan hingga beton tersebut mengeras.

Bekisting merupakan suatu konstruksi yang bersifat sementara dengan tiga


fungsi utama, yaitu: (1) untuk memberi bentuk pada konstruksi beton,
(2) untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan, dan (3) untuk
memikul beton basah, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat
memikul berat sendiri (Wigbout, F 1992).
DEFINISI KAP
(lanjutan)

Menurut Hanna, Awad S (1999) definisi bekisting adalah sebagai suatu


struktur sementara dengan tujuan untuk mendukung dan melindungi beton
segar sampai dapat mendukung diri sendiri. Sehingga bentuk, ukuran beton,
posisi dan letak bangun sesuai dengan yang diinginkan.

Menurut Rupasinghe, Rohan dan Nolan, Éanna (2007): suatu struktur


bersifat sementara, digunakan untuk mencetak beton yang dituangkan
sesuai dengan dimensi yang diperlukan dan menahannya sampai beton itu
mampu mendukung berat sendiri.

Menurut Nemati, KM (2007) suatu metode yang melayani untuk mendukung


sementara, akses, peningkatan, atau memudahkan pekerjaan konstruksi dari
struktur-struktur yang permanen.
(lanjutan)

DEFINISI KAP
Dari beberapa definisi di atas, bahwa bekisting
merupakan sarana sebagai komponen cetakan bagi
beton segar agar beton mengeras sesuai dengan:
(a) dimensi yang diinginkan, (b) bentuk yang
diinginkan, dan (c) kualitas yang diinginkan.

Kerugian waktu dan biaya akan terjadi jika struktur-


struktur sementara ini tidak direncanakan dan
tidak dikelola dengan baik (Nemati, KM, 2007).
KUALITAS AKHIR BETON
BAIK BURUKNYA PEKERJAAN KAP DAPAT
MEMPENGARUHI MUTU BETON.

PEKERJAAN KAP YANG KURANG BAIK


DAPAT MENIMBULKAN KERUGIAN :
 KEHILANGAN AIR SEMEN
 PERUBAHAN DIMENSI
 DLL
FUNGSI KONSTRUKSI PEMBANTU
FUNGSI KONSTRUKSI PEMBANTU, MAKA
PEKERJAAN KAP HARUS DAPAT :
 DENGAN MUDAH DIPASANG
 MUDAH MEMASANG TULANGAN DAN BENDA
LAINNYA
 MUDAH MENUANGKAN DAN MEMADATKAN
ADUKAN BETON
 MUDAH DIBONGKAR TANPA MENIMBULKAN
KERUSAKAN PADA BETONNYA
KEGAGALAN BETON (FORMWORK)

JENIS KEGAGALAN DAMPAK SOLUSI

1.Ukuran tidak - Tampak Diperbaiki


sesuai - Fungsi

2.Bergerak Berubah bentuk Diperbaiki

3.Bocor Keropos Diganti/grout


SYARAT-SYARAT KAP
1. KUAT MENAHAN BERAT BETON BASAH, BERAT
SENDIRI, BERAT PEKERJA DAN KEJUTAN
2. TELITI DALAM PERENCANAAN
3. SAMBUNGAN HARUS RAPAT
4. MATERIAL MUDAH DIKERJAKAN
5. ELEMEN CETAKAN MUDAH DIRANGKAI
6. EKONOMIS
PENYEBAB RUSAK / AMBRUKNYA
KONSTRUKSI ACUAN DAN PERANCAH
1. KURANGNYA STABILITAS
2. POSISI MIRING
3. KELEBIHAN BEBAN
4. KURANGNYA KEAHLIAN
5. MATERIAL SUDAH USANG
6. KEJUTAN YANG TIDAK DIPERKIRAKAN
7. PENYOKONG YANG KURANG TEPAT
PEDOMAN PEKERJAAN KAP
1. PERENCANAAN
2. GAMBAR RENCANA
3. BAHAN DAN ALAT
4. PELAKSANAAN
5. PEMBONGKARAN
SISTEM KAP
SISTEM KAP DIBEDAKAN MENJADI 3 :
1. SISTEM KONVENSIONAL/TRADISIONAL
2. SEMI SISTEM
3. SISTEM MODERN
SISTEM TRADISIONAL
 BAHAN BIASANYA UNTUK 1 KALI PAKAI
 DEPRESIASI SANGAT TINGGI
 TENAGA KERJA BANYAK
SEMI SISTEM
 SUDAH DIRANCANG UNTUK LEBIH DARI 1 KALI PENGGUNAAN
 INVESTASI DAN UPAH TIDAK BESAR
CETAKAN DINDING DALAM BENTUK
PANEL-PANEL
SISTEM MODERN
 DIRANCANG UNTUK PENGGUNAAN
ULANG
 BAHAN DAN PERALATAN DIPRODUKSI
OLEH PABRIK
 TERSEDIA BERBAGAI TIPE
 TENAGA KERJA SEDIKIT
 BIAYA INVESTASI TINGGI
PROSES PEMILIHAN KAP
Struktur Beton Yang
Direncanakan

Jenis Konstruksi
Acuan dan Perancah

Konvensional Setengah Sistem Sistem Modern

Kekuatan Kekuatan Pemilihan Tipe

Biaya Biaya Biaya

Waktu Waktu Waktu

Konstruksi Acuan dan Perancah


Yang dipilih
Pembebanan Struktur

Asumsi Dimensi dan


Jaran antara Elemen

Cek Kekuatan Cek Kekakuan

Geser Lentur Lendutan

Tdk Tdk
Kuat Kuat Kuat
Tdk

Ya

Ya Ya
Penetapan Dimensi dan Jarak
Elemen Acuan dan Perancah

Pelaksanaan
Palaksanaan

Gambar Kerja

Pekerjaan Penunjang Persiapan


Bahan dan Alat

Persiapan
Bahan dan Alat Pemasangan

Pemasangan Pengecekan

Tdk
Pembongkaran Pengecoran
Ya

Selesai Pembongkaran

Ya

Pemindahan
Tdk

Selesai
PERTIMBANGAN PEMILIHAN SISTEM

 PERTIMBANGAN JENIS PEKERJAAN


 PERTIMBANGAN PENGUASAAN TEKNOLOGI
DAN KETERSEDIAAN ALAT
 PERTIMBANGAN EKONOMI
PERTIMBANGAN JENIS PEKERJAAN
Jenis pekerjaan akan sangat menentukan sisten
konstruksi acuan dan perancah.
 Bentuk yang sangat rumit, diperlukan pekerjaan
khusus sehingga sistem modern tidak dapat
digunakan.
 Komponen struktur yang digunakan seragam, maka
sistem semi modern sangat baik untuk dipilih.
 Untuk bangunan tinggi, dimana kebanyakan tinggi
lantai dan komponen kebanyakan tipikal, sistem yang
sangat ideal adalah sistem modern karena dapat
digunakan secara berulang-ulang
PERTIMBANGAN PENGUASAAN
TEKNOLOGI DAN KETERSEDIAAN ALAT

 Lokasi proyek dapat mempengaruhi pemilihan


sistem konstruksi acuan dan perancah
 Semakin tinggi teknologi yang dikuasai akan
memberikan keleluasaan dalam pemilihan
 Penguasaan teknologi bahan atau beton akan
sangat menentukan pemilihan sistem.
PERTIMBANGAN EKONOMI
Pertimbangan ekonomi adalah merupakan pertimbangan utama
yang harus diambil ketika menentukan jenis konstruksi acuan
dan perancah. Hal ini disebabkan sebagai fungsi pekerjaan
sementara, maka harus dipilih sistem yang paling efisien untuk
suatu jenis pekerjaan

- Komponenacuan dan perancah = 25 % - 54 %


- Komponen tulangan = 30 % - 50 %
- Komponen campuran beton = 16 % - 25 %
(LANJUTAN)

PEDOMAN PEKERJAAN KAP


PERENCANAAN :
1. MEMPELAJARI BENTUK STRUKTUR BETON.
UNTUK MENGETAHUI SISTEM KAP YANG
DIPAKAI, DENGAN MEMBANDINGKAN DENGAN
PERSEDIAAN BAHAN DAN ALAT YANG ADA.
APAKAH PERLU DIBELI ATAU DISEWA.
2. MEMPELAJARI KEKUATAN KONSTRUKSI.
UNTUK MENGETAHUI DIMENSI BAHAN DAN
TIPE ALAT YANG AKAN DIGUNAKAN.
3. MEMPELAJARI KEBUTUHAN PEKERJA.
RENCANA KERJA
1. KESINAMBUNGAN KELOMPOK KERJA
Jumlah jam-orang akan ditentukan oleh banyaknya
pekerjaan dan oleh ketentuan waktu.
Besarnya kelompok kerja dibatasi oleh :
 Minimal 1 orang (umumnya 2 orang)
 Maksimal berdasarkan pertimbangan (banyak
tangan dapat menjadi pekerjaan ringan menjadi
berat.
(LANJUTAN)

RENCANA KERJA
2. PEMASANGAN KAP YANG MINIMAL
Pemasangan KAP ditentukan oleh cycle time,
dimana mencakup rangkaian jangka waktu untuk :
 Memasang dan menyetel KAP
 Memasang tulangan
 Pengecoran
 Waktu pengerasan beton
 Pembongkaran KAP seluruhnya atau sebagian
 Mengangkut KAP seluruh atau sebagian
(LANJUTAN)

RENCANA KERJA
3. JANGKA WAKTU YANG OPTIMAL
Jangka waktu yang optimal adalah jangka waktu
pembangunan pada waktu yang bersamaan, yaitu :
 Kesinambungan kelompok-kelompok kerja adalah
optimal.
 Pemasangan konstruksi acuan dan perancah adalah
minimal.
 Penguasaan alat-alat angkut adalah maksimal
(LANJUTAN)

PEDOMAN PEKERJAAN KAP


GAMBAR RENCANA :
1. SEMUA KAP HARUS DIBUAT GAMBAR
KERJA TERMASUK DENGAN DETAILNYA
2. SEMUA GAMBAR KERJA DAN DETAILNYA,
BERDASARKAN HASIL-HASIL
PERHITUNGAN
(LANJUTAN)

PEDOMAN PEKERJAAN KAP


BAHAN DAN ALAT
BAHAN :
1. KAYU OLAHAN
2. KAYU LAPIS
3. DOLKEN
4. BAJA
5. ALUMINIUM
6. PLASTIK
7. BAHAN PELEPAS CETAKAN
(LANJUTAN)

PEDOMAN PEKERJAAN KAP


KAYU OLAHAN :
1. Sebaiknya kayu yang dipergunakan dengan kadar
air 10 – 20 %.
2. Partikel-partikel yang dikandung kayu tidak reaktif
dan tidak merusak beton.
3. Perubahan bentuk kayu akibat temperatur maupun
kelembaban udara setempat sekecil mungkin.
4. Kuat dan ekonomis.
5. Mudah dikerjakan dan mudah dipasang alat
sambung
BAHAN CETAKAN DARI KAYU
BEBERAPA HAL YANG MENGUNTUNGKAN
DARI PENGGUNAAN KAYU ADALAH MUDAH
DIKERJAKAN UNTUK BENTUK YANG RUMIT.

PADA PENGGUNAAN ULANG YANG BESAR,


HENDAKNYA PERMUKAAN KAYU DILAPISI
DENGAN KAYU LAPIS
BAHAN CETAKAN KAYU LAPIS
 UNTUK PEKERJAAN YANG BESAR DAN
PENGGUNAANNYA BERULANG
 DIUSAHAKAN JANGAN BANYAK
PEMAKUAN, SUPAYA MUDAH DIBONGKAR
DAN KEMUNGKINAN KERUSAKAN
SANGAT KECIL
TEBAL DAN JUMLAH KAYU LAPIS

Tebal ( mm ) Jumlah Lapisan

6 3
9 3
12 5
15 5
18 7
21 7
24 9
9
UKURAN KAYU LAPIS
Lebar ( mm ) Panjang ( mm )
450 1800
600 1800
900 1800
500 2000
600 2400
1200 2400
1220 2440
1500 3000
1525 3050
MOMEN INERSIA KAYU LAPIS
Tegak Lurus Serat Sejajar Serat
Tebal Jumlah Momen Modulus Momen Modulus
Panel Lapisan Inersia ( I ) Irisan ( Z ) Inersia ( I ) Irisan ( Z )
( mm ) mm4/mm mm3/mm mm4/mm mm3/mm

6 3 15,81 5,25 2,72 1,50


9 3 58,57 13,00 4,00 1,50
12 5 197,91 18,22 31,33 7,98
15 5 226,31 29,86 65,83 13,07
18 7 263,44 40,55 117,87 18,22
21 7 560,14 52,56 241,14 29,86
24 9 532,44 49,60 279,62 32,08
9 820,65 68,23 333,86 34,84
CARA MEMASANG KAYU LAPIS
Arah pemasangan balok Arah pemasangan balok
Sejajar serat  Lemah Tegal lurus serat  Kuat

Arah serat
Arah serat
BAHAN DOLKEN
 KAYU BULAT BERDIAMETER 5 – 10 CM
 DAPAT DIGUNAKAN BERULANG-ULANG
 PENAMPANG TIDAK MERATA SEPANJANG
BATANG
 SULIT DIPASANG ALAT SAMBUNG
BAHAN BAJA
1. UNTUK PRODUKSI YANG BESAR
2. KEKUATAN SANGAT TINGGI
3. DAPAT DIPEROLEH DALAM BERBAGAI
BENTUK
4. MEMILIKI NILAI SISA
5. BERAT MASSA TINGGI
6. TIDAK TAHAN KARAT
7. MEMERLUKAN PERALATAN PENDUKUNG
BAHAN ALUMINIUM
 BERAT LEBIH RINGAN DIBANDINGKAN
DENGAN BAJA
 PEMELIHARAAN LEBIH RINGAN
 PENGGUNAANNYA SANGAT TERBATAS,
KARENA HARGANYA MAHAL
 KETAHANAN PATAHNYA ANTARA 250 –
400 N/mm2
 KETAHANAN TERHADAP KOROSI HAMPIR
SAMA DENGAN ALUMINIUM MURNI
BAHAN PLASTIK
1. DAKTILITAS DAN TAHAN LAMA, LEBIH
DARI 60 KALI
2. PERMUKAAN BETON HALUS
3. MUDAH DIBONGKAR
4. TAHAN TERHADAP ASAM, ALKALI DAN
KELEMBABAN
MINYAK BEKISTING
(LANJUTAN)

PEDOMAN PEKERJAAN KAP


PERALATAN :
1. PAKU
2. ALAT PENGIKAT CETAKAN
3. STEEL PROP (STEGER PIPA BAJA)
4. SCAFFOLDING (STEGER SISTEM)
5. HORY BEAM
6. BALOK GIRDER
ALAT PENGIKAT CETAKAN
STEEL PROP
Penyangga konstruksi balok dan lantai yang
terdiri dari dua bagian pipa baja, dimana
panjangnya dapat distel.

Kerugiaannya tidak dapat digunakan perancah


yang pendek dan investasi yang tertanam besar
PEP 20 N 260 PEP 20 N 300
To DIN EN 1065 To DIN EN 1065
DIN 4424 DIN 4424
Extend provisional 8/94 Extend provisional 8/94
Length Independent In PERI Independent In PERI Length Independent In PERI Independent In PERI
(m) of system system of system system (m) of system system of system system
1.60 30.0 30.0 30.0 1.60
1.70 30.0 30.0 30.0 1.70
1.80 30.0 30.0 30.0 1.80 30.0 30.0 30.0
1.90 28.8 29.0 30.0 1.90 30.0 30.0 30.0
2.00 26.0 26.8 30.0 2.00 30.0 30.0 30.0
2.10 23.6 24.6 20.0 30.0 2.10 27.2 28.5 30.0
2.20 21.5 23.2 30.0 2.20 24.8 25.6 30.0
2.30 19.7 21.8 29.8 2.30 22.7 24.0 29.2
2.40 18.1 20.4 28.7 2.40 20.8 22.3 20.0 28.3
2.50 16.6 19.1 27.5 2.50 19.2 20.6 27.4
2.60 15.4 17.8 26.3 2.60 17.8 19.5 26.5
2.70 16.5 18.3 25.7
2.80 15.3 17.2 24.9
2.90 14.3 16.2 23.1
3.00 13.3 15.2 21.3
PEP 20 N 350 PEP 20 G 410
To DIN EN 1065 To DIN EN 1065
DIN 4424 DIN 4424
Extend provisional 8/94 Extend provisional 8/94
Length Independent In PERI Independent In PERI Length Independent In PERI Independent In PERI
(m) of system system of system system (m) of system system of system system
2.00 30.0 30.0 30.0 2.00
2.10 30.0 30.0 30.0 2.10
2.20 28.9 30.0 30.0 2.20
2.30 26.5 30.0 30.0 2.30 35.0 35.0 35.0
2.40 24.3 29.6 30.0 2.40 35.0 35.0 35.0
2.50 22.4 28.0 30.0 2.50 35.0 35.0 35.0
2.60 20.7 26.3 30.0 2.60 35.0 35.0 35.0
2.70 19.2 24.7 30.0 2.70 33.7 35.0 35.0
2.80 17.9 23.1 20.0 30.0 2.80 31.4 33.3 35.0
2.90 16.6 21.9 29.2 2.90 29.3 31.5 35.0
3.00 15.6 20.8 28.4 3.00 27.3 29.8 35.0
3.10 14.6 19.6 27.5 3.10 25.6 28.2 35.0
3.20 13.7 18.5 26.7 3.20 24.0 26.5 20.00 35.00
3.30 12.9 17.6 24.7 3.30 22.6 24.9 33.80
3.40 12.1 16.6 22.8 3.40 21.3 23.8 32.8
3.50 11.4 15.6 20.8 3.50 20.1 22.6 31.8
3.60 19.0 21.4 31.0
3.70 18.0 20.2 29.0
3.80 17.0 19.3 27.0
3.90 16.2 18.3 25.0
4.00 15.4 17.3 22.8
4.10 14.6 16.3 20.6
PEP 30 G 300 PEP 30 G 350
To DIN EN 1065 To DIN EN 1065
DIN 4424 DIN 4424
Extend provisional 8/94 Extend provisional 8/94
Length Independent In PERI Independent In PERI Length Independent In PERI Independent In PERI
(m) of system system of system system (m) of system system of system system
1.80 35.0 35.0 1.80
1.90 35.0 35.0 1.90
2.00 35.0 35.0 2.00 35.0 35.0 35.0
2.10 35.0 35.0 2.10 35.0 35.0 35.0
2.20 35.0 35.0 2.20 35.0 35.0 35.0
2.30 34.0 34.8 2.30 35.0 35.0 35.0
2.40 31.3 32.4 30.0 35.0 2.40 35.0 35.0 35.0
2.50 28.8 30.1 2.50 33.6 35.0 35.0
2.60 26.6 28.6 2.60 31.1 34.8 35.0
2.70 24.7 27.1 2.70 28.8 33.7 35.0
2.80 23.0 25.6 2.80 26.8 32.6 30.0 35.0
2.90 21.4 24.2 2.90 25.00 31.10 35.0
3.00 20.0 22.7 3.00 23.30 29.50 35.0
3.10 21.90 28.00 35.0
3.20 20.50 26.40 35.0
3.30 19.3 24.9 35.0
3.40 18.2 23.5 34.5
3.50 17.1 22.0 33.1
SCAFFOLDING
Scaffolding terdiri dari beberapa bagian yang
dirangkai menjadi satu kesatuan dan
ketinggiannya dapat sistel sesuai dengan
konstruksi yang direncanakan, sedangkan
pelaksanaannya ( pemasangannya ) dapat lebih
cepat
(LANJUTAN)

SCAFFOLDING
BAGIAN SCAFFOLDING TERDIRI DARI :
 Main frame
 Cros brace
 Base jack
 Head jack
 Cros head jack
 Joint pin
 Leader frame
SCAFFOLDING
U HEAD JACK DAN
BASE JACK
HORY BEAM
Hory beam adalah perancah horizontal yang
biasanya digunakan untuk mendukung acuan
atau cetakan pelat lantai dimana tumpuan
pembebanannya terletak pada balok.

Pada Pekerjaan dengan Hory


Beam = INGAT 4 M
BALOK GIRDER
Balok girder adalah balok penyangga yang
berbentuk balok I, dimana bentuk profil I ini
dimaksudkan agar balok girder menjadi ringan,
menghemat bahan dan mempertinggi daya dukung.

Jenis balok girder, yaitu :


 Peri Girder GT 24.
 Peri Girder VT 20.

Anda mungkin juga menyukai