2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1413
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
PREHIPERTENSI PADA USIA DEWASA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PELABUHAN SAMBAS
KOTA SIBOLGA TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH :
LISANDY YUNITA NABABAN
NIM. 131000622
OLEH :
LISANDY YUNITA NABABAN
NIM. 131000622
i
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan Oleh:
Komisi Pembimbing Skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Prehipertensi adalah tekanan darah yang berada pada interval 120-139 untuk
tekanan sistolik atau 80-89 mmHg untuk tekanan diastolik. Prehipertensi dianggap
sebagai titik awal dalam keberlanjutan hipertensi atau penyakit kardiovaskular
lainnya. Prehipertensi dan hipertensi merupakan kesatuan penyakit yang
disebabkan oleh berbagai faktor risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian prehipertensi usia
dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun 2017.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan
desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 109 orang berumur 18-40 tahun
yang tidak menderita hipertensi, diambil dengan cara purposive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, timbangan, meteran,
tensimeter, dan observasi langsung. Data univariat dianalisis secara deskriptif, data
bivariat dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan 95% CI, dan data
multivariat dianalisa dengan uji statistik regresi logistik ganda.
Hasil penelitian diperoleh prevalence rate prehipertensi pada usia dewasa
di wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun 2017 adalah
49,5%. Ada hubungan yang bermakna antara umur (p=0,011), riwayat keluarga
yang menderita hipertensi (p=0,0001), obesitas (p=0,0001), dan asupan garam
(p=0,010) dengan kejadian prehipertensi, serta riwayat keluarga (Exp.B = 8,669)
sebagai faktor resiko yang paling dominan terhadap kejadian prehipertensi pada
usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun
2017.
Kepada masyarakat diharapkan untuk menjaga pola makan, meningkatkan
gaya hidup yang sehat, serta menghindari faktor-faktor risiko yang dapat
menyebabkan kejadian prehipertensi/hipertensi. Kepada pihak Puskesmas
diharapkan meningkatkan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga pola hidup
sehat dan menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan prehipertensi/
hipertensi.
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Key words : prehypertension, risk factor, family history, obesity, age, salt intake
iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
kasih karunia dan penyertaanNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
Sibolga Tahun 2017”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
dukungan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dosen Penguji II Skripsi yang telah memberi saran kepada penulis dalam
4. drh. Rasmaliah, M.Kes dan Sri Novita Lubis, SKM, M.Kes selaku Dosen
v
Universitas Sumatera Utara
5. dr. Fazidah A. Siregar, M.Kes, Ph.D selaku Dosen Penguji I Skripsi, terima
6. dr. Taufik Ashar, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis di FKM
USU.
7. Seluruh Dosen FKM USU dan Staf FKM USU yang telah memberikan ilmu,
di FKM USU.
Kota Sibolga yang telah memberikan izin kepada penulis, serta pegawai-
pegawai di bagian Poli Umum yang juga turut membantu dalam proses
pengumpulan data.
9. Orang tua penulis Lambas Nababan (Bapak) dan Tiurma Simatupang (Ibu),
serta saudara, ipar, dan keponakan penulis Lauren, Juan, Shalom, Lanna,
Sunggul, Lionel, Sharon, Hendra, Rona, Nobel, Mula, dan Lastria yang
senantiasa memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materil bagi
10. KTB Theora Athalia & Annunciata Dominik (Franklin, Ratna, Veronika,
Kelompok Kecil Godelava Crestella (Cindy, Ellysabeth, Inrika, Ria, Tri Siska),
rekan sekerja Koordinasi UKM POMK FKM USU 2017 (Rosnani, Mai
Debora, Tri Siska, Christin, Dewi, Maria Gesly, Fransiska, Desi, Bintang,
vi
Universitas Sumatera Utara
Memori, Sari), teman biasa Richilapota (Meilita, Ratna, Mery, Marsela),
Epidemiologi 2013 sebagai saudara dan komunitas iman penulis yang telah
11. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah banyak
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki dan
menyempurnakannya.
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...............................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
ABSTRACT.................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... xv
LAMPIRAN
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
xi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Tabulasi Silang Status Perkawinan dengan Kejadian Prehipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga Tahun
2017 ....................................................................................................... 52
Tabel 4.14 Tabulasi Silang Riwayat Keluarga yang Menderita Hipertensi
dengan Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Pelabuhan Sambas Kota Sibolga Tahun 2017 ....................................... 53
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.3 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dengan
Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan
Sambas Kota Sibolga Tahun 2017 ...................................................... 60
Gambar 5.4 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Pendidikan dengan Kejadian
Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota
Sibolga Tahun 2017 ............................................................................. 62
Gambar 5.5 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dengan Kejadian
Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota
Sibolga Tahun 2017 ............................................................................. 64
Gambar 5.6 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Status Perkawinan dengan
Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan
Sambas Kota Sibolga Tahun 2017 ...................................................... 65
Gambar 5.7 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Riwayat Keluarga Yang
Menderita Hipertensi dengan Kejadian Prehipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga Tahun 2017 ........ 67
Gambar 5.8 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Obesitas dengan Kejadian
Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota
Sibolga Tahun 2017 ............................................................................. 69
Gambar 5.9 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Asupan Garam dengan
Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan
Sambas Kota Sibolga Tahun 2017 ...................................................... 71
Gambar 5.10 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Konsumsi Alkohol dengan
Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan
Sambas Kota Sibolga Tahun 2017 ...................................................... 73
Gambar 5.11 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Kebiasaan Merokok dengan
Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan
Sambas Kota Sibolga Tahun 2017 ...................................................... 75
xii
i
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner.............................................................................................. 85
Lampiran 2. Master Data .......................................................................................... 87
Lampiran 3. Output Hasil Statistik ........................................................................... 92
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................................... 114
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian ............................................................................. 115
Lampiran 6. Surat Pelaksanaan dan Selesai Penelitian ............................................ 116
xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Juni 1995 di Sibolga, Sumatera Utara. Beragama Kristen Protestan, anak ke- enam
dari enam bersaudara dari pasangan Lambas Roha Nababan dan H. Tiurma
xv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
hipertensi, ginjal, dan stroke yang akhir-akhir ini banyak terjadi di masyarakat
tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial
tahun 2012 sebesar 68% penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena
penyakit tidak menular (WHO, 2014). Penyakit tidak menular juga membunuh
penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi
rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang- orang berusia
kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia. Diperkirakan negara yang paling
1
Universitas Sumatera Utara
2
Salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah utama di
Empat dari sepuluh orang dewasa di dunia memiliki tekanan darah yang
tinggi dan sering sekali tidak disadari. Di Indonesia, satu dari tiga orang dewasa
hipertensi pada orang dewasa berumur ≥ 18 tahun adalah sebesar 22% (WHO,
2014).
pada tahun 2014 menyatakan bahwa persentasi populasi berusia >25 tahun keatas
yang sudah menderita hipertensi pada tahun 2008 lebih tinggi di negara-negara
tertinggi seperti Estonia 39,2%, Latvia 37,1%, Bulgaria 36,4 dan yang terendah
seperti Ukraina 34,6%, Maldova 34,3%, Georgia 32,4%, dan yang terendah Bolivia
didapatkan bahwa yang menderita hipertensi 30,9% (399 orang) dan prehipertensi
30,1% (391 orang). Prevalensi prehipertensi terbanyak (33%) terjadi pada usia
20-29 tahun dan menurun menjadi 16,7% pada ≥ 60 tahun sedangkan prevalensi
Yogyakarta, Riau, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tengah Tenggara
Barat, merupakan provinsi yang mempunyai prevalensi hipertensi lebih tinggi dari
angka nasional.
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun
Kab. Kebumen, Jawa Tengah tahun 2006 dari 102 orang responden berusia >20
2006).
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dari 111 dewasa muda (18-25 tahun), terdapat
ini juga di dapat perempuan lebih banyak menderita prehipertensi yaitu 36%,
sedangkan laki-laki lebih banyak menderita hipertensi yaitu sebesar 25% (Widjaja
dkk, 2013).
Sumatera Utara yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun adalah
Berdasarkan penelitian Puspitasari tahun 2015 pada 115 orang berusia 18-
40 tahun di Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Deli Serdang, proporsi
hipertensi yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan di Kota Sibolga sebesar 6,8%.
Angka ini berada di atas angka prevalensi hipertensi Sumatera Utara berdasarkan
diagnosis yaitu 5,8%. Sedangkan pada hasil Riskesdas Sumatera Utara pada 2013,
angka 25,1%. Angka ini ini berada di atas angka prevalensi hipertensi Sumatera
Sambas Kota Sibolga, penyakit hipertensi berada pada urutan kedua dari sepuluh
penyakit terbesar pada tahun 2016, dengan jumlah penderita sebanyak 374 orang
hipertensi.
prehipertensi pada usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota
prehipertensi pada usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota
prehipertensi pada usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota
prehipertensi.
1. Sebagai informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Sibolga dalam
2.1 Pengertian
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding arteri ketika darah
tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah merupakan gaya yang
diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini bervariasi sesuai
2013). Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), dan angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg,
Tekanan darah sistolik (TDS) yaitu tekanan di arteri saat jantung berdenyut
atau berkontraksi memompa darah melalui pembuluh darah untuk dapat beredar
keseluruh tubuh. Tekanan darah diastolik (TDD) yaitu tekanan di arteri saat jantung
berelaksasi di antara dua denyutan (kontraksi) (Palmer, 2007). Tekanan darah pada
umumnya berkisar pada rata-rata nilai normal sekitar 120 mmHg untuk tekanan
Tekanan darah paling tinggi berada di dalam arteri terbesar dan tekanan
darah paling kecil ada di dalam pembuluh darah. Tekanan darah sangat bervariasi
tergantung pada keadaan. Tekanan darah akan meningkat saat aktivitas fisik,
emosi, dan stres (Gray, 2003). Hal ini berubah-ubah sepanjang hari dan setelah
situasi tersebut berlalu, tekanan darah akan kembali menjadi normal (Hull, 1993).
Tekanan darah akan menurun bila tubuh sedang dalam kondisi istirahat atau tidur.
mempertahankan fungsi organ-organ vital seperti jantung, otak dan ginjal, dan
hipertensi sistolik merupakan bentuk yang paling umum dari hipertensi. Tekanan
2.1.2. Prehipertensi
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), tekanan darah yang
berada pada interval 120-139 untuk tekanan sistolik atau 80-89 mmHg untuk
darah mereka, tetapi sangat disarankan untuk mengubah gaya hidup untuk
Joseph, 2006).
seperti hipertensi, seperti obesitas, diabetes mellitus dan dislipidemia. Studi dari
seluruh penjuru dunia telah menunjukkan bahwa, bertambahnya usia, indeks massa
tubuh, dan diabetes adalah faktor risiko independen terjadinya hipertensi maupun
Tekanan darah pada orang dewasa populasi Amerika Serikat, jumlah orang
jumlah orang dengan prehipertensi yaitu sebesar 37% sedangkan orang dengan
hipertensi yaitu sebesar 29% dari populasi orang dewasa (Kaplan dan Joseph,
2006).
hipertensi dibandingkan dengan orang dengan tensi normal. Hal ini juga berkaitan
dengan obesitas, usia semakin lanjut, dan kebiasaan merokok. Prehipertensi dan
tetapi sering diabaikan oleh dewasa muda di daerah pedesaan (Widjaja dkk,
2013).
2.1.3. Hipertensi
risiko terhadap penyakit jantung, stroke, gagal ginjal kronik, kematian premature,
pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti, 2011).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistoliknya sama dengan atau lebih
dari 140 mmHg, atau tekanan darah diastoliknya sama dengan atau lebih dari 90
seperempat dari seluruh populasi orang dewasa, menyandang hipertensi. Jumlah ini
cenderung meningkat. Di Inggris (UK) 34% pria dan 30% wanita menyandang
hipertensi atau sedang mendapat pengobatan hipertensi. Pada populasi usia lanjut,
angka penyandang hipertensi lebih banyak lagi, dialami oleh lebih dari separuh
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya.
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga tidak dapat
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena atherosklerosis.
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah
2007).
pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat membawa si
ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh
darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hipertensi ini merupakan penyebab
umum terjadinya stroke dan serangan jantung (heart attack). Penyakit darah tinggi
merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah dan jantung yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi yang di bawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di
Etiologi hipertensi tidak diketahui pada lebih dari 95% kasus kenaikan
tekanan darah dan berbagai kelainan, terutama penyakit jantung koroner, stroke,
gagal jantung, dan kerusakan fungsi ginjal (Laporan Komisi Pakar WHO, 2001).
primer atau esensial adalah jenis yang paling umum dari Hipertensi. Jenis
hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas
dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik
memegang peranan penting pada patogenesis hipertensi primer (Depkes Dir Bina
Farmasi, 2006).
obat-obatan tertentu. Jenis ini biasanya sembuh setelah penyebabnya diobati atau
sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah gagal ginjal. Pada sekitar
dewasa (umur ≥ 18 tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau
lebih pada dua atau lebih kunjungan yaitu terbagi menjadi kelompok normal,
tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah
dengan kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah
harus diturunkan segera (dalam hitungan menit – jam) untuk mencegah kerusakan
organ target lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut: encephalopathy,
pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting
darah tanpa disertai kerusakan organ target yang progresif. Tekanan darah
diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1
dalam waktu beberapa jam s/d beberapa hari (Depkes Dir Bina Farmasi, 2006).
Sebagian besar penderita hipertensi tidak memiliki gejala sama sekali. Ada
sekali.
Gejala yang dapat timbul adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan. Jika hipertensinya berat atau menahun dan
tidak diobati, bisa timbul gejala berikut yaitu sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah,sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat
yang serius dimana dibutuhkan perubahan gaya hidup. Hipertensi dapat membunuh
secara diam- diam (silent killer) dan sangat penting bagi semua orang untuk
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan
tahun berupa:
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
jantung, pembuluh darah, otak, ginjal dan mata. Adapun komplikasi yang mungkin
timbul tergantung pada berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah dialami,
(Kemenkes RI, 2012). Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit
koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila
komplikasi lain seperti diabetes, kolesterol yang tinggi, kelebihan berat badan atau
a. Gagal Jantung
terus- menerus meningkat. Semakin tinggi tekanan dalam pembuluh darah semakin
sulit untuk jantung memompa darah ke dalam pembuluh darah. Jika dibiarkan tidak
jantung yang pada akhirnya menjadi penyakit gagal jantung (WHO, 2013). Sekitar
7 dari 10 orang yang mengalami gagal jantung memiliki hipertensi (CDC, 2016).
oleh lemak dan kolesterol selama jangka waktu yang panjang. Lemak jenuh
ditemukan dalam makanan digoreng dan junk masuk dan berkumpul pada dinding
pembuluh darah, akhirnya menutup jalan bagi aliran darah. Riwayat keluarga, usia,
darah. Orang-orang di atas usia 45 atau yang memiliki anggota keluarga dengan
jantung seperti penyakit pembuluh darah atau beresiko lebih besar tertular penyakit
tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas dan gaya hidup dapat
b. Diabetes Mellitus
yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan ataupun
resistensi insulin. Salah satu faktor risiko penyakit DM terutama DM tipe 2 adalah
Diabetes Mellitus ternyata 2-3 kali lebih sering terjadi pada populasi hipertensi
ketimbang pada populasi yang tidak mengidap hipertensi (Laporan Komisi Pakar
WHO, 2001).
menderita hipertensi juga. Jika hipertensi yang tidak dikelola dengan baik akan
apabila tekanan darah dapat dikontrol maka akan memproteksi terhadap komplikasi
mikro dan makro vaskuler yang disertai pengelolaan hiperglikemia yang terkontrol.
c. Gangguan Ginjal
menyebabkan pembuluh darah di ginjal semakin menyempit dan melemah. Hal ini
dapat mengganggu kerja ginjal secara normal sebagai penyaring berbagai zat yang
diperlukan tubuh atau zat yang harus dibuang. Hipertensi membuat ginjal harus
bekerja lebih keras. Akibatnya, sel-sel pada ginjal akan lebih cepat rusak.
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit
fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksi
dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar melalui
urine sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema
(Corwin, 2009).
d. Stroke
bahwa penderita dengan tekanan diastolik di atas 95 mmHg mempunyai risiko dua
kali lebih besar untuk terjadinya infark otak dibandingkan dengan tekanan diastolik
kurang dari 80 mmHg, sedangkan kenaikan sistolik lebih dari 180 mmHg
mempunyai risiko tiga kali terserang stroke iskemik dibandingkan mereka yang
Semakin tinggi tekanan dalam pembuluh darah maka semakin sulit jantung
menyembur keluar ke otak. Hal ini dapat menyebabkan stroke. Hipertensi bisa juga
2.5.1. Orang
paling tinggi terdapat pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 63,5% dan pada
kelompok umur diatas 75 tahun yaitu 67,3%. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi
yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat hipertensi sendiri
daripada laki-laki (22,8%). Menurut data karakteristik kelompok umur 15-24 tahun
adalah 8,7%, usia 25-34 tahun 14,7%, usia 35-44 tahun 24,8%, usia
45-54 tahun 35,6%, usia 55-64 tahun 45,9%, usia 65-74 tahun 57,6%, dan yang
tertinggi adalah usia lebih dari 75 tahun adalah 63,8%. (Kemenkes RI, 2013).
2.5.2. Tempat
Pada tahun 2008 di seluruh dunia kurang lebih 40% dari orang dewasa
(35,0%), yang terendah Papua Barat (17,6%). Berdasarkan diagnosis oleh tenaga
kesehatan dan/atau minum obat, prevalensi secara nasional hanya 7,7%, tertinggi
tenaga kesehatan terhadap hipertensi adalah 24,2%, dan dua provinsi dengan
cakupan tenaga kesehatan yang cukup tinggi adalah Sulawesi Utara (37,4%) dan
(49,5%), Hulu Sungai Selatan (48,2%), Rokan Hilir (47,7%), Kuantan Senggigi
(46,3%), Bener Meriah (46,1%), Tapin (46,1%), dan Kota Salatiga (45,2%).
2.5.3. Waktu
Pada tahun 2008, di seluruh dunia, sekitar 40% orang dewasa berusia 25
tahun keatas telah didiagnosa mengalami hipertensi. Jumlah orang yang mengalami
hipertensi meningkat dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 milyar pada tahun
di USA pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan tahun 1999-2002 (30,0%),
penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%.
Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 25,8%.
Penurunan ini bisa terjadi karena berbagai macam faktor, seperti alat pengukur tensi
yang berbeda dan masyarakat yang sudah mulai sadar akan bahaya penyakit
a. Umur
meningkatnya penyakit hipertensi akan lebih tinggi juga seiring bertambahnya usia
(CDC, 2016).
Tekanan darah tinggi dapat menyerang siapa saja. Orang berusia muda
sedangkan orang lanjut usia cenderung memiliki tekanan sistolik tinggi (Palmer,
2007).
lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibat adalah
meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan (Sugiharto, 2007).
dengan bertambahnya usia (Riskesdas 2013). Individu yang berada pada rentang
umur 40-70 tahun, berisiko 2 kali terkena penyakit kardiovaskular untuk setiap
peningkatan tekanan darah sistolik 20 mmHg atau 10 mmHg diastolik pada ambang
b. Jenis Kelamin
yang menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita, dengan rasio sekitar 2,29
untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup yang
meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih
tinggi dibandingkan dengan pria yang diakibatkan oleh faktor hormonal. (Depkes
Pada usia dini tidak dapat bukti nyata tentang adanya perbedaan tekanan
darah laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, laki-laki
cenderung menunjukan arah rata-rata yang lebih tinggi. Perbedaan ini lebih jelas
terlihat pada orang dewasa muda dan orang setengah baya. Pada usia tua, perbedaan
itu menyempit dan polanya bahkan dapat berbalik. Perubahan pada masa tua antara
lain dapat dijelaskan dengan tingkat kematian awal yang lebih tinggi pada pria
relatif tekanan darah pada masa tua seorang wanita (Laporan Komisi Pakar WHO,
2001)
c. Riwayat Keluarga
Faktor genetik juga berperan dalam terjadinya hipertensi. Oleh karena itu,
orang yang memiliki riwayat keluarga mengalami hipertensi, memiliki risiko yang
dibanding dengan anak adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang diturunkan
dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti makanan atau status sosial), berperan
sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang
menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya (Depkes Dir
d. Obesitas
hipertensi jika memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Istilah “berat badan
berlebih” dan "obesitas" merujuk pada berat badan yang lebih besar dari apa yang
hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas berat
badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat. Penyelidikan epidemiologi juga
membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi.
Dibuktikan juga bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan timbulnya
kelebihan berat badan berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan risiko mendapat
hipertensi. Pada populasi Barat, jumlah kasus hipertensi yang disebabkan oleh
kelebihan berat badan diperkirakan 30-65%. Dan dari data pengamatan regresi
multivariat tekanan darah menunjukkan kenaikan TDS 2-3 mmHg dan TDD 1-3
e. Asupan Garam
dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme
hipertensi dan orang-orang dengan tekanan darah normal, di semua kelompok usia,
dan di semua kelompok etnis, meskipun ada variasi di besarnya penurunan. (WHO,
2013).
Diet tinggi garam dapat mengecilkan diameter dari arteri. Jantung harus
memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui
ruang sempit. Akibatnya adalah hipertensi. Hal ini sebaliknya juga terjadi, ketika
asupan natrium berkurang maka begitu pula volume darah dan tekanan darah pada
yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,3 gram sodium
atau 6 gram garam) perhari. Untuk sebagai gambaran, 2.300 mg natrium setara
dengan 1 sendok teh garam dapur. (Irawati, 2013). Dalam kenyataannya, konsumsi
berlebih karena budaya masak memasak masyarakat kita yang umumnya boros
Kaldu bubuk atau kaldu blok: 5 gram atau 1 blok kaldu mengandung 1200
mg natrium
2007).
f. Konsumsi Alkohol
alkohol terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan darah yang lebih
tinggi dari pada individu yang tidak minum atau minum sedikit alkohol (Hull,
1993). Hipertensi akan meninggi jika meminum alkohol lebih dari tiga kali dalam
Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah
merah serta kekentalan darah merah berperan dalam menaikkan tekanan darah
(Nurkhalida, 2003).
tekanan darah tinggi. Meminum minuman keras sedikitnya dua kali perhari, TDS
naik kira-kira 1,0 mmHg dan TDD kira-kira 0,5 mmHg per satu kali minum.
berturut-turut 6,6 mmHg dan 4,7 mmHg dibandingkan dengan peminum sekali
seminggu. Berapa pun jumlah total yang diminum setiap minggunya (Laporan
g. Kebiasaan Merokok
Rokok merupakan campuran beracun yang terdiri dari 7000 bahan kimia.
Kebanyakan dari bahan kimia tersebut merupakan racun. Ketika bahan-bahan kimia
ini masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi kerusakan. Seiring berjalannya waktu,
Menurut data WHO tahun 2011, pada tahun 2007 Indonesia menempati
yang dapat merusak lapisan dalam dinding arteri, sehingga arteri lebih rentan terjadi
penumpukan plak (arterosklerosis). Hal ini terutama disebabkan oleh nikotin yang
dapat merangsang saraf simpatis sehingga memacu kerja jantung lebih keras dan
penyakit kardiovaskuler. Stroke dan penyakit jantung koroner 2-3 kali lebih sering
menimpa pasien hipertensi yang perokok daripada bukan perokok dengan tekanan
2.7.1. Non-Farmakologis
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan
dislipidemia.
2. Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak
pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan
kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam ini juga
hari
3. Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/
Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus,
sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda atau
pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alkohol semakin hari
terutama di kota besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria
atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan
5. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
Para ilmuwan didukung oleh National Heart, Lung, dan Darah Institute
(NHLBI) melakukan studi dan menemukan bahwa tekanan darah dapat berkurang
dengan diet yang rendah lemak jenuh, garam, kolesterol, dan meningkatkan
konsumsi buah-buahan, sayuran, dan produk susu yang bebas atau rendah lemak.
Diet ini dikenal dengan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Pada
dasarnya DASH sama dengan makan sehat lainnya, hanya saja DASH ditandai
lemak, serta kaya kalium, magnesium, dan kalsium, serta protein dan serat.
(NHLBI, 2015).
Range Penurunan
Modifikasi Rekomendasi
Tekanan Darah
Penurunan berat Pelihara berat badan normal (BMI 5-20 mmHg/10-kg
badan (BB) 18,5-24.9) penurunan BB
Adopsi pola makan Diet kaya dengan buah, sayur, dan 8-14 mmHg
DASH produk susu rendah lemak
2.7.2. Farmakologis
angka kesakitan dan kematian akibat penyakit hipertensi dengan cara seminimal
hipertensi dimulai dengan obat tunggal masa kerja yang panjang sekali sehari dan
dosis dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat ditambahkan selama beberapa bulan
bergantung pada keparahan penyakit dan respon penderita terhadap obat anti
hipertensi.
hipertensi.
seumur hidup.
dari berbagai golongan, antara lain (Depkes Dir Pengendalian PTM, 2006 ;
Ruyhanudin, 2007) :
hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan
darah.
sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan
tekanan darah.
dan verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, sakit
6. Vasodilator ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah
prazosin dan hidralazin. Efek samping yang sering terjadi pada pemberian obat
menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Status perkawinan
6. Riwayat keluarga yang Prehipertensi
menderita Hipertensi
7. Obesitas
8. Asupan garam
9. Konsumsi alkohol
10. Kebiasaan merokok
tersebut berdasarkan data Puskesmas, yaitu penyakit nomor dua dari sepuluh
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua masyarakat usia 18-40 tahun
Sibolga.
35
Universitas Sumatera Utara
36
3.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian masyarakat usia 18-40 tahun
Sibolga.
1) Besar Sampel
Keterangan :
Po = proporsi yang diteliti (dari pustaka yang ada, atau dari penelitian
eksklusi.
d. Sedang hamil
yang berobat ke poli dewasa Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga yang
dengan menggunakan tensimeter, serta mengukur langsung berat badan dan tinggi
badan responden.
Data sekunder diperoleh dari Profil Kesehatan Kota Sibolga tahun 2015
frekuensi setiap variabel yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
bebas yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status
konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok serta mengetahui faktor resiko yang
3.6.1. Prehipertensi
diatas normal yang ditunjukkan oleh angka sistol 120-139 mmHg pada pemeriksaan
3.6.2. Umur
dewasa awal menurut Hurlock (1999) yaitu 18-40 tahun, dan dikategorikan menjadi
dua yaitu 18-25 tahun (remaja akhir) dan 26-40 tahun (dewasa awal).
3.6.4. Pendidikan
Jenjang pendidikan formal terakhir yang telah dicapai oleh responden pada
3.6.5. Pekerjaan
3.6.8. Obesitas
jaringan tubuh, yang diketahui dari pengukuran tinggi badan dan berat badan. Nilai
dari hasil penghitungan berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat dari tinggi
Rata-rata jumlah natrium yang dikonsumsi dari makanan dalam satu hari.
Jumlah asupan natrium responden akan dicatat dengan formulir food recall dengan
setiap hari.
1. ≥ 6 bulan : skor 2
2. < 6 bulan : skor 1
Dikatakan peminum berat jika skor 4, peminum sedang jika skor 3, dan
1. ≥ 6 bulan : skor 2
2. < 6 bulan : skor 1
Dikatakan perokok berat jika skor 4, perokok sedang jika skor 3, dan
1. Meminum alkohol
Konsumsi Wawancara terstruktur
2. Tidak meminum Ordinal
Alkohol (Kuesioner)
alkohol
1. Peminum Berat
Tingkat Wawancara terstruktur
2. Peminum Sedang Ordinal
Peminum (Kuesioner)
3. Peminum Ringan
Kebiasaan Wawancara terstruktur 1. Merokok
Ordinal
Merokok (Kuesioner) 2. Tidak merokok
1. Perokok Berat
Tingkat Wawancara terstruktur
2. Perokok Sedang Ordinal
Perokok (Kuesioner)
3. Perokok Ringan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.2.1. Geografis
dengan jumlah 4 kelurahan, dengan luas wilayah 554,9 Ha, dan terletak 1 – 13
4.2.2. Demografis
Sibolga sebanyak 20.453 jiwa yang terdiri dari 10.063 jiwa laki – laki dan 10.390
43
Universitas Sumatera Utara
44
setiap variabel penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka variabel yang
wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun 2017 diperoleh
prehipertensi pada usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota
Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun 2017 dapat dilihat seperti pada tabel 4.3
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa proporsi umur lebih banyak
ditemukan pada kelompok umur 26-40 tahun yaitu 86 orang (78,9%) sedangkan
10 orang (9,2%) sedangkan yang paling sedikit adalah Tidak Tamat SD yaitu 9
orang (8,3%).
sebanyak 7 orang (6,4%), Tidak Bekerja sebanyak 6 orang (5,5%), dan paling
5 orang (4,6%)
yaitu 96 orang (88,1%) sedangkan yang belum menikah yaitu 13 orang (11,9%).
kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun 2017 dapat dilihat pada
tabel 4.4
keluarga yang menderita hipertensi lebih banyak ditemukan pada penduduk yang
tidak ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi yaitu 56 orang (51,4%)
4.2.6. Obesitas
Sambas Kota Sibolga tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 4.5
obesitas lebih banyak ditemukan pada penduduk yang tidak obesitas yaitu 66 orang
Sambas Kota Sibolga tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 4.6
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa proporsi asupan garam
lebih banyak ditemukan pada penduduk yang asupan garamnya cukup yaitu 57
orang (52,3%) sedangkan pada penduduk yang asupan garamnya tinggi yaitu 52
orang (47,7%).
Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 4.7
alkohol paling banyak ditemukan pada penduduk yang tidak meminum alkohol
yaitu 97 orang (89%) sedangkan yang meminum alkohol sebanyak 12 orang (11%).
peminum berat yaitu 5 orang (41,7%), kemudian peminum sedang yaitu 5 orang
(41,7%) sedangkan yang paling sedikit adalah perminum ringan yaitu 2 orang
(16,7%).
Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 4.8
merokok paling banyak ditemukan pada penduduk yang tidak merokok yaitu 77
perokok sedang yaitu 16 oran (50%), kemudian perokok ringan yaitu 14 orang
(43,8%) sedangkan yang paling sedikit adalah perokok berat yaitu 2 orang (6,2%).
Hasil statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara umur dengan
f % f % f %
26-40 48 55,8 38 44,2 86 100 2,140
0,011
18-25 6 26,1 17 73,9 23 100 (1,049-4,366)
* RP = Ratio Prevalence
penduduk umur 26-40 tahun yaitu 48 orang (55,8%) sedangkan pada umur 18-25
tahun yaitu 6 orang (26,1%). Hasil uji chi-square, diperoleh nilai p < 0,05 artinya
Ratio prevalence prehipertensi pada penduduk umur 26-40 dan umur 18-
f % f % f %
Laki-laki 16 53,3 14 46,7 30 100 1,109
0,626
Perempuan 38 48,1 41 51,9 79 100 (0,739-1,663)
* RP = Ratio Prevalence
(48,1%). Hasil uji chi-square diperoleh p>0,05 artinya tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian prehipertensi di wilayah kerja
pendidikan lanjut yaitu 29 orang (46%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p>0,05
artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian
2017.
penduduk yang bekerja yaitu 36 orang (50%) sedangkan tidak bekerja yaitu 18
orang (48,6%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p>0,05 artinya tidak terdapat
Universitas Sumatera Utara
52
penduduk yang sudah kawin yaitu 50 orang (52,1%) sedangkan belum kawin yaitu
4 orang (30,8%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p> 0,05 artinya tidak terdapat
Kejadian Prehipertensi
Hasil analisis secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara
f % f % f %
Ada 38 71,7 15 28,3 53 100 2,509
0,0001
Tidak ada 16 28,6 40 71,4 56 100 (1,604-3,925)
* RP = Ratio Prevalens
hipertensi yaitu 16 orang (28,6%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p< 0,05
artinya terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga yang menderita
memiliki riwayat hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi adalah 2,509
penduduk obesitas yaitu 32 orang (74,4%) sedangkan tidak obesitas yaitu 22 orang
(33,3%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p< 0,05 artinya terdapat hubungan
tidak obesitas adalah 2,233 (95% CI=1,521-3,275). Hal ini menunjukkan bahwa
Hasil statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara asupan garam
f % f % f %
Tinggi 32 62,7 19 37,3 51 100 1,654
0,010
Cukup 22 37,9 36 62,1 58 100 (1,119-2,446)
* RP = Ratio Prevalence
penduduk dengan asupan garam tinggi yaitu 32 orang (62,7%) sedangkan asupan
garam cukup yaitu 22 orang (37,9%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p< 0,05
artinya terdapat hubungan yang bermakna antara asupan garam dengan kejadian
2017.
* RP = Ratio Prevalence
mengonsumsi alkohol yaitu 48 orang (49,5,0%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai
p> 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi
f % f % f %
100
Merokok 19 59,4 13 40,6 32 1,306
Tidak 35 45,5 42 54,5 77 100 0,186
(0,896-1,904)
Merokok
* RP = Ratio Prevalence
penduduk yang merokok yaitu 19 orang (59,4%) sedangkan tidak merokok yaitu
35 orang (45,5%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p> 0,05 artinya tidak terdapat
Berdasarkan hasil uji bivariat variabel-variabel yang nilai p value nya <
0,25 akan dilanjutkan ke analisis multivariat yaitu umur, status perkawinan, riwayat
Exp.B sebesar 8,669 (95% CI = 3,182-23,613) merupakan faktor resiko yang paling
Exp.B sebesar 7,528 (95% CI = 2,687-21,095), dan kemudian variabel umur dengan
perkawinan, asupan garam, dan kebiasaan merokok bukan merupakan faktor resiko
Pada tabel 4.20 juga terlihat bahwa variabel riwayat keluarga, obesitas, dan
prehipertensi pada usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota
Sibolga tahun 2017 adalah sebesar 49,50%, hal ini terjadi oleh karena banyak faktor
seperti umur (55,8%), riwayat keluarga (71,7%), obesitas (74,5%), dan asupan
garam (62,7%).
58
Universitas Sumatera Utara
59
Gambar 5.2 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Umur dengan Kejadian
Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas
Kota Sibolga Tahun 2017
penduduk umur 26-40 tahun yaitu 55,8% sedangkan umur 18-25 tahun yaitu 26,1%.
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,011 (p <0,05) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian
2017. Ratio prevalence prehipertensi penduduk umur 26-40 tahun dan 18-25 tahun
Hasil uji multivariat diperoleh nilai Exp.B sebesar 5,487 (95% CI = 1,558-
Telaga Murni, Cikarang Barat tahun 2012 dengan desain cross sectional didapatkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian hipertensi,
dan pengapuran kalsium sehingga terjadi kekakuan pembuluh darah yang dapat
dalam tubuh yang semakin meningkat dengan bertambahnya umur dan keberadaan
Gambar 5.3 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dengan
Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan
Sambas Kota Sibolga Tahun 2017
penduduk laki-laki yaitu 53,3% sedangkan perempuan yaitu 48,1%. Hasil uji Chi
Square diperoleh nilai p = 0,626 (p >0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada
wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun 2017. Ratio
1,663).
Hal ini sejalan dengan penelitian Arifin dkk pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Petang I Kabupaten Badung tahun 2016 dengan studi analitik dengan
=0,902; RP = 0,980) yang artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian hipertensi.
menyatakan bahwa pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat
setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan
aterosklerosis.
pendidikan lanjut yaitu 46%. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,391 (p
>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
Sambas Kota Sibolga tahun 2017. Ratio prevalence prehipertensi pendidikan dasar-
Hal ini sejalan dengan penelitian Yulia di wilayah kerja Puskesmas Sering
hipertensi.
hal menerima informasi dapat lebih mudah diterima dan diadopsi pada orang yang
mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dari pada pendidikan rendah. Riskesdas
pengaruhnya terhadap pola hidup sehat dan kebiasaan yang sering menjadi faktor
menerima informasi dan mengolahnya sebelum menjadi perilaku yang baik atau
Walaupun demikian, jika dilihat dari gambar 5.4 bahwa distribusi tingkat
Gambar 5.5 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dengan Kejadian
Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas
Kota Sibolga Tahun 2017
penduduk yang tidak bekerja yaitu 50% sedangkan yang bekerja yaitu 48,6%.
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,894 (p >0,05) yang menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kejadian
2017. Ratio prevalence prehipertensi yang tidak bekerja dan yang bekerja yaitu
p=0,347 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan
nilai 1 maka pekerjaan bukan sebagai faktor risiko untuk kejadian hipertensi.
berpengaruh kepada aktifitas fisik seseorang, faktor stress dan kelelahan kerja, juga
pekerjaan dengan kejadian prehipertensi relatif sama sehingga tidak ada perbedaan
yang bermakna. Jika dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan 66,1%
responden adalah tidak bekerja dan mayoritas adalah ibu rumah tangga. Hal ini ada
kaitannya dengan kurangnya pengaturan aktifitas fisik dan pola hidup yang kurang
sehat.
Gambar 5.6 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Status Perkawinan dengan
Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan
Sambas Kota Sibolga Tahun 2017
penduduk yang sudah kawin yaitu 52,1% sedangkan yang belum kawin yaitu
30,8%. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,149 (p >0,05) yang menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan
tahun 2017. Ratio prevalence prehipertensi yang tidak bekerja dan yang bekerja
Kecamatan Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang tahun 2015 dengan desain cross
sectional tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status pernikahan dengan
kejadian prehipertensi pada usia 18-40 tahun (p>0,05) dengan RP=0,694 (95%
CI=0,502-0,961).
seseorang akan semakin stabil setelah menikah dan menurun kembali ketika
masalah secara bersama diduga dapat menurunkan tekanan psikis (stress) pada
beberapa orang.
Walaupun demikian, jika dilihat dari gambar 5.6 dapat dilihat bahwa
prehipertensi tetap tinggi pada penduduk yang sudah kawin (52,1%). Hal ini diduga
bahwa status perkawinan bukan faktor utama yang memicu terjadinya prehipertensi
tetapi faktor gaya hidup lainnya, seperti obsesitas dan asupan garam.
Prehipertensi
Gambar 5.7 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Riwayat Keluarga Yang
Menderita Hipertensi dengan Kejadian Prehipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga
Tahun 2017
penduduk dengan ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi yaitu 71,7%
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,000 (p <0,05) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga yang menderita
Sambas Kota Sibolga tahun 2017. Ratio prevalence prehipertensi ada riwayat
keluarga yang menderita hipertensi dan yang tidak ada riwayat yaitu 2,509 (95%
CI=1,604-3,925).
Hasil uji multivariat diperoleh nilai Exp.B sebesar 8,669 (95% CI = 3,182-
23,613) yang artinya riwayat keluarga merupakan faktor resiko bahkan faktor
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anggraini dkk pada
pendekatan case control study menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
pada riwayat keluarga hipertensi sekitar 8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
control terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dengan kejadian
hipertensi (p=0,0001).
terjadinya hipertensi esensial dan juga sesuai dengan literatur yang menyatakan
keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
dibanding dengan anak adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang diturunkan,
dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti makanan dan status sosial), berperan
besar dalam menentukan tekanan darah (Laporan Komisi Pakar WHO, 2001).
Gambar 5.8 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Obesitas dengan Kejadian
Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas
Kota Sibolga Tahun 2017
penduduk yang obesitas yaitu 74,4% sedangkan yang tidak obesitas yaitu 33,3%.
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,0001 (p <0,05) yang menunjukkan bahwa
wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga tahun 2017. Ratio
prevalence prehipertensi yang obesitas dan yang tidak obesitas yaitu 2,233 (95%
CI=1,521-3,276).
Hasil uji multivariat diperoleh nilai Exp.B sebesar 7,528 (95% CI = 2,687-
2017.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ismayadi pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012 dengan rancangan case control
obesitas dengan kejadian hipertensi dan dengan nilai OR 3,37 (95% CI = 1,202-
9,438) berarti penduduk yang menderita hipertensi memiliki faktor resiko obesitas
sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk
memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang
lebih besar pada dinding arteri. Bila berat badan meningkat diatas berat badan ideal
lemak dan meningkatkan beban kerja jantung. Dari data pengamatan, regresi
3 mmHg dan TDD 1-3 mmHg (Laporan Komisi Pakar WHO, 2011).
Gambar 5.9 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Asupan Garam dengan
Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan
Sambas Kota Sibolga Tahun 2017
penduduk yang asupan garamnya tinggi yaitu 62,7% sedangkan yang asupan garam
cukup yaitu 37,9%. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,010 (p <0,05) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan garam dengan
tahun 2017. Ratio prevalence prehipertensi yang asupan garamnya tinggi dan yang
sectional diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05) dan nilai RP sebesar 2,411 (CI= 1,574-
3,693) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan
distribusi proporsi penderita yang asupan garamnya tinggi yaitu 61,5% dan yang
darahnya rata-rata rendah, sedangkan pada masyarakat asupan garam sekitar 7-8
gram tekanan darah rata-rata lebih tinggi. Garam menyebabkan penumpukan cairan
dalam tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak
lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari (Depkes,
2006).
menurunkan takanan darah sistolik 4 mmHg dan diastolik 2 mmHg pada penderita
Gambar 5.10 Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Konsumsi Alkohol dengan
Kejadian Prehipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Pelabuhan Sambas Kota Sibolga Tahun 2017
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,973 (p >0,05) yang menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi alkohol dengan
tahun 2017. Ratio prevalence prehipertensi yang mengonsumsi alkohol dan yang
diperoleh nilai (p=0,502; OR=1,579) yang artinya tidak ada hubungan antara
konsumsi alkohol dengan terjadinya hipertensi dan konsumsi alkohol bukan faktor
Namun, diduga peningkatan kadar kortisol, dan peningkatan volume sel darah
merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikan tekanan darah. Beberapa
studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol,
dan diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak
apabila mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya
ini yang 79% adalah perempuan, karena berdasarkan hasil survei, rata- rata
dibandingkan dengan laki-laki. Dua belas orang penduduk yang meminum alkohol,
hanya 1 orang perempuan. Hal ini erat hubungannya dengan pengaruh jenis kelamin
prehipertensi penduduk yang merokok yaitu 59,4% sedangkan yang tidak tidak
merokok yaitu 45,5%. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,186 (p >0,05) yang
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok
Sibolga tahun 2017. Ratio prevalence prehipertensi yang merokok dan yang tidak
Hal ini sesuai dengan penelitian Siringoringo pada lansia di Desa Sigaol
penelitian yang sama, menunjukkan bahwa terdapat tidak ada hubungan yang
dengan nilai RP=1,042 (p=0,732) artinya kebiasaan merokok bukan sebagai faktor
literatur, zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap
melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok
risiko kerusakan pada pernbuluh darah arteri. Merokok sebatang setiap hari akan
meningkatkan tekanan sistolik 10-25 mmHg dan menambah detak jantung 5-20 kali
per menit dan lama kelamaan akan mengakibatakan hipertensi (Depkes, 2006).
dipengaruhi oleh sampel pada penelitian ini yang 79% adalah perempuan, karena
merokok dibandingkan dengan laki-laki. Tiga puluh dua orang penduduk yang
merokok, hanya 9 orang perempuan. Hal ini erat hubungannya dengan pengaruh
menganggap bahwa rokok dapat menambah semangat dan tenaga mereka ketika
bekerja, mengurangi stress, merasa aneh jika tidak merokok, serta kebiasaan
6.1 Kesimpulan
6.1.1. Prevalence rate kejadian prehipertensi pada usia dewasa di wilayah kerja
SMA (46,8%), Ibu Rumah Tangga (60,6%), sudah kawin (88,1%), tidak
6.1.3. Ada hubungan yang bermakna antara umur, riwayat keluarga yang
6.1.4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, pendidikan,
6.1.5. Riwayat keluarga merupakan faktor resiko yang paling dominan terhadap
78
Universitas Sumatera Utara
79
6.2 Saran
gaya hidup yang sehat, serta menghindari faktor-faktor risiko yang dapat
lebih lanjut, baik itu variabel-variabel yang telah diteliti maupun yang
Aisyiyah, Nur Farida. 2009. Faktor Risiko Hipertensi Pada Empat Kabupaten/Kota
Dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi Di Jawa Dan Sumatera. SKRIPSI
FEM IPB.
BPS Kota Sibolga, 2016. Kecamatan Sibolga Sambas Dalam Angka 2016.
Sibolga: BPS.
Bustan, M. N., 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
CDC, 2010. A Report of the Surgeon General. How Tobacco Smoke Causes
Disease. (https://www.cdc.gov/) diakses 5 April 2017
80
Gray, Huon H, dkk, 2003. Lecture Notes: Kardiologi Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Gupta, Angkur et.al., 2011. Prehypertension – Time to Act. Medicine Update- 2011.
Hull, A, 1993. Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Penerjemah Wendra Ali.
Jakarta: Bumi Aksara.
HUS, 2015. Health, United States, 2014 with Special Feature on Adults Aged 55-
64. United States : U.S. Department of Health and Human Services.
Kaplan, dan Joseph, M.D, 2006. Kaplan’s Clinical Hypertension. Ninth Edition.
USA: Lippincott Williams & Wilkins.
, 2015. In Brief: Your Guide To Lowering Your Blood Pressure With DASH.
USA: NIH Publication.
Rahajeng, E., dan Sulistyowati T., 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya
di Indonesia. Maj Kedokt Indon. Vol. 59. No. 12.
S., Abdi Fadhillah. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kerasaan Kabupaten Simalungun
Tahun 2014. SKRIPSI FKM USU.
Simamora, Janner P., 2012. Pengaruh Karakteristik Dan Gaya Hidup Kelompok
Dewasa Madya Terhadap Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan. TESIS FKM USU.
U.S. Department of Health and Human Services, 2004. The Seventh Report of The
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
WHO, 2000. Obesity: Preventing And Managing The Global Epidemic. Geneva:
WHO.
Widjaja, Felix F., dkk, 2013. Prehypertension and Hypertension Among Young
Indonesian Adults at A Primary Health Care in A Rural Area. Jurnal
Kedokteran UI. Vol. 22 No. 1.
Lampiran 1. Kuisioner
Identitas Responden :
Nomor :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Perkawinan :
Obesitas
BB Responden :
TB Responden :
Apakah Responden obesitas atau tidak? (IMT ≥25)
a. Ya
b. Tidak
Riwayat Keluarga
Apakah di dalam keluarga Anda ada yang pernah / sedang menderita Hipertensi?
a. Ya
b. Tidak
Konsumsi Alkohol
Apakah Anda mengkonsumsi alkohol?
a. >1 gelas/hari
b. ≤1 gelas/hari
c. Tidak peminum
Sudah berapa lama Anda mengkonsumsi alkohol?
a. ≥ 6 bulan
b. < 6 bulan
Kebiasaan Merokok
Apakah Anda mengkonsumsi rokok?
a. ≥15 batang/hari
b. <15 batang/hari
c. Tidak merokok
Sudah berapa lama Anda mengkonsumsi rokok?
a. ≥ 6 bulan
b. < 6 bulan
Asupan Garam
Food Recall Makanan 24 Jam Terakhir
Banyaknya Konversi
Waktu Komposisi
Jenis Makanan Sodium
Makan Makanan URT Gram
(mg)
Pagi / Jam
Makanan :
Selingan :
Siang / Jam
Makanan :
Selingan :
Malam / Jam
Makanan :
Selingan :
24 1 2 3 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2
25 1 2 3 1 5 1 1 2 2 2 1 2 2
26 1 1 4 2 3 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 3
27 2 2 3 1 5 1 1 2 2 2 1 2 2
28 1 2 4 2 5 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2
29 2 1 5 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2
30 1 2 4 2 5 1 1 1 1 2 2 2 2
31 2 1 4 2 4 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2
32 2 2 4 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2
33 1 1 3 1 7 2 1 1 1 2 2 2 2
34 2 1 4 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2
35 2 1 4 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3
36 1 1 2 1 6 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3
37 1 2 5 2 5 1 1 1 2 2 2 2 2
38 1 2 4 2 5 1 1 2 2 2 2 2 2
39 1 2 2 1 5 1 1 1 2 1 2 2 2
40 1 2 3 1 5 1 1 2 2 2 2 2 2
41 1 2 4 2 5 1 1 2 2 1 2 2 2
42 1 2 4 2 5 1 1 1 1 1 2 2 2
43 1 2 4 2 5 1 1 2 2 2 2 2 2
44 2 1 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2
45 1 2 3 1 5 1 1 1 1 1 2 2 2
46 1 2 5 2 5 1 1 1 2 2 1 2 2
47 1 1 5 2 4 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2
48 1 2 4 2 5 1 1 2 2 2 2 2 2
49 1 2 3 1 5 1 1 1 1 2 1 2 2
50 2 2 2 1 5 1 1 2 1 1 1 2 2
51 2 2 4 2 5 1 1 2 1 2 2 2 2
52 1 2 4 2 5 1 1 1 1 1 1 2 2
53 1 2 3 1 5 1 1 2 1 2 2 2 2
54 1 2 4 2 5 1 1 2 2 1 1 2 2
55 1 1 4 2 6 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2
56 1 2 3 1 5 1 1 2 2 2 2 2 2
57 1 2 4 2 5 1 1 2 2 2 2 2 2
58 2 2 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2
59 1 2 4 2 5 1 1 2 2 2 1 2 2
60 1 2 3 1 5 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1
61 1 2 3 1 5 1 1 2 2 2 1 2 2
62 1 2 2 1 5 1 1 2 2 1 2 2 2
63 1 1 4 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3
64 1 2 5 2 5 1 1 2 2 1 2 2 2
65 1 1 5 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3
66 1 2 3 1 5 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2
67 1 2 4 2 5 1 1 2 2 2 2 2 2
68 1 2 3 1 5 1 1 1 1 2 2 2 2
69 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2
70 1 2 3 1 5 1 1 2 2 2 2 2 2
71 1 2 4 2 5 1 1 1 1 1 1 2 2
72 1 2 4 2 5 1 1 1 2 1 2 2 2
73 1 2 3 1 5 1 1 2 2 1 1 2 2
74 1 2 4 2 5 1 1 1 2 1 2 2 2
75 1 2 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2
76 1 2 3 1 5 1 1 1 1 1 1 2 2
77 1 2 1 1 5 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1
78 1 2 3 1 5 1 1 1 2 1 1 2 2
79 1 2 3 1 5 1 1 2 2 2 2 2 2
80 1 1 4 2 7 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2
81 1 1 4 2 7 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3
82 1 2 4 2 5 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2
83 1 2 4 2 5 1 1 1 1 1 1 2 2
84 1 1 1 1 7 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3
85 2 2 4 2 5 1 1 2 2 1 2 2 2
86 1 2 3 1 5 1 1 1 2 1 1 2 2
87 2 2 5 2 4 2 1 1 2 1 1 2 2
88 2 2 4 2 4 2 2 2 1 2 2 2 2
89 1 2 4 2 5 1 1 1 1 1 1 2 2
90 1 2 2 1 5 1 1 1 2 1 1 2 2
91 1 1 4 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3
92 1 2 1 1 5 1 1 2 2 2 2 2 2
93 1 2 2 1 5 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2
94 1 2 3 1 5 1 1 2 1 2 1 2 2
95 1 2 4 2 5 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2
96 1 2 4 2 5 1 1 1 1 2 1 2 2
97 1 1 4 2 7 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2
98 2 2 3 1 5 1 1 1 1 2 2 2 2
99 2 1 3 1 7 2 2 1 1 1 1 2 2
100 1 2 4 2 5 1 1 1 1 2 1 2 2
101 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2
102 1 1 5 2 7 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 3
103 1 1 4 2 7 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2
104 1 2 4 2 5 1 1 1 1 2 1 2 2
105 1 2 1 1 5 1 1 1 1 1 1 2 2
106 1 2 2 1 5 1 1 1 1 2 1 2 2
107 2 1 4 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2
108 1 1 3 1 6 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 3
109 1 1 5 2 4 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2
UNIVARIAT
PendidikanResp
TekananDarah UmurResponden JenisKelamin Pendidikan onden
Missing 0 0 0 0 0
PekerjaanRe RiwayatKeluargayang
Pekerjaan sponden StatusPerkawinan MenderitaHipertensi Obesitas AsupanGaram
Konsumsi
AlkoholRe BanyakA LamaMengons TingkatP KebiasaanMerok BanyakR LamaMer TingkatP
sponden lkohol umsiAlkohol eminum okResponden okok okok erokok
109 12 12 12 109 32 32 32
0 0 0 0 0 0 0 0
TekananDarah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Prehipertensi 54 49.5 49.5 49.5
Normal 55 50.5 50.5 100.0
Total 109 100.0 100.0
UmurResponden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 26-40 tahun 86 78.9 78.9 78.9
18-25 tahun 23 21.1 21.1 100.0
Total 109 100.0 100.0
JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 30 27.5 27.5 27.5
Perempuan 79 72.5 72.5 100.0
Total 109 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Tamat SD 9 8.3 8.3 8.3
SD 10 9.2 9.2 17.4
SMP 27 24.8 24.8 42.2
SMA 51 46.8 46.8 89.0
Akademik / Perguruan
12 11.0 11.0 100.0
Tinggi
Total 109 100.0 100.0
PendidikanResponden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendidikan Dasar-
46 42.2 42.2 42.2
Menengah
Pendidikan Lanjut 63 57.8 57.8 100.0
Total 109 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 6 5.5 5.5 5.5
Pedagang 5 4.6 4.6 10.1
Karyawan Swasta 5 4.6 4.6 14.7
PekerjaanResponden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 72 66.1 66.1 66.1
Bekerja 37 33.9 33.9 100.0
Total 109 100.0 100.0
StatusPerkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kawin 96 88.1 88.1 88.1
Belum Menikah 13 11.9 11.9 100.0
Total 109 100.0 100.0
RiwayatKeluargayangMenderitaHipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada Riwayat 53 48.6 48.6 48.6
Tidak Ada
56 51.4 51.4 100.0
Riwayat
Total 109 100.0 100.0
Obesitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Obesitas 43 39.4 39.4 39.4
Tidak Obesitas 66 60.6 60.6 100.0
Total 109 100.0 100.0
AsupanGaram
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 51 46.8 46.8 46.8
Cukup 58 53.2 53.2 100.0
Total 109 100.0 100.0
KonsumsiAlkoholResponden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Meminum Alkohol 12 11.0 11.0 11.0
Tidak Meminum
97 89.0 89.0 100.0
Alkohol
Total 109 100.0 100.0
BanyakAlkohol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid >1 gelas/hari 2 16.7 16.7 16.7
< 1 gelas/hari 10 83.3 83.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
LamaMengonsumsiAlkohol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 6 bulan 7 58.3 58.3 58.3
< 6 bulan 5 41.7 41.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
TingkatPeminum
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Peminum Berat 5 41.7 41.7 41.7
Peminum Sedang 5 41.7 41.7 83.3
Peminum Ringan 2 16.7 16.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
JenisKelamin*KonsumsiAlkohol=1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 11 91.7 91.7 91.7
Perempuan 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
KebiasaanMerokokResponden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Merokok 32 29.4 29.4 29.4
Tidak Merokok 77 70.6 70.6 100.0
Total 109 100.0 100.0
BanyakRokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Peminum Alkohol 14 43.8 43.8 43.8
Tidak Peminum
18 56.2 56.2 100.0
Alkohol
Total 32 100.0 100.0
LamaMerokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 6 bulan 30 93.8 93.8 93.8
< 6 bulan 2 6.2 6.2 100.0
Total 32 100.0 100.0
TingkatPerokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perokok Berat 2 6.2 6.2 6.2
Perokok Sedang 16 50.0 50.0 56.2
Perokok Ringan 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
JenisKelamin*Kebiasaan Merokok=1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 23 71.9 71.9 71.9
Perempuan 9 28.1 28.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
BIVARIAT
Cases
UmurResponden *
109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
TekananDarah
PendidikanResponden *
109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
TekananDarah
PekerjaanResponden *
109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
TekananDarah
StatusPerkawinan *
109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
TekananDarah
RiwayatKeluargayangMen
deritaHipertensi * 109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
TekananDarah
Obesitas * TekananDarah 109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
AsupanGaram *
109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
TekananDarah
KonsumsiAlkoholRespond
109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
en * TekananDarah
KebiasaanMerokokRespon
109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
den * TekananDarah
Chi-Square Tests
Risk Estimate
TekananDarah
Perempuan Count 38 41 79
Chi-Square Tests
Risk Estimate
% within
46.0% 54.0% 100.0%
PendidikanResponden
% within
49.5% 50.5% 100.0%
PendidikanResponden
Chi-Square Tests
Bekerja Count 18 19 37
Chi-Square Tests
Chi-Square Tests
Chi-Square Tests
RiskEstimate
95% Confidence Interval
Chi-Square Tests
Cukup Count 22 36 58
Chi-Square Tests
KonsumsiAlkoholResponden * TekananDarah
TekananDarah
Tidak Count 48 49 97
Meminum % within
Alkohol 49.5% 50.5% 100.0%
KonsumsiAlkoholResponden
% within
49.5% 50.5% 100.0%
KonsumsiAlkoholResponden
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
.001 1 .973
Association
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,94.
Risk Estimate
KebiasaanMerokokResponden * TekananDarah
TekananDarah
Tidak Count 35 42 77
Merokok % within
45.5% 54.5% 100.0%
KebiasaanMerokokResponden
% within
49.5% 50.5% 100.0%
KebiasaanMerokokResponden
Chi-Square Tests
MULTIVARIAT
Dependent Variable
Encoding
Original Value Internal Value
Normal 0
Prehipertensi 1
Parameter coding
Frequency (1)
Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke R
Step likelihood R Square Square
1 130.159a .175 .233
b
2 112.930 .295 .394
b
3 104.873 .346 .461
a. Estimation terminated at iteration number 4
because parameter estimates changed by less than
,001.
b. Estimation terminated at iteration number 5
because parameter estimates changed by less than
,001.
Classification Tablea
Predicted
TekananDarah2 Percentage
Observed Normal Prehipertensi Correct
Step 1 TekananDarah Normal 40 15 72.7
2 Prehipertensi 16 38 70.4
Overall Percentage 71.6
Step 2 TekananDarah Normal 32 23 58.2
2 Prehipertensi 5 49 90.7
Overall Percentage 74.3
Step 3 TekananDarah Normal 39 16 70.9
2 Prehipertensi 9 45 83.3
Overall Percentage 77.1
a. The cut value is ,500
Step 1 RiwayatKeluargayangMen
-75.548 20.938 1 .000
deritaHipertensi
Step 2 RiwayatKeluargayangMen
-66.461 19.993 1 .000
deritaHipertensi
Obesitas -65.080 17.229 1 .000
Step 3 RiwayatKeluargayangMen
-63.105 21.337 1 .000
deritaHipertensi
Obesitas -61.095 17.318 1 .000
UmurResponden -56.465 8.057 1 .005
Score df Sig.
KebiasaanMerokokResponden(
1.391 1 .238
1)
,.