Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cushing syndrome adalah suatu kumpulan gejala dan tanda klinis yang
diakibatkan oleh efek metabolik dari kadar glukokortikoid atau kortisol yang
meningkat dalam darah.1 Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing seorang
ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada tahun 1912.2
Kumpulan gejala klinis yang ditemukan, yaitu hipertensi, pleothora wajah,
striae ungu, osteoporosis, hiperglikemia, obesitas, moon face, buffalo hump
(penumpukan lemak di area supraklavikular), dan lain sebagainya.1,2 Gejala klinis
yang ditemukan sangat mudah berpengaruh terhadap perkembangan penyakit
selanjutnya atau risiko komplikasinya.1
Penyebab meningkatnya kadar glukokortikoid yang berlebihan pada pasien
cushing syndrome dapat berasal dari eksogen maupun dari endogen. Penyebab
endogen cushing syndrome yakni terjadinya kelainan pada sekresi kortisol,
contohnya pada neoplasma adrenal primer. Namun pada umumnya, cushing
syndrome disebabkan oleh penyebab eksogen, yaitu pemberian glukokortikoid
dalam jangka waktu yang lama, disebut juga cushing syndrome iatrogenik.2
Hanya sedikit informasi epidemiologis tentang prevalensi dan insiden cushing
syndrome di Indonesia. Di Amerika Serikat, diperkirakan diderita oleh 10–15
orang per satu juta penduduk setiap tahunnya, sehingga terdaftar sebagai penyakit
jarang oleh Office of Rare Disease dari National Institute of Health (NIH). Studi
di beberapa negara Eropa seperti Italia, Spanyol, dan Denmark melaporkan bahwa
insiden tahunannya berkisar antara 0,7–2,4 per satu juta penduduk pertahun.3
Cushing syndrome lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria.2
Meskipun dikategorikan penyakit yang jarang, di wilayah kerja Puskesmas
Cisarua, ditemukan satu pasien yang menderita penyakit ini. Berdasarkan uraian
pada latar belakang tersebut, maka penulis tertarik mengambil judul “Laporan
Home Visit Pasien Cushing Syndrome di Wilayah Kerja Puskesmas Cisarua”.

1
2

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat
diidentifikasi yakni sebagai berikut:
1. Apa faktor risiko terjadinya masalah kesehatan pada pasien?
2. Bagaimana kebiasaan pasien dan anggota keluarga dalam perilaku kesehatan?
3. Apakah faktor pola hidup pasien sebagai faktor risiko terjadinya masalah
kesehatan pada pasien?

1.3 Tujuan Home Visit


Tujuan home visit ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya masalah kesehatan pada pasien di
wilayah kerja Puskesmas Cisarua
2. Mengidentifikasi kebiasaan pasien dan anggota keluarga dalam perilaku
kesehatan.
3. Mengetahui faktor pola hidup sebagai faktor risiko terjadinya masalah
kesehatan pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai