Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

TERAPI DIET UNTUK PENYAKIT


TIDAK MENULAR

OLEH :

NAMA : DIAN IKA PERTIWI

STAMBUK : 142 2012 0046

KELAS : A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
TUGAS

TERAPI DIET UNTUK PENYAKIT TIDAK MENULAR

1. Diare
Diare merupakan salah satu gangguan kesehatan yang umum terjadi dilingkungan kita.
Diare sering dianggap gangguan penyakit yang ringan, namun penanganan yang tidak
tepat dan atau terlambat dapat dan sering kali menimbulkan kematian. Diare dapat
disebabkan oleh berbagai jenis virus dan bakteri.
Diet merupakan prioritas utama dalam penanganan diare. Menghentikan konsumsi
makanan padat dan susu perlu dilakukan. Rehidrasi dan maintenance air dan elektrolit
merupakan terapi utama yang harus dilakukan hingga episode diare berakhir. Jika pasien
kehilangan banyak cairan, rehidrasi harus ditujukan untuk menggantikan air dan
elektrolit untuk komposisi tubuh normal. Sedangkan pada pasien yang tidak mengalami
deplesi volume, pemberian cairan bertujuan untuk pemeliharaan cairan dan elektrolit.
Pemberian cairan parenteral perlu dilakukan untuk memasok air dan elektrolit jika
pasien mengalami muntah dan dehidrasi berat, selain untuk mencegah terjadinya
hipernatremia.
Berbagai obat yang digunakan dalam terapi diare dimasukan dalam kategori berikut:
antimotilitas, adsorben, antisekretori, antibiotik, enzim dan mikroflora usus. Obat yang
digunakan ini tidak menyembuhkan, namun bersifat paliatif (meringankan)

1. Opiat dan derivatnya. Opiat dan derivatnya meringankan gejala diare dengan cara
menunda transit isi intraluminal atau dengan meningkatkan kapasitas usus, sehingga
memperpanjang waktu kontak dan penyerapan. Enkefalin, uatu zat opiat endogen,
yang mengatur gerakan fluida didalam mukosa dengan merangsang proses
penyerapan. Dampak buruk penggunaan opiat adalah adanya resiko ketergantungan
dan kemungkinan memperburuk diare akibat infeksi. Opiat umumnya bekerja
melalui mekanisme sentral dan perifer kecuali pada loperamid. Loperamid
merupakan antisekretori yang bekerja pada sistem perifer dengan menghambat
pengikatan protein kalsium pada kalmodulin dan mengendalikan sekresi klorida.
Loperamid tersedia dalam sediaan kapsul 2 mg atau larutan 1 mg/5 ml. Dosis lazim
dewasa adalah 4 mg peroral pada awal pemakaian diikuti 2 mg setiap setelah
devekasi hingga 16 mg perhari. Dephenoksilat adalah agen opiat lain yang digunakan
TUGAS

dalam penanganan diare. Tersedia dalam sediaan tablet 2,5 mg atau larutan 2,5
mg/5 ml. Dosis pada orang dewasa 3 sampai 4 kali sehari 2,5-4 mg, dengan
maksimum dosis 20 mg perhari. Selain itu defoksin, suatu turunan defenoksilat juga
sering digunakan sebagai kombinasi dengan atropin. Dosis pemakaian pada dewasa
adalah 2 mg pada awal pemakaian selanjutnya 1 mg setiap setelah devekasi, dosis
maksimum 8 mg perhari.

2. Adsorben. Adsorben digunakan untuk mengatasi munculnya gejala diare. Dalam


kerjanya, absorben bekerja secara tidak spesisfik dengan menyerap air, nutrisi,
racun, maupun obat. Pemberian adsorben bersama obat lain, akan menurunkan
bioavailabilitas obat lain tersebut. Polikarbofil terbukti efektif mampu menyerap 60
kali beratnya. Dosis pada orang dewasa adalah 4 kali sehari 500 mg hingga
maksimum 6 gram perhari. Adsorben lain yang dapat digunakan adalah Campuran
kaolin-pektin dengan dosis 30-120 ml setiap setelah buang air besar, atau attapulgit
dengan dosis 1200-1500 mg setiap setelah buang air besar.

3. Antisekretori. Bismut subsalisilat terbukti memeliki efek antisekretori, antiinflamasi


dan antibakteri. Sediaan obat ini adalah tablet kunyah 262 mg/tablet atau 262 mg/5
ml larutan. Dosis pada orang dewasa adalah 2 tablet atau 30 ml larutan setiap 30
menit untuk 1 sampai 8 dosis perhari. Oktreotide suatu analog somatostatin
endogen sintesis digunakan untuk mengatasi gejala karsinoid tumor dan vasoaktif
peptida yang disekresikan tumor. Dosis oktreotide bervariasi tergantung indikasi.
Oktreotide menghambat banyak aktivitas hormon gastrointestinal sehingga
penggunaanya banyak menimbulkan efek samping.

4. Produk Lain. Sediaan laktobacilus dapat menggantikan mikroflora usus, sehingga


membantu mengembalikan fungsi normal usus dan mencegah pertumbuhan
mikroorganisme patogen. Namun, diet produk yang mengandung 200-400 mg
laktosa atau dekstrin sama efektifnya dengan memproduksi rekolonisasi flora
normal. Selain itu antikolinergik seperti atropin juga dapat membantu
memperpanjang transit usus.
TUGAS

2. Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan/penyumbatan (arteriosclerosis)


pembuluh arteri koroner yang disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak
(kolesterol, trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan
terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi.

Jantung Koroner adalah jenis penyakit yang banyak menyerang penduduk Indonesia.
Penyebab jantung koroner adalah penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan
dinding nadi pembuluh koroner, yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat.
Kecanduan rokok, hipertensi, kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit
jantung koroner. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami
kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari
Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal
dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Terapi Jantung Koroner :

- Kontrol makanan / diet


- Olahraga teratur
- Minum TAHITIAN NONI® Bioactive Beverage™ Original

3. Gastritis

Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung (Medicastore, 2003). Gastritis adalah
proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung (Suyono, 2001). David
Ovedorf (2002) mendefinisikan gastritis sebagai inflamasi mukosa gaster akut atau
kronik. Pengertian yang lebih lengkap dari gastritis yaitu peradangan lokal atau
menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves, 2002).
TUGAS

Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis kronik
bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling berhubungan.
Gastritis kronik juga masih dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B.

Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini
dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada
sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada
proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi
helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

Diet Pada Gastritis

Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung
bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan
kehendak pasien. Prinsip diet diantaranya pasien dianjurkan untuk makan secara
teratur, tidak terlalu kenyang dan tidak boleh berpuasa. Makanan yang dikonsumsi
harus mengandung cukup kalori dan protein (TKTP) namun kandungan lemak/minyak,
khususnya yang jenuh harus dikurangi. Makanan pada diet lambung harus mudah
dicernakan dan mengandung serat makanan yang halus (soluble dietary fiber). Makanan
tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam,
mengandung minyak/ lemak secara berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu,
makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam, alkohol,
rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa
minuman ringan (soft drinks), dan coklat. Beberapa macam jenis obat juga dapat
memicu terjadinya gastritis. Garam dapat mengiritasi lapisan lambung. Beberapa
penelitian menduga bahwa makanan begaram meningkatkan resiko pertumbuhan
infeksi Helicobacter pylori. Gastritis juga biasa terjadi pada alkoholik. Perokok berat dan
mengkonsumsi alkohol berlebihan diketahui menyebabkan gastritis akut. Makanan yang
diketahui sebagai iritan, korosif, makanan yang bersifat asam dan kopi juga dapat
mengiritasi mukosa labung.
TUGAS

4. Diet Untuk Penderita Penyakit Liver / Hepatitis / Hati

Tujuan pengaturan diet pada penderita penyakit hati adalah memberikan makanan
cukup untuk mempercepat perbaikan fungsi tanpa memperberat kerja hati. Syaratnya
adalah sebagai berikut :

1. Kalori tinggi, kandungan karbohidrat tinggi, lemak sedang dan protein disesuaikan
dengan keadaan penderita.
2. Diet diberikan secara bertahap, disesuaikan dengan nafsu makan dan toleransi
pendeita.
3. Cukup vitamin dan mineral.
4. Rendah garam atau cairan dibatasi bila terjadi penimbunan garam/air.
5. Mudah dicerna dan tidak merangsang.
6. Bahan makanan yang mengandung gas dihindari.
7. Bila berat badan berlebihan, harus diturunkan secara bertahap sesuai kebutuhan
penderita.
8. Bahan Makanan yang mengandung lemak dan kolesterol dihindari, seperti ayam
dengan kulit, kuning telur, jeroan, udang dan lain – lain.

Macam-Macam Diet Untuk Penderita Penyakit Hepatitis

Ada berbagai macam diet untuk penderita hepatitis, diet tersebut disesuaikan dengan
kondisi yang sedang dialami oleh pasien hepatitis.

Diet 1
Untuk penderita sirosis hati yang berat dan hepatitis akut prekoma.
Biasanya diberikan makanan berupa cairan yang mengandung karbohidrat sederhana
misalnya sari buah, sirop, teh manis. Pemberian protein sebaiknya dihindarkan. Bila
terjadi penimbunan cairan atau sulit kencing maka pemberian cairan maksimum 1 liter
perhari. Diet ini sebaiknya diberikan lebih dari 3 hari.
Diet 2
TUGAS

Diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah dapat diatasi dan mulai timbul nafsu
makan.
Diet berbentuk lunak atau dicincang, tergantung keadaan penderita. Asupan protein
dibatasi hingga 30 gram perhari, dan lemak diberikan dalam bentuk yang mudah
dicerna.

Diet 3
Untuk penderita yang nafsunya cukup baik. Bentuk makanan lunak atau biasa,
tergantung keadaan penderita. Kandungan protein bisa sampai 1 g/kg berat badan,
lemak sedang dalam bentuk yang mudah dicerna.
Diet 4
Untuk penderita yang nafsu makannya telah membaik, dapat menerima protein dan
tidak menunjukan sirosis aktif. Bentuk makanan lunak atau biasa, tergantung
kesanggupan penderita. Kalori, kandungan protein dan hidrat arang tinggi, lemak,
vitamin dan mineral cukup.

Anda mungkin juga menyukai