Norman Pambudi
Norman Pambudi
”Bahan Ajar”
Disusun Oleh :
20140111044018
Semester VI
Dosen Pengampuh : Bapak Dr.Cornelius Tanto, M.Si
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
B. Kompetensi Dasar
4.10 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ
yang menyebabkan gangguan sistem ekskresi manusia melalui berbagi
bentuk media presentasi.
C. Indikator
Mengidentifikasi struktur organ – organ system ekskresi manusia
berdasarkan pengamatan.
Menjelaskan fungsi Paru-paru sebagai alat ekskresi pada manusia.
Menjelaskan fungsi ginjal sebagai alat ekskresi pada manusia
Mendeskripsikan proses pembentukan urine
Menjelaskan fungsi kulit sebagai alat ekskresi pada manusia
Menjelaskan fungsi hati sebagai alat ekskresi pada manusia
Mengaitkan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada manusia
Mengidentifikasi struktur organ system ekskresi pada hewan
Membedakan struktur organ ekskresi pada hewan invertebrate dan
vertebrata
Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada hewan
Menjelaskan kelainan yang terjadi pada system ekskresi manusia
Mengaitkan hubungan struktur, fungsi organ ekskresi dan kelainan pada
system ekskresi manusia
Membuat laporan tertulis tentang analisis kelainan pada system ekskresi
manusia
Mempresentasikan kelainan penyakit system ekskresi pada manusia dengan
menggunakan power point
D. Uraian Materi
Alat-alat ekskresi atau pengeluaran yang terdapat pada manusia dan hewan
vertebrata pada umumnya terdiri dari ginjal, kulit, paru-paru, hati, dan anus.
Melalui alat-alat tersebut, zat-zat sisa hasil metabolisme yang tidak dimanfaatkan
lagi di dalam tubuh akan dikeluarkan. Setiap organ atau alat pengeluaran tersebut
memiliki fungsi tersendiri. Jenisjenis zat sisa yang dikeluarkan akan disesuaikan
dengan alat pengeluaran yang digunakan untuk mengeluarkannya.
Ginjal
Bagian-Bagian Ginjal
Ginjal mamalia berbentuk biji buah kacang dan terdapat pada rongga perut
bagian belakang. Ginjal terdiri dari dua lapisan. Bagian luar disebut korteks, bagian
dalam disebut medula.Lekukan di salah satu sisi ginjal disebut hilus. Melalui hilus
ini lalu lintas terjadi, mulai dari piala ginjal (pelvis) ke ureter dan ke kantong kemih
membawa urin, serabut saraf juga masuk melalui hilus. Demikian pula pembuluh
darah dan pembuluh limfa.
Pembuluh darah pada ginjal, terutama pada glomerulus sangat halus dan
berpori. Hal ini untuk memudahkan keluar masuknya molekul-molekul zat pada
proses reabsorpsi. Di dalam ginjal kurang lebih ada sejuta pembuluh halus
(arteriolus). Pelvis atau piala ginjal bercabang-cabang menjadi kaliks mayor. Kaliks
mayor bercabang-cabang lagi menjadi kaliks minor. Kaliks minor adalah tempat
pertama bermuaranya urin yang nantinya memasuki kaliks mayor, akhirnya ke
pelvis untuk disimpan sementara sebelum dialirkan ke kantung kemih melalui
ureter. Di bagian korteks dan medula terdapat struktur yang disebutnefron.Sekitar
satu sampai empat juta nefron terdapat dalam sebuah ginjal. Nefron inilah yang
berfungsi membuat urin. Jadi, proses filtrasi dan absorpsi terjadi di nefron.
Saluran nefron atau tubulus yang terdiri atas tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle, dan tubulus kontortus distal.
2. Absorpsi aktif dan absorpsi pasif. Filtrat dari glomerulus akan memasuki
tubulus. Di tubulus inilah pembentukan urin dimulai. Bagian pertama
tubulus adalah tubulus kontorti proksimal.Di sini sebagian besar filtrat yang
memang masih mengandung zat makanan akan diserap kembali. Tubulus
kontorti proksimal memiliki permukaan yang penuh dengan mikrovili,
suatu lipatan-lipatan epitel untuk memperluas permukaan tubulus, agar
penyerapan dapat dilakukan lebih banyak dan cepat. Adanya mikrovili
menyebabkan luas tubulus menjadi ± 6 m2 .Mikrovili melakukan absorpsi
aktif terhadap semua glukosa dan ion-ion Na,Cl, Ca, K, HCO3, SO 4 yang
terdapat dalam filtrat. Absorpsi pasif dilakukan terhadap air yang akan
berdifusi berdasarkan tekanan osmotik. Asam amino jenis albumin yang
turut dalam filtrat akan direabsorpsi di seluruh bagian tubulus. Semua bahan
yang direabsorpsi dikembalikan ke dalam darah. Sekarang sisa filtrat adalah
limbah nitrogen dan sejumlah garam yang terus menuju ke lengkung Henle.
Pada lengkung Henle terjadi reabsorpsi natrium ke dalam darah. Dengan
berkurangnya garam-garam, larutan urin yang terus melaju menuju ke
tubulus kontortus distal bersifat hipotonis (encer) karena di lengkung Henle
tidak ada penyerapan air. Selanjutnya, di tubulus distal urin masih
direabsorpsi garamnya di tempattempat tertentu. Demikian pula air dalam
urin direabsorpsi ke dalam jaringan. Melalui tubula kolekta, urin sudah
benar-benar murni seperti urin yang seharihari kita lihat. Beberapa kalangan
kedokteran menyebut urin hasil pengolahan lengkung Henle sebagai urin
sekunder, sedangkan urin yang masih di daerah tubulus proksimal disebut
urin primer.
Kulit
Kulit merupakan organ terluar tubuh yang memiliki struktur yang cukup
kompleks dan memiliki berbagai fungsi yang vital. Kulit mempunyai peranan untuk
memelihara suhu tubuh, dan melindungi jaringan yang ada di bawahnya dari
gangguan fisik berupa gesekan, penyinaran, panas, kuman, dan zat kimia. Selain
itu, kulit juga berfungsi sebagai alat ekskresi dengan cara mengeluarkan keringat.
Banyaknya keringat yang dikeluarkan oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, di antaranya aktivitas tubuh, suhu lingkungan, makanan, keadaan emosi, dan
keadaan kesehatan. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar (epidermis) dan
lapisan dalam (dermis).
Epidermis
Epidermis adalah bagian luar kulit yang agak tipis berupa jaringan epitel.
Epidermis dikenal juga dengan nama kulit ari yang terdiri dari beberapa lapisan.
Dermis
Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis dan terdiri atas jaringan
ikat yang mengandung serat-serat elastis dan kolagen.Pada lapisan dermis terdapat
pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat (glandula sundorifera),
serta kelenjar minyak (glandula sebassea) yang letaknya dekat akar rambut.
Kelenjar keringat berfungsi untuk mengeluarkan keringat yang mengandung zat
sisa metabolisme. Kelenjar ini berbentuk seperti pipa terpilin yang memanjang.
Pangkal kelenjar ini berhubungan dengan kapiler darah serta serabut saraf simpatik.
Dari kapiler darah tersebut, kelenjar keringat akan menyerap air dengan larutan
garam dan sedikit urea.
Pada saat lingkungan sedang panas kelenjar keringat aktif dan pembuluh
kapiler di kulit melebar. Melebarnya kapiler menyebabkan merembesnya air dan
sisa metabolisme menjadi keringat. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan
keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan
menyebabkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas
lagi. Berkeringat merupakan cara kulit menjaga keseimbangan suhu tubuh dengan
lingkungannya. Ketika cuaca sedang buruk atau suhu lingkungan dingin, kelenjar
keringat menghentikan aktivitasnya, kemudian kapiler darah di kulit menyempit.
Pada keadaan ini darah tidak dapat membuang air dan sisa metabolisme. Dengan
demikian, suhu tubuh tetap seperti semula, dan tidak berkurang suhunya.
Penguapan sangat jarang terjadi agar tubuh tidak kedinginan.
Paru-Paru
Selain bekerja dalam proses pernapasan, paru-paru berperan ganda dalam
proses pengeluaran. Satu-satunya alat yang dapat membuang sisa metabolisme
dalam bentuk gas adalah paru-paru. Ekskresi paru-paru bersamaan dengan respirasi.
Fase ekshalasi atau ekspirasi pada proses bernapas sebetulnya juga merupakan
proses ekskresi. Karbon dioksida dan uap air adalah sisa respirasi dalam setiap sel
tubuh, khususnya dilakukan oleh mitokondria dalam rangka perolehan energi
melalui oksidasi makanan. Secara kimiawi, proses tersebut dapat ditulis sebagai
berikut.
Sisa respirasi berupa gas karbon dioksida dan uap air ini yang diembuskan
keluar pada fase ekshalasi. Awalnya, karbon dioksida dan uap air dari sel
didifusikan ke darah dalam vena, kemudian dialirkan ke paru-paru untuk
diekskresikan.
Hati
Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya terdapat dua jenis ikan, yaitu ikan
laut dan ikan air tawar. Perbedaan salinitas lingkungan tempat hidup ikan itu
menyebabkan perbedaan pada kerja ginjal dari masing-masing ikan. Pada ikan air
tawar, lingkunganhipotonikmenyebabkan air masuk terus-menerus ke dalam tubuh.
Agar terhindar dari pengenceran cairan tubuh, ginjal ikan harus bekerja keras
mengeluarkan air ini dalam bentuk urin. Darah yang membawa air dan garamgaram
akan memasuki kapsula Bowman melalui glomerulus. Pada kapsul bowman akan
terjadi filtrasi. Zat-zat yang masih dibutuhkan diserap kembali oleh arteri
oeritubuler yang mengelilingi tubulus. Setelah penyerapan garam-garam tubuh
selesai, terbentuklah urin yang pada kenyataannya tidak lebih daripada air saja,
sebab sebagian besar limbah nitrogen dibuang secara difusi melalui insang. Dapat
dikatakan bahwa bagi ikan air tawar, ginjal merupakan alat keseimbangan air, selain
sebagai alat ekskresi. Dari ginjal, urin akan dialirkan ke saluran urin menuju kloaka
atau bahkan langsung ke luar melalui pori/lubang urinaria, bersebelahan dengan
lubang kotorannya.
Pada beberapa jenis ikan, terutama ikan jantan, saluran urin bersatu dengan
saluran reproduksi. Kantongnya disebut sinus urogenitalis. Ikan laut menghadapi
masalah yang berbeda. Justru salinitas yang tinggi menyebabkan cairan tubuhnya
tersedot ke luar terus-menerus. Oleh karena itu, cara ekskresinya berbeda. Pada ikan
bertulang rawan, seperti ikan hiu, ginjalnya lebih banyak menyerap urea kembali
ke dalam darahnya.Ini dilakukan agar tekanan osmosis darah sama dengan tekanan
osmosis air laut. Keadaan isotonis ini dapat mencegah mengalirnya cairan tubuh ke
luar. Kadar urea dalam darah hiu hampir 80 kali lipat kadar urea pada vertebrata
lainnya. Fungsi ginjal ikan laut sama dengan ginjal vertebrata darat, yaitu
menyaring limbah nitrogen, garam-garam, dan sedikit sekali air. Pebedaan hanya
terdapat pada kadar ureanya.
Ular, buaya, dan biawak tidak memiliki kantong kemih. Untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang kering, ketiga anggota reptil tersebut mengubah urinnya
menjadi asam urat dan membuangnya dalam bentuk kering seperti pasta putih.
Mungkin anda pernah melihat kotoran tokek atau cicak di rumah yang warnanya
separuh hitam dan ujungnya putih. Bagian hitam merupakan feses (tinja) dan yang
putih asam urat. Jadi, sebagian besar anggota reptilia membuang limbah nitrogen
tanpa kehilangan air. Hal ini penting karena lingkungan mereka yang sangat kering
dan kulitnya tertutup sisik tebal.
Pada cacing pipih terjadi proses pengeluaran zat sisa misalnya Planaria yang
dilakukan melalui pembuluh bercabang-cabang yang memanjang pada bagian
samping kiri dan kanan di sepanjang tubuhnya. Setiap cabang berakhir pada sel-sel
api (solenosit) yang dilengkapi dengan silia (bulu getar), Saluran ini disebut
protonefridium. Silia pada setiap sel api akan selalu bergerak. Akibat dari gerakan
silia tersebut, air atau cairan tubuh dan zat sisa yang sudah disaring di dalam sel api
akan terdorong masuk ke dalam saluran ekskresi. Dari saluran ekskresi, cairan
tubuh dan zat sisa kemudian dikeluarkan dri tubuh melalui suatu lubang yang
disebut nefridiofor.
Cacing tanah yang termasuk ke dalam kelompok Annelida, pada setiap
segmen terdapat sepasang ginjal atau nefridum, kecuali pada tiga segmen pertama
dan segmen terakhir. Setiap nefridium memiliki corong yang terbuka dan bersilia
yang disebut nefrostom. Cairan tubuh ditarik dan diambil oleh nefrostom, yang
kemudian masuk ke dalam nefrida yang berupa pembuluh panjang dan berliku-liku.
Pada waktu cairan tubuh mengalir melalui nefridia terjadi penyerapan kembali zat-
zat yang masih bermanfaat, seperti glukosa, air, dan ion-ion. Zat-zat tersebut
diedarkan ke seluruh kapiler sistem sirkulasi. Sedangkan sisa cairan tubuh, seperti
air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak diperlukan oleh tubuh akan
dikeluarkan melalui ujung nefrostom yang berupa lubang atau disebut nefridiofor.
Cara kerja buluh malpighi atau tubulus malpighi adalah dengan cara
menyerap zat-zat yang terlarut dalam darah melalui dinding tubulus. Di dalam
tubulus, cairan yang masuk diseleksi, zat yang bermanfaat diserap untuk
dikembalikan ke darah termasuk air hingga tersisa limbah yang berbentuk padat,
yaitu asam urat.
Tubulus malpighi tidak memiliki saluran keluaran. Oleh sebab itu, asam urat
disalurkan ke usus belakang. Dengan cara seperti ini, zat sisa metabolisme akan
dibuang bersama feses. Dengan demikian, dapat mencegah belalang untuk
kehilangan air dari dalam tubuhnya. Bentuk ekskresi ini tidak terdapat pada
ekskresi hewan lain.
c. Gangguan pada Sistem Ekskresi
Diabetes
Nefritis
Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal tidak dapat membuat urin sedikit pun.
Ini juga karena adanya kerusakan glomerulus. Filtrasi tidak dapat dilakukan
sehingga tidak ada urin yang terbentuk. Tekanan darah yang rendah juga
menghambat masuknya filtrat glomerulus ke tubulus sehingga menyebabkan anuria
juga.
Batu ginjal bisa berukuran sangat kecil atau mendekati ukuran bola tenis
meja. Batu terbentuk dari senyawa kalsium dan penumpukan asam urat.
Pembentukan batu ginjal kurang diketahui penyebabnya dan sulit dicegah maupun
diobati. Dengan diet, pembentukan batu ginjal bisa dikurangi.
Sistitis (Cystitis)
E. Ringkasan
F. Latihan esay/uraian
G. Tes Formatif
11. Urea yang dibentuk dalam hati dari sisa pencernaan protein
dikeluarkan oleh . . .
a. Kulit
b. Saluran pencernaan makanan
c. Ginjal
d. Paru-paru
15. Urin kita berwarna kuning dan berbau, ini karena adanya . . .
a. Sisa air teh dan gas belerang
b. Sisa obat berwarna kuning
c. Sisa makanan dan gas karbindioksida
d. Zat warna empedu dan amonia
20. Bila tinggal diudara panas, kita banyak mengeluarkan keringat. Hall ini
mengakibatkan kerja salah satu alat ekskresi berkurang, yaitu . . .
a. Hati
b. Kulit
c. Ginjal
d. Paru-paru
H. Tindak Lanjut dan Umpan Balik
Esay dan uraian
1. Zat sisa metabolisme merupakan zat yang harus segera dikeluarkan dari
tubuh. Sesuai dengan namanya, zat ini merupakan sisa sehingga
pastinya sudah tidak berguna dan tidak memberikan manfaat untuk
tubuh. Sisa metabolisme berarti merupakan zat yang memang tidak baik
untuk tubuh dan sengaja dibuang. Maka dari itu zat sisa metabolisme
harus segera dibuang. Jika tidak bisa berubah menjadi racun untuk
tubuh. Zat sisa metabolisme juga biasanya akan mengalami
pembusukan dan menimbulkan gas dalam tubuh. Biasanya zat sisa ini
dikeluarkan lewat sistem ekskresi. Bisa dalam bentuk buang air kecil
atau berkeringat. Maka dari itu biasanya orang sakit akan berkeringat
setelah minum obat. Karena zat sisa yang tidak dibutuhkan telah
dikeluarkan melalui keringat.
2. Fungsi paru: selain sebagai alat respirasi, paru juga berfungsi sbg alat
ekskresi karena berfungsi untuk mengeluarkan gas karbondioksida dan
H2O dalam bentuk uap air. Di dalam paru2 terjadi pertukaran antara gas
karbondioksida dan Oksigen. Proses pembuangan diawali dg
berdisfungsinya CO2 dan sel sel si dalam darah, melalui cairan jaringan
dan akhirnya msuk ke alveolus. Dari alveolus CO2 dihembuskan dari
paru ke udara luar
3. 6 fungsi Ginjal
Tempat pembentukan urea
Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
Mengatur kadar gula dalam darah
Tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
Tempat pembuatan protrombin dan fibrinogen
Menetralkan racun dalam tubuh
4. 4 alat ekskresi manusia
Paru – paru
Hati
Kulit
Ginjal
9. Fungsi kulit :
- Sebagai Alat pengeluaran (ekskresi)S
- Sebagai pengatur suhu tubuh
- Sebagai tempat pembentukan vitamin D
- Sebagai pelindung
- Sebagai tempat penyimpanan
10. Kulit.
Karena kulit mengandung kelenjar keringat yang berfungsi untuk
menghasilkan keringat. Nah, keringat tersebut dikeluarkan ketika kulit
menanggapi rangsangan berupa suhu. Keringat juga berfungsi untuk
menjaga kondisi tubuh agar tetap stabil. Jadi ketika badan terasa panas
maka kelenjar keringat akan memproduksi keringat untuk menetralkan
kondisi tubuh agar menjadi normal kembali.
I. Sumber belajar
1. Buku guru
2. Buku siswa
3. Internet
J. RPP
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat:
1. menjelaskan fungsi dan organ pada sistem ekskresi manusia,
2. menjelaskan proses yang terjadi pada ginjal manusia,
D. Materi Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientifict approach)
Model : Kooperatif learning
Metode : 1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Pemecahan Masalah
4. Diskusi
5. Eksperimen
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pre-test yang diberikan guru.
Pre-test berupa pertanyaan seputar organ ekskresi manusia.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan terkait hasil pengamatan tentang alat ekskresi pada manusia.
3. Guru menampung pertanyaan peserta didik dan memberi kesempatan
kepada tiap peserta didik atau menunjuk secara acak peserta didik untuk
menjawab pertanyaan temannya.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pre-test yang diberikan guru
dengan membaca buku ajar dan buku referensi lain.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang dilakukan
dan melengkapinya dengan membaca buku ajar dan buku referensi terkait
organ-organ ekskresi, fungsi organ ekskresi,
3. Peserta didik berdiskusi atau melakukan kegiatan secara berkelompok untuk
mengidentifikasi dan menganalisis ragam informasi yang diperoleh,
kemudian dijadikan bahan untuk menyimpulkan (Sebagai bahan
diskusi/kegiatan, guru dapat meminta siswa untuk mengerjakan
tugas/kegiatan siswa yang ada dalam buku ajar Fokus).
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi/laporan kegiatan yang berkaitan
dengan alat – alat eksresi manusia dan fungsi organ ekskresi manusia.
2. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi/laporan kegiatan yang berkaitan
dengan mekanisme pembentukan urine pada manusia sebagai bahan
presentasi di depan kelas.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik membuat laporan hasil diskusi/ kegiatan yang sudah
dilakukan.
2. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi/ kegiatan yang sudah
dilakukan di depan kelas dan peserta didik dari kelompok lain memberikan
tanggapan.
3. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.
Pertemuan ke-2
1. Guru memberi salam dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa
bersama.
2. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses
pembelajaran dengan cara meminta peserta didik membersihkan papan tulis
dan merapikan tempat duduk, menyiapkan buku pelajaran dan buku
referensi yang relevan serta alat tulis yang diperlukan.
3. Guru mengajak peserta didik agar selalu mengamalkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh di dalam kehidupan sebagai tanda syukur kepada Tuhan.
4. Guru mengajak peserta didik untuk proaktif dalam pembelajaran yang
dilaksanakan.
5. Guru memberi penjelasan tentang cakupan materi yang akan dipelajari
beserta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
6. Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik terkait kegiatan yang akan
dilakukan (termasuk di dalamnya tentang pembagian kelompok kerja
peserta didik).
7. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang sudah di
ajarkan pada pertemuan ke-1 dan mengkaitkannya dengan materi yang akan
di ajarkan.
Mengamati
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pre-test yang diberikan guru.
Pre-test berupa pertanyaan seputar pembentukan urine pada ginjal.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan terkait hasil pengamatan tentang ginjal serta pembentukan urine.
3. Guru menampung pertanyaan peserta didik dan memberi kesempatan
kepada tiap peserta didik atau menunjuk secara acak peserta didik untuk
menjawab pertanyaan temannya.
Mengeksplorasi
Mengomunikasikan
Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan
refleksi untuk:
H. Penilaian
Penilaian KI 1
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap sosial ini berupa Lembar Observasi. Sikap sosial
yang dikembangkan pada Kompetensi Inti 2 di jenjang SMA/MA meliputi:
a. jujur
b. kreatif
c. disiplin
d. tanggung jawab
e. toleransi
f. gotong royong
g. santun
h. responsif
i. pro aktif
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Secara periodik, misalnya 1 atau 2 minggu sekali guru melakukan penilaian
sikap sosial peserta didik. Caranya, guru memberi tanda cek (√) pada kolom
skor sesuai sikap sosial yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut.
4 = selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai pernyataan.
4. Tanggungjawab
Sikap dan Pengertian Contoh Indikator
Gotong Royong
Jumlah
a
Nilai
Responsif
Toleransi
Pro aktif
Disiplin
Kreatif
Santun
Jujur
Didik
2
3
10
Dst
Guru
Mata
Pelajaran
________
______________
NIP.
Penilaian KI 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan pilihan yang tepat!
SOAL EVALUASI
6. Lapisan kulit yang tersusun atas sel-sel mati, yang selalu mengelupas adalah
stratum....
a. Lusidum d. Germinativum
b. Korneum e. Subkutaneus
c. Granulosum
7. Bagian ginjal yang mengandung jutaan unit penyaring terletak pada bagian....
a. Sumsum ginjal d. Korteks
b. Pelvis renalis e. Ureter
c. Medula
9. Di bawah ini yang merupakan hasil dari peristiwa ekskresi adalah ....
a. Keringat d. HCl lambung
b. Enzim e. hormon
c. Saliva
10. Hati merupakan salah satu alat ekskresi yang menghasilkan zat sisa....
a. Gas CO2
b. Asam Urat
c. Kolestrol
d. Bilirubin
e. Amoniak
________
______________
NIP.
Jawaban
A. Pilihan ganda
1. B 6. B
2. E 7. D
3. C 8. D
4. B 9. A
5. C 10. A
Kelas / Semester : XI /2
Materi Pokok : Kelainan/Penyakit Sistem Ekskresi Manusia
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
1.2 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur
dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi
pada makhluk hidup.
2.3 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam tiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
2.4 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
4.10 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
organ yang menyebabkan gangguan sistem ekskresi manusia melalui
berbagi bentuk media presentasi.
Indikator
3. Memahami kelainan/penyakit pada sistem ekskresi manusia.
4. Menganalisis kelainan struktur dan fungsi jaringan pada organ ekskresi
manusia.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat:
1. Memahami sistem ekskresi pada hewan vertebrata
2. Memahami sistem ekskresi pada hewan invertebrata.
an
t
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientifict approach)
Model : Siklus Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi
Metode : 1. Ceramah
6. Pemecahan Masalah
7. Diskusi
2. Sumber Belajar
a. Buku Ajar Biologi XI B Kurikulum 2013, Fokus CV Sindunata.
b. Campbell, Neil A, dkk. 2003. Biologi Jilid 2, Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga
c. Referensi lain yang relevan.
d. Internet.
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pre-test yang diberikan guru
dengan membaca buku ajar dan buku referensi lain.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang dilakukan
dan melengkapinya dengan membaca buku ajar dan buku referensi terkait
kelainan/penyakit pada sistem ekskresi.
3. Peserta didik berdiskusi atau melakukan kegiatan secara berkelompok untuk
mengidentifikasi dan menganalisis ragam informasi yang diperoleh,
kemudian dijadikan bahan untuk menyimpulkan (Sebagai bahan
diskusi/kegiatan, guru dapat meminta siswa untuk mengerjakan
tugas/kegiatan siswa yang ada dalam buku ajar Fokus).
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi/laporan kegiatan yang berkaitan
kelainan/penyakit pada sistem ekskresi.
2. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi/laporan kegiatan yang berkaitan
dengan kelainan/penyakit pada sistem ekskresi sebagai bahan presentasi di
depan kelas.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik membuat laporan hasil diskusi/ kegiatan yang sudah
dilakukan.
2. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi/ kegiatan yang sudah
dilakukan di depan kelas dan peserta didik dari kelompok lain memberikan
tanggapan.
3. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi. Observasi
merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan instrument yang berisi sejumlah indikator perilaku
yang diamati. Pada jenjang SMA/MA, kompetensi sikap spiritual mengacu
pada KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Secara periodik, misalnya 1 atau 2 minggu sekali guru melakukan penilaian
sikap spiritual peserta didik. Caranya, guru memberi tanda cek (√) pada kolom
skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut.
4 = selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai pernyataan.
C. Lembar Observasi
Kelas : ….
Semester : ….
TahunAjaran : ….
Periode Pengamatan : Tanggal … s.d. ….
No Aspek Pengamatan
Jumlah Skor
Lembar Observasi
Aspek
Rerata Skor
No.
Keterangan
Didik
Jumlah
1 2 3 4 5
Nilai
1
10
Dst
Guru Mata
Pelajaran
____________
__________
NIP.
Penilaian KI 4
Penilaian Kinerja
Nama : ............................................
Kelas : ............................................
No. Absen : ............................................
Mengetahui,
_______________________
_______________________
NIP NIP
Satuan Pendidikan : SMA/MA ………………………………….
Kelas / Semester : XI /2
Materi Pokok : Kelainan/Penyakit Sistem Ekskresi Manusia
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
Indikator
5. Memahami kelainan/penyakit pada sistem ekskresi manusia.
6. Menganalisis kelainan struktur dan fungsi jaringan pada organ ekskresi
manusia.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat:
3. Memahami penyakit dan kelainan pada sistem eksresi.
4. Menyebutkan gangguan dan kelainan pada sistem ekskresi.
D. Materi Pembelajaran
1. Gangguan pada Ginjal
2. Gangguan pada Hati
3. Gangguan pada Kulit
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientifict approach)
Model : Siklus Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi
Metode : 1. Ceramah
8. Pemecahan Masalah
9. Diskusi
2. Sumber Belajar
a. Buku Ajar Biologi XI B Kurikulum 2013, Fokus CV Sindunata.
b. Campbell, Neil A, dkk. 2003. Biologi Jilid 2, Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga
c. Referensi lain yang relevan.
d. Internet.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pre-test yang diberikan guru
dengan membaca buku ajar dan buku referensi lain.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang dilakukan
dan melengkapinya dengan membaca buku ajar dan buku referensi terkait
kelainan/penyakit pada sistem ekskresi.
3. Peserta didik berdiskusi atau melakukan kegiatan secara berkelompok untuk
mengidentifikasi dan menganalisis ragam informasi yang diperoleh,
kemudian dijadikan bahan untuk menyimpulkan (Sebagai bahan
diskusi/kegiatan, guru dapat meminta siswa untuk mengerjakan
tugas/kegiatan siswa yang ada dalam buku ajar Fokus).
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi/laporan kegiatan yang berkaitan
kelainan/penyakit pada sistem ekskresi.
2. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi/laporan kegiatan yang berkaitan
dengan kelainan/penyakit pada sistem ekskresi sebagai bahan presentasi di
depan kelas.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik membuat laporan hasil diskusi/ kegiatan yang sudah
dilakukan.
2. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi/ kegiatan yang sudah
dilakukan di depan kelas dan peserta didik dari kelompok lain memberikan
tanggapan.
3. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi. Observasi
merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan instrument yang berisi sejumlah indikator perilaku
yang diamati. Pada jenjang SMA/MA, kompetensi sikap spiritual mengacu
pada KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Secara periodik, misalnya 1 atau 2 minggu sekali guru melakukan penilaian
sikap spiritual peserta didik. Caranya, guru memberi tanda cek (√) pada kolom
skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut.
4 = selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai pernyataan.
C. Lembar Observasi
Kelas : ….
Semester : ….
TahunAjaran : ….
Periode Pengamatan : Tanggal … s.d. ….
No Aspek Pengamatan
Jumlah Skor
Lembar Observasi
Aspek
Rerata Skor
No.
Keterangan
Didik
Jumlah
1 2 3 4 5
Nilai
1
10
Dst
Guru Mata
Pelajaran
____________
__________
NIP.
Penilaian KI 2
Jawab:
................................................................................................................................
Jawab:
................................................................................................................................
Jawab:
................................................................................................................................
Jawab:
................................................................................................................................
Jawab:
...............................................................................................................................
Penilaian Kinerja
Nama : ............................................
Kelas : ............................................
No. Absen : ............................................
Mengetahui,
_______________________
_______________________
NIP NIP