PPK Ischemic Stroke (17 Sept 2016)
PPK Ischemic Stroke (17 Sept 2016)
SMF Neurologi
RSU Mohammad Noer Pamekasan
2018-2019
1
Trauma kepala
Tumor otak
Infeksi otak
Psikogenik
Ruangan:
1. TCD untuk mendeteksi oklusi/stenosis pembuluh darah besar
dan evaluasi paska thrombolisis (GR IA)
2. Dopler Carotis pada kecurigaan penyakit arteri karotis (GR IA)
3. MRI dan MR angiografi sesuai indikasi (GR IB)
4. CT angiografi head and neck sesuai indikasi (GR IA)
5. Echocardiografi sesuai indikasi (GR IB)
6. Laboratorium :
DL+LED, Profil lipid, fibrinogen, uric acid, GDP, 2 JPP, HBA1C,
INR.
Pada kasus khusus sesuai indikasi :
Prot C, Prot S, AT III, VDRL, serta pemeriksaan laboratorium
lain yang diperlukan (GR IB)
8. Terapi Melakukan terapi umum dan penyulit akut
a. Memelihara jalan nafas, ventilator sesuai indikasi, dan
pemberian oksigen tambahan (GR IC).
b. Mengatasi febris (GR IC)
c. Monitoring dan terapi jantung (GR IB).
d. Mengatasi Hipertensi arterial (sesuai guideline stroke AHA/ASA)
e. Mengatasi Hipotensi arterial (GR IC).
2
f. Memantau dan mengelola kadar glukosa darah (Class IIa; Level
of Evidence C)
Perawatan di ruangan
Setelah stabilisasi di IRD, maka pasien dirawat di Ruang Stroke
Unit/Ruang Perawatan Neurologi khusus stroke (GR IA).
Pasien dengan infeksi sekunder haruslah di terapi dengan
antibiotik yang sesuai (GR IA).
Antikoagulan sub kutan diberikan pada pasien yang mengalami
imobilisasi untuk mencegah DVT (GR IA).
Skreening gangguan menelan dengan skor GUSS haruslah
dilakukan pada semua pasien stroke yang akan dimulai diet per
oral (GR IB).
Pasien yang tidak dapat menelan atau kesadaran menurun
harus dipasang NGT untuk menjaga status hidrasi dan nutrisi
sambil menunggu normalnya fungsi menelan (GR IB).
Terapi penyakit penyerta (GR IC).
Pada pasien yang tidak mendapatkan antikoagulan, maka
aspirin dapat diberikan sebagai pencegahan DVT (Class IIa; level
of Evidence A).
Mobilisasi dini pada pasien dengan defisit neurologis yang tidak
berat dan penilaian komplikasi sub akut (seperti gangguan
kognitif) direkomendasikan (GR IC).
Terapi untuk mencegah stroke berulang sangat
direkomendasikan (Class I; level of Evidence A).
Perawatan komplikasi
1. Edema otak iskemik
Penatalaksanaan edema otak dengan peningkatan tekanan
intrakranial adalah, sebagai berikut:
Elevasi tempat tidur pada bagian kepala 20-30 derajat
3
Hiperventilasi (dengan ventilator) sampai PCO2 30-35
mmHg, sesuai indikasi.
Osmoterapi dengan menggunakan larutan manitol 20%,
diberikan dengan dosis awal 1-1,5 g/kg berat badan selama
20 menit, dilanjutkan dosis 0,25-0,5 g/kg berat badan setiap
4-6 jam atau dengan menggunakan cairan hypertonic saline
NaCl 3% 2 ml/KgBB selama 30 menit atau Natrium-laktat 1.5
ml/kgBB selama 15 menit (Class IIa, Level of Evidence C).
Tindakan bedah pada stroke infark maligna (surgical
decompression) untuk lifesaving (GR IB).
2. Mengatasi Kejang. (Class I, Level of Evidence B)
3. Hidrosefalus
Drainase ventrikular pada hidrosefalus akut yang terjadi secara
sekunder setelah setelah stroke iskemik akut (GR IC).
Hidrosefalus ini biasa terjadi pada infark di daerah serebellum.
Evakuasi bedah dekompresi pada infark serebellar berpotensi
live saving (GR IB).
4
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
11. Penelaah Kritis 1. dr. Dian Puspitarini, Sp.S
2. dr. Erdi Khalida Putra, SP.S.
12. Indikator Medis 1. Angka kematian pasien stroke Ischemik trombotik
2. Skor NIHSS masuk dan keluar
3. Skor mRS
4. Skor Barthel Index
5. Skor MMSE dan parameter kognitif yang lain
13. Kepustakaan 1. Jauch, E. C. et al. Guidelines for the early management of
patients with acute ischemic stroke: A guideline for healthcare
professionals from the American Heart Association/American
Stroke Association. Stroke 44, 870– 947 (2013).
2. Adams, H. P. et al. Guidelines for the early management of adults
with ischemic stroke: A guideline from the American heart
association/American stroke association stroke council, clinical
cardiology council, cardiovascular radiology and intervention
council, and the atheros. Stroke 38, 1655–1711 (2007).
3. Norrving, B. et al. Beyond conventional stroke guidelines: Setting
priorities. Stroke 38, 2185–2190 (2007).
4. Hacke, W. Intravenous Thrombolysis With Recombinant Tissue
Plasminogen Activator for Acute Hemispheric Stroke. Jama 274,
1017 (1995).
5. Wardlaw, J. M. et al. Recombinant tissue plasminogen activator
for acute ischaemic stroke: An updated systematic review and
meta-analysis. Lancet 379, 2364–2372 (2012).
6. College, A. Clinical policy: Use of intravenous tPA for the
management of acute ischemic stroke in the emergency
department. Ann. Emerg. Med. 61, 225–243 (2013).
7. Park, M.-S. et al. Intra-Arterial Thrombolysis after Full-Dose
Intravenous tPA via the ‘Drip and Ship’ Approach in Patients with
Acute Ischemic Stroke: Preliminary Report. Chonnam Med. J. 47,
99 (2011).
8. Koroshetz, W. J. Tissue plasminogen activator for acute ischemic
stroke. N. Engl. J. Med. 334, 1405–1406 (1996).
9. Ciccone, a et al. Endovascular treatment for acute ischemic
stroke. N Engl J Med 368, 904–913 (2013).
5
Better outcome with early stroke treatment: A pooled analysis of
ATLANTIS, ECASS, and NINDS rt-PA stroke trials. Lancet in revisio,
768–774 (2003).
13. Trouillas, P. et al. Thrombolysis with intravenous rtPA in a series
of 100 cases of acute carotid territory stroke: determination of
etiological, topographic, and radiological outcome factors.
Stroke. 29, 2529–2540 (1998).