Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, dapat diketahui bahwa terjadinya anemia

disebabkan turunya hemoglobin dibawah nilai terendah. Diketahui bahwa

darah orang normal mengandung 13-16 g hemoglobin (Hb)/100 cc (13-16

g%). Karena semua Hb terdapat pada didalam eritrosit, maka apabila

konsentrasi Hb turun dibawah nilai normal, secara otomatis akan

menimbulkan anemia (S. Naga, Sholeh 2012).

B. Tujuan

Tujuan umum dari penulisan makalah ini di harapkan mahasiswa


mampu membuat asuhan keperawatan penyakit anemia

Tujuan dari penulisan makalah diharapkan mahasiswa mampu:

1. Mengetahui pengertian anemia

2. Mengetahui etiologi anemia

3. Mengetahui patofisologi anemia

4. Mengetahui manifestasi anemia

5. Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien anemia

1
BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian

Anemia adalah turunnya kadar Hemoglobin dibawah nilai terendah

(S. Naga, Sholeh 2012). Anemia adalah hemoglobin yang beredar tidak

memenuhi fungsinya menyediakan oksigen (Sacher, Ronald and

Mcpherson, Richard 2004)

Anemia adalah tidak dapatnya darah membawa zat asam karena

kurangnya sel-sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam sel (Sunar

Prasetyo, Dwi 2012;A. Sacher, Ronald and A. Mcpherson, Richard 2012)

Anemia adalah turunya hemoglobin dalam darah dan tidak

memenuhi fungsinya

B. Etiologi

Menurut Sacher, Ronald dan Mcpherson, Richard 2004 ada tiga

penyebab kategori penyebab anemia

1. Gangguan pembentukan sel darah merah

a. Penyakit Defisiensi

b. Anemia hipoproliferatif : sumsum tulang yang fungsional

berkurang atau tidak ada

c. Eritripoesis yang tidak efektif : anemia refrakter

2
2. Kehilangan sel dara merah yang berlebihan

a. Perdarahan

b. hemolis

3. Kelainan ditribusi sel darah merah

3
C. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau

kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum

tulang (misal.berkuranganya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan

nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau kebayakan penyebab yang tidak

diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui peradarahan atau

hemolisis ( destruksi). Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik

atau dalam sistem retikulo endotelial, terutama dalam hati dan limpa.

Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang terbentuk dalam fagosit,

akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah

segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi

normalanya 1 mg/ dl atau kurang ; kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan

ikterik pada sklera)

Apabila sel darah merah mengalami pengancuran dalam sirkulasi,

seperti yang terjadi pada berbagai kelainan hemolitik, maka akan muncul

dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasma melebihi

kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas)

untuk mengikat semuanya (mis. Apabila jumlahnya lebih dari sekitar 100

mg/dl ) hemoglobin akan terdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam

urin (hemoglobinuria). Jika ada atau tidak adanya hemoglobinemia atau

hemoglobinuria dapat memberikan informasi mengenai lokasi

penghancuran sel darah merah abnormal pada pasien dengan hemolisi dan

dapat merupakan petunjuk untuk mengetahui sifat proses hemolitik

tersebut. (Suddart and Brunner, 2001)

4
D. Gambaran Klinik

Tanda dan gejala yang terjadi pada anemia

1. Sakit kepala dan pusing

2. Kepala terasa berat

3. dispne

4. Penglihatan menjadi berkunang-kunang

5. Nadi cepat

6. Tampak pucat terutama pada telapak tangan dan lidah (Prasetyono,

Dwi 2012); (S. Naga, Sholeh 2012)

E. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

1. Kadar Hb.

Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32%

(normal: 32-37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron

merendah, iron binding capacity meningkat.

2. Indeks eritrosit

3. jumlah leukosit dan trombosit

4. kadar folat dan vitamin B12

5. hitung retikulosit (Brunner & Suddarth 2002)

F. Penatalaksanaan Medik

1. Tranplantasi sumsum tulang

Tranpalantasi sumsum tulang dilakukan untuk memberikan

persediaan jaringan hematopoesti yang masih dapat berfungsi

5
2. Terapi imunosupresif

Terapi imunosupredif denagn ATG diberikan untuk menghentikan

fungsi iumonogis yang memperpanjang aplasia sehingga

memungkinkan sumsum tulang mengalami penyembuhan (Brunner &

Suddarth 2002 )

G. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Fokus

a. Aktivitas

1) DS :keletihan, kelemahan, malaise, kebutuhan untuk tidur lebih

banyak

2) DO :takikardie, letargi, kurang tertarik pada linkungan

b. Sirkulasi

1) DO: riwayat kehlangan darah kronis, palpitasi

2) DS :disritmia, pucat,

c. Makanan

1) DO:kesulitan menelan, anokresia, penurunan berat badan,

2) DS : turgor kulit jelek, membran mukosa pucat

d. Neurosensori

1) DO:sakit kepala, insomnia, penurunan penglihatan

2) DS : gelisah, depresi, respon lambat, gangguan koordinasi

6
2. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhungan dengan penurunan

konsetrasi hemoglobin dalam darah

b. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbanagan antara

suplai dan kebutuhan oksigen

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan hilang nafsu makan

d. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan

3. Rencana Keperawatan

a. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhungan dengan penurunan

konsetrasi hemoglobin dalam darah

Tujuan: menoleransikan aktivitas yang bias dilakukan, yang


dbuktikan oleh toleransi aktifitas kehidupan sehari-hari
NOC
1) Menyadari keterbatasan energy
2) Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
NIC
1) Memberi anjuran tentang dan bantuan dalam aktifitas fisik,
kognitif social, dan spiritual
2) Mengatur penggunaan energi untuk mengatasi atau mencegah
kelelahan
3) Memfasilitasi latihan otot resistesif secara rutin untuk
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan tubuh
4) Mengunakan gerakan tubuh aktif atau pasif untuk
mempertahankan atau meperbaiki fleksibilitas sendi

7
b. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbanagan antara

suplai dan kebutuhan oksigen

Tujuan : keadekuatan aliran darah melalui pembulu darah kecil


ekstermitas untuk mempertahankan fungsi jaringan

NOC
1) Aliran darah yang tidak obstruksi dan satu arah pada tekanan
yang sesuai melalui pembulu darah
2) Keutuhan structural dan fungsi fisiologis normal kulit dan
membrane mukosa
NIC
1) Mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan kadar
cairan dan elektrolit
2) Meningkatkan keseimbangan cairan mencegah komplikasi
3) Mengumpulkan dan menganalisa data pasien untuk mencegah
4) atau meminimalkan komplikasi neurologis
5) Mencegah dan atau meminimalkan cedera atau
ketidaknyamanan pada pasien

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan hilang nafsu makan

Tujuan : Memperlihatkan status gizi asupan makanan yang adekuat

NOC
1) Mempertahankan masa tubuh danberat badan dalam batas
normal
2) Melaporkan tingkat energi yang adekuat
NIC
1) Tentukan motivasi pasen untuk mengubah kebiasaan makan

8
2) Pantau nilai laboratorium, khususnya tranferin, albumin, dan
elektrolit
3) Tekankan kemampuan pasien untuk memnuhi kebutuhan
nutrisi
4) Timbang pasien pada interval yang tepat

d. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan

Tujuan : resiko jatuh akan menurun atau terbatas

NOC

1) Mengidentifikasi resiko yang meningkatkan kerentanan

terhadap terjatuh

2) Menghindar cedera fisik akibat jatuh

NIC

1) Bantu pasien saat ambulasi,

2) Jika pasien beresiko jatuh, tempatkan pasien diruangan dekat

dengan meja perawat

3) Sediakan alat bantu untuk berjalan

4) Singkirkan bahaya lingkungan

9
DAFTAR PUSTAKA

A. Sacher, Ronald and A. Mcpherson, Richard 2012 Tinjauan Klinis Hasil

Pemeriksaan Laboratorium, EGC, Jakarta

Brunner dan Suddarth 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edk
8 vol 1, EGC, Jakarta.

Mansjoer A, Suprohaita, Wahyu, I & Wiwiek, S 2000, Kapita Selekta


Kedokteran, edk 3, Media Aesculapius, Jakarta

Naga, SS 2012, Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam, Diva pers,
Jogjakarta

Rubenstein, D, David, W & John, B 2005, Kedokteran Klinis, Erlangga,


Jakarta

S. Prasetyono, Dwi 2012 Daftar Tanda dan Gejala Ragam Penyakit, Flash
Book, Jogjakarta

W. Sudoyo, Aru 2009 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Interna


Publishing, Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai