Anda di halaman 1dari 33

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI POKOK KEGIATAN

EKONOMI DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
EXAMPLES NON EXAMPLES DAN MEDIA GAMBAR
DI KELAS IV SD METHODIST 1 KOTA
TEBING TINGGI T.P 2017/2018

Oleh
Nama : Nova Lamtiur Pasaribu
NIM : 835336929
E-mail : novalamtiur@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi pokok Kegiatan
Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Methodist – 1 Tebing Tinggi yang berjumlah 17 siswa terdiri dari 7 orang laki – laki dan 10 orang
perempuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
3 siklus dengan prosedur pelaksanaannya adalah (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, (4)
refleksi. Kegiatan prasiklus dilaksanakan pada tanggal 5April 2018, dengan nilai hasil belajar tuntas
sebanyak 5 orang dan tidak tuntas 12 orang . Tindakan perbaikan pembelajaran Siklus I
dilaksanakan pada tanggal 12 April 2018, dengan nilai hasil belajar tuntas sebanyak 10 orang dan
tidak tuntas 7 orang.. Tindakan perbaikan pembelajaran Siklus II dilaksanakan pada tanggal 19April
2018, dengan nilai hasil belajar tuntas sebanyak 16 orang dan tidak tuntas 1 orang.. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar evaluasi siswa. Data dianalisis dengan
cara kuantitatif. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
terhadap peningkatan hasil belajar IPS materi pokok Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan
Sumber Daya Alam dengan menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples dan media
gambar.

Kata kunci : Model Pembelajaran Examples Non Examples, Media Gambar, dan Hasil
belajar IPS materi pokok Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber
Daya Alam.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan pendidikan
di negara lain. Pendidikan di Indonesia yang dulunya cukup tinggi sekarang justru tertinggal
oleh pendidikan di negara tetangga. Menurut Survei Political and Economic Consultant
(PERC) kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan 12 dari 12 negara di Asia.
Keadaan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab dari pihak pemerintah akan tetapi juga
menjadi tanggung jawab sekolah dan masyarakat untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Tujuan pendidikan nasional dapat terwujud apabila setiap daerah yang ada di
Indonesia turut berpartisipasi memperbaiki mutu pendidikannya tidak terkecuali Sumatera
Utara. Saat ini mutu pendidikan di Sumatera Utara masih sangat memprihatinkan dan perlu
mengadakan peningkatan mutu pendidikan.
Perbaikan kualitas pendidikan tidak hanya mencakup daerah provinsi saja melainkan
juga daerah kabupaten kota. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu daerah di Sumatera
Utara yang perannya sangat dibutuhkan untuk membantu terwujudnya tujuan pendidikan
nasional. Akan tetapi, pada kenyataannya mutu pendidikan di Kota Tebing Tinggi juga
belum memiliki kualitas yang cukup baik.
Salah satu indikator yang dapat dijadikan alat untuk mengukur kualitas pendidikan
adalah hasil belajar. Hasil belajar IPS Kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi
khususnya pada materi pokok kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam
masih rendah. Dari 17 siswa hanya 4 orang siswa saja yang mencapai nilai KKM 70 dan 13
orang siswa nilainya di bawah KKM. Dengan kata lain presentase ketuntasan hasil belajar
Siswa Kelas IV SD Methodist 1 hanya mencapai 23,52 %. Rendahnya hasil belajar siswa
kelas IV di SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi menggambarkan rendahnya kualitas
pendidikan di Sekolah SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi. Rendahnya hasil belajar tersebut
tidak terlepas dari strategi belajar mengajar yang mencakup model pembelajaran, media yang
digunakan dan cara guru dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, mampu memotivasi
siswa agar giat belajar.
Pembelajaran IPS di SD adalah mata pelajaran yang mengajari manusia dalam semua
aspek kehidupan dan interaksinya dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam
masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS adalah memperkenalkan siswa kepada pengetahuan
tentang kehidupan masyarakat atau manusia secara sistematis. Pembelajaran IPS di SD
hendaknya menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, terutama yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari anak. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu
menciptakan iklim belajar yang aktif, inovatif dan kreatif.
Penyajian pembelajaran IPS di SD Swasta Methodist 1 Kota Tebing Tinggi pada dasarnya
telah dilakukan dengan berbagai cara baik cara konvensional maupun dengan model
pembelajaran yang baru, namun demikian model pembelajaran konvensional lebih banyak
digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat menjadi suatu faktor penyebab kegiatan
pembelajaran menjadi monoton dan membosankan serta tidak mengembangkan potensi siswa
secara keseluruhan yang pada akhirnya akan berakibat pada kemampuan berfikir serta hasil
belajar yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing
Tinggi perlu dilakukan suatu upaya dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif.
Penulis ingin menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples. Model ini
menggunakan media gambar dalam menyampaikan materi pembelajaran dimana Examples
memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh dari suatu materi yang sedang
dibahas, sedangkan Non Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah
contoh dari suatu materi yang dibahas.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Kegiatan Ekonomi
dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Examples Non Examples dan Media Gambar di Kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing
Tinggi Tahun Pembelajaran 2017/2018”.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti dapat mengidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi.
2. Kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan media pembelajaran.
3. Guru belum menggunnakan model pembelajaran Examples Non Examples.
4. Siswa merasa bosan dengan proses pembelajaran IPS
5. Guru masih mendominasi peran selama pembelajaran IPS berlangsunng
6. Kurangnya tingkat interaksi antara guru dan siswa sehingga motivasi belajar IPS
rendah.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan keadaan di atas, penulis melakukan refleksi diri terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan di kelas. Ada beberapa aspek yang menyebabkan siswa tidak
mencapai ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan oleh :
1. Rendahnya pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS.
2. Kurang tepatnya guru dalam memilih model pembelajaran.
3. Guru tidak menggunakan alat peraga atau media.
4. Guru kurang memotivasi dalam pembelajaran IPS.
5. Guru kurang memberi kesempatan siswa bertanya.
6. Kurang efektifnya komunikasi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran IPS.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Yang menjadi alternatif dan prioritas pemecahan masalah ini adalah :
1. Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan terhadap siswa Kelas IV SD
Methodist 1 Kota Tebing Tinggi.
2. Model pembelajaran yang dilakukan yaitu pembelajaran yang menggunakan model
Examples Non Examples.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang
telah dipaparkan di ataas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah Model Pembelajaran Examples Non Examples dan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi ?

C. Tujuan Perbaikan
Perbaikan pembelajaran ini direncanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar IPS Materi Pokok Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam
dengan menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples dan media gambar.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif mengenai pengaruh
meningkatkan hasil belajar IPS Materi Pokok Kegiatan Ekonomi dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam dengan menggunakan Model Pembelajaran
Examples Non Examples dan Media Gambar di Kelas IV SD Methodist 1 Kota
Tebing Tinggi
2. Sumbangan pemikiran bagi guru khususnya guru IPS dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples
dan media gambar.

2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga dalam menambah
wawasan kependidikan khususnya IPS sehingga nantinya dapat meningkatkan
pelayanan dan pengajaran dalam proses pembelajaran yang baik.
2. Memberikan data tentang pencapaian tujuan pembelajaran bila menerapkan meodel
pembelajara Examples Non Examples dan media gambar pada mata pelajaran IPS.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar


1. Hakikat Belajar
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun
sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari
bahan yang telah dipelajari.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam Sumardi Suryabrata (1984:252) belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaanya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Sedangkan Gagne dalam bukunya The Condition of Learning 1977 menuliskan bahwa
belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,
yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Selanjutnya pengertian belajar menurut Moh. Surya
(1881:32) merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang dapat diambil dari
beberapa pengertian tersebut yaitu, pada prinsipnya belajar adalah perubahan dari diri
seseorang.

2. Hakikat Hasil Belajar


Menurut Sudjana (2010:22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdikdas, 2006:125)
mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan
perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan
dengan itu, Wahidmurni, dkk (2010:18) menjelaskan bahwa seorang dapat dikatakan
telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam
dirinya. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya dari segi kemampuan berpikirnyaa,
keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan tes dan pengukuran. Tes
dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen
penilaian hasil belajar. Hamalik (2006:155) memberikan gambaran bahwa hasil belajar
yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar
dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan ketrampilan.
Perubahan sikap tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Berdasarkan konsep di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai
perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu
interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi
kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya.

B. Pembelajaran IPS di SD
1. Pembelajaran IPS
IPS merupakan bagian dari kurikulum yang mempunyai tanggung jawab untuk
membantu siswa dalam mengembangkan pengetahauan, keterampilan, sikap, nilai yang
diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik di tingkat lokal, nasioanl,
maupun global (Enok Maryani dan Helius Syamsudin, 2009: 5).
Rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai kondisi
dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan
bermanfaat bagi siswa, sehingga mereka mampu menjadikan apa yang dipelajarinya sebagai
bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat di
lingkunngannya.

2. Pembelajaran IPS di SD
Pembelajaran IPS di SD pada dasarnya dimaksudkan untuk pengembangan
pengetahuan, sikap, nilai-moral, dan keterampilan siswa agar menjadi manusia dan warga
negara yang baik, seperti yang diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama.
Menurut Kagan (2004) menyebutkan rancangan pembelajaran guru hendaknya
diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi perkembangan potensi siswa agar
pembelajaran yang dilakukannya benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa. Dengan
demikian, pembelajaran IPS semestinya diarahkan pada upaya pengembangan iklim yang
kondusif bagi siswa untuk sekaligus melatih pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilannya
selama pembelajaran. Melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Pendidikan IPS pada hakikatnya memiliki fungsi untuk membantu perkembangan
peserta didik memiliki konsep diri yang baik, membantu pengenalan dan apresiasi tentang
masyarakat global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial, ekonomi, politik,
membantu siswa untuk mengetahui waktu lampau dan sekarang sebagai dasar untuk
mengambil keputusan, mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
keterampilan menilai, membantu perkembangan peserta didik untuk berpartisipasi secara
aktif dalam kehidupan masyarakat (Skeel, 1995:11).

C. Materi Pokok Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam


Kegiatan ekonomi adalah segala usaha atau kegiatan yang dilakukan orang untuk
menghasilkan pendapatan dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup. Kegiatan ekonomi
berkembang. Berikut ini penjelasan perkembangan kegiatan ekonomi.
1. Pada zaman dahulu, orang mencari makan dengan cara berburu dan mengumpulkan
buah-buahan hutan. Mereka membuat pakaian dari kulit hewan atau kulit pohon.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka saling menukar barang. Cara ini disebut
dengan barter.
Karena barter tidak praktis, cara itu mulai ditinggalkan. Kemudian orang
menggunakan alat tukar yang lebih baik. Alat tukar ini mempermudah orang melakukan
kegiatan jual beli. Awalnya orang menggunakan barang berharga sebagai alat tukar.
Misalnya, kulit hewan, emas, dan perak. Kemudian orang menggunakan uang sebagai alat
tukar.
2. Tahap berikutnya orang tidak hanya berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Orang
mulai berternak dan bertani. Orang mulai memelihara hewan-hewan ternak. Orang
juga mulai mengolah lahan untuk ditanami.
3. Ketika zaman makin maju, kebutuhan hidup pun terus bertambah. Orang tidak hanya
bekerja sebagai petani dan peternak. Orang mencari cara-cara baru untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sekarang ini ada bermacam-macam pekerjaan, misalnya,
penjahit, pedagang, sopir, guru, dan dokter.

Kegiatan ekonomi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ada tiga jenis
kebutuhan:
1. Kebutuhan Pokok (Kebutuhan Primer)
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan utama manusia. Kebutuhan pokok terdiri dari
makanan (pangan), pakaian (sandang), dan tempat tinggal (papan)
2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan pokok dan
kebutuhan sekunder terpenuhi. Contohnya lemari, sepeda, buku, pena, dan lain-lain.
3. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan pokok dan
kebutuhan sekunder terpenuhi. Contohnya mobil, AC, sepeda motor, perhiasan, dan
lain-lain.
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup seorang diri. Orang
tidak bisa menghasilkan semua barang kebutuhannya.
Faktor lingkunngan mempengaruhi kegiatan ekonomi. Contohnya :
1. Penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah banyak yang menjadi petani,
pedagang hasil bumi, dan peternak.
2. Penduduk yang tinggal di daerah sekitar pantai banyak yang menjadi nelayan, petani
tambak, petani garam, dan pengrajin.
3. Penduduk yang berada di daerah dataran tinggi banyak yang menjadi petani sayuran,
bunga atau buah, peternak dan pedagang.
Mata pencaharian masyarakat kota antara lain sebagai pekerja jasa, karyawan swasta,
wiraswasta, pedagang, dan buruh.
Ada tiga jenis kegiatan ekonomi, yaitu :
1. Kegiatan menghasilkan barang dan jasa (kegiatan produksi)
Contoh kegiatan menghasilkan barang dan jasa antara lain petani bercocok tanam
menghasilkan padi. Peternak merawat hewan supaya menghasilkan daging, susu, dan telur.
Contoh kegiatan menawarkan jasa antara lain dokter yang merawat orang sakit, guru yang
mengajar dan mendidik para siswa, dan pemandu wisata. Orang yang menghasilkan barang
dan jasa disebut produsen.
2. Kegiatan mendistribusikan barang dan jasa
Kegiatan mendistribusikan barang dan jasa adalah kegiatan menyalurkan barang atau
jasa dari produsen kepada konsumen. Contohnya kegiatan berdagang atau berjualan. Orang
yang bekerja mendistribusikan barang dan jasa disebut distributor.
3. Kegiatan mengkonsumsi barang dan jasa
Kegiatan konsumsi adalah kegiatan memakai atau menggunakan barang atau jasa.
Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen.
Sumber daya alam yang dimanfaatkan manusia dibedakan dua macam, yaitu :
1. Sumber daya alam biotik (makhluk hidup)
Contohnya hewan dan tumbuhan
2. Sumber daya alam abiotik (bukan makhluk hidup)
Contohnya tanah, air, barang tambang, udara dan sinar matahari.

D. Model Pembelajaran Examples Non Examples


Model Pembelajaran Examples Non Examples merupakan salah satu pendekatan
Group investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik. Tipe pembelajaran ini
dimaksudkan sebagai alternatif terhadap model pembelajaran kelas tradisional dan
menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh
penghargaan kooperatif daripada individu.(Muslimin Ibrahin, 2000 : 3)
Model Pembelajaran Examples Non Examples merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun
dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk
deskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.
Konsep model pembelajaran ini pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling
banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari
melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non Examples adalah taktik yang dapat
digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan
siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Example dan non-Examples
dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya
sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi
contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-Examples memberikan
gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Dengan
memusatkan perhatian siswa terhadap Example Non Example diharapkan akan dapat
mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
(Hamzah, 2005:113).
Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah
suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat
fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap Example dan Non Example
diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam
mengenai materi yang ada.

1. Kelebihan Model Example Non Examples


Menurut Buehl dalam (Apriani dkk, 2007:219) mengemukakan kelebihan Example
Non Example, antara lain :
a. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas
pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
b. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka
untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non
example.
c. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu
konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih
terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah
dipaparkan pada bagian example.
Keunggulan lainnya dalam model pembelajaran examples non examples diantaranya :
a. Siswa lebih berfikir kritis dalam menganalisa gambar yang relevan dengan
Kompetensi Dasar (KD)
b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar yang relevan dengan
Kompetensi Dasar (KD)
c. Siswa diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya yang mengenai analisis
gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD).

2. Kekurangan Model Examples Non Examples


Adapun kekurangan model Examples Non Examples antara lain :
a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b. Memerlukan waktu yang lama.

3. Langkah-langkah Model Examples Non Examples


Menurut Agus Suprijono (2009:125) langkah-langkah model pembelajaran Examples
Non Examples, yaitu :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Gambar-gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan
materi yang dibahas sesuai kompetensi dasar.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD/OHP/In Focus.
Pada tahap ini guru dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar dan
membentuk kelompok siswa.
3. Guru memberi petunjuk dan kesempatan kepada peserta didik untuk
memperhatinkan/menganalisa gambar.
Peserta didik diberi waktu melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara
seksama agar detil gambar dapat dipahami oleh peserta didik, dan guru juga memberi
deskripsi tentang gambar yang diamati.
4. Melalui diskusi kelompok, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada
kertas.
Kertas yang digunakan sebaiknya disediakan guru.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.
Peserta didik dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan
kelompok masing-masing.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
7. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka penggunaan model pembelajaran Examples Non
Examples pada prinsipnya adalah upaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk menemukan konsep pelajarannya sendiri melalui kegiatan
mendeskripsikan pemberian contoh dan bukan contoh terhadap materi yang sedang dipelajari.
E. Media Gambar
Media gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling umum
dipakai dan merupakan bahasa yang umum dan dapat dimengerti dan dinikmati dimana-
mana. Menurut Sadiman Arief S. (2003:21), media gambar adalah sebagai berikut :
Media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini dapat
membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga
hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.
Menurut Purwanto dan Alim (1997 : 63), kelebihan media gambar adalah:
1. Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan
dengan media verbal semata,
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu,
3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan,
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja,
5. Murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan.
Sedangkan kelemahan media gambar menurut Purwanto dan Alim (1997:63) adalah
“1) Gambar menekankan persepsi indera mata, 2) Gambar berada yang terlalu kompleks
kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, 3) Ukurannya sangat terbatas untuk
kelompok besar”. Menurut Sadiman Arief S. (2003:25), ada enam syarat yang perlu
dipenuhi oleh media gambar, yaitu :
a. Harus Autentik
Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat
benda sebenarnya. Membicarakan atau menyampaikan suatu kejadian sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya, seperti kalau menemukan buku tiga buah, sampaikanlah
sesuai dengan banyak benda yang ditemukannya.
b. Sederhana
Komposisinya hendak cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar,
jangan sampai berlebihan sehingga dapat membuat kesulitan siswa untuk
memahaminya.
c. Ukuran Relatif
Gambar dapat membesarkan atau mengecilkan objek/benda sebenarnya. Hendaknya
dalam gambar tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal siswa sehingga dapat
membantu membayangkan gambar dan isinya.
d. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Gambar yang baik menunjukkan objek dalam keadaan memperlihatkan aktivitas
tertentu sesuai dengan tema pembelajaran.
e. Gambar yang tersedia perlu digunakan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
f. Gambar hendaklah sesuai dengan materi pembelajaran.
F. Pengertian PTK dan PKP
1. PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang
dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang
dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus
sebagai peneliti, sejak disusunya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata
di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi pembelajaran yang dilakukan (Iskandar, 2012:21).

2. PKP
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) adalah muara dari Program S.1 PGSD
yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan
kemampuan keprofesionalan guru SD dalam mengelola pembelajaran. sebagai seorang
profesional, guru SD bertanggung jawab sebagai guru kelas yang dituntut memperbaiki atau
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas belajar
siswa.

3. Keterkaitan PTK dan PKP


PKP merupakan mata kuliah yang memberikan pengalaman belajar yang dapat
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam mengelola pembelajaran. Proses
pembelajaran tersebut memungkinkan guru untuk menemukan dan memecahkan
permasalahan pembelajaran di kelas masing-masing dengan menggunakan kaidah PTK.

G. Karakteristik Peserta Didik


Rata-rata siswa yang bersekolah di SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi merupakan
anak-anak yang bertempat tinggal di daerah tersebut. Namun, kurangnya guru dalam
menggunakan model pembelajaran mengakibatkan siswa atau peserta didik menjadi pasif dan
kurang memiliki motivasi dan prestasi belajarnya tidak sesuai dengan harapan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah 17 siswa kelas
IV SD Methodist Kota Tebing Tinggi, yang terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan 10
orang siswa perempuan. Dalam penelitian ini, guru melakukan perbaikan pembelajaran
pada mata pelajaran IPS Kelas IV materi pokok Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan
Sumber Daya Alam.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Methodist 1 Kota Tebing
Tinggi yang terletak di Jalan Gereja No. 9-11 Kelurahan Tebing Tinggi Lama Kecamatan
Tebing Tinggi Kota.
Peneliti memilih untuk melaksanakan penelitian di SD Methodist 1 Kota Tebing
Tinggi karena peneliti merupakan guru kelas IV di SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi
sehingga peneliti dapat melakukan penelitian secara efektif dan efisien.
3. Waktu Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dari tanggal 25 Maret 2018 sampai
dengan 13 Mei 2018. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Pelaksanaan Tindakan


No. Hari / Tanggal Mata Pelajaran Keterangan
Rencana Pembelajaran
1. Kamis, 5 April 2018 IPS
(Pra Siklus)
Perbaikan Pembelajaran
2. Kamis, 12 April 2018 IPS
(Siklus I)
Perbaikan Pembelajaran
3. Kamis, 19 April 2018 IPS
(Siklus 2)

4. Pihak yang Membantu


Pihak-pihak yang membantu kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah:
a. Kepala UPBJJ-UT Medan, Pengelola UPBJJ-UT Pokjar Kota Tebing Tinggi, Ibu Nelce
Kaloeti, S.Sos., M.Pd., beserta staf di jajarannya.
b. Supervisor 1, Ibu Hodriani, S. Sos, M. AP., M.Pd., yang berfungsi sebagai pembimbing
penulisan laporan PKP.
c. Supervisor 2, Ibu Herdawati, S.Pd.SD., yang berfungsi sebagai pembimbing, pengamat,
pengumpul data, dan mitra dalam melakukan refleksi perbaikan pembelajaran.
d. Kepala SD Methodist – 1 Kota Tebing Tinggi, yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas yang memadai demi kelancaran program pelaksanaan penelitian di sekolah.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian perbaikan pembelajaran ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas
melalui beberapa tahapan/siklus yang kegiatannya terkait antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan model Kemmis dan Mc Taggart, setiap siklus terdiri dari 4 komponen yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Yusnandar, 2005 :20). Kegiatan perencanaan
mencakup langkah-langkah yang dipersiapkan peneliti sebelum tindakan dilakukan.
Selanjutnya dalam langkah tindakan peneliti melakukan upaya perbaikan, peningkatan atau
perubahan yang diinginkan. Setelah itu melakukan observasi dengan mengamati hasil atau
dampak dari tindakan yang dilaksanakan terhadap peserta didik. Selanjutnya melakukan
reflesi dengan mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan terhadap peserta didik. Langkah-langkah prosedur penelitian diuraikan pada
paparan berikut:
1. Pembelajaran Pra Siklus
Hasil belajar siswa kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi pada mata pelajaran
IPS, hanya 5 orang siswa dari 17 siswa yang mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70.
Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa tersebut, maka peneliti melaksanakan perbaikan
pembelajaran terhadap pembelajaran IPS dengan materi macam-macam kegiatan ekonomi
penduduk di lingkungan sekitar. Dalam perbaikan pembelajaran peneliti menggunakan
metode Examples Non Examples dengan harapan siswa termotivasi dan aktif dalam
pembelajaran sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat, tentunya dengan nilai yang baik
atau di atas KKM yang telah ditentukan Pembelajaran pra siklus adalah pembelajaran awal
yang dilakukan untuk menemukan berbagai permasalahan pembelajaran dalam meningkatkan
hasil belajar siswa di kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi.
Pada pembelajaran ini penulis menerapkan pembelajaran yang lazim dilakukan terkait
dengan materi pembelajaran Macam-macam Kegiatan Ekonomi Penduduk Lingkungan
Sekitar. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan yang dilakukan oleh supervisor 2.
Pada kegiatan refleksi, pengamat (yakni supervisor 2) mengemukakan hal-hal baik
dalam pembelajaran yang telah dilakukan, dan hal-hal yang perlu mendapat perbaikan, yang
selanjutnya dalam penelitian ini disebut permasalahan pembelajaran. Pada kegiatan refleksi,
penulis dan supervisor 2 menyepakati permasalahan pembelajaran yang perlu mendapat
tindakan perbaikan, yakni yang terkait dengan meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan ini
dapat dilihat dalam kegiatan jurnal yang dilakukan oleh supervisor 2 bersama mahasiswa, dan
disahkan oleh supervisor 1. Selanjutnya hasil komunikasi online dan telepon dengan
supervisor 1 disepakati agar strategi pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan model
pembelajaran Examples Non Examples dan Lembar Kerja Siswa yang disiapkan guru.

2. Tindakan Perbaikan Pembelajaran Siklus I


a. Tahap Perencanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran
Tahap perencanaan tindakan perbaikan pembelajaran dimulai dengan menyusun
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I dengan cara memperbaiki langkah-langkah
pembelajaran kegiatan inti yang telah dituangkan pada RPP sebelumnya. Kegiatan inti RPP
tindakan siklus I didesain dengan pembelajaran Memanfaatkan Sumber Daya Alam dengan
menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples.
Kemudian disiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan selama pelaksanaan
tindakan, mempersiapkan format pengamatan (observasi) aktivitas belajar dan menyusun
perangkat tes hasil belajar (posttest), menyepakati cara pengumpulan data dengan pengamat
(yakni supervisor 2), dan berkoordinasi dengan Kepala SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi
untuk mendapatkan izin pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan pada hari Kamis, 12
April 2018 di kelas IV SD Methodist Kota Tebing Tinggi. Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sesuai dengan model pembelajaran
Examples Non Examples sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembukaan Pelajaran
a) Membaca doa yang dipimpin oleh salah seorang siswa.
b) Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya dan
mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari.
c) Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi
Kegiatan Memanfaatkan Sumber Daya Alam
d) Menyampaikan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam
mencapai tujuan pelajaran itu.

2. Kegiatan Inti Pelajaran


a) Menyiapkan beberapa gambar yang terkait dengan sumber daya alam.
b) Memperlihatkan gambar kepada siswa dengan cara ditempelkan di papan tulis
c) Siswa berdiskusi kelompok untuk menganilisis gambar, hasil diskusi dicatat oleh
kelompok masing-masing.
d) Setiap kelompok secara bergilir membacakan hasil diskusinya
e) Dari hasil diskusi guru menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
f) Guru bertanya kepada peserta didik tentang Sumber Daya Alam yang ada di daerah
tempat tinggal mereka masing-masing.
g) Guru bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan

3. Kegiatan Penutup Pelajaran


a) Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang dibimbing oleh guru.
b) Melakukan evaluasi /posttest
c) Menutup pembelajaran

c. Tahap Pengamatan dan Pengumpulan Data


Selama pembelajaran berlangsung supervisor 2 melakukan pengamatan aktivitas
belajar siswa dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples dan media gambar serta merekam
pembelajaran dalam bentuk catatan anekdot supervisor 2. Kemudian di akhir
pembelajaran dilakukan posttest untuk mengukur hasil belajar siswa di kelas IV SD
Methodist 1 Kota Tebing Tinggi.

d. Tahap Evaluasi, Refleksi, dan Rencana Tindak Lanjut


Hasil pengamatan yang dikumpulkan oleh supervisor 2 sebagai pengamat dievaluasi
langsung setelah pelaksanaan pembelajaran selesai di lakukan. Dilakukan perhitungan
persentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Hasil posttest dianalisis
untuk mendapatkan persentase siswa yang mencapai dan atau lebih besar dari nilai
KKM.
Hasil evaluasi selanjutnya dikomunikasikan langsung kepada supervisor 2 dan
komunikasi via telepon kepada supervisor 1. Hasil refleksi ditemukan, bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dan media
gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing
Tinggi. Namun juga membutuhkan tambahan pembelajaran berupa Lembar Kerja
Siswa sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh lebih maksimal dan memuaskan.

3. Tindakan Perbaikan Pembelajaran Siklus II


a. Tahap Perencanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran
Tahap perencanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II dimulai dengan
menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II dengan cara memperbaiki
langkah-langkah pembelajaran kegiatan inti yang telah dituangkan pada RPP
sebelumnya. Kegiatan inti RPP tindakan siklus II didesain dengan materi
pembelajaran Pengaruh Kondisi Alam Terhadap Kegiatan Ekonomi dengan
menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dan diperkuat dengan
pemberian Lembar Kerja Siswa.
Kemudian disiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan selama pelaksanaan
tindakan, mempersiapkan format pengamatan (observasi) aktivitas belajar, dan
menyusun perangkat tes hasil belajar (posttest), menyepakati cara pengumpulan data
dengan pengamat (yakni supervisor 2), dan berkoordinasi dengan Kepala SD
Methodist 1 Kota Tebing Tinggi untuk mendapatkan izin pelaksanaan penelitian
tindakan kelas.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan pada hari Kamis, 19
April 2018 di kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi. Adapun pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kegiatan Membuka Pelajaran
a) Membaca doa yang dipimpin oleh salah seorang siswa.
b) Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran
sebelumnya.
c) Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan
materi pelajaran yang akan diajarkan.
d) Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti Pelajaran
a) Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
b) Mengemukakan lembar kerja yang ada kaitannya dengan pengaruh kondisi
alam dengan kegiatan ekonomi .
c) Melalui lembar kerja siswa mengamati, menanya dan menjawab atas
pertanyaan yang muncul, baik datangnya dari siswa, maupun dari guru.
d) Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa
melakukan kegiatan pembelajaran.
e) Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja, pemberian balikan dari
kegiatan tanya jawab, dan atau dari penguatan oleh guru.
3. Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
a) Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang dipandu oleh guru.
b) Melakukan evaluasi hasil dan proses.
c) Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum
dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah
menguasai materi.

c. Tahap Pengamatan dan Pengumpulan Data


Sama halnya pelaksanaan tindakan siklus I, pada pelaksanaan tindakan perbaikan
pembelajaran siklus II supervisor 2 melakukan pengamatan aktivitas belajar siswa
dalam melakukan pembelajaran pengaruh kondisi alam kegiatan ekonomi dengan
menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dan media gambar serta
merekam pembelajaran dalam bentuk catatan anekdot. Tambahannya, supervisor 2
juga melakukan pengamatan pelaksanan penggunaan lembar kerja yang dilakukan
oleh guru. Kemudian sama halnya dengan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I,
pada akhir pembelajaran siklus II ini juga dilakukan posttest untuk mengukur hasil
belajar siswa di kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi tentang pengaruh
kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi.
d. Tahap Evaluasi, Refleksi, dan Rencana Tindak Lanjut
Hasil pengamatan yang dikumpulkan oleh supervisor 2 selama tindakan perbaikan
pembelajaran siklus II berlangsung, dievaluasi langsung setelah pelaksanaan
pembelajaran selesai di lakukan. Dilakukan perhitungan persentase siswa yang terlibat
aktif dalam pembelajaran. Hasil posttest dianalisis untuk mendapatkan persentase
siswa yang mencapai dan atau lebih besar dari nilai KKM. Seluruh hasil evaluasi
selanjutnya akan digunakan sebagai bahan laporan penelitian pada matakuliah
Pemantapan Kemampuan Professional (PKP).
Hasil evaluasi selanjutnya dikomunikasikan langsung kepada supervisor 2 dan
dikomunikasikan langsung via telepon kepada supervisor 1. Hasil refleksi ditemukan, bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dan media
gambar telah menunjukkan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, khususnya di kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi.

C. Teknik Analisis Data


Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar IPS materi pokok Kegiatan
Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam menggunakan model Examples Non
Examples, penulis menggunakan analisis data deskriptif dan kualitatif, yaitu analisis data
yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi melalui gambaran-gambaran nyata tentang
peristiwa tersebut. Adapun beberapa analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui daya serap siswa terhadap pembelajaran, digunakan rumus berikut:
𝑠𝑖
P= × 100% .............................. (Depdiknas, 2004)
𝑠𝑡
P : Persentase ketuntasan belajar siswa
Si : Jumlah Skor yang dicapai siswa terhadap seluruh butir soal
St : Jumlah skor total seluruh soal
2. Untuk mengetahui ketuntasan kelas digunakan rumus berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
Ketuntasan kelas = ×100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
3. Siswa dikatakan tuntas apabila mempunyai nilai lebih dari ≤ 70.
Dalam melakukan pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini, peneliti
menggunakan instrumen lembar data pengamatan yang dilakukan melalui pengamatan
selama proses pembelajaran serta pedoman penilaian penskoran, yaitu :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


N=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙
N : Nilai Hasil Belajar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Untuk menemukan hasil penelitian yang telah digunakan dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas, dalam tahap pelaksanaan penelitian menerapkan rancangan
tindakan yang telah disusun pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples. Data yang disajikan berupa hasil belajar siswa.
Untuk meningkatkan hasil belajar, guru melaksanakan tes berbentuk soal-soal yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus.
Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas.
1. Pra Siklus
Tabel 4.1 Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Hasil Ketuntasan
No. Nama Siswa KKM
Belajar Tuntas Tidak Tuntas
1. Janes Septrian Silitonga 70 60 √
2. Jonathan Sebastian M 70 80 √
3. Misael Simanjuntak 70 70 √
4. Marcell Frontline 70 40 √
5. Stephanie Michelle 70 50 √
6. Mutiara Sondang Hutabarat 70 70 √
7. Lia Amanda Manurung 70 80 √
8. Selly Nathalia 70 50 √
9. Gracela 70 50 √
10. Grecia Yelisabeth 70 40 √
11. Faiqi Naso Hallawa 70 30 √
12. Pardi Pandiangan 70 40 √
13. Morin Ayusion Situngkir 70 60 √
14. Maylin C.R Situmorang 70 60 √
15. Reza Erlangga Barus 70 40 √
16. Naomi Kayla 70 50 √
17. Shandra R. Sinaga 70 80 √
Jumlah 950 5 12
Rata-rata 57,88
Grafik 4.1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

Nilai Hasil Belajar Pra Siklus


13
70,59%
12
11
10
9
8
7
6 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
29,41%
5
4
3
2
1
0
Tuntas Tidak Tuntas

2. Siklus I
Tabel 4.2 Hasil Belajar IPS siklus I
Hasil Ketuntasan
No. Nama Siswa KKM
Belajar Tuntas Tidak Tuntas
1. Janes Septrian Silitonga 70 70 √
2. Jonathan Sebastian M 70 90 √
3. Misael Simanjuntak 70 80 √
4. Marcell Frontline 70 60 √
5. Stephanie Michelle 70 60 √
6. Mutiara Sondang Hutabarat 70 85 √
7. Lia Amanda Manurung 70 80 √
8. Selly Nathalia 70 60 √
9. Gracela 70 70 √
10. Grecia Yelisabeth 70 50 √
11. Faiqi Naso Hallawa 70 50 √
12. Pardi Pandiangan 70 60 √
13. Morin Ayusion Situngkir 70 75 √
14. Maylin C.R Situmorang 70 80 √
15. Reza Erlangga Barus 70 70 √
16. Naomi Kayla 70 60 √
17. Shandra R. Sinaga 70 90 √
Jumlah 1180 10 7
Rata-rata 69,41
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siklus I
Nilai Hasil Belajar Siklus I
58,82%
10
9
8
41,18%
7
6
5
Nilai Hasil Belajar Siklus I
4
3
2
1
0
Tuntas Tidak Tuntas

3. Siklus II
Tabel 4.3 Hasil Belajar IPS Siklus II
Hasil Ketuntasan
No. Nama Siswa KKM
Belajar Tuntas Tidak Tuntas
1. Janes Septrian Silitonga 70 80 √
2. Jonathan Sebastian M 70 100 √
3. Misael Simanjuntak 70 90 √
4. Marcell Frontline 70 70 √
5. Stephanie Michelle 70 70 √
6. Mutiara Sondang Hutabarat 70 100 √
7. Lia Amanda Manurung 70 90 √
8. Selly Nathalia 70 70 √
9. Gracela 70 80 √
10. Grecia Yelisabeth 70 70 √
11. Faiqi Naso Hallawa 70 60 √
12. Pardi Pandiangan 70 80 √
13. Morin Ayusion Situngkir 70 90 √
14. Maylin C.R Situmorang 70 90 √
15. Reza Erlangga Barus 70 80 √
16. Naomi Kayla 70 80 √
17. Shandra R. Sinaga 70 100 √
Jumlah 1400 16 1
Rata-rata 82,35
Grafik 4.3 Nilai Hasil Belajar Siklus II

Nilai Hasil Belajar Siklus II


94,11%
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7 Nilai Hasil Belajar Siklus II
6
5
4
3
2
5,89 %
1
0
Tuntas Tidak Tuntas

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pra Siklus
Setelah melaksanakan pembelajaran pada pra siklus, berdasarkan rencana
pembelajaran yang telah dirancang dan melaksanakan observasi yang dibimbing oleh
supervisor, maka hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS tentang kegiatan
ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam diperoleh hasil belajar siswa kelas IV SD
Methodist 1 Kota Tebing Tinggi pada mata pelajaran IPS, hanya 5 orang siswa dari 17 siswa
yang mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70.
Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa tersebut, maka peneliti melaksanakan
perbaikan pembelajaran terhadap pembelajaran IPS dengan materi Macam-macam Kegiatan
Ekonomi Penduduk di Lingkungan Sekitar. Dalam perbaikan pembelajaran peneliti
menggunakan metode Examples Non Examples dengan harapan siswa termotivasi dan aktif
dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat, tentunya dengan nilai yang
baik atau di atas KKM yang telaah ditentukan.
2. Siklus I
1. Perencanaan Tindakan Siklus I
Penelitian pada siklus I difokuskan pada model pembelajaran Examples Non
Examples dan media gambar untuk mengetahui Kegiatan memanfaatkan sumber daya alam
dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil untuk tiap kelompok berjumlah 5-6 anak.
Persiapan yang dilakukan adalah dengan membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP),
menyiapkan media gambar, Lembar Kerja Siswa, serta lembar observasi yang diisi oleh
supervisor.
2. Pelaksanaan Kegiatan Siklus I
Pada tahap pelaksanaan siklus I dihasilkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran
Tahap perencanaan tindakan perbaikan pembelajaran dimulai dengan menyusun
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I dengan cara memperbaiki langkah-langkah
pembelajaran kegiatan inti yang telah dituangkan pada RPP sebelumnya. Kegiatan inti RPP
tindakan siklus I didesain dengan pembelajaran Kegiatan Memanfaatkan Sumber Daya Alam
dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples.
Kemudian disiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan selama pelaksanaan
tindakan, mempersiapkan format pengamatan (observasi) aktivitas belajar dan menyusun
perangkat tes hasil belajar (posttest), menyepakati cara pengumpulan data dengan pengamat
(yakni supervisor 2), dan berkoordinasi dengan Kepala SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi
untuk mendapatkan izin pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan pada hari di kelas IV
SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dengan
langkah-langkah sesuai dengan model pembelajaran Examples Non Examples sebagai
berikut:
1. Kegiatan Pembukaan Pembelajaran
a) Membaca doa yang dipimpin oleh salah seorang siswa.
b) Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya dan
mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari.
c) Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi
Kegiatan Memanfaatkan Sumber Daya Alam
d) Menyampaikan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam
mencapai tujuan pelajaran itu.

2. Kegiatan Inti Pembelajaran


a) Menyiapkan beberapa gambar yang terkait dengan sumber daya alam.
b) Memperlihatkan gambar kepada siswa dengan cara ditempelkan di papan tulis
c) Siswa berdiskusi kelompok untuk menganilisis gambar, hasil diskusi dicatat oleh
kelompok masing-masing.
d) Setiap kelompok secara bergilir membacakan hasil diskusinya
e) Dari hasil diskusi guru menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran
f) Guru bertanya kepada peserta didik tentang Sumber Daya Alam yang ada di daerah
tempat tinggal mereka masing-masing.
g) Guru bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan

3. Kegiatan Penutup Pembelajaran


a) Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang dibimbing oleh guru.
b) Melakukan evaluasi /posttest
c) Menutup pembelajaran

c. Tahap Pengamatan dan Pengumpulan Data


Selama pembelajaran berlangsung supervisor 2 melakukan pengamatan aktivitas
belajar siswa dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples dan media gambar serta merekam
pembelajaran dalam bentuk catatan anekdot supervisor 2. Kemudian di akhir
pembelajaran dilakukan posttest untuk mengukur hasil belajar siswa di kelas IV SD
Methodist 1 Kota Tebing Tinggi.

d. Tahap Evaluasi, Refleksi, dan Rencana Tindak Lanjut


Hasil pengamatan yang dikumpulkan oleh supervisor 2 sebagai pengamat dievaluasi
langsung setelah pelaksanaan pembelajaran selesai di lakukan. Dilakukan perhitungan
persentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Hasil posttest dianalisis
untuk mendapatkan persentase siswa yang mencapai dan atau lebih besar dari nilai
KKM.
Hasil evaluasi selanjutnya dikomunikasikan langsung kepada supervisor 2 dan
komunikasi via telepon kepada supervisor 1. Hasil refleksi ditemukan, bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dan media
gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing
Tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mendapat nilai tuntas
mengalami peningkatan pada Siklus I menjadi 10 orang siswa dan yang tidak tuntas
sebanyak 7 orang siswa. Namun dibutuhkan tambahan pembelajaran berupa Lembar
Kerja Siswa sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh lebih maksimal dan
memuaskan.

3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran
Tahap perencanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II dimulai dengan
menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II dengan cara memperbaiki
langkah-langkah pembelajaran kegiatan inti yang telah dituangkan pada RPP
sebelumnya. Kegiatan inti RPP tindakan siklus II didesain dengan materi
pembelajaran Pengaruh Kondisi Alam Terhadap Kegiatan Ekonomi dengan
menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dan diperkuat dengan
pemberian Lembar Kerja Siswa.
Kemudian disiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan selama pelaksanaan
tindakan, mempersiapkan format pengamatan (observasi) aktivitas belajar, dan
menyusun perangkat tes hasil belajar (posttest), menyepakati cara pengumpulan data
dengan pengamat (yakni supervisor 2), dan berkoordinasi dengan Kepala SD
Methodist 1 Kota Tebing Tinggi untuk mendapatkan izin pelaksanaan penelitian
tindakan kelas.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan pada hari Kamis, 19
April 2018 di kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi. Adapun pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kegiatan Membuka Pelajaran
a) Membaca doa yang dipimpin oleh salah seorang siswa.
b) Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran
sebelumnya.
c) Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan
materi pelajaran yang akan diajarkan.
d) Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
a) Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
b) Menempel gambar-gambar tentang mata pencaharian masyarakat di beberapa
daerah.
c) Mengemukakan lembar kerja yang ada kaitannya dengan pengaruh kondisi
alam dengan kegiatan ekonomi .
d) Melalui lembar kerja siswa mengamati, menanya dan menjawab atas
pertanyaan yang muncul, baik datangnya dari siswa, maupun dari guru.
e) Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa
melakukan kegiatan pembelajaran.
f) Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja, pemberian balikan dari
kegiatan tanya jawab, dan atau dari penguatan oleh guru.
3. Kegiatan Mengakhiri Pembelajaran
a) Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang dipandu oleh guru.
b) Melakukan evaluasi hasil dan proses.
c) Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum
dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah
menguasai materi.

c. Tahap Pengamatan dan Pengumpulan Data


Sama halnya pelaksanaan tindakan siklus I, pada pelaksanaan tindakan perbaikan
pembelajaran siklus II supervisor 2 melakukan pengamatan aktivitas belajar siswa
dalam melakukan pembelajaran pengaruh kondisi alam kegiatan ekonomi dengan
menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dan media gambar serta
merekam pembelajaran dalam bentuk catatan anekdot. Tambahannya, supervisor 2
juga melakukan pengamatan pelaksanan penggunaan lembar kerja yang dilakukan
oleh guru. Kemudian sama halnya dengan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I,
pada akhir pembelajaran siklus II ini juga dilakukan posttest untuk mengukur hasil
belajar siswa di kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi tentang pengaruh
kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi.
d. Tahap Evaluasi, Refleksi, dan Rencana Tindak Lanjut
Hasil pengamatan yang dikumpulkan oleh supervisor 2 selama tindakan perbaikan
pembelajaran siklus II berlangsung, dievaluasi langsung setelah pelaksanaan
pembelajaran selesai di lakukan. Dilakukan perhitungan persentase siswa yang terlibat
aktif dalam pembelajaran. Hasil posttest dianalisis untuk mendapatkan persentase
siswa yang mencapai dan atau lebih besar dari nilai KKM. Seluruh hasil evaluasi
selanjutnya akan digunakan sebagai bahan laporan penelitian pada matakuliah
Pemantapan Kemampuan Professional (PKP).
Hasil evaluasi selanjutnya dikomunikasikan langsung kepada supervisor 2 dan
dikomunikasikan langsung via telepon kepada supervisor 1. Hasil refleksi ditemukan, bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dan media
gambar telah menunjukkan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, khususnya di kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi. Pada Siklus II jumlah
siswa yang mendapat nilai tuntas semakin meningkat menjadi 16 orang siswa dan hanya 1
orang siswa saja yang tidak tuntas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari jumlah siswa sebanyak 17 orang siswa Kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing
Tinggi dalam pembelajaran IPS Materi Pokok Kegiatan Ekonomi dan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam diperoleh hasil belajar pada Pra Siklus yakni, sebanyak 5 orang (29,41%)
tuntas dan 12 orang (70,59%) tidak tuntas. Pada Siklus I nilai tuntas sebanyak 10 orang
(58,82%) dan tidak tuntas 7 orang (41,17%). Sedangkan pada Siklus II siswa yang tuntas 16
orang (94,11%) dan tidak tuntas 1 orang (5,89%).
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan model pembelajaran
Examples Non Examples dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa IPS
Kelas IV SD Methodist 1 Kota Tebing Tinggi materi pokok Kegiatan Ekonomi dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam.
Penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples ini membutuhkan waktu
yang lama dalam persiapannya. Guru perlu persiapan yang matang agar pembelajaran
menggunakan model Examples Non Examples dapat berjalan sesuai rencana termasuk
mempersiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi pembelajaran.

B. Saran Tindak Lanjut


Telah terbukti penggunaan model Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran IPS maka dapat disarankan dalam kegiatan pembelajaran
diharapkan menjadikan Model Examples Non Examples sebagai alternatif dalam mata
pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan bagi semua pihak yang
berkompeten untuk mengembangkan penelitian ini sehingga lebih memperkaya media
pembelajaran yang berkembang di dunia pendidikan saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono.2009.Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Apriani,dkk. 2007. Implementasi Model Pembelajaran Examples Non Examples. Sumedang


: FKIP PGMI.IKIP PGRI

Arief S. Sadiman.2003. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Perdasa.

Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Enok Maryani dan Helius Syamsudin. (2009). Pengembangan Program Pembelajaran IPS
untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Jurnal Penelitian.Vol.
9.No.1, 5.

Gagne, Robert M. 1977. The Condition Of Learning. New York holt. Rinehard And Winston.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasan, Hamid. 2009. Pembelajaran Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. dalam


http://www.edutaka.blogspot.com > PGSD

http://www.karyatulisku.com/2017/09/24-pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html

Iskandar.2012.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : REFERENSI (GP Press Group).

Kagan. 2004. Pembelajaran Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. dalam


http://www.edutaka.blogspot.com > PGSD

Muslimin, Ibrahim dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA University pres.

Moh.Surya.1881. Psikologi Pendidikan. Bandung : Pembangunan Jaya.

Poerwanto, M. Ngalim. 1988. Prinsip-prinsip daan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja


Karya : Bandung.

Skeel, D.J. 1995. Elementary sosial studies : Challenges for tommerrow’s world. Orlando,
Florida : Harcourt Brace & Company.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet.XV). Bandung : PT.
Ramaja Rosdakarya

Sumadi Suryabrata.1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran : Kompetensi
dan Praktik. Yogyakarta : Nuha Letera.

Anda mungkin juga menyukai