Nama : Musyarafa
No. Stambuk : N 111 17 058
Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
post asfiksia dengan derajat berat. Gangguan napas ditandai dengan adanya
peningkatan frekuensi napas lebih dari normal, adanya tarikan dada saat bernafas,
kulit dan bibir membiru serta merintih. Selain menilai dari pemeriksaan fisik,
informasi mengenai umur kehamilan bayi sangat penting diketahui untuk dapat
menegakkan diagnosis etiologic kasus pada gangguan nafas sehingga penanganan
yang diberikan tepat dan rasional.3
3
BAB II
REFLEKSI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. N R
Tanggal Lahir : 02/02/2018 Pk. 16.45 wita
Tanggal Masuk : 02/02/2018 Pk. 17.00 wita
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
Bayi laki – laki lahir di RSUD X pada tanggal 2 februari 2018. Lahir
secara Secsio sesaria atas indikasi ibu eklamsi, dengan Apgar Score 3/5/7.
Bayi lahir cukup bulan dengan BBL : 3500 gram dan PBL : 49 cm. Saat
lahir bayi tidak langsung menangis, tonus otot sedikit fleksi, warna kulit
pucat, denyut jantung <100 x/menit. Warna ketuban hijau kental, merintih
(+), sianosis (+), Anus (+), Palatum (+), pusat baik (+). Partus lama tidak
ada, perdarahan antepartum tidak ada, kelainan plasenta dan tali pusat tidak
ada. usia kehamilan cukup bulan. Riwayat kehamilan ibu G1P1A0, usia ibu
sewaktu mengandung berumur 19 tahun. Riwayat penyakit yang diderita ibu
selama kehamilan demam (-), batuk (-), flu (-), riwayat penyakit diabetes
melitus (-), hipertensi (-), riwayat tekanan darah tinggi saat kehamilan (+)
dengan tekanan darah 200/100 mmHg. Ibu ada kejang 3x saat proses
persalinan. riwayat konsumsi obat-obatan saat hamil (-), riwayat
pemeriksaan antenatal (-).
4
Lingkar Perut : 31 cm
Lingkar Lengan : 10 cm
Sistem Respirasi
- Sianosis (+)
- Merintih (+)
- Apnea (-)
- Retraksi dinding dada (+)
- Pergerakan dinding dada simetris bilateral
- Pernapasan cuping hidung (-)
- Bunyi napas bronkovesikuler
- Bunyi tambahan Rh (-) Wh (-)
SKOR DOWN
Frekuensi napas :1
Retraksi :1
Sianosis :1
Udara masuk :0
Merintih :1
Total :4
Kesimpulan : Ada gawat Napas
Kriteria WHO Gang. Napas : Gangguan Napas Sedang
Sistem Kardiovaskuler
- Bunyi jantung I & II murni, regular
- Bising jantung (-)
5
Sitem Hematologi
- Pucat (+)
- Ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal
- Kelainan dinding abdomen (-)
- Massa/organomegali (-)
- Diare (-)
- Bising usus (+) kesan normal
- Umbilikus : bernanah (-), iritasi (-), edema (-)
Sistem Neurologis
- Aktivitas bayi : kurang aktif
- Kesadaran : composmentis
- Fontanella : datar
- Sutura : belum menutup
- Kejang (-)
- Refleks terhadap cahaya : (+/+)
- Tonus otot : Baik
Sistem Genitalia
- Hipospadia (-)
- Hidrokel (-)
- Hernia (-)
- Testis (+)
Pemeriksaan Lain
- Ektremitas : akral hangat
- Turgor : lambat (> 2 detik)
- Kelainan kongenital (-)
- Trauma lahir (-)
6
SKOR BALLARD
Maturitas neuromuskular
Sikap tubuh :3
Persegi jendela :3
Rekoil lengan :3
Sudut poplitea :4
Tanda selempang :3
Tumit ke kuping :4
Maturitas fisik
Kulit :1
Lanugo :2
Permukaan plantar : 4
Payudara :3
Mata/telinga :2
Genitalia :3
Total skor : 35
Minggu : 38 minggu
Kesimpulan : Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan
7
Laboratorium :
HCT : 48,9 % (44,0 – 64,0 % )
PLT : 396 x 103/mm (200-400 x 103/mm)
WBC : 17,5 x 103/mm (10-26 x 103/mm)
RBC : 4,26 x 106/mm (4-6 x 106/mm)
HGB : 16,4 g/dl (13,5-19,5 g/dl)
GDS : 145 mg/dl (70-140 mg/dl)
RESUME
Bayi laki – laki berusia 4 hari lahir tanggal 02 Februari 2018 pukul 16.45
wita secara sectio sesaria dengan indikasi ibu eklampsi, bayi lahir cukup bulan, air
ketuban warna hijau kental (bercampur dengan meconium). Bayi lahir tidak
langsung menangis. Pada pemeriksaan fisik denyut jantung : 134x/menit,
respirasi: 75x/menit, suhu: 36,6 derajat celcius. Berat badan lahir 3500 gram,
panjang badan 49 cm. Apgar score 3/5/7. Anus (+), palatum (+), tali pusat normal.
Score Down 4 ada gawat napas sedang, kriteria WHO gangguan napas sedang,
Ballard score 35 dengan estimasi kehamilan 38 minggu. Estimasi berdasarkan
kurva Lubchenco sesuai masa kehamilan.
Dari pemeriksaan respirasi ditemukan sianosis (+), merintih (+), retraksi
dinding dada (+). Tanda-tanda vital berupa DJ: 134 x/menit, suhu: 36,6 oC,
pernapasan: 75 x/menit, kesadaran: composmentis. Pemeriksaan Lab didapatkan
HCT : 48,9 %, PLT : 396 x 103/mm, WBC : 17,5 x 103/mm, RBC : 4,26 x
106/mm, HGB : 16,4 g/dl, GDS : 145mg/dl.
Riwayat kehamilan ibu G1P1A0, usia ibu sewaktu mengandung berumur 19
tahun. Ibu memiliki riwayat hipertensi saat kehamilan(+), dan kejang 3x saat
persalinan (+) (eklamsi)
8
PEMERIKSAAN PENUNJANG : Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan Darah
Rutin.
TERAPI :
- VTP
- IVFD Dextrose 5% 8 tpm
- Gentamicin tetes mata 1 tetes
- Inj. Vit.K 1 mg/IM
- Inj. cefotaxim 2 x 175 mg
- Inj. Gentamisin 2 x 14 mg
- Inj Dexametasone 3 x 0,5 mg
- Oksigen 1 – 3 liter/menit
- Observasi TTV/jam
9
BAB III
DISKUSI
10
Gambar 1 Fisiologi pernapasan bayi baru lahir1
ud
C ar
ai a
ra
n
p Napa Na Na 2
ar Gambar 2. s
Reaksi bayi
paspada masa transisi
pas
u- perta ked sel
p ma
Asfiksia seringkali terjadi terutamauapada bayi anj
yang mengalami gawat janin
ar utn ibu, masalah, pada tali
sebelum persalinan. Gawat janin berkaitan dengan kondisi
u ya persalinan.
pusat dan plasenta atau masalah bayi selama dan sesudah
ja
a. Faktor ibu. Kurangnya aliran darah ibu melalui plasenta sehingga terjadi
ni
n dan menyebabkan gawat janin serta asfiksia setelah lahir.
hipoksia janin
Beberapa faktor predisposisinya, yaitu:
1. Preeklampsia dan eklampsia,
2. Perdarahan antepartum abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta),
3. Partus lama atau partus macet,
4. Partus dengan tindakan (misal vakum ekstraksi, sectio cesaria),
5. Demam sebelum dan selama persalinan,
6. Infeksi berat ( malaria, sifilis, TBC, HIV), dan
7. Kehamilan lebih bulan ( lebih 42 minggu kehamilan).
11
b. Faktor plasenta dan tali pusat. Penurunan aliran darah dan oksigen melalui
talipusat bayi akan menyebabkan kejadian asfiksia. Beberapa faktor
predisposisinya, yaitu:
1. Infark plasenta,
2. Hematom plasenta,
3. Lilitan tali pusat,
4. Tali pusat pendek,
5. Simpul tali pusat, dan
6. Prolapsus tali pusat.
c. Faktor bayi. Beberapa keadaan bayi yang dapat mengalami asfiksia
walaupun kadang kadang tanpa didahului tanda gawat janin diantaranya,
yaitu :
1. Bayi kurang bulan/prematur ( kurang 37 minggu kehamilan),
2. Air ketuban bercampur mekonium, dan
3. Kelainan kongenital yang memberi dampak pada pernapasan bayi.
Perubahan yang terjadi saat asfiksia dapat ditandai dengan terjadinya henti
napas akibat hipoksia. Pada periode awal bayi akan mengalami napas cepat (rapid
breathing) yang disebut sebagai gasping primer. Jika pada periode awal tidak
ditangani, maka gasping primer tersebut berlanjut dan diikuti dengan keadaan
bayi tidak bernafas (apnu) yang disebut apnu primer. Pada saat ini, frekuensi
jantung mulai menurun, namun tekanan darah masih bertahan. Jika keadaan ini
berlangsung lama dan tidak dilakukan pertolongan, maka bayi akan melakukan
usaha nafas berupa megap-megap yang disebut gasping sekunder dan kemudian
masuk kedalam periode apnu sekunder. Pada saat ini frekuensi jantung semakin
menurun dan tekanan darah semakin menurun dan dapat menyebabkan kematian
jika bayi tidak segera diresusitasi. 3
Kemungkinan penyebab asfiksia berat pada kasus ini adalah terjadi gawat
janin (fetal distress) sebelum persalinan. Fetal distress merupakan keadaan dimana
janin tidak menerima oksigen yang cukup sehingga mengalami hipoksia. Gawat
janin dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko: faktor ibu, faktor plasenta dan
12
tali pusat dan faktor bayi. Pada kasus ini, diketahui ibu memiliki riwayat
preeklampsia (+), riwayat eklapmsia (+). Keadaan tersebut apabila tidak mendapat
pengobatan yang baik maka dapat mengancam keadaan bayi karena beberapa
pathogen dapat melewati sawar darah plasenta. Selain itu, selama hamil ibu jarang
melakukan antenatal care sehingga kesehatan ibu selama hamil dan kondisi janin
tidak terpantau.
13
D. Berikan Oksigen ( 2-3 liter / menit dengan kateter nasal )
E. Jika bayi mengalami apnea:
F. Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
G. Lakukan penilaian lanjut
H. Bila terjadi kejang potong kejang
I. Segera periksa kadar glukosa darah (bila fasilitas tersedia )
J. Pemberian nutrisi adekuat
Gangguan napas pada bayi baru lahir adalah keadaan bayi yang
sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah berhasil diresusitasi
tetapi beberapa saat kemudian mengalami gangguan napas. Gangguna napas dapat
disebabkan oleh adanya kelainan paru (pneumonia), kelainan jantung (penyakit
14
jantung bawaan, disfungsi miokardium), kelainan SSP, hipoglikemia, asidosis,
kelainan anatomi dan kelainan lain seperti sindrom aspirasi meconium, transient
tacipneu of the newborn, dan penyakit membrane hyaline. Gangguan napas
terdiri dari kumpulan gejala: frekuensi napas lebih dari 60 kali/menit, atau kurang
dari 30 kali/menit, tampak sianosis, terdapat retraksi dinding dada, merintih dan
apneu.
15
napas >60 kali/menit, terdapat retraksi, terdapat sianosis dan merintih, dimana
gejala ini merupakan klasifikasi komponen dalam gangguan nafas sedang menurut
WHO.
Adapun penanganan untuk gangguan napas berat pada kasus ini adalah
dilanjutkan pemberian oksigen 2-3 liter/menit, bayi dipuasakan dan memberikan
antibiotika ampicillin dan gentamisin, karena bayi kemungkinan besar mengalami
sepsis. Karena bayi menunjukkan tanda-tanda perbaikan (frekuensi napas
menurun dan tidak kurang dari 30 kali/menit, tarikan dinding dada berkurang dan
suara merintih berkurang), disertai perbaikan tanda klinis, maka O2 dikurangi
secara bertahap dan mulai melakukan pemberian minum per oral sedikit demi
sedikit.
Bayi dipuasakan
Bila suhu aksila 34-36,50 C atau 37,5-390 C tangani untuk suhu abnormal
Bila suhu normal terus amati, pada kasus ini suhu bayi normal
Bila tidak ada tanda-tanda kearah sepsis, nilai kembali bayi setelah 2 jam.
Apabila bayi tidak menunjukkan perbaikan atau tanda-tanda perburukan
setalah 2 jam. Kemungkinan besar sepsis. Pada bayi ini tidak ditemukkan
adanya tanda-tanda sepsis neonatorm.
16
BAB III
KESIMPULAN
1. Asfiksia adalah bentuk klinis yang sering terjadi pada neonatus dimana gagal
bernafas secara spontan dan teratur akibat adanya kelainan pada saluran nafas
atau gangguan system lain yang mempengaruhi pernafasan.
2. Asfiksia diawali oleh terjadinya fetal distress yang dapat dinilai dengan
metode APGAR. Penanganan asfiksia bergantung dari derajatnya, yaitu
melakukan prosedur resusitasi neonatus.
3. Gangguan nafas pada neonatus bisa disebabkan karena asfiksia sebelumnya
atau kelainan lain yang ditandai oleh adanya frekuensi napas lebih dari 60
kali/menit, atau kurang dari 30 kali/menit, tampak sianosis, terdapat retraksi
dinding dada, merintih dan apneu.
17
DAFTAR PUSTAKA
18