Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Proyek
Oleh
Amos B. Pratama Simanjuntak
NPM 6.154.197
D-IV Logistik Bisnis 4F
POLITEKNIK POS INDONESIA
2018
1. Analisis finansial
a. Pengertian Analisis Finansial
analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang petani sebagai pemilik. ... Beberapa
hal lain yang harus diperhatikan dalam analisis finansial ialah waktu didapatkannya returns
sebelum pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan proyek kehabisan modal
Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan dan aliran
kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis yang dijalankan. Menurut Husnan
Suswarsono (2000) analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya
dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis.
Analisis finansial mengkaji beberapa analisis kelayakan finansial yang digunakan yaitu,
Net B/C Ratio, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP),
Laba rugi dan Analisis Sensitivitas.
b. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih
(manfaat neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih
antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger, 1986).
Kriteria penilaian untuk Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut:
Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan.
Jika NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk dilaksanakan.
Jika NPV = 0, maka usaha yang dijalankan tidak rugi dan tidak untung.
c. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar
oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan karena bisnis
membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan bisnis baru sampai pada
tingkat pulang modal (Gittinger, 1986). Sedangkan menurut Umar (2005) Internal Rate of
Return (IRR) digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus
kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.
Apabila IRR sama dengan tingkat discount maka usaha tidak dapat mendapatkan untung
atau rugi, tetapi jika IRR < tingkat discount rate maka usaha tersebut tidak layak diusahakan,
sedangkan apabila IRR > tingkat discount rate maka usaha tersebut layak untuk diusahakan
- Penghasilan
Penghasilan perusahaan dapat diperoleh dari penjualan total terhadap produk
yang dihasilkan selama periode yang tertentu. Penjualan merupakan sumber
penghasilan utama bagi perusahaan. Penjualan bersih diperoleh dari penjualan kotor
dikurangi penjualan yang dikembalikan (return).
- Biaya
Biaya mencakup semua pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan. Secara
garis besar, macam-macam biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya tetap,
biaya variabel, pajak, rugi yang diakibatkan penjualan aktiva tetap dan penyusutan barang
investasi.
- Laba atau Rugi Bersih
Laba bersih dapat diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi seluruh biaya. Jika nilai
selisih tersebut adalah positif, maka nilai tersebut sebagai keuntungan perusahaan,
sedangkan nila iyang negative menandakan kerugian perusahaan. Besarnya laba bersih
yang dapat dicapai akan menjadi ukuran sukses bagi perusahaan.
3. Analisis Sensitivitas
a. Pengertian Analisi Semsitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh- pengaruh yang
akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah (Gittinger 1986). Pada bidang pertanian, bisnis
sensitive berubah-ubah akibat empat masalah utama yaitu perubahan harga jual produk,
keterlambatan pelaksanaan usaha, kenaikan biaya dan perubahan volume produksi.
Analisis sensitivitas dicari beberapa nilai pengganti pada komponen biaya
dan manfaat yang terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi atau
masih mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama
dengan nol (NPV=0). NPV sama dengan 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga
dan Net B/C sama dengan 1 (cateris paribus). Artinya, sampai tingkat berapa usaha yang akan
dijalankan mentoleransi peningkatan harga atau penurunan input dan Penurunan hargaatau
jumlah output (Gittinger,1986).
Parameter harga jual produk, jumlah penjualan dan biaya dalam analisis
finansial diasumsikan tetap setiap tahunnya (cateris paribus). Namun, dalam
keadaan nyata ketiga parameter dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan waktu.
Untuk itu, analisis sensitivitas perlu dilakukan untuk melihat sampai berapa persen penuruan harga
atau kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria kelayakan
investasi dari layak menjadi tidak layak.
Batas-batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi dalam hal layak atau
tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar persentase yang diperoleh misalnya
persentase kenaikan harga pakan dan DOC maka menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak peka
atau tidak sensitif terhadap perubahan parameter yang terjadi.
analisis aspek finansial di atas mengikuti urutan sebagai berikut:
Menentukan Parameter Dasar
Membuat Perkiraan Biaya Investasi
Proyeksi Pendapatan
Membuat Model
Kriteria Penilaian
Melakukan Penilaian dan Menyusun Rangking Alternatif
Analisis Risiko