Anda di halaman 1dari 62

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN & PELAYANAN UNIT


INSTALASI RAWAT INAP PELAYANAN

RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON


Jl. RAYA TOMOHON 95441, PROPINSI SULAWESI UTARA

Telp. (0431) 351024-354033, Fax (0431) 352721, Kotak Pos : 10 Tomohon 95441
DAFTAR ISI

i
BAB I
PENDAHULUAN

I.A. LATAR BELAKANG

Usaha kesehatan mencakup usaha peningkatan ( promotif ), pencegahan ( preventif


), penyembuhan ( kuratif ) dan pemulihan ( rehabilitatif ). Salah satu upaya
penyembuhan pasien adalah melalui pengobatan dan perawatan yang dilaksanakan
melalui rawat inap. Pelayanan rawat inap yang aman dan nyaman merupakan faktor
penting yang dapat mempengaruhi proses kesembuhan pasien. Sesuai visi dan misi
RSU GMIM Bethesda Tomohon pelayanan rawat inap harus bisa diberikan seoptimal
mungkin dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien tanpa membedakan
status sosial, golongan, suku dan agama.

I.B. TUJUAN PEDOMAN

Pedoman pelayanan rawat inap ini bertujuan sebagai petunjuk dalam memberikan
pelayanan di rawat inap.

I.C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


 
 yang meliputi :
1. Pemeriksaan dan konsultasi oleh dokter spesialis dan dokter ruangan
2. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan
3. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis dan atau dokter ruangan
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik
5. Tindakan medis yang bersifat diagnostik, terapeutik dan persiapan tindakan
operatif
6. Pemberian obat- obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat
pasien dan instruksi dokter spesialis dan dokter ruangan
7. Pelayanan tranfusi darah
8. Pemberian surat rujukan
9. Pemakaian peralatan yang tersedia
10. Konsultasin komunikasi/ kolaborasi layanan medic dengan orang tua/wali

1
 
 Menyediakan lahan praktek bagi mahasiswa dan siswa sesuai standard.
1. Pre dan post conference mahasiswa praktek
2. Proses bimbingan kepada mahasiswa, siswa dari clinical instruktur dan clinical
teacher masing- masing profesi
3. Penilaian kepada mahasiswa,siswa dari clinical instruktur dan clinical teacher
masing- masing profesi

1. Instalasi rawat inap Obsgyn


Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. Obstetrik
b. Gynekologi
c. Bayi

2. Instalasi rawat inap Anak Pelayanan


yang diberikan meliputi :
a. Anak
b. Bayi
c. Isolasi

3. Instalasi rawat inap Bedah


Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. Bedah
b. Isolasi

4. Instalasi rawat inap Dalam


a. Dalam
b. Isolasi

I.D. BATASAN OPERASIONAL

1. Ruang Pasien Rawat Inap

2
Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan
pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Di RSU GMIM
Bethesda Tomohon memiliki 9 ruang perawatan yang terdiri dari: Ruang
Bethesda, Debora, Yohanes, Markus, Maria, Hanna, Elisabeth, Yehezkiel

Tabel Pemetaan tempat tidur di ruang rawat inap


III NON
RUANG VIP VVIP I IIA IIB IIC III A
B KLS JML
Bethesda 7 1 6 14

Debora 10 12 1 23
Yohanes 6 17 23
Markus 2 4 16 22
Maria 2 4 12 12 30
Hanna 18 18
Elisabeth 8 8 10 10 12 48
Yehezkiel 13 3 2 18

Jumlah 20 6 22 26 24 10 12 45 19 196

a. Standar Fasilitas Ruang VIP :


- Tempat tidur pasien.
- Tempat tidur untuk penunggu pasien.
- Lemari serbaguna.
- TV.
- AC.
- Lemari Es.
- Kamar mandi dalam.
- Wastafel.
-. Air panas,

b. Standar Fasilitas Ruang VVIP :


- Tempat tidur untuk pasien.
- Meja dan rak serbaguna.
- Lemari.

3
- Sofa untuk keluarga yang bisa di gunakan untuk istirahat.
- TV.
- AC.
- Lemari Es.
- Kamar mandi dalam.
- Wastafel.
- Air panas, Dispenser

c. Standar Fasilitas Ruang Kls I :


- Tempat tidur untuk pasien
- Meja
- Lemari.
- TV
- Kamar mandi dalam.
- Wastafel
- Air panas, Dispenser

d. Fasilitas Ruang Kelas II :

- Tempat tidur pasien .


- Meja dan kursi penunggu pasien.
- Kamar mandi dalam.

e. Fasilitas Ruang kelas III :


- Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat korden.
- Meja dan kursi penunggu pasien
- Kamar mandi dalam luar.

f. Fasilitas Ruang Isolasi :


- Tempat tidur pasien.
- Lemari dan meja pasien
- Kursi penunggu pasien.
- Kamar mandi luar.

2. Ruang perawat / nurse station

4
a. Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan
pelayanan keperawatan ( pre dan post conference, pengaturan tugas ) &
dokumentasi.
b. Ruang untuk melakukan kegiatan administrasi seperti pendataan pasien,
penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien ( informed consent ),
rekam medis pasien.

3. Ruang Kepala ruangan


Ruangan rapat dan melakukan managemen asuhan & pelayanan
keperawatan, diantaranya membuat program kerja & pembinaan.

4. Ruang Linen Bersih


Ruang untuk menyimpan linen bersih yang akan digunakan di ruang rawat.

5. Ruang Perawat
Ruang ganti pakaian, menyimpan tas dan untuk istirahat.

6. Ruang linen Kotor


Ruang untuk menaruh linen kotor yang telah digunakan di ruang rawat
sebelum dijemput oleh petugas laundry.

7. Spoolhoek
Ruang untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien, seperti urine, feses,
muntahan, darah. Tersedia kran air untuk mencuci alat kotor.

8. Kamar mandi / toilet


Terdiri dari toilet petugas & toilet pasien. Untuk toilet pasien ada yang di dalam
ruang perawatan maupun di luar ruang perawatan, setiap hari dilakukan
kebersihan masing- masing ruangan

9. Pantri / dapur

5
Ruang untuk menyiapkan makanan & minuman bagi pasien yang ada di ruang
rawat inap.

10. Gudang
Ruang untuk menyimpan barang / bahan & peralatan untuk keperluan
ruang rawat inap.

11. Ruang Bersalin


Ruangan untuk melakukan tindakan persalinan.

12. Ruang Tunggu Pasien


Ruang untuk menunggu pasien, bisa digunakan untuk keluarga untuk
beristirahat.

6
I.E. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan
4. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Perawat.340/
MENKES/PER/148/I/2010 Tentang ijin dan Praktek Keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
176/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi tenaga kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

7
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

SEJARAH RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON


Usaha-usaha Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) dalam bidang kesehatan
telah dirintis sejak abad ke 19 tepatnya di tahun 1813. Usaha kesehatan GMIM untuk
masyarakat, merupakan bagian dari pembangunan manusia seutuhnya sebagai bagian
sasaran pelayanan.
Abad ke 19 pelayanan kesehatan GMIM semakin bekembang dengan hadirnya
beberapa usaha poliklinik oleh misionaris dan penginjil yang akhirnya berkembang sebagai
rumah sakit, sbb:
- RS Siloam Sonder pada tahun 1908.
- RS Amurang pada tahun 1913.
- RSU RSU GMIM Bethesda Tomohon Tondano pada 4 Juli 1929.
dan 20 poliklinik lainnya.
o RS Kaupusan Langowan pada tahun 1938.
o Rumah Bersalin Tomohon pada tahun
1940. o Rumah Bersalin Amurang 1941.
Pada masa penjajahan Jepang, empat rumah sakit dan dua rumah bersalin diambil
alih oleh Pemerintah Jepang. Pada periode 1948-1965 RS Sonder, RSU Bethesda
Tondano, RS Amurang dan RS Langowan diserahkan kepada pemerintah RI dan baru
dikembalikan kemudian tetapi tidak termasuk RS Tondano yang akhirnya ditukar gulingkan
dengan sebagian lokasi di RSU Bethesda Tomohon. Rapat Klasis Tomohon pada tanggal
31 Januari 1949 memutuskan untuk mendirikan Rumah Sakit di Tomohon sebagai pusat
kegiatan kesehatan GMIM. Pada waktu itu usaha kesehatan di Tomohon masih merupakan
Rumah Bersalin yang didirikan pada tahun 1940. Yang pada akhirnya, tanggal 5 Agustus
1950 Rumah Sakit tersebut diresmikan dengan nama “Rumah Sakit Kristen Protestan
Tomohon” yang selanjutnya disebut “Rumah Sakit Umum RSU GMIM Bethesda Tomohon”.
Berdirinya RSU RSU GMIM Bethesda Tomohon ini dipelopori oleh Ds. AZR Wenas, sebagai
Ketua Sinode GMIM pada masa itu melalui usaha jemaat wilayah GMIM Tomohon,
Kakaskasen dan Tanawangko serta bantuan berupa uang, tenaga, pikiran,

8
bahan-bahan, dan lain-lain dari berbagai pihak dengan meyakini bahwa RSU RSU GMIM
Bethesda Tomohon ini adalah anugerah Tuhan Allah. Keyakinan beliau bahwa keberadaan
gereja dalam dunia adalah untuk melayani dunia dan disadarinya bahwa fungsi gereja
dalam pelayanan diakonia antara lain melalui pelayanan rumah sakit. Hal ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan di atas oleh para penginjil bahwa perlu melaksanakan usaha
pelayanan kesehatan untuk masyarakat dimana manusia seutuhnya adalah sasaran
pelayanan. Usaha pelayanan kesehatan oleh gereja sesungguhnya adalah tugas panggilan
diakonal gereja sebagaimana dikemukakan dalam I Petrus 4: 7-
11. Misi ini menjadi landasan utama pengembangan pelayanan RSU RSU GMIM
Bethesda Tomohon sampai saat ini dan di masa mendatang. Dalam percakapan Ds. AZR
Wenas dengan Dr. BA. Supit, beliau mengatakan suatu nubuat sebagai berikut: Saya
melihat bahwa di kemudian hari, bagaimanapun sulitnya soal keuangan dan keadaan
lainnya akan muncul satu Rumah Sakit GMIM yang lebih baik, lebih bagus demi pelayanan
gereja terhadap masyarakat daerah ini. Hal ini menjadi kenyataan dikemudian hari bahwa
kita yang hidup saat ini memiliki suatu pelayanan rumah sakit yang dapat dibanggakan.

9
BAB III
VISI, MISI, NILAI, TUJUAN, MOTTO
RUMAH SAKIT RSU GMIM BETHESDA TOMOHON

Berdasarkan kesadaran dan pemahaman serta pengalaman yang ada maka dalam
waktu 4 tahun 2010-2014 RSU RSU GMIM Bethesda Tomohon menetapkan VISI, MISI
dan TUJUAN sebagai berikut:
o VISI : MENJADI RUMAH SAKIT UMUM DAN JEJARING PENDIDIKAN
TERSTANDAR DENGAN LAYANAN SPESIALISTIK KOMPREHENSIF,HOLISTIK

o MISI
o Menyelenggarakan pelayanan medis dasar dan spesialistik lain yang
komprehensif terstandar
o Melaksanakan paleyanan kesehatan holistik sumber daya yang berkualitas
o Menyediakan sarana prasarana untuk pendidikan dan pelatihan

o TUJUAN STRATEGIS:
o Menjadi rumah sakit yang baik dan terkenal sebagai pemberi pelayanan
kesehatan;
o Menjadi rumah sakit yang unggul dalam pelayanan pendidikan kesehatan,
o Memiliki nama baik sebagai reputasi rumah sakit di masyarakat dan industri
kesehatan.
o MOTO
MENABUR KASIH , DIBERKATI UNTUK MELAYANI
o PEDULI, Mengindahkan atau memperhatikan kebutuhan pelanggan baik diminta
atau tidak.
o TANGGUNG JAWAB, Kewajiban untuk menanggung segala akibat dalam
memberikan pelayanan terhadap pelanggan.
o JUJUR, Ketulusan dan keikhlasan dengan berkata apa adanya atau tidak
melakukan kecurangan /berbohong baik untuk dirinya maupun untuk kepentingan
pelanggan.

10
o DEDIKASI, Mengabdikan diri atau mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu untuk
memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggan.
o PROFESIONAL, Melayani pelanggan berdasarkan keahlian tertentu dengan
memegang teguh etika profesi.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT INAP

RSU GMIM BETHESDA TOMOHON

DIREKTUR

WADIR PELAYANAN MEDIK & KEPERAWATAN

KA. INSTALASI RAWAT INAP

KEPALA RUANGAN RAWAT


INAP

PELAKSANA
PELAYANAN

DOKTER
,PERAWAT,
PENUNJANG
BAB VI
URAIAN JABATAN

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

Nama Jabatan : Kepala Instalasi Rawat Inap

Tugas Pokok/ : Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan


Wewenang keperawatan di unit rawat inap

Uraian Tugas :
1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a) Merencanakan jumlah, jenis peralatan keperawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan unit rawat inap
b) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien
2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2),
meliputi :
a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan di unit
rawat inap
b) Menyusun daftar dinas tenaga perawatan, sesuai kebutuhan
dan ketentuan yang berlaku
c) Melaksanakan program orientasi bimbingan dan penilaian
kepada tenaga perawatan baru
d) Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga
perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar
e) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerjasama dengan berbagi pihak yang terlibat dalam
pelayanan di unit rawat inap
f) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah
g) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
tercapai pelayanan optimal
h) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat
kesehatan, obat dan barang lain yang dibutuhkan di unit rawat
inap
i) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan
agar selalu dalam keadaan siap pakai
j) Mempertanggujawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan
k) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter)
untuk memeriksa pasien dan mencatat program pengobatan,
serta menyampaikannya kepada staff untuk melaksanakannya
l) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di
ruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi dan non
infeksi, untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan
m) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien agar merasa
aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung
n) Memelihara, mengembangkan dan mengawasi sistem
pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan
lain yang dilakukan, secara tepat dan benar
o) Mengadakan kerja sama yang baik dengan Kepala Ruang
Rawat lain, seluruh Kepala Bagian, Dokter Penanggung Jawab
Ruangan
p) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya sehingga memberi
ketenangan
q) Memberikan motivasi tenaga non perawatan dalam
memelihara kebersihan ruangan dan lingkungannya
r) Memelihara buku register dan berkas catatan medik
s) Menyelenggarakan pertemuan kerja berkala dalam upaya
memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
t) Melaporkan pertanggungjawaban dan evaluasi seluruh
kegiatan di unit rawat inap secara berkala
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
(P3) meliputi :
a) Mengawasi pelaksanaan peraturan atau ketentuan prosedur
yang berlaku dalam lingkungan unit rawat inap
b) Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk
memperoleh pengalaman belajar, sesuai tujuan program
pendidikan yang telah ditentukan
c) Mengawasi kecukupan stok alat tenun, alat kesehatan, lembar
administrativ dan barang-barang lain yang dibutuhkan pasien
d) Mengendalikan pendayagunaan alat-alat kesehatan serta obat-
obatan secara efektif dan efisien. Mengawasi pelaksanaan
sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan
serta mencatat kegiatan lain di unit rawat inap
e) Bertanggung jawab atas terlaksananya program pengobatan
sesuai rencana dan advise dokter
f) Melaporkan pertanggung jawaban dan evaluasi seluruh
kegiatan di rawat inap secara berkala
g) Menilai dan mengevaluasi pelaksanaan tugas setiap perawat
pelaksana di unit rawat inap
h) Bertanggung jawab atas kelengkapan status keperawatan 1 x
24 jam setelah pasien pulang

Persyaratan Jabatan :
1) Pendidikan dan Pengalaman :
a) S1 Keperawatan dengan pengalaman memimpin minimal 1-3
tahun
b) D3 Keperawatan dengan pengalaman memimpin 3-6 tahun
c) Memiliki sertifikat manajemen keperawatan
d) Sehat jasmani dan rohani
e) Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa dan
loyalitas kerja yang tinggi

Tanggung Jawab : Kepala Bidang Keperawatan

Tolok Ukur Keberhasilan Tugas :


1) Jangka Pendek : satu – tiga tahun
a) Keadaan ruangan / lingkungan kerja di wilayah kerjanya bersih
dan tertata rapih termasuk kamar pasien, spen, nurse station,
kamar mandi / wc
b) Peralatan / logistik keperawatan tersusun dengan rapi, siap
pakai
c) Asuhan keperawatan langsung maupun tidak langsung
dipenuhi minimal 75% melalui pemberdayaan dan pengelolan
staf keperawatan yang diukur dengan standar asuhan
keperawatan
d) Uraian tugas kepala seksi asuhan keperawatan dilaksanakan
minimal 75% berdasarkan penilaian Kepala Bidang
Keperawatan
2) Jangka Panjang : lebih dari tiga tahun
a) Tingkat kepuasan pasien meningkat
b) Tingkat kepuasan staf meningkat
c) BOR meningkat
d) LOS lebih singkat
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

IGD IRJA ICU

IRNA
OK
Penunjang Non Medik
Penunjang Medik
Baik dari
1. Hubungan kerja dengan Instalasi penunjang medik :
a. Hubungan kerja dengan Instalasi Gawat Darurat
Menerima pasien baru PPK tingkat I maupun pasien Gawat Darurat
b. Hubungan Kerja dengan Instalasi Rawat Jalan
Menerima pasien dari PPK tingkat I maupun Instalasi Rawat Jalan
c. Farmasi
o Permintaan obat untuk pasien menggunakan form resep dan formulir
permintaan obat.
o Permintaan alkes dan bahan habis pakai menggunakan nota dan buku
d. Laboratorium
Hubungan kerja dengan laboratorium untuk penegakan diagnosa dengan
menggunakan formulir permintaan laboratorium
e. Radiologi
Hubungan kerja dengan radiologi untuk penegakan diagnosa dengan
pemeriksaan radiologi menggunakan formulir permintaan Rontgen, USG dan
Ct-Scan.
f. Instalasi Gizi
c.1. Hubungan kerja dengan instalasi gizi untuk pemenuhan nutrisi dan
konsultasi diet pasien dengan menggunakan formulir makanan diet
pasien.
c.2. Untuk konsultasi diet, tertulis dalam catatan perkembangan terintegrasi.
g. Instalasi Rehabilitasi Medik
Hubungan kerja dengan Instalasi Rehabilitasi Medik untuk membantu
pemulihan pasien yang memerlukan fisioterapi.

2. Hubungan kerja dengan Instalasi Penunjang Non Medik


a. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) :
1. Sanitasi
Hubungan kerja dengan sanitasi Rumah Sakit dalam hal kebersihan yaitu
pengelolaan sampah dan kebersihan Rumah Sakit
2 Keamanan
Hubungan kerja dengan keamanan lingkungan Rumah Sakit
2 Transportasi
Hubungan kerja dengan transportasi dalam hal permintaan penggunaan
mobil ambulans dan mobil operasional
3 Rumah Tangga
Hubungan kerja dengan pemeliharaan fasilitas dan peralatan medis dan
non medis
b. Instalasi Wash/Linen
Hubungan kerja dengan pencucian, penjahitan dan pengadaan linen Rumah
Sakit
c. Instalasi Rekam Medik
Hubungan kerja dengan instalasi rekam medik dalam penyimpanan status
rekam medik.
d. Pengadaan Barang
Hubungan kerja dengan pengadaan barang dalam permintaan alkes dan
perbekalan kebutuhan rumah tangga dengan menggunakan bon permintaan
barang rutin dan tidak rutin.

4 Hubungan kerja dengan IGD/IRJA :


Hubungan kerja dengan IGD/IRJA dalam hal tata laksana pasien baru dan
perpindahan dari IGD/IRJA dengan menggunakan formulir transfer pasien.

5 Instalasi Kamar Operasi


Hubungan kerja dengan instalasi bedah sentral dalam pendaftaran pasien yang akan
di operasi, penundaan program operasi, pelayanan operasi cito dan serah terima
pasien post operasi.

6 Kamar Bersalin
Hubungan kerja dengan kamar bersalin dalam perpindahan pasien ke ruang rawat
inap dengan menggunakan form transfer internal.

7 Instalasi Rawat Intensif


Hubungan kerja dengan instalasi rawat intensif dalam perpindahan pasien ke ruang
rawat inap atau dari ruang rawat inap ke IRIN dengan menggunakan form transfer
internal.

8 Administrasi Pasien Rawat Inap


Hubungan kerja dengan administrasi pasien rawat inap untuk penghitungan
pembiayaan pasien dan penjaminan pada pasien BPJS / Asuransi lainnya.

9 Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap


Hubungan kerja dengan Tempat pendaftaran pasien rawat inap dalam hal
kelengkapan berkas rekam medik pasien rawat inap.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

NO JABATAN RUANGAN KUALIFIKASI JUMLA


AKADEMIS PELATIHAN H
1 Ka Instalasi Rawat Inap Dokter Manajemen 1
S1 Ners RS
Manajemen
Keperawatan
Preceptor
Klinik
BLS
2 Kepala Bethesda SI Ners Manajemen 1
Ruangan dengan Karu
D3 BLS
Keperawata Pelatihan
n MAKP
Masa kerja
minimal
tahun 3
tahun
3 CCM Bethesda SI BHD 1
Keperawatan Pelatihan
Masa kerja 3 MAKP
tahun
4 CI. D3 Bethesda D3 Pembimbing 1
Keperawatan & Keperawatan Klinik
SMK Keperawatan . BLS
SI Kep Ners Pelatihan
Masa kerja MAKP
minimal 3
tahun kerja

5 CI SI Kep & Ners Bethesda SI Kep.Ners Preceptor CI 1


masa kerja BLS
Minimal 3 Pelatihan
tahun MAKP
6 Ketua TIM Bethesda S I Pelatihan 1
Keperawatan MAKP
Ners BLS
D 3 Pembimbing
Keperawatan Klinik
Minimal
masa kerja 3
tahun
7 Perawat pelaksana Bethesda D 3 BLS 9
Keperawatan Pelatihan
S I MAKP
Keperawatan
Ners
8 Pekarya Bethesda SMA setara Dasar-dasar 1
keperawatan
BLS
9 Domestik Bethesda SMA Setara BLS 3
10 Administrasi Bethesda SMA Setara Pelatihan 1
Biling RS
11 Kepala Ruangan Debora D3 – SI Ners Manajemen 1
keperawatan Karu
Masa kerja BLS
minimal 3 Pelatihan
tahun MAKP

12 CCM Debora D3 Pelatihan 1


Keperawatan Case Manager
SI Kep.Ners, BLS
Masa kerja 3 Pelatihan
tahun MAKP

13 Ketua Tim Debora D3 Kep Pelatihan 2


SI Kep. Ners MAKP
Masa Kerja BLS
minimal 3
tahun
14 CI: Debora D3 – SI Ners, Pembimbing 1
D 3 Kep. masa kerja 3 Klinik
D 3 tahun BLS
Kebidanan Pelatihan
SMK Kep. MAKP

15 CI : Debora SI Preceptor 1
SI Kep. Keperawatan Klinik
Ners Ners BLS
Pelatihan
MAKP
16 Perawat pelaksana Debora D3 BLS 10
keperawatan Pelatihan
SI MAKP
Keperawatan
Ners
17 Pekarya sosial Debora SMA setara Dasar-dasar 1
Keperawatan
BLS
18 Domestik Debora SMA Setara BLS 2
19 Administrasi Debora SMA Setara Pelatihan 1
Biling RS
20 Kepala ruangan Yohanes D3 Kep Manajemen 1
SI Kep Ners Karu
Masa kerja BLS
minimal 3 Pelatihan
tahun MAKP

21 CCM Yohanes D3 Kep Pelatihan 1


SI Kep.Ners, Case Manager
Masa kerja 3 BHD
tahun Pelatihan
MAKP
22 Ketua Tim Yohanes D 3 Kep Pelatihan 2
SI Kep.Ners MAKP
Masa kerja BLS
minimal 3
tahun
23 CI: Yohanes D3 Kep. Pembimbing 1
D 3 Kep. Masa kerja Klinik
SMK minimal 3 BLS
tahun Pelatihan
MAKP
24 CI : Yohanes S I Kep.Ners Preceptor 1
Si Kep. Klinik
Ners BLS
Pelatihan
MAKP
25 Perawat pelaksana Yohanes D3 BLS 9
keperawatan Pelatihan
SI Kep Ners MAKP
26 Pekarya sosial Yohanes SMA Setara Dasar-dasar 1
keperawatan
BLS
27 Domestik Yohanes SMA Setara BLS 2
28 Administrasi Yohanes SMA Setara Pelatihan 1
biling RS
29 Kepala ruangan Markus D3 Kep. Manajemen 1
SI Kep.Ners Karu
Masa kerja Pelatihan
minimal 3 MAKP
tahun BLS

30 CCM Markus D3 Kep. Pelatihan 1


SI Kep.Ners, Case Manager
Masa kerja 3 BLS
tahun Pelatihan
MAKP
31 Ketua Tim Markus D 3 Kep. Pelatihan 2
SI Kep. Ners MAKP
BLS
32 CI : Markus D3 Kep Pembimbing 1
D3 Kep. SI Kep.Ners Klinik
SMK Kep. Masa kerja BLS
minimal 3 Pelatihan
tahun MAKP
33 CI : Markus SI Kep. Ners Preceptor 1
SI Kep. Klinik
Ners BLS
Pelatihan
MAKP
34 Perawat pelaksana Markus D3 BLS
keperawatan Pelatihan
SI Kep.Ners MAKP
Masa
kerjaminimal
3 tahun
35 Pekarya Sosial Markus SMA Setara Dasar-dasar 1
keperawatan
BLS
36 Domestik Markus SMA Setara BLS 2
37 Administrasi Markus SMA Setara Pelatihan 1
biling RS
38 Kepala ruangan Maria D4 Manajemen 1
Kebidanan Karu
Masa kerja 3 BLS
tahun Ponek
Pelatihan
MAKP

39 CCM Maria D3 Keb Pelatihan care 1


D 4 Keb Manager
BLS
Ponek
Pelatihan
MAKP
40 Ketua Tim Maria D3 Pelatihan 2
Kebidanan MAKP
D4 BLS
Kebidanan Ponek
41 CI : Maria D4 BLS 1
D3 Kebidanan Ponek
Keperawata D3 Pelatihan
n Keperawata pembimbing
D3 n Klinik
Kebidanan Minimal Pelatihan
SMK masa kerja 3 MAKP
Keperawata tahun
n
42 CI : Maria SI Kep.Ners Preceptor 1
SI Kep Ners Masa kerja Klinik
minimal 3 BLS
tahun Pelatihan
MAKP
43 Perawat Maria D3 BLS 12
Bidan/pelaksana keperawatan, Ponek
D4 Pelatihan
Kebidanan MAKP

44 Pekarya Sosial Maria SMA Setara Dasar-dasar 1


keperawatan
BLS
45 Domestik Maria SMA Setara BLS 3
46 Administrasi Maria SMA Setara Pelatihan 1
biling RS
47 Kepala ruangan Hanna D3 Kep. Manajemen 1
SI Karu
Keperawatan BLS
Ners Ponek
Masa kerja Pelatihan
minimal 3 MAKP
tahun
48 CCM Hanna D3 Kep Pelatihan 1
SI Kep. Ners Case Manager
Masa kerja Pelatihan
minimal 3 MAKP
tahun BLS
49 Ketua Tim Hanna D 3 Kep Pelatihan 1
SI Kep.Ners MAKP
BLS
Ponek
50 CI : Hanna D3 Kep. Pembimbing 2
D3 Kep SI Kep Ners Klinik
D4 Masa kerja BLS
Kebidanan minimal 3 Pelatihan
SMK Kep. tahun MAKP
51 CI: Hanna S I Kep.Ners Preceptor 1
SI Kep.Ners Klinik
BLS
Pelatihan
MAKP

52 Perawat pelaksana Hanna S I BLS 10


Keperawatan Pelatihan
Ners MAKP
D3
keperawatan
53 Pekarya Sosial Hanna SMA setara Dasar-dasar 1
keperawatan
BLS
54 Domestik Hanna SMA Setara BLS
55 Administrasi Hanna SMA Setara Pelatihan
biling RS
56 Kepala Elisabeth D3 Kep Manajemen 1
Ruangan SI Kep Ners Karu
Masa kerja BLS
minimal 3 Pelatihan
tahun MAKP
57 CCM Elisabeth D 3 Kep Pelatihan 1
SI Kep.Ners Case Manager
Masa kerja 3 BLS
tahun Pelatihan
MAKP
58 CI. : Elisabeth D3 Pembimbing 1
D3 Kep. Keperawatan Klinik
SMK . BLS
Keperawata SI Kep Ners Pelatihan
n MAKP
59 CI : Elisabeth SI Kep.Ners Preceptor CI 1
SI Kep Ners Masa kerja BLS
Minimal 3 Pelatihan
tahun MAKP
60 Ketua TIM Elisabeth S I Pelatihan 3
Keperawatan MAKP
Ners BLS
D 3
Keperawatan
Minimal
masa kerja 3
tahun
61 Perawat pelaksana Elisabeth D 3 BLS 24
Keperawatan Pelatihan
S I MAKP
Keperawatan
Ners
62 Pekarya Sosial Elisabeth SMA setara Dasar-dasar 2
keperawatan
BLS
63 Domestik Elisabeth SMA Setara BLS 4
64 Administrasi Elisabeth SMA Setara Pelatihan
biling RS
65 Kepala Ruangan Yehezkiel D3 Kep. Manajemen 1
SI Kep.Ners Karu
Masa kerja Pelatihan
minimal 3 MAKP
tahun BLS

66 CCM Yehezkiel D3 Kep Pelatihan 1


SI Kep Ners Case Manager
Masa kerja 3 Pelatihan
tahun MAKP
BLS
67 CI: Yehezkiel D3 Kep Pembimbing 1
D 3 Kep SI Kep Ners klinik
SMK Kep Masa kerja BLS
minimal 3 Pelatihan
tahun MAKP
68 CI : Yehezkiel SI Kep. Ners Preceptor 1
SI Kep Ners Klinik
BLS
Pelatihan
MAKP
69 Ketua Tim Yehezkiel D3 Kep Pelatihan 1
S I Kep. Ners MAKP
BLS
70 Perawat Pelaksana Yehezkiel D 3 Kep. BLS 11
S I Kep. Ners Pelatihan
MAKP

71 Pekarya Sosial Yehezkiel SMA setara Dasar-dasar 4


keperawatan
BLS

72 Domestik Yehezkiel SMA Setara BLS


73 Administrasi Yehezkiel SMA Setara Pelatihan 1
biling RS
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

1. Pertemuan / koordinasi rutin pelayanan ruangan


2. Peningkatan mutu SDM Instalasi Rawat Inap :
a. Dokter : evaluasi kinerja dan pembelajaraan saat rapat pelayanan medis.
b. Perawat : refreshing tentang SPO tindakan keperawatan, Standar
Asuhan Keperawatan (SAK), pendidikan formal dan non formal.
c. PS, Domestik : refreshing uraian tugas, budaya kerja
3. Audit kasus :
a. Keperawatan : studi kasus asuhan keperawatan.
b. Medis : studi kasus sulit, kasus kejadian sentinel, laporan kasus kematian
4. Koordinasi dengan unit lainnya :
a. Humas : saat terjadi komplain di rawat inap dan untuk suvey
kepuasan pelanggan.
5. Komite PPI
Pencegahan dan pengendalian infeksi di Instalasi Rawat Inap dalam hal :
1. pengumpulan data indikator PPI,
2. pemantauan kejadian infeksi berdasarkan surveilans : ISK, phlebitis,
Infeksi Daerah Operasi (IDO), decubitus
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

Rapat berkala terdiri dari :


1. Rapat Rutin
2. Rapat Insidentil

Rapat rutin di selenggarakan pada :


Waktu : satu kali setiap bulan.
Jam : 10.00 – selesai
Tempat : Ruang Rapat Bidang Keperawatan
Peserta : Kepala Instalasi rawat inap, Kepala ruangan
Materi : Sesuai agenda

Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang
perlu di bahas segera.

Setiap pelaksanaan rapat harus dilengkapi dengan dokumen : undangan, daftar hadir,
notulen
BAB XI
PELAPORAN

NO JENIS PELAPORAN PERIODE PIC

1. Indikator Mutu : Harian IPCN

Plebitis, ISK, IDO, Bulanan


Decubitus,

2 Indikator Mutu: Harian Pengumpul


data dan
Kelengkapan validator
assesmen medis
dalam 24 jam Tim PMKP

Melahirkan
Eklampsia,
Perdarahan

Bayi lahir tidak


mendapat ASI
Eksklusif

Kejadian Inisiasi
Menyusui Dini

2. Data Pelayanan Harian MOD Keperawatan


Keperawatan : BOR

3 Laporan tahunan Inst. Tahunan Ka.Instalasi Rawat Inap


Rawat Inap
BAB XII
STANDAR KETENAGAAN

II.A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Pemberi layanan di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon adalah
sebagai berikut :
1. Dokter Spesialis sebagai dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
2. Dokter umum sebagai dokter ruangan.
3. Perawat dengan pendidikan minimal D3 keperawatan.
4. Perawat dengan pendidikan S1 Ners.
5. Bidan dengan pendidikan minimal D4/ D3 kebidanan.
6. Tenaga penunjang
7. Petugas kesehatan lain yang mendukung pelayanan rawat inap :
a. Ahli gizi dengan pendidikan minimal D3 gizi.
b. Farmasist dengan pendidikan minimal S1 Apoteker/ D3 farmasi.
c. Fisiotherapist dengan pendidikan minimal D3 fisiotherapi.
d. Radiografer dengan pendidikan minimal D3 radiologi.
e. Analis kesehatan dengan pendidikan minimal D3 analis kesehatan.
8. Semua PPA harus memiliki Surat Penugasan Klinik (SPK) dan Rincian
Kewenangan Klinis (RKK)

II.B. PENGATURAN JAGA

1. Dokter Spesialis
Dokter spesialis melakukan wewenang sebagai DPJP atau menerima konsulan
DPJP yang lain dan visite pasien satu kali sehari. Bila berhalangan akan di
delegasikan ke sesama dokter spesialis yang setara.
2. Dokter Umum
a. Dokter umum sebagai dokter ruangan
Keliling ruangan rawat inap setiap hari. Bila berhalangan datang akan
didelegasikan ke sesama dokter umum. Jadwal jaga dibuat oleh Kepala
Bidang Pelayanan Medis dengan persetujuan Wadir Pelayanan Medis.
b. Dokter umum sebagai Case Manager
Membantu menangani permasalahan pelayanan medis yang ada di ruangan
rawat inap. Visite pasien bila dokter spesialis berhalangan datang dan
melengkapi dokumen rekam medis.

3. Perawat, PS, Domestik dan Administrasi


a. 7 hari kerja yang terbagi 3 shift, yaitu :
- Shift pagi : jam 08.00-14.00
- Shift siang : jam 14.00-21.00
- Shift malam : jam 21.00-08.00
b. Daftar jaga di buat oleh kepala ruangan
BAB XIII
STANDAR FASILITAS

III.A. DENAH INSTALASI RAWAT INAP

III.B. STANDAR FASILITAS


1. Standar peralatan keperawatan di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda
Tomohon
Alat keperawatan di ruang rawat inap dengan kapasitas 30 pasien.

NO NAMA BARANG RATIO

1 Tensimeter 2-3/ruangan
2 Stetoskop 2-3/ruangan
3 Timbangan BB/TB 1/ruangan
4 Suction pump 1/ruangan
5 Bengkok 5/ruangan
6 Gunting Verband 2-4/ruangan
7 Gunting Bengkok 1:1 bed partus
8 Bak instrumen besar 2/ruangan
9 Bak instrumen sedang 2/ruangan
10 Bak instrumen kecil 2/ruangan
11 Stik pan 1;1/2
12 Urinal 1:1/2
13 Irigator 2/ruangan
5/ruangan
14 Set ganti balutan
(R. Bedah 1:1/3)
15 Partus set 70% xpersalinan /hari
16 Hecting set 50 % x persalinan /hari
17 Alat vacuum 1set/10
18 Alat Forceps 1 set/10
19 Alat kuret 2 set/10
20 Reflex Hamer 1/ruangan
21 Termometer 1: 1
22 Standar Infus 1-3/ruangan
23 Emergency kit (resusitation set) 1/ruangan
24 EKG 1/ruangan
25 Nebulizer 1 : 20
26 Tromol kasa besar 1/ruangan
27 Cardio Topografi (CTG) 1:bed partus
28 Dopler 1 : 10
29 Inkubator 2/ ruangan
30 ETT 1/ ruangan
31 Ventilator 1/ ruangan
32 Fototherapi 1/ ruangan
33 USG 1/ ruangan
34 Infusion Pump 2/ruangan
35 Syringe pump 2/ ruangan

2. Standar linen di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon dengan
kapasitas 30 pasien

NO NAMA BARANG RATIO


1 Laken/sprei 1 :5
2 Selimut wool 1 :1
3 Selimut biasa 1:5
4 Stik Laken 1:6/8
5 Sarung bantal 1:6
6 Sarung kasur 1:1
7 Sarung O2 1:1/3
8 Gorden 1:2
9 Tutup troli / alat 1:2
10 Lap piring 1:1/4
11 Perlak 1:1
12 Baju Petugas 1 :1
13 Kelambu 1 :1

3. Standar alat rumah tangga di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon

NO NAMA BARANG RATIO


1 Kursi roda 2- 3/ruangan
2 Lemari obat emergency 1/ruangan
3 Lampu emergency 1: 1 kamar/gang
4 Meja pasien 1:1
5 Tempat tidur pasien 1:1
6 Komputer 1-2/ruangan
7 Tempat sampah infeksius 1 - 2/ruangan
Tempat jarum suntik bekas
8 1-2/ruangan
pakai
9 Tempat sampah non infeksius 2- 4/ruangan
10 Waskom mandi 8-12/ruangan
11 Lampu sorot 1/ruangan
12 Senter 1-2/ruangan
13 Troly Waskom 4-6/ruangan
14 Troly Obat 1-2/ruangan
15 Troly Balut 1/ruangan
NO NAMA BARANG RATIO
16 Gelas kumur 1:1
17 Baki 2- 3/ruangan
18 Brancard 1- 2/ruangan
19 Lemari alat 1/ruangan
20 Lemari linen 2/ruangan
21 Loker petugas 1/ruangan
22 Dispenser & meja 1/ruangan
23 Meja dokter 1/ruangan
2/ruangan
24 Tabung oksigen+Flow meter (R.Bedah 3/ruangan
(R.peny. Dalam 6/ruangan)
25 Pesawat telpon 1/ruangan

4. Standar alat pencatatan & pelaporan di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda
dengan kapasitas 30 pasien
Semua folmulir pencatatan dan pelaporan di ruangan adalah 1 pasien 3
formulir
BAB XIV
TATA LAKSANA PELAYANAN

IV.A. ALUR PELAYANAN

IGD

Penunjang non
medik (pastoral, Instalasi
SPRS, RM, MENINGGAL pemulasaran
Keuangan,laundry jenazah

RUJUK
Instalasi Rawat Inap ADMINISTRASI
PULANG

Penunjang medik PULANG


(Laboratorium, DGN
Radiologi, Farmasi, ADVISE
Fisioterapi, Gizi)

IRJ
XIV B. ALUR PASIEN

1. Pasien Masuk Ruang Rawat Inap


a. Ruang rawat inap tersedia
- Pasien yang akan rawat inap ke bagian Tempat pendaftaran pasien
rawat jalan dan tempat pendaftaran pasien gawat darurat
- Petugas Tempat pendaftaran pasien rawat inap / Tempat pendaftaran
pasien gawat darurat menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap
beserta tarifnya, peraturan RS beserta hak & kewajiban pasien & keluarga
dan penjaminan yang akan di pakai : umum / BPJS / asuransi.
- Keluarga memilih ruang rawat inap yang di kehendaki.
- Petugas Tempat pendaftaran pasien gawat darurat dan Tempat
pendaftaran pasien rawat jalan melihat ruang rawat inap yang di
kehendaki pasien.
- Petugas Tempat pendaftaran pasien rawat jalan / Tempat pendaftaran
gawat darurat menelpon ruang rawat inap untuk daftar pasien MRS.
- Pasien mendapatkan nomor register rawat inap.
- Pasien / keluarga mengisi dan menandatangani form persetujuan rawat
inap ( Inform Consent General ).
- Pasien di antar ke ruang rawat inap oleh perawat IRJ / IGD.
- Pasien di antarkan masuk kamar rawat inap oleh perawat IRJ / IGD
- Serah terima di nurse station.
- Pasien di lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kamar pasien oleh
perawat rawat inap.
- Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi &
orientasi ruangan ke pasien / keluarga.
- Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.

b. Ruang rawat inap tidak tersedia


- Penuh
Pasien dari IRJ / IGD disarankan untuk rawat inap.
Lakukan penanganan awal atau atasi kegawatan bila ada.
Memberikan informasi pada pasien / keluarga bahwa ketersediaan
kamar di ruang rawat inap RS penuh.
Menawarkan kepada pasien / keluarga untuk memilih RS lain ( dirujuk
) atau menunggu kamar kosong.
- Tunggu pasien pulang < 2 jam
Pasien yang akan di rawat inap ke Tempat pendaftaran gawat darurat
Petugas Tempat pendaftaran gawat darurat menjelaskan tentang
fasilitas ruang rawat inap beserta tarifnya, peraturan RS beserta hak
pasien & keluarga dan penjaminan yang akan di pakai : umum / BPJS
/ asuransi.
Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki.
Petugas Tempat pendaftaran gawat darurat melihat daftar ruang
rawat inap yang di kehendaki pasien. Bila ruang yang di kehendaki
ada tetapi masih ada pasien yang akan pulang, keluarga ditawarkan
apakah akan memilih ruang lain atau tidak. Bila tidak memilih ruang
lain, untuk sementara pasien menunggu di rawat IGD.
Petugas Tempat pendaftaran gawat darurat telpon ruang rawat inap
untuk daftar pasien.
Pasien mendapatkan nomor register rawat inap.
Pasien / keluarga mengisi & menandatangani form persetujuan rawat
inap ( Inform Consent General ).
Pasien menunggu di IGD sampai ruangan siap.
Pasien di antar ke ruang rawat inap oleh perawat IRJ / IGD bila
ruangan sudah siap.
Pasien di antar masuk kamar rawat inap oleh perawat IRJ / IGD dan
perawat rawat inap.
Serah terima di nurse station.
Pasien di lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kamar pasien oleh
perawat rawat inap.
Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi dan
orientasi ruangan ke pasien / keluarga.
Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.
- Tunggu pasien pulang > 2 jam
Pasien yang akan rawat inap ke Tempat pendaftaran gawat darurat
Petugas Tempat pendaftaran gawat darurat menjelaskan tentang
fasilitas ruang rawat inap beserta tarifnya, peraturan RS beserta hak
pasien & keluarga dan penjaminan yang akan di pakai : umum / BPJS
/ asuransi.
Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki.
Petugas Tempat pendaftaran gawat darurat melihat daftar ruang rawat
inap yang di kehendaki pasien. Bila ruang yang di kehendaki tidak ada
tetapi ada pasien yang rencana pulang, keluarga di tawarkan memilih
ruang lain dan ruang yang di kehendaki bisa di pesan setelah
pasiennya pulang. Selama pasien belum mendapatkan ruang yang di
pesan, pasien di kenakan tarif sesuai ruang yang di tempati saat itu.
Petugas Tempat pendaftaran pasien gawat darurat telpon ruang rawat
inap untuk daftar pasien MRS.
Pasien mendapatkan nomor register rawat inap.
Pasien/keluarga mengisi & menandatangani form persetujuan rawat
inap ( Inform Consent General ).
Petugas Tempat pendaftaranpasien gawat darurat telpon ke ruang
rawat inap kalau ruang yang di pesan keluarga masih ada pasien dan
sementara memilih ruang lain sampai ruang yang di pesan ada.
Pasien di antar ke ruang rawat inap oleh perawat IRJ / IGD.
Pasien di antar masuk ke kamar rawat inap oleh perawat IRJ / IGD
dan perawat rawat inap.
Serah terima di nurse station.
Pasien di lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kamar pasien oleh
perawat rawat inap.
Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi dan
orientasi ruangan ke pasien / keluarga.
Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.

2. Pasien Meninggalkan Ruang Rawat Inap


a. Pulang atas permintaan dokter
- Dokter memeriksa pasien dan di nyatakan boleh pulang.
- Dokter mengerjakan status pasien.
- Perawat mengerjakan status pasien.
- Perawat memberikan informasi ke pasien / keluarga kapan harus ke
kasir.
- Petugas farmasi mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi.
- Keluarga ke kasir rawat inap.
- Petugas farmasi menjelaskan tentang obat yang dibawa pulang.
- Keluarga ke ruang pos perawat.
- Perawat ruangan melihat bukti pembayaran dan memberikan obat untuk
pulang.
- Perawat ruangan menjelaskan discharge planning dan resume pasien.
- Perawat melepas gelang identitas pasien.
- Pasien/keluarga memberikan surat ijin pulang ke satpam.
- Pasien di antar ke kendaraan ( bila perlu ).

b. Pulang atas permintaan sendiri


- Pasien / keluarga minta pulang.
- Perawat telpon DPJP.
- Perawat minta keluarga menulis dan tanda tangan di lembar formulir
pulang atas permintaan sendiri
- Perawat mengerjakan status pasien.
- Perawat memberikan informasi ke pasien / keluarga kapan harus ke
kasir.
- Petugas farmasi mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi.
- Keluarga ke kasir rawat inap.
- Keluarga ke instalasi farmasi ambil obat.
- Petugas farmasi menjelaskan tentang obat yang dibawa pulang.
- Keluarga ke ruang pos perawat.
- Perawat ruangan melihat bukti pembayaran dan obat.
- Perawat ruangan menjelaskan discharge planning.
- Perawat melepas gelang identitas pasien.
- Pasien di antar kekendaraan ( bila perlu ).

c. Di rujuk ke RS lain
- Dokter memeriksa pasien dan dinyatakan rujuk.
- Dokter mengerjakan status pasien.
- Perawat telpon RS rujukan.
- Perawat telpon petugas MOD kalau ada rujukan ( petugas MOD
menyiapkan ambulance dan tenaga ).
- Perawat mengerjakan status pasien.
- Perawat memberikan informasi ke pasien/keluarga kapan harus ke kasir.
- Petugas kasir rawat inap mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi.
- Keluarga ke kasir rawat inap.
- Keluarga ke ruang kantor perawat.
- Perawat ruangan menjelaskan discharge planning dan resume pasien (
bila perlu ).
- Perawat ruangan melihat bukti pembayaran.
- Pasien di antar ke ambulance.
- Pasien di serahkan ke perawat yang merujuk.

d. Meninggal
- Dokter memeriksa pasien dan di nyatakan meninggal.
- Perawat telpon petugas pastoral untuk pendampingan keluarga.
- Dokter mengerjakan status pasien.
- Perawat mengerjakan status pasien ( perawat yang lain merawat jenasah
dan selesai perawatan jenasah di bawa ke kamar jenasah oleh petugas
ruangan )22
- Perawat memberikan informasi ke pasien / keluarga kapan harus ke
kasir.
- Petugas farmasi mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi.
- Keluarga ke kasir rawat inap.
- Keluarga ke nurstation.
- Perawat telpon petugas ruangan kalau keluarga sudah menyelesaikan
administrasi.
- Jenasah di masukkan kendaraan atau ambulans.
- Bila keluarga minta jenasah langsung di bawa pulang tanpa masuk kamar
jenasah, maka keluarga menanda tangani formulir PAPS karena sesuai
aturan bahwa setiap pasien yang meninggal harus di observasi selama 2
jam di RS jadi jenasah bisa di bawa pulang 2 jam setelah kematian.

IV.D. KONSEP PELAYANAN SECARA UMUM

1. Dilakukan secara kerja sama tim ( teamwork ).


2. Pelayanan di lakukan sesuai standar.
3. Peralatan yang tersedia memenuhi kebutuhan.
4. Semua tindakan terdokumentasi dengan baik.
5. Harus ada sistem monitor dan evaluasi.

IV.E. JENIS PELAYANAN

1. Pelayanan maternal mencakup :


a. Pelayanan persalinan.
b. Pelayanan ibu nifas.
c. Pelayanan ibu menyusui.

2. Pelayanan perinatal mencakup :


a. Pelayanan bayi baru lahir.
b. Pelayanan bayi.
c. Pelayanan anak balita.

3. Pelayanan pediatri
Pelayanan anak-anak di atas usia 1 bulan hingga 13 tahun yang mengalami
berbagai penyakit, baik penyakit dalam, bedah maupun yang bersifat
keganasan.

4. Pelayanan gynekologi
Melayani kesehatan yang menyeluruh dan paripurna bagi seorang wanita yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksinya di masa hamil, bersalin atau nifas.
Baik yang bersifat preventif ( pencegahan terhadap penyakit ), kuratif (
penyembuhan penyakit ) dan rehabilitatif ( perbaikan kelainan yang timbul )
pada alat reproduksinya.

5. PONEK
PONEK merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif. Ponek adalah pelayanan obstetri neonatal emergensi
komprehensif / RS 24 jam memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan
langsung terhadap ibu hamil / ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader / masyarakat, bidan dan puskesmas.

6. Pelayanan bedah dalam


a. Pelayanan bedah mencakup :
- Pemberian asuhan keperawatan pada pasien pre op.
- Pemberian asuhan keperawatan pada pasien post op.
b. Pelayanan kasus penyakit dalam mencakup pemberian asuhan keperawatan
pada kasus penyakit dalam meliputi : pengkajian, observasi, intervensi,
kolaborasi untuk pemberian terapi dan evaluasi.

7. Pelayanan kasus isolasi yang meliputi pengkajian, observasi, intervensi,


evaluasi, melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi.
IV.F. PROSEDUR PELAYANAN

1. Selalu di lakukan identifikasi pasien dengan meminta pasien menyebutkan


nama dan tanggal lahir pasien / umur.
Bila pasien tidak sadar dapat dilakukan dengan mencocokkan gelang identitas
pasien.

2. Pemeriksaan pasien di lakukan secara sistematis meliputi anamnese dan


pemeriksaan fisik oleh tenaga kesehatan ( dokter dan perawat / bidan ).

3. Perawatan pasien bisa kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain bila di


perlukan.

4. Setiap pasien di lakukan penilaian spiritual oleh tim pastoral dan


didokumentasikan dalam rekam medik pasien ( kecuali bayi ).

5. Asesmen medis dilakukan dalam 24 jam pertama meliputi : Asesmen medis,


asesmen keperawatan dan asesmen resiko.

6. Setiap pasien harus mempunyai DPJP.


DPJP melakukan tugas sesuai kewenangannya.

7. Jika pasien perlu di konsulkan, DPJP menulis lembar konsultasi medik dan
dokter konsulen mengisi jawaban konsul di lembar tersebut.

8. Apabila akan di lakukan tindakan / operasi maka pasien dan keluarga di berikan
informasi mengenai tindakan / operasi yang akan di lakukan oleh DPJP.
Kemudian pasien dan keluarga di berikan waktu untuk mengambil keputusan.
Bila setuju di berikan persetujuan tindakan medik serta inform consent dan di
tanda tangani oleh DPJP, pasien / keluarga atau saksi.

9. Jika pasien di rawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada
dokter penanggung jawab pasien ( DPJP ).
10. Apabila di perlukan dapat di lakukan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan laboratorium, radiologi dan sebagainya.
11. Pelayanan yang di berikan meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

12. Pulang dan kunjungan ulang / kontrol :


a. Pasien di pulangkan setelah mendapatkan persetujuan dokter.
b. Pada saat pulang diberikan informasi dan edukasi mengenai diet, jadwal
kontrol, obat pulang ( sudah di jelaskan petugas farmasi ), perawatan di
rumah, syarat-syarat asuransi / BPJS ( bila ada ).
BAB XV
LOGISTIK

NO PERSEDIAAN BARANG JUMLAH BARANG


ALAT TULIS KANTOR
1. Buku Expedisi 6 buku/ Ruangan
2. Buku Kwarto 30 buku/Ruangan
3. Peluru Hekter 2 dus/ Ruangan
4. Spidol marker permanen 1 buah/ Ruangan
5. Spidol board marker 1 buah/ Ruangan
6. Spidol Hijau 3 buah/ Ruangan
7. Pensil merah biru 3buah/ Ruangan
BARANG CETAKAN
8. Formulir rekam medis & formulir lainya 1 pasien : 3 Formulir
PEMELIHARAAN UMUM
9. Lampu emergency 30 -50 / ruangan
10. Computer 1-2 / ruangan
11. Dispenser 1 / ruangan
12. Jam dinding 1 / ruang
13. Kulkas 1 / ruangan
BAB XVI
KESELAMATAN PASIEN

VI.A. PENGERTIAN

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih nyaman. Sistem tersebut meliputi penilaian resiko,identifikasi dan
pengelolaan yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya di lakukan. Keselamatan
pasien di ruang rawat inap merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan
pelayanan kepada pasien, mengingat perawatan kepada pasien rawat inap
membutuhkan perhatian yang lebih dan membutuhkan penanganan jangka panjang
yang perlu keseriusan dari tenaga kesehatan untuk menghindari terjadinya
kesalahan penanganan dalam praktiknya. Kejadian yang mengacu pada keselamatan
pasien diantaranya pasien terjatuh dari tempat tidur, pasien di beri obat salah, tidak
obat / alat emergensi, tidak ada oksigen, tidak ada alat penyedot lendir, tidak
tersedianya alat pemadam kebakaran dan pemakaian obat.

VI.B. TUJUAN

1. Terciptanya budaya keselamatan di rumah sakit.


2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien & masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di RS.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak di harapkan.

VI.C. STANDAR PATIENT SAFETY


1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Setiap pasien yang masuk rawat inap di pasangkan gelang identitas pasien.
b. Gelang identitas untuk pasien laki-laki berwarna biru muda & gelang
identitas untuk perempuan berwarna merah muda.
a. Bila resiko pasien jatuh diberi gelang warna kuning dan bila ada pasien
alergi diberi gelang berwarna merah.
c. Ada 2 identitas yang di gunakan yaitu nama dan tanggal lahir nomor rekam
medik yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
d. Identifikasi digunakan sebelum pemberian obat, sebelum pemberian
transfusi darah, sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan
laboratorium & pemeriksaan radiologi, sebelum dilakukan tindakan medis.

2. Peningkatan komunikasi yang efektif


Menggunakan teknik SBAR ( Situation, Background, Assesment,
Recommendation ) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar sesama pemberi layanan.
a. Situation
Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
b. Background
Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
c. Assesment
Hasil pengkajian kondisi pasien terkini.
d. Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi pasien saat ini Dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan writeback, readback
& reconfirm.

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai


e. Obat-obat high alert tidak disimpan di ruang rawat inap.
f. Obat-obat NORUM/LASA dapat ditemukan didaftar obat NORUM / LASA.
g. Obat-obat emergensi disimpan dalam troly emergensi terkunci & dipastikan
selalu tersedia & harus diganti segera jika jenis dan jumlahnya sudah tidak
sesuai lagi dengan daftar yang ditempel dalam troly emergensi. Perbekalan
farmasi & penguncian tadi di kontrol oleh farmasi & koordinator ruangan.
h. Setiap pasien yang mendapatkan terapi (obat) harus disertai resep yang di
tulis oleh dokter pemberi terapi.
i. Penyediaan obat dilakukan oleh apoteker
Petugas farmasi menyediakan obat setiap hari & dibedakan menurut jam
pemberian obat sehingga memudahkan perawat untuk memberikan obat ke
pasien.
j. Pemberian obat harus memperhatikan 7 benar : Benar pasien, Benar
indikasi, Benar obat, Benar dosis, Benar cara pemberian, Benar waktu
pemberian & Benar dokumentasi.
k. Pembagian obat menggunakan baki obat.
l. Sebelum obat dibagikan ke pasien, obat ditunjukkkan ke pasien dengan
tujuan pasien tahu obat apa saja yang diberikan saat itu.
m. Jam pemberian obat di seragamkan

Obat tetes mata/hidung/telinga


1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 06.00 12.00 18.00 22.00 - -
6 dd 06.00 10.00 14.00 18.00 21.00 24.00

Suppositoria

1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 - - -
P
Per Oral
Pagi 08.00 - - - - -
Siang 12.00 - - - - -
Sore 18.00 - - - - -
Malam 20.00 12.00 18.00 22.00 - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 08.00 12.00 18.00 20.00 - -

Nebulizer

1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 04.00 12.00 20.00 - - -
4 dd 04.00 10.00 16.00 22.00 - -

Injeksi ( termasuk antibiotika )

1 dd 08.00 - - - - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 16.00 24.00 - - -
4 dd 08.00 14.00 18.00 24.00 - -

n. Pemberian obat dilakukan oleh perawat sesuai dengan uraian tugasnya


masing-masing. Perawat yang masih orientasi boleh memberikan obat
dengan pengawasan perawat senior dan dilakukan evaluasi untuk
menentukan kapan perawat orientasi boleh memberikan obat sendiri.

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien, tepat pasien operasi
Penandaan lokasi operasi oleh dokter operator yang dilakukan di ruangan
pasien sebelum dilakukan operasi ( untuk operasi terencana ). Bila operasi
dilakukan segera ( dari IGD ), penandaan bisa dilakukan di kamar operasi.

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


Untuk mengurangi resiko infeksi, semua petugas di rumah sakit melakukan
kebersihan tangan pada 5 momen yang telah ditentukan yaitu :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sesudah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan asepsis
d. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
e. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Ada 2 cara cuci tangan yang digunakan :


a. Hand wash
- Dengan air mengalir
- Waktunya 40-60 detik
b. Hand rub
- Dengan air berbasis alkohol
- Waktunya 20-30 detik

6. Pengurangan resiko pasien jatuh


a. Setiap tempat tidur di pasang pagar pengaman.
b. Setiap pasien dilakukan penilaian resiko jatuh dengan menggunakan
metode Morse Fall Score ( dewasa ) dan Humpty Dumpty ( anak ).
c. Pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat & kemudian dapat dijadikan
dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tata laksana lebih lanjut.
d. Perawat memasang gelang kuning pada pasien & tanda resiko pasien jatuh
di tempat tidur bila pasien beresiko jatuh & memberitahu pasien dan atau
keluarga maksud pemasangan gelang kuning tersesbut.
e. Pengkajian ulang di lakukan secara berkala setiap hari atau jika terjadi
perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
f. Jika ada pasien jatuh dilakukan tata laksana pasien jatuh & membuat
laporan insiden keselamatan pasien.

Bila terjadi insiden di ruang rawat inap, pelaku & yang mengetahui kejadian
membuat laporan insiden keselamatan pasien dalam waktu 2x24
jam.Selanjutnya diserahkan komite keselamatan pasien rumah sakit untuk
diproses serta mencari solusi untuk mengurangi resiko.
BAB XVII
KESELAMATAN KERJA

VII.A. PENGERTIAN

Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik
itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar
tempat kerja.

VII.B. TUJUAN

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rsu GMIM Bethesda Tomohon.


2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

VII.C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA

Mengacu pada pengertian tersebut maka di harapkan setiap petugas rumah sakit
dapat menerapkan sistem keselamatan kerja di antaranya :
1. Petugas mengerti SPO penggunaan APD sehingga dapat
menggunakan sesuai prosedur.
2. Tersedianya APD yang memenuhi standar.
3. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non

infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum ataupun


spuit bekas.
4. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah di pakai ke pasien.
5. Setiap pasien yang menular atau beresiko menular di rawat di ruang isolasi.
6. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung ( sarung tangan, kaca mata, sepatu boot/alas
kaki tertutup, celemek, masker, dll ) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien, yaitu : urine, darah, muntah, sekret, dll.
c. Melakukan tindakan yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus, dll.
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik pada 5 momen.
7. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
8. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin.
b. Pencucian dengan sabun.
c. Pengeringan.
9. Menggunakan baju kerja yang bersih.
10. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS ( sesuai prinsip pencegahan infeksi ).
b. Flu burung.
Kewaspadaan standar karyawan / petugas IRI dalam menghadapi penderita
dengan dugaan flu burung:
- Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan di bawah air mengalir dengan menggunakan sikat
selama ± 5 menit, yaitu dengan menyikat seluruh telapak tangan maupun
punggung tangan.
- Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
- Memakai masker N95 atau minimal masker badan.
- Menggunakan pelindung wajah/kaca mata goggle ( bila diperlukan ).
- Menggunakan apron / gaun pelindung.
- Menggunakan sarung tangan.
- Menggunakan pelindung kaki/sepatu boot.
11. Hepatitis B / C ( sesuai prinsip pencegahan infeksi ).
BAB XVIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, pelayanan rawat inap harus mempunyai suatu
ukuran yang menjamin peningkatan mutu. Dalam kegiatan peningkatan mutu rawat inap
perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi
pelayanan rawat inap dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut sehingga
tercapai peningkatan mutu pelayanan yang di harapkan. Sasaran mutu dibuat dan
ditetapkan di RS sebagai acuan untuk menilai peningkatan mutu. Sasaran mutu rawat
inap adalah :
1. Kepatuhan Perawat terhadap 5 momen cuci tangan
Judul Kepatuhan perawat terhadap 5 momen cuci
tangan
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Menggambarkan kepatuhan perawat terhadap 5
momen cuci tangan dengan teknik benar.
Definisi Operasional Melakukan cuci tangan 12 langkah pada
handwashing dan 6 langkah untuk handrub.
Indikasi 5 momen :
1. Sebelum kontak pasien.
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik.
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh.
4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Frekuensi pengumpulan data Setiap bulan
Periode analisa 3 bulan
Numerator Kegiatan cuci tangan teknik benar pada 5 momen
cuci tangan.
Denominator 100 momen cuci tangan yang di obsevasi.
Metodologi Concurrent ( sedang berlangsung ) dengan teknik
observasi.
Tipe pengukuran Proses
Sumber data ( inklusi & Checklist hasil audit kepatuhan terhadap 5
eksklusi ) momen cuci tangan.
Standar 100%
PJ pengumpul data ( PIC ) Kepala ruangan/ IPCN

2. Kejadian Pasien Jatuh


Judul Kejadian pasien jatuh
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya mutu keperawatan yang aman
bagi pasien.
Definisi operasional Kejadian pasien jatuh selama di rawat, baik jatuh
dari tempat tidur, di kamar mandi dsb yang
berakibat cidera, kecacatan atau kematian.
Frekuensi pengumpulan data Setiap hari
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kejadian pasien jatuh dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah pasien resiko jatuh sedang dan tinggi
dalam 1 bulan.
Metodologi Retrospektif
Tipe pengukuran Out come ( hasil )
Sumber data Surveillance pencatatan kejadian pasien jatuh.
Insiden report.
Standar 0%
PJ pengumpul data ( PIC ) Tim PMKP, Kepala ruangan/ Pengumpul data

3. Angka Kejadian Infeksi Jarum Infus


Judul Angka kejadian jarum infus
Dimensi mutu Pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial
Tujuan Terindentifikasinya kejadian angka infeksi jarum
infus
Definisi operasional Kejadian infeksi yang ditandai dengan rasa
panas, pengerasan dan kemerahan dengan atau
tanpa pus yang terjadi disekitar tusukan atau
bekas tusukan jarum infus timbul setelah 3x24
jam di rawat di rumah sakit.( Kecuali infeksi
disebabkan oleh kimiawi ).
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode analisa 1 bulan, 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang terpasang infus yang
mengalami tanda-tanda infeksi pada daerah
tusukan atau bekas tusukan infus.
Denominator Jumlahseluruhpasienyangdilakukan
pemasangan infus.
Sumber data Form data surveilance pencatatan kejadian angka
infeksi jarum infus.
Metodologi Retrospektif
Tipe pengukuran Out come
Standar 1,5%
PJ pengumpul data Kepala ruangan/IPCN

4. Kejadian Infeksi Pasca Operasi


Judul Kejadian infeksi pasca operasi
Dimensi mutu Pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan pasca
operasi yang bersih sesuai standar
Definisi operasional Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi
nosokomial pada semua kategori luka sayatan
operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit
dan dtandai oleh rasa panas ( kalor ),
kemerahan ( rubor ), pengerasan ( dolor ) dan
keluarnya nanah ( pus ) dalam waktu lebih dari
3x24 jam sampai dengan 30 hari pasca operasi,
pada pemasangan implan sampai dengan 1
tahun.
Frekuensi pengumpulan data Harian, 1 bulan
Periode analisa 1 bulan, 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca
operasi bersih dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien operasi dalam periode 1
bulan.
Sumber data Form data surveilance pencatatan kejadian
infeksi luka operasi.
Metodologi Retrospektif
Tipe pengukuran Out come ( hasil )
Standar 1,5%
PJ pengumpul data ( PIC ) Kepala ruangan/IPCN

5. Angka Kejadian Dekubitus


Judul Angka kejadian dekubitus
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Teridentifikasinya kejadian dekubitus pada
pasien tirah baring.
Definisi operasional Suatu daerah yang jaringan cutaneusnya
mengalami kerusakan di akibatkan oleh tekanan
yang terus menerus pada pasien tirah baring
yang tidak di lakukan alih posisi dalam waktu
2x24 jam.
Frekuensi pengumpulan data Harian, 1 bulan
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kasus pasien dekubitus yang terjadi
pada saat perawatan di RS dalam periode 1
bulan.
Denominator Jumlah pasien tirah baring dalam 1 bulan
Sumber data Format data surveilance pencatatan kejadian
dekubitus pasien tirah baring.
Standar 1,5%
PJ pengumpul data ( PIC ) Kepala ruangan/IPCN

6. Angka Infeksi Saluran Kemih Nosokomial


Judul Angka infeksi saluran kemih nosokomial
Dimensi mutu Pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial
Tujuan Teridentifikasinya kejadian infeksi saluran kemih
akibat pemasangan kateter.
Definisi operasional Suatu keadaan dengan gejala/keluhan spesifik
seperti : demam >38⁰C, disuri, nokturi, nyeri
supra pubis atau tanpa keluhan tersebut dengan
hasil biakan urin porsi tengah ≥ 10⁵ kuman per
ml urine dengan jenis kuman tidak lebih dari 2
species. Keluhan dan gejala timbul setelah
pemasangan Douwer Catheter lebih dari 3x24
jam.
Frekuensi pengumpulan data Harian, 1 bulan
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami ISK nosokomial
dalam periode 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang terpasang kateter
dalam periode 1 bulan.
Sumber data Surveilance pencatatan kejadian infeksi saluran
kemih.
Metodologi Retrospekstif
Tipe pengukuran Out come ( hasil )
Standar 1,5%
PJ pengumpul data ( PIC ) Kepala ruangan/IPCN
BAB XIX
PENUTUP

Pelayanan rawat inap adalah bagian pelayanan dari Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda
Tomohon yang memberikan pelayanan dengan mengutamakan mutu & keselamatan
pasien. Dengan adanya pedoman pelayanan rawat inap diharapkan dapat membantu dalam
memberikan pelayanan khususnya di rawat inap. Sehingga asuhan pelayanan pasien dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan yang berdampak terhadap
peningkatan jumlah kunjungan pasien karena kepercayaan masyarakat terhadap Rumah
Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon

Anda mungkin juga menyukai