Kasus Ujian GBS
Kasus Ujian GBS
Guillain-Barre Syndrome
Identitas
Nama : An. H
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Gusung Makamur
Pekerjaan : Pelajar
Masuk RS :17-07-2017
No RM : 230978
Keluhan Utama:
Kelemahan pada kedua kaki.
1
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma sebelumnya disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat sakit kencing manis disangkal
Riwayat stroke disangkal
Riwayat demam diakui
Riwayat diare disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat sakit kencing manis disangkal
Anamnesis Sistem:
Sistem serebrospinal : Tidak ada keluhan
Sistem kardiovaskuler : Tidak ada keluhan
Sistem respirasi : Tidak ada keluhan
Sistem gastrointestinal : Tidak ada keluhan
Sistem musculoskeletal : Kedua tungkai tidak bisa digerakkan
Sistem integumentum : Sensasi peraba berkurang pada kedua tungkai
Sistem urogenital : Tidak ada keluhan
Resume Anamnesa:
2
An. H datang ke Poli Saraf RSUD kota Makassar diantar oleh orangtuanya
dalam keadaan sadar dengan keluhan kelemahan pada kedua kaki dan selalu
terjatuh jika berjalan. Ibunya mengatakan keluhan tersebut mulai disadari sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat saat anaknya terjatuh.
Keluhan dirasakan terus menerus, tidak berkurang dengan istirahat. Sebelumnya
pasien belum memeriksakan diri ke dokter ataupun meminum obat untuk
keluhannya. Pasien tidak mengeluh adanya pusing, mual, muntah. Pasien baru
pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Riwayat demam sekitar 4 minggu yll.
Status Neurologis:
3
Sikap Tubuh : Simetri
Gerakan Abnormal : (-)
Cara Berjalan : Tidak bisa dinilai
Kepala : Mesocephal
4
Nervi Cranialis Kanan Kiri
N IX Arkus Faring N N
Daya Kecap Lidah 1/3 Belakang N N
Refleks Muntah (+) (+)
Suara Sengau (-) (-)
Tersedak (-) (-)
NX Denyut Nadi 76 x / menit 76 x / menit
Arkus Faring N N
Bersuara N N
Menelan (+) (+)
N XI Memalingkan Kepala (+) (+)
Sikap Bahu N N
Mengangkat Bahu (+) (+)
Trofi Otot Bahu Eutrofi Eutrofi
N XII Sikap Lidah Ditengah
Artikulasi N
Tremor Lidah (-)
Menjulurkan Lidah Simetris
Trofi Otot Lidah Eutrofi Eutrofi
Fasikulasi Lidah (-)
Ekstremitas : G B B K 5 5 RF + +
T T 4 4 + +
RP - - Tn N N Tr E E Cl - / -
5
- - N N E E
+ +
Sensibilitas : - -
Dagnosis Sementara
Diagnosis Klinik : Paraparese
Diagnosis topik : Saraf perifer extremitas inferior
Diagnosis etiologik : Guillain-Barre Syndrome
Diagnosa Akhir
Diagnosis Klinik : Paraparese
Diagnosis topik : Radiks sentralis atau dorsalis
Diagnosis etiologik : Guillain-Barre Syndrome
Penatalaksanaan
Pada pasien ini diberikan terapi :
- KAEN 3b 8 tts/menit
- Neurosanbe 1 amp/24 jam/ IV
- Metilprednisolone 125 mg 1/3 amp/8 jam/IV
Prognosis
Death : Dubia ad bonam
Disease : Dubia ad bonam
Disability : Dubia ad bonam
Discomfort : Dubia ad bonam
Dissatisfaction : Dubia ad bonam
Distitution : Dubia ad bonam
6
Guillain Barre syndrome ( GBS )
Definisi
tubuh manusia yang menyerang bagian dari susunan saraf tepi dirinya sendiri
dengan karekterisasi berupa kelemahan atau arefleksia dari saraf motorik yang
7
sifatnya progresif. Kelainan ini kadang kadang juga menyerang saraf sensoris,
Etiologi
saraf tersebut menjadi lambat atau berhenti sama sekali. GBS menyebabkan
inflamasi dan destruksi dari myelin dan menyerang beberapa saraf. Oleh
pada GBS sampai saat ini belum diketahui. Ada yang menyebutkan kerusakan
tersebut disebabkan oleh penyakit autoimun. Pada sebagian besar kasus, GBS
didahului oleh infeksi yang disebabkan oleh virus, yaitu Epstein-Barr virus,
HIV. Selain virus, penyakit ini juga didahului oleh infeksi yang disebabkan
timbul GBS .
Patofisiologi
8
Infeksi , baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus, dan antigen lain
memasuki sel Schwann dari saraf dan kemudian mereplikasi diri. Antigen
bakteri mengubah susunan sel sel saraf sehingga sistem imun tubuh
destruksi myelin bahkan kadang kadang juga dapat terjadi destruksi pada
axon. Destruksi pada myelin tersebut menyebabkan sel sel saraf tidak dapat
untuk merespon perintah dari otak dan otak menerima lebih sedikit impuls
Gejala klinis
GBS merupakan penyebab paralisa akut yang dimulai dengan rasa baal,
parestesia pada bagian distal dan diikuti secara cepat oleh paralisa ke empat
ekstremitas atas, tubuh dan saraf pusat. Kerusakan saraf motoris ini bervariasi
9
Keterlibatan saraf pusat , muncul pada 50 % kasus, biasanya berupa facial
extremitas distal. Kelainan saraf otonom tidak jarang terjadi dan dapat
atau hipertensi, aritmia bahkan cardiac arrest , facial flushing, sfincter yang
tidak terkontrol, dan kelainan dalam berkeringat. 11) Hipertensi terjadi pada 10
pada susunan saraf pusat dapat menimbulkan gejala berupa disfagia, kesulitan
dalam berbicara, dan yang paling sering ( 50% ) adalah bilateral facial palsy.
Gejala gejala tambahan yang biasanya menyertai GBS adalah kesulitan untuk
mulai BAK, inkontinensia urin dan alvi, konstipasi, kesulitan menelan dan
bernapas, perasaan tidak dapat menarik napas dalam, dan penglihatan kabur
(blurred visions).
Pemeriksaan Fisik
bersifat difus dan paralisis. Refleks tendon akan menurun atau bahkan
10
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan cairan cerebrospinal didapatkan adanya kenaikan kadar
protein ( 1 – 1,5 g / dl ) tanpa diikuti kenaikan jumlah sel. Keadaan ini
oloeh Guillain, 1961, disebut sebagai disosiasi albumin sitologis.
Pemeriksaan cairan cerebrospinal pada 48 jam pertama penyakit tidak
memberikan hasil apapun juga. Kenaikan kadar protein biasanya terjadi
pada minggu pertama atau kedua. Kebanyakan pemeriksaan LCS pada
pasien akan menunjukkan jumlah sel yang kurang dari 10 / mm3 .
Gambaran elektromiografi pada awal penyakit masih dalam batas normal,
kelumpuhan terjadi pada minggu pertama dan puncaknya pada akhir
minggu kedua dan pada akhir minggu ke tiga mulai menunjukkan adanya
perbaikan.
Pada pemeriksaan EMG minggu pertama dapat dilihat adanya
keterlambatan atau bahkan blok dalam penghantaran impuls , gelombang
F yang memanjang dan latensi distal yang memanjang. Bila pemeriksaan
dilakukan pada minggu ke 2, akan terlihat adanya penurunan potensial
aksi (CMAP) dari beberapa otot, dan menurunnya kecepatan konduksi
saraf motorik.
Pemeriksaan MRI akan memberikan hasil yang bermakna jika dilakukan
kira kira pada hari ke 13 setelah timbulnya gejala. MRI akan
memperlihatkan gambaran cauda equina yang bertambah besar. Hal ini
dapat terlihat pada 95% kasus GBS.
Biopsi otot tidak diperlukan dan biasanya normal pada stadium awal. Pada
stadium lanjut terlihat adanya denervation atrophy.
Gejala utama
11
1. Kelemahan yang bersifat progresif pada satu atau lebih ekstremitas dengan
atau tanpa disertai ataxia
2. Arefleksia atau hiporefleksia yang bersifat general
Gejala tambahan
1. Peningkatan protein
2. Sel MN < 10 /ul
Pemeriksaan elektrodiagnostik
Penatalaksanaan
Observasi tanda tanda vital
Pasien dengan progresivitas yang lambat dapat hanya diobservasi tanpa
diberikan medikamentosa. 1)
12
Plasma exchange therapy (PE) telah dibuktikan dapat memperpendek
lamanya paralisa dan mepercepat terjadinya penyembuhan. Waktu yang
paling efektif untuk melakukan PE adalah dalam 2 minggu setelah
munculnya gejala. Regimen standard terdiri dari 5 sesi ( 40 – 50 ml / kg
BB) dengan saline dan albumine sebagai penggantinya. Perdarahan aktif,
ketidakstabilan hemodinamik berat dan septikemia adalah kontraindikasi
dari PE.
Intravenous inffusion of human Immunoglobulin ( IVIg ) dapat
menetralisasi autoantibodi patologis yang ada atau menekan produksi auto
antibodi tersebut. IVIg juga dapat mempercepat katabolisme IgG, yang
kemudian menetralisir antigen dari virus atau bakteri sehingga T cells
patologis tidak terbentuk. Pemberian IVIg ini dilakukan dalam 2 minggu
setelah gejala muncul dengan dosis 0,4 g / kg BB / hari selama 5 hari.
Pemberian PE dikombinasikan dengan IVIg tidak memberikan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan hanya memberikan PE atau IVIg.
Fisiotherapy juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan dan
fleksibilitas otot setelah paralisa.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah gagal napas, aspirasi makanan atau
trombosis vena dalam, paralisa permanen pada bagian tubuh tertentu, dan
Prognosis
13
95 % pasien dengan GBS dapat bertahan hidup dengan 75 % diantaranya
sembuh total. Kelemahan ringan atau gejala sisa seperti dropfoot dan
postural tremor masih mungkin terjadi pada sebagian pasien.
Kelainan ini juga dapat menyebabkan kematian , pada 5 % pasien, yang
disebabkan oleh gagal napas dan aritmia.
14
Daftar Pustaka
3. http://www.guillainbarresyndrome.net/
15