Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI METODE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KEDAK II
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Siti Nurul Faridah


932115516
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (Iain) Kediri

Abstrak

Sebab ditulisnya artikel inni dilatarbelakangi karena adanya kebiasaan guru maple PAI
menggunakan metode monoton yaitu ceramah selama kegiatan belajar mengajar.
Kurangnya variasi metode akan mengakibatkan siswa jenuh dan bisa berakibat
rendahnua prestasi belajar siswa. Oleh karena itu diadalan penelitian tindakan kelas
yang tujuannya meningkatkan prestasi belajar PAI bab puasa wajib dengn
mengimplementasikan model pembelajaran mencari pasangan kartu drngan indicator
keberhasilan diantaranya kriteria ketuntasan minimal sebesar >75 dan jumlah siswa
yang tuntas minimal 75%. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dan dari hasil penelitian
dikatakan metode Make a Match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dilihat dari
peningkatan prosentase ketuntasan belajar dari siklus I dan siklus II. Maka dari itu
mode pembelajaran make a match dapat menjadi alternative untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PAI

Kata Kunci: Prestasi Belajar, PAI, Metode Make a Match


Abstract

The writing of this article was affected by the teacher’s tendency


using monotonous methods, that was lecture during teaching and
learning activities. In other words, it lack of variation in methods
that will caused the students being bored and it can affect in low
student achievement. Therefore, on the basis of class action
research that aims to improve learning achievement, the fasting
chapter of PAI subject is required through implementation a
learning model called make a match based on indicators of
success, including minimum completeness criteria of > 75 and the
number of students who complete at least 75%. This study consisted
of two cycles, and from the results of the study said the Make a
Match method can improve student’s learning achievement based
on from the increasement of the percentage of learning
completeness from cycle I and cycle II. So from that learning mode
make a match can be an alternative to improve student
achievement in class V on PAI subjects.

Keywords: Learning achievements, PAI, Make a Match

A. Pendahuluan
Belajar merupakan sebuah wwujud atau proses perubahan sifat, atau
perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman tertentu yang dilalui
peserta didik. Pembelajaran iala suatu system yang memiliiki peran yang sangat
mendominasi dalam untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Peran
guru dan siswa sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran itu sendiri.
Pada saat ini sekarang menjalani profesi guru tidak boleh hanya berdiri saja
didepan kelas berceramag tentang materi yang terdapat dalam buku modul.
Namun selebihnya, guru haruslah memiliki bwragam kompetensi agar dapat
menyongsong profesionalisme tugasnya dan perannya.
Sebagai seorang tenaga pendiidk yang setiap harinya bertatap mulka
dan beriinteraksi dengan siswanya dapat mewujudkan suatu inovasi atau
temuan baru dalam peroses pengajaran. Guru yang memiliki skill dalam
menganalisis method dalam pengajaran akan dapat menghasilkan gaya baru
pembelajaran sehingga tidak ada yang namanya membosankan bagi siswa.
Serta dapat termotivasi setra dapat mebggali pemahaman serta menggali
pengalaman secara keseluruhan. Selain demikian, guru guru juga dapat melatih
bakat atau potensi yang dimiliki siswa secara keseluruhan
Namun berdasarkan hasil observasi dan interview dengan guru
pendidikan agama islam di SDN Kedak 2 siswa kelas V cenderung pasif atau
kurang aktif dalam peembelajaran dan prestaasi belajar tergolong standar. Hal
tersebu dikarenakan penggunaan metode yang monoton yaitu metode ceramah.
Salah satu upaya untuk menupgrade kualitas hasiil belajar peserta didik
adalah yaitu menggunakan metode make a match. Peneliti mencoba
mempraktekkan metode tersebut pada kegiatan belajar mengajar pendidikan
agama islam pada materi puasa wajib. Atas dasar permasalahan tersebut makaa
peneliti terinspirasi untuk meneliti lebih lanjut lebih lanjut melalui Penelitian
Tindakan kelas (PTK) dengan focus permasalahan berupa “Implementasi
Metode Make A Match Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada
Mapel PAI Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kedak II”
Berdasarkan permasalahan tersebut dirumuskan: apakah metode make
amatch dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa?. Kemudian
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menuingkatkan prestasi belajar siswa
pada mapel PAI menggunakan metode make a match. Metode tersebut dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan dapat membantu siswa lebih cepat
memahami materi puasa wajib yang memiliki banyak sub bahasan. Dengan
penerapan metode tersebut diharapkan dapat tercapai tujuan belajar tersebut.
Pada implementasinya, penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan
empat tahapan diantaranya perencanaan, pelasanaan, pengamatan, dan refleksi.
Pelaksaaan siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.
Penelitian dilaksanakan di SDN Kedak II yang terletak di dusun Pandan
Arem, Desa Kedak, Kecamatan semen, Kabupaten Kediri Jawa timur. waktu
pelaksanaan observasi dan praktek mengajar yaitu kurang lebih 2 minggu mulai
tanggal 21-31 oktober 2018. Subyek yang diamati ialah siiswa kelas V SDN
Kedak II kecamatan Semen, Kabupaten Kediri tahun pelajaran 2018/2019
semester I dengan total siswa sebanyak 13 siswa. Obyek penelititian yaitu
implementasi metode Make a match dalam pembelajaran PAI bab Puasa Wajib.

Sumber data berasal dati Narasumber yang terdapat dari guru PAI dan
siswa kelas V SDN Kedak II kecamatan Semen. Archive dan dokumentasi
lembar kerja siswa Lembar observasi keaktifan siswa dalam belajar
mengajarTes tulis hasil bellajar siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data
dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dimana untuk
menganalisis sebuah data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang sudah dikumpulkan. Dengan langkah-langkah: reduksi, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri
dari dua siklus dimana pada masing-masing siklus terdapat empat langkah
diantaranya planning tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, reflection.
Sedangkan indikator keberhasilan penelitian adalah sebagai berikut:
Hasil belajar siswa pada materi puasa wajib rata rata nilainya diatas nilai KKM
yaitu 75 Jumlah siswa yang harusnya mendapat Kriterria ketuntasian minimal
sejumlah minimal 75%.
B. Pembahasan
1. Prestasi Belajar
Prestasi yaitu wujud dari hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan atau
diwujudkan baik secara individu maupun berkelompok. W.S.J
Purwadarminta mengartikan prestasi merupakan sesuatu yang sudah
dicapai. (dari yang telah dilaksanakan, dilakukan, dsb.). kemudian jamarah
dan qohar mengeluarkan pendapat yaitu prestasi merupakan hasil yang
sudah diperbuat, hasil kerjaa, atau hasil yang membuat hati gembbira yang
disertai dengan keuletan, Harapan membatasi pengertian prestasi dari sisi
pendidikan bahwa prestasi itu yaitu penilaian dalam pendidikan tentang
perkembangan dan improvement peserta didik yang berkaitan dengan
pengayaan materi pelajaran yang diajarkan kepasa peserta didik juga nilai
yang ada didalam kurikukulum. (Hmdani, 2011: 137).
Sedangkan Pengertian belajar dalam kamus beesar bahasaa
Indonesia adalah suatu usaha mendapatkan ilmu atau kepandaian, latihan,
merubah perilaku laku, atau kemampuan menanggapi yang diperoleh
berdasarkan dari pengaalaman Burton mengatakan bahwa belajar itu dapat
diartikan sebagai suatu progresss organisme merubah tingkah lakunya
sebagai dampak dari penggalaman. E.R Hilgard mengemukakan pengertian
belajar dimana terjadi perubahan dalam mereaksi terhadap
lingkungan.perubahan itu mencangkup ilmu, cakap dan perilaku. (Ahmad
Susanto, 2013:1-3).
Berdasarkan pengertian bellajar menurut beberapa ahli diatas, dapat
ditari pengertian kesimpulan yang namanya prestasi belajar yaitu
pemngguasaan dan merubah tingkal perilaku dari diri seseorang sebagai
perwujudan dari usaha belajar dan nilainya digambaekan dalam bentuk
angkaa dan simnbol. Demikian juga proses belajar yang dilakukan di suatu
lembaga pendidikan, hal itu tidak lain adalah untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan anak tersebut dalam mencapai prestasi belajarnya.
2. Faktor yang memperngaruhi belajar
a. Faktor-faktor intern
1) Faktor fisik atau berhubungan dengan jasmani diantaranya sehat
tidaknya tubuh
2) Faktor psikologis meliputi bakat, minat, motivasi, kecerdasan,
sikap..(Anas Sudiyono, 1996:57).
b. Factor ekstern (Hamdani, 140).
1) Faktor Keluarga
a) Cara orang tua mendisiplinkan
b) Hubungan baik buruk anggota keluarga
c) Iklim tempat tinggal (rumah)
d) Keuangan keluarga
2) Faktor sekolah
a) Kurikulum
b) Hubungan baik buruk guru dengan muridnya
c) Sebaliknya yaitu siswa dengan guru
d) Peraturan sekolah
e) Sarpras sekolahan
3) Faktor masyarakat
a) Keikutsertaan dalam masyarakat
b) Media massal : dinataranga teman sejawat, dan terutama warga
masyarakat

3. Metode make a Match


Menurut Rahayu, metodr make a match yang termasuk dalam
Cooperative Learning Tersebut disinyalir dapat meningkatkan aktifitas
siswa dalam kelasa. Supardi mengemukakan metode Make a Match ialah
seperti yang dijelaskan sebelumnya yakni bagian dari mode Cooperative
Learning yang menuntut peserta didik terampil mencari kartu yang
berpasangan dengan pernyataan yang didapatkan melalui Raffle atau diundi
secara acak. Teknisnya adalah guru yang sebelumnya mempersiapkan kartu
yang berisi soal dan jawaban kemudian disebarkan secara acak kepada
siswa yang telah dikelompokkan menjadi 2 diamana yang satu adalah
kelompik pemecah masalah dan yang satunya kelompok pemegang card
soal. Model itu bertujuan supaya menumbuhkan skill dalam mencari info
dan sikap yang tampak dari kerja sama dengan teman sebayanya dan juga
menumbuhkan rasaa tannggung jawab Problem Solving dari memikirkan
permasalahan yang ada di karttu tersebut.
Langkah langkahnya adalah sebagai berikut : (1) Pengajar
menugaskan siswa untuk mempelajari topic pada pertemuan itu atau guru
yang menerangkan secara langsung topik yang akan dibahas (2) Kelas
dikategorikan menjadi dua kelompok. Sebuut saja ada kelompok A
kemudian B. yang selanjutnya dihadap hadapkan. (3) Pengajar
menyebarkan kartu soal di kelompok A dan kartu Jawaban di kelompok B.
(4) pengajar memberi intruksi pda setiap kelompok dimana mereka
diharuskan mencari kartu yang cocok satu sama lain lain. Selain itu guru
diharuskan menjelaskan seberapa lama durasi waktu ketika mencocokkan.
(5) Guru mengintruksikan kepada semua kelompok untuk mencocokkan
pasangan kartunya satu sama lain. Kelompok A pergi ke kelompok B dan
sebaliknua. Kalau telah mencocokkan pasangan dari pertanyaan atau
jawaban kartu masing-masing. Stelah menemukan pasangan kemudian
menempelkan di papan tulis (6) Kalau sudah habis durasi waktunya maka
siswa haus dikasih tau. Hukuman buat siswa yang beluum memnemukan
kartu yang cocok disuruh berkumpul (7) Pengajar meminta salah satu Pair
menyampaikan hasil dari mencocokkan kartu di depan kelas. Siswa yang
berkumpul tadi diminta mengoreksi dan menanggapi benar tidakhnya
pasangan kartu itu.(8) Tahap akhir guru mengkonfirmasi jawaban
sebenarnya (8) Guru menyuruh pasangan berikutnya mempresentasikan
dan berlanjut demikian hingga semua pasangan selesai menyampaikannya
(Miftahul Huda, 2013:235)

4. Tinjauan Pendidikan Agama Islam


Dalam hal istilah PAI bukanlah hanya kegiatan menyampaikan
pengetahuan yanag bersifat islam tapi juga merujuk pada membentukk
keprobadian sseorang musslim yang taat ibadah, cari ilmu, dan banya amal.
Zuharaini mengatakan pendidikan agama islam artinya berusaha secara
berurutan dalam menjaga agar peserta didik tetap dallam hidup di jalan
islam.(Sohimin, 2013:99)

Tujuan pendidikan agama islam adalah Menumbuhkan akidah


melalui penanaman, pembiasaan, dan kemampuan yang dikembangkan,
sesuatu yang dihayati, pengalaman, pengajaran, dan juga apa yang dialami
siswa dalam mendalami agama yang menjadikannya seorang muslum
senantiasa mengembangkan keimanannya serta bertaqwa kepada Allah
SWT. Kemudian Mewujudkan masyarakat Indonesia yang rajin taan dalam
beribadah dan memiliki perangai yang baik sehingga jadilah manusia mulia
yang taat beribadah, punya pengetahuan luas, saling menghargai, sehingga
terjadi hubungan yang harmoonis antar individu dan kelompok atau social
sehingga budaya beragama disekolahan senantiasa dikembangkan.

5. Analisis Hasil tindakan Per Siklus


Berdaasarkan hasil tes dan penrlitian yang dilaksanakan observer
kepada kelas V SDN Kedak II pada materi puasa wajib, terutama pada
membedakan syarat sah dan syarat wajib siswa masih merasa kesulitan untuk
membedakannya dikarenakan sub bahasan yang terlalu banyak. Berakibat
siswa kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Apalagi selama
in guru maple hanya menerapkan metodemonnoton ceraamah dalam
menyampaikann materi. Sehingga hanya terpusat pada guru saja. Dalam
menerangkan materi kepada siswa seorang pengajar haruslah mampu
menggunakan metode yang variatif dan tidak monoton pada satu metode saja.
Dalam penelitian Tindakan Kelas Ini peneliti memanfaatkan metode Make a
Match untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membedakan syarat sah
dan syarat wajib puasa. Dengan pembahasan data pada tiap siklus sebagai
berikut:

1. Pembahasan data siklus


Berdasar data nilai siswa pada siklus I dan siklus II tersebut diatas dapat
dibuat diagram sebagai berikut:

Diagram I
Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II

12 Siklus I Siklus II
10
8
8
Jumlah Sisws

6
6 5
4
4

2 1 1

0
<75 75-84 85-100
Nilai Tes Tulis

Selain itu agar tahu keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini,
perlu adanya pebandingan antara nilai hasil test siklus I dan siklus II hal
tersebut dapat jabarakn dalam tabel berbandingan nilai siswa secara rinci
sebagai berikut

Tabel 7
Perbandingan Nilai Siswa pada Siklus I dan Siklus II

No. Nama Siklus I Siklus II


1. Abriyan Novertia 80 85
2. Arin Debhia Rahayu 50 80
3. Brenda Ayu Marieta 80 75
4. Bayu Samudra 50 75
5. Fitri Nur Azizah 70 85
6. Methildis Azora A.S - -
7. Putri Linda Azahro 90 95
8. Rosita sari 70 80
9. Sabastian Antonio M. 50 70
10. Santi 60 85
11. Tiara Andre Ana 75 80
12. Arjuna Maulana P.I. 50 80
13 Septi Ani Putri 75 75
Jumlah 800 974
Nilai rata-rata 66,66 81,16
Nilai Maksimal 90 95
Nilai Minimal 50 75
Berdasarkan hasil evaluasi pada mata pelajaran PAI bab puasa wajib
pada Kelas V SDN Kedak II dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa
yang telah sukses dan tuntass pada siklus I yaitu sebanyak 5 siswa (41,6%)
dengan nilai rata-rata 66,66 selsnjutnya pada siklus II bertambat menjadi 11
siswa (91,7%). Sedangkan siswa yang tidak tuntas pa dengan nilai rata-rata
81,16 da siklus I sebanyak 8 siswa (66,6%) berkurang menjadi 1 siswa (8,3%).
Hal itu menggambarkan bahwa penerapan metode Make a Match pada siklus
bisaa meningkatkan prestasi siswa dikarenakan terdapat peningkatan jumlah
siswa yang tuntas dan telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu rta-rata nilai
tes hasil belajar siswa diatas KKM yaitu 75 murid yang mendapat skor diatas
KKM minim sebanyak 75%

Kemudian untuk mengetahui perbandingan hasil pengamatankegiatan


belajar mengajar pada siklus I dan II maka dapat dilihat dari tabel perbandingan
hasil observasi kegiatan belajar mengajar sebaagai berikut

Tabel 8
Perbandingan Hasil Observasi
kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II


Jumlah 17 23
Rata-Rata 2,42 3,28
Kriteria Sedang Tinggi
Dari tabel perbandingan hasil observasi proses pembelajaran siswa
tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan Activity siswa
dimana pada siklus 1 jumlah skor 17 dengan rata-rata 2,42 dan dikategorikan
sebagai sedang. Kemudian pada siklus II jmlah skor meningkat menjadi 23
dengan rata-rata 3,28 dan dikategorikan sebagai tinggi. Dapat dibuat simpulan
bahwa penggunaan metode make a match juga dapat meningkatkan keaktivan
dan semangat siswa sehingga siswa menjadi semangat dalam proses pengajaran

C. Simpulan
Dari temuan penneltian yang sudah dilakukan dapar dinyatakan
kesimpulannya bahwa pengaplikasian metode Make a Match dapat
meningkatkan hasil belajar PAI siswa klas V SDN Kedak II tahun Pelajaran
20018/2019. Melalui penerapan make a matcj akan mendongkak semangat
belajar siswa. Proses belajar mengajar akan lebih aktif dan kreatif karena semua
murid dapat mengasah kemampuannya, siswa akan lebih berpartisipasi dan
tidak merasa jenuh ehingga dengan penggunaan metode make a match kegiatan
belajar akan lebih mengasyikkan aktif, kreatif dan tidak menjenuhkan
sehinggadengan pengimplementasiann metode Make a Match hasil belajar
siswa dapat bertambah.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Hamdani. Metode Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013.

Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2013.

Isjoni. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta, 2013.

Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan. Peraturan Mentri Pendiidkan Nasional.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Majid, Abdul. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Muawanah. “No TitleHubungan Keefektifan Guru Dalam Mengajar.” Realita Jurnal


Pendidikan Dan Kebudayaan Islam 1 (2004).

Muzakir, Ahmad. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta,


2003.

Sohimin, Aris. 68 Model Pembelajaran Inovativ Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media, 2014.

Sudiyono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


1996.

Sussanto, Ahmad. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah. Jakarta: Kencana


Perdana Group, 2013.
Tirtonegoro, Suratinah. Anak Supernormal Dan Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara,
2001.

Uno, Hamzah B., and Nurudin Mohammad. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
Bercirikan Pailkem. Jakarta: Bumi Aksara, 2017.

Zuhairini. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: Rineka Cipta, 2001.

Anda mungkin juga menyukai