Ordo: Mononegavirales.
Famili: Paramixoviridae
Subfamili: Paramyxovirinae
Group: Group V ((-)ssRNA)
Merupakan salah satu dari genus Paramyxoviridae.
Paramyxoviridae beranggotakan tiga genus yaitu:
Paramyxovirus, Morbillivirus, Pneumovirus.
Peran:
Peran :
Virus ini menimbulkan penyakit yang sangat menular dan
dapat membunuh kucing yang terinfeksi. Nama "panleukopenia"
mengacu pada rendahnya jumlah sel darah putih (leukosit) pada
kucing yang terserang penyakit ini. Virus panleukopenia kucing
menyerang saluran pencernaan kucing dan memicu ulkus
peptikum. Akibatnya, terjadi diare yang berdarah, dehidrasi,
malnutrisi, anemia, dan bahkan kematian.
Gejala-gejala lain meliputi depresi, rasa lesu, hilangnya nafsu
makan, demam, muntah, kulit tidak lagi elastis akibat dehidrasi,
dan perilaku menggigit ekor, punggung belakang, dan kaki
belakang sendiri.
Setiap kucing yang sehat sebaiknya diberi vaksin
panleukopenia, termasuk kucing rumahan karena virus ini dapat
bertahan lama dan disebarkan lewat benda-benda. Bila seekor
kucing terserang penyakit ini saat sedang hamil, virus
panleukopenia kucing dapat menyebabkan hipoplasia otak
kecil pada anak-anaknya. Maka dari itu, vaksin panleukopenia
kucing tidak boleh diberikan kepada kucing yang sedang hamil.
Ebola
Ordo: Mononegavirales
Famili: Filioviridae
Genus: Ebola virus
Spesies: Ebola zarie
Grup: Grup V ((-)ssRNA)
Peran:
Ebola adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus dan
menyebar melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita
seperti urine, tinja, air liur, serta air mani.
Pendarahan dalam dan luar dapat saja terjadi, 5 sampai 7 hari, setelah
gejala pertama terjadi. Semua penderita yang terinfeksi menderita kesulitan
pembekuan darah. Pendarahan dari selaput mulut, hidung dan tenggorokan
serta dari bekas lubang suntikan terjadi pada 40-50 persen kasus. Hal ini
menyebabkan muntah darah, batuk darah dan berak darah. Pendarahan pada
kulit menyebabkan ruam dan bitnik merah keunguan pada kulit (terutama
sekitar tempat injeksi). Mata menjadi merah karena pendarahan dapat juga
terjadi. Pendarahan berat jarang terjadi, dan jika terjadi biasanya terlokalisasi
di saluran pencernaan.
Setelah positif didiagnosis menderita Ebola, pasien akan menjalani
perawatan intensif di rumah sakit. Penanganan medis yang cepat dan tepat
merupakan kunci dalam utama meningkatkan kemungkinan keselamatan
penderita.
Perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk mendukung
kekebalan tubuh pasien dalam melawan virus karena belum ditemukan obat
untuk memberantas virus Ebola. Pasien umumnya akan menerima cairan
melalui infus untuk mencegah dehidrasi. Selama tubuh memerangi penyakit
Ebola, tekanan darah, kadar oksigen dalam darah, serta fungsi organ-organ
tubuh pasien harus dipertahankan semaksimal mungkin.
Varicella zoster
Pada beberapa kasus yang berat dapat menyebabkan infeksi pada otak dan
gangguan di pembuluh darah.
Setelah infeksi primer ini mereda, virus Varicella Zoster tidak akan hilang
sepenuhnya dari tubuh penderita. Virus tersebut akan dormant atau tidak aktif
dan menetap di bagian saraf, yaitu di akar ganglia dorsalis. Virus ini dapat
aktif kembali dan menyebabkan penyakit apabila sistem imun atau kekebalan
tubuh penderita rendah, terutama pada orang tua dan penderita penyakit
kronik lainnya. Virus yang aktif kembali dikenal dengan nama herpes zoster.
Di Indonesia, penyakit ini dikenal juga sebagai cacar api atau cacar ular.