Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 2 KEWIRAUSAHAAN MARITIM

Nama : Sabila Fitri Afsari


NRP : 04111750032001
Program Studi : Teknologi Produksi dan Material Kelautan (TPMK)
Departemen Teknik Perkapalan
Program Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember

TERUSAN KRA (THAI CANAL/KRA CANAL)

Terusan Tanah Genting Kra (Terusan Kra) atau bisa disebut juga Terusan Thai
merupakan kanal yang akan dibangun membelah melewati sebuah daratan sempit di
Thailand Selatan yang menghubungkan Teluk Thailand dengan Laut Andaman. Tujuan
dibangunnya Terusan Kra ini adalah untuk mempersingkat waktu transportasi laut, sama
seperti Terusan Panama dan Terusan Suez. Terusan Kra merupakan jalur pintas ke Eropa,
Timur tengah, India, dan Afrika. Memanfaatkan Terusan Kra, kapal-kapal tidak perlu lagi
melewati Singapura dan Semenanjung Malaysia sehingga dapat memotong waktu
perjalanan sampai dengan 72 jam atau 1.200 kilometer.

Gambar 1. Ilustrasi Terusan Kra

Ide pembangunan Terusan Kra ini pertama kali diusulkan oleh Raja Narai pada tahun
1677. Namun, dalam perjalanannya kerap timbul-tenggelam. Gagasan sempat mencuat
kembali pada tahun 1870-an, tepatnya setelah keberadaan Terusan Suez. Pada tahun 1946
perjanjian Anglo-Thai melarang pemerintah Thailand membangun terusan tersebut tanpa
persetujuan dari pemerintah Inggris. Britania Raya kala itu sudah melihat bahwa Terusan
Kra dapat menjadi ancaman terhadap dominasi Singapura. Rencana pembangunan kembali
muncul pada tahun 1950-an dan 1970-an. Namun perubahan terjadi di setiap dekade,
terutama ketika pemerintahan baru berkuasa di Thailand. Pada tahun 1980, Jepang pun
sempat dikabarkan akan terlibat dalam proyek tersebut. Di tengah kemajuan pesat ekonomi
China, Thailand dikabarkan berpaling ke negara itu untuk membantu pembangunan Terusan
Kra melalui kerangka joint venture.
Proyek raksasa sepanjang 120 km dan lebar 500 meter diisukan telah dimulai
pembangunannya pada tahun 2015 dan diprediksi akan selesai pada tahun 2025. Dengan
biaya $28 miliar dan akan menyerap 30.000 tenaga kerja. Kedalaman kanal pun
dikalkulasikan sedalam 33 meter dan mencakup area seluas 200 km2. Kapal kargo yang bisa
melintasi terusan ini maksimal berukuran 500.000 DWT (berat total kapal termasuk muatan
dan ABK) dan mampu melaju dengan kecepatan 7 knot (13 km/jam). Kapal ini merupakan
kelas ultralarge crude carriers (ULCCs) yang memiliki panjang sekitar 415 meter serta
mampu mengangkut lebih dari 2.000.000 barel minyak mentah dalam sekali pelayaran.
Namun, keberadaan Terusan Kra masih belum juga terealisasi. Hal ini disebabkan
karena ada beberapa isu yang masih dipertimbangkan, antara lain anggaran pembangunan,
lingkungan dan yang paling krusial adalah isu keamanan. Para pendukung proyek Terusan
Kra berpandangan dengan semakin cepat konstruksi proyek dikerjakan dinilai akan
memperkuat industri pelayaran Thailand. Konflik di Thailand Selatan telah berlangsung
selama dua dekade antara pasukan keamanan dan gerilyawan. Banyak pihak di kalangan
rakyat Thailand sendiri disebut-sebut tidak akan senang dengan terusan baru. Karena jika
selesai, maka Terusan Kra akan memisahkan empat provinsi di bagian selatan negara itu.
Provinsi-provinsi tersebut memiliki riwayat menolak sejumlah ketetapan Bangkok dan
diperparah dengan lahirnya gerakan separatis.

Referensi:
1. https://www.kompasiana.com/dzakirmaruf/58c551ef337b616d64254861/mengenal-
terusan-kra-jangkar-pembunuh-ekonomi-maritim-indonesia
2. https://www.alinea.id/dunia/isu-keamanan-mengemuka-proyek-terusan-kra-
tertunda-b1Uuj90f
3. http://maritimnews.com/2017/10/menanti-terusan-kra-thailand-yang-tak-kunjung-
pasti/

Anda mungkin juga menyukai