Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENCANANGAN DESA BEBAS TUBERKULOSIS MELALUI PROGRAM


DOTS (Direct Observed Treatmen Short Course) DENGAN PENDEKATAN
PMO (Pendamping Meminum Obat) DI WILAYAH BANJARMASIN
SELATAN

BIDANG KEGIATAN

PKM PENGABDIAN MASYARAKAT

Diusulkan Oleh :

Muji Palhadad ; 16.IK.484 ; 2016


Karien Fitria Armilawati ; F17161 ; 2017
Sinta Dewi Febriani ; 17IK545 ; 2017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA


BANJARMASIN
2017

i
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................3
1.4 Luaran Yang Diharapkan...........................................................................3
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN................................4
2.1 Gambaran Umum Masyarakat...................................................................4
2.2 Sasaran.......................................................................................................6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN......................................................................7
3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan.................................................................7
3.2 Tahap Awal................................................................................................7
3.3 Tahap-tahap Pelaksanaan..........................................................................7
3.4 Tahap Akhir...............................................................................................7
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..........................................................8
4.1. ANGGARAN BIAYA...............................................................................8
4.2. JADWAL KEGIATAN..............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
LAMPIRAN...........................................................................................................10
Lampiran 1. biodata ketua ,anggota,dan dosen pendamping................................10
Lampiran 2. Justifikasi anggaran kegiatan.............................................................14
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas................17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana....................................................18

iii
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. Menurut World Health
Organization (WHO, 2012) terdapat 8,6 juta kasus tuberkulosis dan
diantaranya sebanyak 1,3 juta orang yang meninggal. Berdasarkan Global
Tuberkulosis Control tahun 2013 insidensi TB di Indonesia dengan jumlah
kasus TB sebanyak 0,38-0,54 juta kasus dengan jumlah kasus baru BTA
positif sebanyak 202.301. Propinsi Kalimantan Selatan memiliki jumlah
kasus TB pada tahun 2013 dengan jumlah kasus baru sebesar 2.811 kasus,
TB BTA (+).yang terdiri dari jumlah laki-laki sebesar 1.733 kasus.
Sedangkan perempuan sebesar 1.036 kasus.
Sedangkan angka kejadian tuberkulosis di Kabupaten Banjar dengan
memiliki jumlah kasus TB sebesar 135,6% dan pada tahun 2013 dengan
angka insidens TB sebesar 135,6% per 100.000 sedangkan pada tahun 2014
angka insidens TB dengan kasus baru sebesar 74,99 per 100.000 penduduk.
Sedangkan pencapaian target global, keberhasilan pengobatan mencapai
90% dan angka keberhasilan pengobatan mencapai 85% dari jumlah
penderita TB (Kemenkes RI, 2013).
Strategi yang efektif pada pengendalian TB yang dapat di
implementasikan yaitu strategi DOTS (Direct Observed Treatment Short
Course) yang berhasil membantu pencapaian target keberhasilan pengobatan
TB sebesar 90% (Kemenkes RI, 2013). Penerapan strategi DOTS
melibatkan berbagai elemen seperti organisasi pemerintahan, institusi
pendidikan, organisasi profesi, yayasan, organisasi keagamaan dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) internasional dalam memberikan pelayanan
bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya (Kemenkes RI, 2011).
Pelaksanaan program DOTS telah terbukti keberhasilanya, namun
implementasi program pengobatan masih menimbulkan permasalahan yang
disebabkan oleh: riwayat pengobatan klien, kegagalan pengobatan, putus
obat, pengobatan yang tidak benar menyebabkan terjadinya Multi Drugs
Resistance Tuberculosis (TB-MDR) (Diel et al., 2012). Berdasarkan data
Riskesdas Litbang Depkes tahun (2010) menyebutkan bahwa
ketidakpatuhan penderita TB meminum obat (19,3%) dan penderita tidak
mengkonsumsi OAT (2,6%) sehingga setiap Unit Pelayanan Kesehatan
(UPK) dapat menjalankan program DOTS.
2

Upaya meningkatkan pencapaian target penanggulangan TB secara


nasional, perlu diupayakan kegiatan dan strategi pemerataan kesehatan
dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada, baik dijajaran
kesehatan, non kesehatan maupun masyarakat sendiri. Penangganan TB
nasional dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan dan Sub Direktorat Tuberkulosis, keterlibatan
organisasi non pemerintah dalam penanggulangan TB (Amiruddin, Ibnu, &
Rahman, 2014; Kemenkes RI, 2011). Keberhasilan pengobatan dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Berdasarkan hasil penelitian Gebremariam
(2010) faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB,
yaitu: 1) faktor sarana yang meliputi tersedianya cakupan pengobatan yang
berkesinambungan, edukasi petugas kesehatan, dan pemberian OAT yang
adekuat, 2) faktor penderita yang meliputi pengetahuan, kesadaran,
keyakinan untuk sembuh, dan kebersihan diri, 3) faktor keluarga,
masyarakat dan lingkungan. Sedangkan faktor eksternal keberhasilan
program pengendalian TB meliputi Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah,
(BP4), Klinik Pengobatan, Dokter Praktek Swasta (DPS) dan layanan
pengobatan dengan menggunakan strategi pengobatan TB (Kemenkes RI,
2013).
Pencegahan dan penanggulangan TB dipengaruhi oleh masyarakat,
lingkungan dan klien itu sendiri. Pengobatan klien TB menjadi proses yang
panjang, dimana membutuhkan strategi pengelolaan terhadap penyakit
(Mitnick et al., 2008). Program pengendalian TB juga melibatkan seperti
keluarga dan petugas kesehatan dengan penderita. Pencapaian keberhasilan
pengobatan melalui keterlibatan klien untuk melakukan manajemen diri
dalam pengobatan dan perawatan dari penyakit yang dapat dipengaruhi oleh
perilaku individu, kepatuhan penggunaan obat, perhatian terhadap
perubahan keparahan penyakit (Bagiada & Primasari, 2010; Muture et al.,
2011; Chiappini et al., 2011).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, sehingga tertarik untuk
melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan “Penancangan Desa
Bebas TB Melalui Program DOTS Dengan Pendekatan PMO (Pendamping
Minum Obat) Di Wilayah Banjarmasin Selatan.

2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka Tim PKM-M merumuskan
kegiatan ini yang mendasar sebagai berikut:
3

1. nBagaimana caranya meningkatkan kesehatan pada klien TB


supaya tidak mengalami droup out dari pengobatan dengan
program DOTS.
2. Bagaimana caranya meningkatkan pengetahuan dan perilaku
pada klien TB dalam program pengobatan DOTS.
3. Bagaimana caranya peran keluarga dalam upaya PMO
(pendampingan meminum obat) dalam pengobatan klien TB.

3 Tujuan
Tujuan dalam program kreativitas mahasiswa (PKMM) ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pelatihan keluarga dalam pendampingan minum obat pada
klien TB di wilayah Kabupaten Banjar
2. Memberikan edukasi pada keluarga dan klien dengan TB pada
pengobatan di wilayah Kabupaten Banjar
3. Membentuk kader sebagai PMO (pengawas minum obat) di wilayah
Kabupaten Banjar.

4 Luaran Yang Diharapkan


Luaran PKKM ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat, dalam meningkatkan program keluarga sehat di wilayah
banjarmasin selatan dengan desa bebas TB yang merupakan sebagai salah
satu indikator keluarga sehat.
4

BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

5 Gambaran Umum Masyarakat


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.
Selain itu, undang-undang reprublik indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah
bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan meemlihara
kesehatan yang setinggi-tingginya.

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Banjar


Situasi umum dan lingkungan di Kabupaten Banjar adalah 46668,50
Km yang terdiri dari 19 wilayah Kecamatan diantaranya terdapat 1
Kecamatan di pesisir pantai (Kecamatan Aluh-aluh yang mempunyai 19
desa), 12 kelurahan dan 278 desa, sebagian besar wilayahnya dapat
ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan sarana transportasi
roda empat. Dan data geografi wilayahnya terletak 2°49” 55” sampai
3°43’ 38” lintang selatan dan 114° 30’ 20” sampai 115° Kabupaten Banjar
secara Administratif berbatasan dengan daerah/ kabupaten lain yaitu
sebagai berikut:
5

1. Sebelah utara : Kabupaten tapin


2. Sebelah timur : Kabupaten tanah Bambu
3. Sebelah selatan : Kota banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut serta
Laut Jawa
4. Sebelah barat : Kabupaten Batola, Kota Banjarmasin dan sungai
Barito
Kepadatan penduduk di kabupaten Banjar masih belum merata, hal ini
dikarenakan wilayah topografi dan pemudatan penduduk pada ibu kota
Kabupaten. Kepadatan rata-rata sebesar 117/km², wilayah dengan
lepadatan penduduk terbesar adalah kecamatan Martapura yaitu sebesar
2606,71 jiwa/ km². Padatnya penduduk menyebabkan ketidakseimbangan
lingkungan sehingga menyebabkan keadaan sanitasi lingkungan yang
kurang baik dan penularan penyakit semakin cepat. Masyarakat Kabupaten
Banjar perekonomian lebih banyak didukung sektor perdagangan,
restoran, dan hotel disusul sektor pertanian, perternakan, kehutanan,
perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian serta sektor lainnya.

Gambar 2.2 Situasi Demografi Kepadatan


Jumlah Penduduk Kabupaten Banjar tahun 2017.
Jumlah kasus baru BTA + (infeksi TB Paru) di wilayah Kabupaten banjar.
pada tahun 2014 angka insidens TB paru sebesar 74,99 per-100.000
penduduk. Karakteristik sosiodemografi yang berpengaruh terhadap
keterlambatan klien dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Klien TB
yang bertempat tinggal di daerah pedesaan lebih berpengaruh terhadap
keterlambatan klien dibandingkan daerah perkotaan, selain itu faktor yang
berpengaruh adalah pekerjaan dan penghasilan rendah berpengaruh
terhadap keterlambatan klien yang merupakan salah satu faktor dominan
6

yang berpengaruh terhadap perilaku pencarian pengobatan klien TB.


Faktor lainnya seperti sosiodemografi pada umumnya berpengaruh
terhadap keterlambatan klien yang berfokus pada jenis kelamin, tipe
keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
Keterlibatan keluarga dalam pengobatan sangatlah penting, selain untuk
mengontrol pengobatan juga menstabilkan rencana program pengobatan.
Dukungan keluarga merupakan merupakan bagian dari penderita yang
paling dekat dan tidak dapat dipisahkan, karena dengan dukungan keluarga
tersebut akan meningkatkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau
mengelola penyakitnya dengan baik.

6 Sasaran
Sasaran dalam PKMM ini adalah anggota keluarga yang mempunyai
masalah dengan TB yang sedang menjalani pengobatan di wilayah
Kabupaten Banjar, alasan pemilihan lokasi tempat penelitian adalah
ditemukan masalah TB sesuai data atau informasi di Dinas Kesehatan.
Rencana dalam kegiatan PKKM ini dilaksanakan selama 5 bulan sesuai
dengan program DOTS.

BAB 3 METODE PELAKSANAAN


7

Metode pada program pencanangan desa bebas TB melalui program DOTS


dengan pendekatan PMO (Pendamping Minum Obat) di wilayah Kabupaten
Banjar adalah sebagai berikut:

7 Waktu dan tempat pelaksanaan


Program kegiatan ini dilakukan diwilayah Kabupaten Banjar selama 6 bulan
berdasarkan dari data dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas, jumlah pasien T
terbanyak yang menjalani pengobatan TB. Sedangkan pelaksanaan dalam
kegiatan PKMM di Masyarakat yang berada diwilayah Kabupaten Banjar
dengan jumlah angka kejadian TB terbanyak.

8 Tahap Awal
Pada tahap ini akan dilakukan konsultasi kepada dosen pembimbing dan
mengevaluasi konsep yang telah dirumuskan. Melakukan observasi dengan
masyarakat sasaran kegiatan ini dilakukan selama 5 bulan.

9 Tahap-tahap Pelaksanaan
Metode yang dilakukan dalam program ini merupakan sebuah rangkaian
kegiatan berupa tahap-tahap yang tersusun secara sistematis.
1. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama diawali dengan PHBS (Program Hubungan Saling
Percaya) pada masyarakat untuk pembentukkan/pemberdayaan
masyarakat peduli TB.
2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua ini dilakukan dengan memberikan pelatihan keluarga
sebagai PMO (Pendamping Minum Obat).
3. Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ini dilakukan pencanangan program Desa Bebas TB.
4. Pertemuan Keempat
Pada pertemuan ini dilakukan upaya program lintas sektor dalam
penanggung TB dengan LSM, BP4, Tenaga Kesehatan (Bidan, Perawat,
Dokter, Farmasis).

10 Tahap Akhir
Pada tahap ini digunakan untuk membuat laporan akhir
8

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

11 ANGGARAN BIAYA
Dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat (PKM-M) ini biaya
keseluruhan dengan rincian sebagai berikut :

NO Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)


1 Bahan habis pakai 5.826.000
2 Peralatan penunjang 1.425.000
3 Perjalanan 4.035.000
4 Lain-lain 300.000

12 JADWAL KEGIATAN
NO Kegiatan Bulan ke-
Penyusunan proposal 1 2 3 4 5
1 Penyusunan proposal

2 Persiapan : survey,analisis,tempat
3 Pelaksanaan
4 Evaluasi program
5 Penyusunan laporan
9

DAFTAR PUSTAKA

Abebe et al., (2010. Knowledge, Helath Seeking Behaviour and Perceived stigma
toward tuberculosis suspects in a rural community in Southwest Ethiopia.
Journal, 5 (10)

Aboul-Fadl, Tarek, et al (2011). Schiff bases of indoline-2, 3-dione: potential


novel inhibitors of mycobacterium tuberculosis (Mtb) DNA gyrase.
Molecules, 16.9: 7864-7879.

Adane, Alene, Koye, & Zeleke, (2013). Non-adherence to anti-tuberculosis


treatment and determinant factors among patients with tuberculosis in
Northwest Ethiopia. PloS one, 8(11), e78791.

Albert, Heidi, et al (2010). Rapid screening of MDR-TB using molecular Line


Probe Assay is feasible in Uganda. BMC infectious diseases, 10.1: 41.

Ajani, J. A., Barthel, J. S., Bekaii-Saab, T., Bentrem, D. J., D'Amico, T. A., Das,
P., ... & Yang, G. (2010). Gastric cancer. Journal of the National
Comprehensive Cancer Network, 8(4), 378-409.

Ayotte, B. J., Margrett, J. A., & Hicks-Patrick, J. (2010). Physical activity in


middle-aged and young-old adults the roles of self-efficacy, barriers,
outcome expectancies, self-regulatory behaviors and social support.
Journal of Health Psychology, 15(2), 173-185.

.
10
11
12
13
14

Lampiran 2. Justifikasi anggaran kegiatan


A.Peralatan penunjung

Material Justifikasi Volume Harga satuan Jumlah


Pemakaian Biaya (Rp.)
Persiapan Untuk melakukan 3 Rp270.000 Rp810.000
winsild survey
dalam
mengidentifikasi
wilayah
LCD Penunjang 1 Rp.50.000 Rp.50.000
penyampaian
materi
Layar Penunjang 1 Rp.25.000 Rp.25.000
penyampaian
materi
Sound Penunjang 1 Rp.50.000 Rp.50.000
penyampaian
materi
Baleho Penunjang 1 Rp.300.000 Rp.300.000
penyampaian
materi
Spanduk Penunjang 1 Rp.150.000 Rp.150.000
penyampaian
materi
Undangan Untuk 1 Rp.60.000 Rp.60.000
mengundang
masyarakat
Sewa Penunjang 1 Rp.250.000 Rp.250.000
Genset penyampaian
materi
SUB TOTAL (RP) Rp885.000
15

B.Bahan habis pakai

Material Justifikasi Volume Harga Satuan Jumlah Biaya


Pemakaian
Kertas HVS Bahan untuk 2 Rim Rp48.000 Rp96.000
4S 8 penyiapan materi
Program
Pulpen Untuk menulis 5 Pak Rp10.000 Rp50.000
materi yang
disampaikan
Book Note Untuk mencatat 60 lusin Rp7.500 Rp450.000
hal penting dari
materi
Modul Untuk panduan 60 buah Rp11.600 Rp700.000
masyarakat
Souvernir Untuk memberi 60 buah Rp7.500 Rp450.000
kenangan pada
masyarakat
Snack Untuk cemilan 60 pcs Rp8.000 Rp480.000
Makan Siang Untuk 60 kotak Rp20.000 Rp1.200.000
pemenuhan
kualitas daya
tahan bagi
peserta dalam
pelaksanaan
kegiatan
Tes Mantox / Untuk Perorang Rp40.000 Rp.2.400.000
tes sputum mengidentifikasi
(60
basil
Orang)
Tuberculosis
pada klien yang
masih menjalani
pengobatan
SUB TOTAL (RP) Rp5.826.000
16

C.Perjalanan

Material Justifikasi Volume Harga Jumlah Biaya


Pemakaian Satuan
Tahap Untuk 9 Rp50.000 Rp450.000
Penjajakan perizinan
dan survei
Pelaksanaan Untuk 60 Rp59.750 Rp3.585.000
Kegiatan melakukan
diwilayah kegiatan
kabupaten
Banjar
SUB TOTAL (RP) Rp4.035.000

A. Lain-lain

Material Justifikasi Volume Harga Jumlah Biaya


Perjalanan Satuan
Kamera Untuk 1 Rp150.000 Rp150.000
mendokumentasikan
kegiatan
Laporan 1 Rp150.000 Rp150.000
SUB TOTAL (RP) Rp300.000
Total Keseluruhan Rp11.546.310
17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program Bidang Ilmu Alokasi Uraian


Studi Waktu Tugas
(jam/minggu)
1 Muji Ilmu Keperawatan 5 Ketua
Palhadad/16.IK.484 Keperawatan Jam/Minggu
2 Sinta Dewi Ilmu Keperawatan 5 Anggota
Febriani / 17.IK.545 Keperawatan Jam/Minggu
3 Karien Fitria Farmasi Farmasi 5 Anggota
Armilawati Jam/Minggu
/F.17.161

Anda mungkin juga menyukai