PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel
tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh,
perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan
karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan
pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
1
individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan
oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
oleh perorangan, tetapi juga oeh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Sehat
adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Status kesehatan
biologik merupakan faktor yang berasal dari dalam individu atau faktor
tahun, dan paling sedikit selama 2 tahun. Emfisema adalah suatu perubahan
anatomis paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara
(Mansjoer, 2013).
2
Bronkitis kronis ditandai dengan batuk-batuk hampir setiap hari disertai
tahun, dan paling sedikit selama 2 tahun. Emfisema adalah suatu perubahan
anatomis paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara
(Mansjoer, 2013).
600.000. Angka ini lebih tinggi di negara maju, daerah perkotaan, kelompok
sedang berat di negaranegara Asia Pasific mencapai 56,6 juta penderita dengan
hidup dan semakin tingginya pajanan faktor resiko seperti faktor pejamu yang
perokok kususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam
3
urutan keempat sebagai penyebab kematian. Prevalensi terjadinya kematian
akibat rokok pada penyakit penyakit paru obstruksi kronis pada tahun 2010
sekitar 32 juta US$ dalam setahun dalam menanggulangi penyakit ini ,dengan
jumlah pasien sebanyak 16 juta orang dan lebih dari 100 ribu orang meninggal.
Hasil survey penyakit tidak menular oleh direktorat jenderal PPM dan Pl di 5
rumah sakit provinsi di Indonesia (jawa barat, jawa tengah, jawa timur,
brokial (33%), kangker paru (30%) dan lainya (2%) (depkes RI 2014).
Oleh karena itu penulis menulis makalah yang berjudul “Asuhan keperawtan
PPOK” diharapkan dengan makalah ini penulis dan pembaca dapat mengetahui
4
B. Rumusan Masalah
Tirtonegoro Klaten?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka
akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
oksigen setiap hari atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam
6
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan suatu kondisi
masuk serta keluarnya udara paru-paru (Smeltzer and Bare, 2015). PPOK
bronkitis kronis, emfisema paru dan asma bronkial (Price & Wilson ,
2016).
7
bronkospasme, oedem mukosa dan hipersekresi mukus (Price & Wilson,
irrebersible.
saluran napas yang permanen, sehingga dalam kasus seperti ini asma telah
8
Pada pasien PPOK sendiri mungkin memiliki fitur seperti asma
karena obstruktif. Serangan asma akut, asma karena alergi dan non alergi,
B. Etiologi
9
kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli
tambahan akibat polutan udara di tempat kerja atau didalam kota. Genetik:
PPOK dini.
C. Klasifikasi
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus.
berikut:
10
1. Klasifikasi Tingkat Keparahan Berdasarkan Spirometri
sebagai berikut:
Tahap Keterangan
Tahap Keterangan
11
Pasien tidak menyadari adanya
penurunan fungsi paru
12
D. Faktor Risiko
1. Faktor Fisiologi
transport O2 terganggu.
2. Faktor Perkembangan
dan merokok.
paru.
menurun.
13
3. Faktor Perilaku
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
arterioklerosis.
E. Tanda Gejala
dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi
gangguan oksigenasi.
14
kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman),
F. Patofisiologi
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus.
selama > 2 tahun) perubahan awal terjadi pada saluran udara yang kecil.
Selain itu, terjadi destruksi jaringan paru disertai dilatasi rongga udara
15
meningkat dan dorongan respirasi bergeser dari CO2 ke hipoksemia. Jika
G. Komplikasi
1. Insufisiensi pernapasan
2. Atelektasis
3. Pneumoni
4. Pneumotorak
5. Hipertensi paru
6. Masalah sistemik
H. Pemeriksaan Penunjang
oksigenasi.
16
e. Bronkoskopi untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum
2. Pemberian obat-obatan
17
golongan inhalasi lebih disukai terutama jenis long acting karena
Sharma, 2010)
18
kekambuhan yang lebih awal, kegagalan pengobatan dan
3. Penatalaksanaan Fisik
dikursi lipat tangan diatas abdomen, hirup nafas melalui hidung sambil
19
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
A. Pengkajian
B. Klasifikasi data
1. Data Subyektif :
2. Data Obyektif :
20
g. Badan tampak kurus
C. Analisa data
adalah :
berlebihan
kelemahan.
21
berhubunga Airway patency 2. Anjurkan pasien untuk
keluarga tentang
Suction, Inhalasi
pemberian obat
bronkodilator.
22
2. Ketidakefe NOC NIC
23
Tanda vital dalam rentang d. Onservasi adanya tanda
RR
tekanan darah
pernafasan
abnormal
kelembaban kulit
24
(batuk) dengan kriteria hasil: 3. Kolaborasi pemberian obat
tidur pasien
diwaktu luang
5. Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
25
beraktifitas
mengembangkan motivasi
26
BAB III
A. IDENTITAS KLIEN
Umur : 58 Tahun
Pendidikan : SMP
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
No RM : 1035097
B. Keluhan Utama
27
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
09.20 dengan keluhan sesak nafas, batuk, dan lemas, observasi TTV: TD =
permenit.
F. Genogram
28
Keterangan :
= Laki- laki = Tinggal Serumah
= Perempuan = Meninggal
= Menikah = Pasien
= Garis Keturunan
Pola makan
asin
Pola Minum
29
Jenis = Air putih Jenis = Air putih
3. Pola Eliminasi
30
4. Pola aktivitas dan latihan
AKTIVITAS 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Bernapas √ √
Berpakaian √ √
Toilet √ √
Berjalan √ √
Makan Minum √ √
Skor : 0 = Mandiri
1 = Alat bantu
dan sesak
malam
31
sesak, pasien sering
jam sehari
6. Pola Perseptual
dengan baik.
Sebelum sakit :
cacat fisik
Saat sakit :
32
- Ideal diri :Klien ingin segera sembuh dan dapat berkumpul
bersama keluarganya
Tn. S berperan sebagai kepala rumah tangga, saat klien dirumah sakit
cobaan dari yang maha kuasa, klien mencoba untuk selalu bertawakal
33
Saat sakit : Klien tetap melaksanakan ibadahnya yaitu shalat 5 waktu.
B. Pemeriksaan Fisik
3. GCS : E = 4, V= 5, M= 6
kelenjar thyroid
Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada polip, bersih, tidak ada
fremitus sama kanan dan kiri, auskultasi : bunyi nafas mengi, ronkhi
34
pada paru bagian kanan dan wheezing pada paru bagian kiri, perkusi :
cordis teraba, teratur dan tidak terlalu kuat, perkusi : bunyi pekak,
tidak ada pelebaran, auskultasi : bunyi jantung murni, tidak ada suara
tambahan
C. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboraturium
2018/19.19
35
MCV 73 Fl Low
MCH 25 pg Low
36
2. Pemeriksaan Thoraks
D. Terapi Obat
disertai sekresi
bronkial yang
abnormal
pada penderita
asma bronkial,
bronkitis asmatis
dan emfisema
pulmonum
berlebih didalam
tubuh
37
Inj.Ceftriaxone Ceftriaxone Infeksi saluran 2 X 1gr
intra abdomen
deudenum, ulkus
gaster jinak,
esofagitis refluks
meringankan dan mg
mengatasi
serangan asma
bronchial
ne 125 mg fungsi
adrenokortikal
keadaan lain
dengan
penyempitan
saluran nafas
yang reversibel
bronkodilator
38
untuk terapi
pemeliharaan
bronkospasme
yang
berhubungan
dengan PPOK,
E. Analisa Data
DO :
- Pasien Sesak
untuk bernafas
39
nafas mengi, ronkhi pada paru bagian
pada paru-paru
permenit, Suhu=36,2°C
sesak
DO :
- pasien lemah
Sdang
permenit, Suhu=36,2°C
40
DS : Gangguan Gangguan Pola tidur
DO :
sehari
DO :
tentang penyakitnya
- Tampak gemetar
- Tampak takut
- Tampak bingung
41
-ssssTTV : TD=160/100 mmHg, HR
permenit, Suhu=36,2°C
F. Diagnosa Keperawatan
berlebihan
42