Anda di halaman 1dari 21

STASE KEPERAWATAN ANAK

PROPOSAL TERAPI BERMAIN


TERAPI AKTIFITAS BERMAIN PADA ANAK USIA PRE SCHOOL
(USIA 4-6 TAHUN) DI RUANG PERAWATAN ANAK MELATI 4
RSUP Dr. SARDJITO KOTA YOGYAKARTA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK A1

RISMAN 170300552
SRI RAHMAWATY 170300548
SITI FARDILAH SANDI 170300540

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU-ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TERAPI BERMAIN


TERAPI AKTIFITAS BERMAIN PADA ANAK USIA PRE SCHOOL (USIA
4-6 TAHUN) DI RUANG PERAWATAN ANAK MELATI 4
RSUP Dr. SARDJITO KOTA YOGYAKARTA

Telah disetujui pada


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
Gunakan salah satu stimulasi untuk perkembangan optimalisasi. Dalam
kondisi sakit atau anak-anak di rumah sakit, bisa terus terjadi, namun harus
disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat berserikat di rumah sakit, anak
akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan bentuk
dari hospitalisasi yang dilakukan oleh karena stresor yang ada di
lingkungan rumah sakit. Untuk itu dengan melakukan permainan
anak akan Terlepas dari ketegangan dan menekankan yang dialaminya Karen
adengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi through kesenangannya melakukan permainan.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapatdilakukan
secara optimal, mengembangkan kreatifitas, dan dapat membantu lebih
efektif terhadap stres. Bermain
sangat pentingbagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuh
an perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat
anak sakit atauanak di rumah sakit (Wong, 2009
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermaian akan
membuat menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana,
karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (Noname, 2006).
Ketika masa anak sudah memasuki masa toddler anak selalu
membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu
permainan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi
perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat permainan,
jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat
permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permaianan
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat
merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitpun
aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan dengan
kondisi anak (Syamsu,2009).
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang
berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Perawatan anak di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan
stres baik bagi anak maupaun orang tua. Beberapa bukti ilmiah menunjukkan
bahwa lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress bagi
anak dan orang tuanya, baik lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan
atau ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, seragam petugas kesehatan
maupun lingkungan sosial, seperti sesama pasien anak, ataupun interaksi dan
sikap petugas kesehatan itu sendiri. (Syamsu,2009).
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak sering mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas,
sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak hospitalisasi yang
dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di lingkungan
rumah sakit. Untuk itu, anak memerlukan media yang dapat mengekspresikan
perasaan tersebut dan mampu kerjasana dengan petugas kesehatan selama
dalam perawatan. Media yang paling efektif adalah melalui kegiatan
permainan. (Syamsu,2009). Permainan yang terapeutik didasari oleh
pandangan bahwa bermain bagi anak merupakan aktivitas yang sehat dan
diperlukan untuk kelangsungan tubuh-kembang anak dan memungkinkan
untuk dapat menggali dan mengekspresikan perasaan dan pikiran anak,
mengalihkan perasaan nyeri (distraksi), dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan.
Menurut supartini, (2012), Anak memerlukan media untuk
mengekspresikan perasaan sehingga mampu bekerja sama dengan petugas

2
kesehatan selama dalam perawatan, media yang paling efektif adalah melalui
permainan. Untuk permainan yang dirangcang dengan baik akan lebih
menarik anak dari pada alat permainan yang tidak di desain dengan baik.
Anak usia toddler kususnya berusia 1 sampai dengan 2 tahun biasanya lebih
menyukai permainan yang simple dan tidak rumit serta berwarnah terang
dikarenakan warnah terang akan menumbuhkan gairah dan semangat anak
untuk tertatik memainkan benda yang dilihatnya.(Alfiyanti, 2010). Terapi
bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan
ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas
yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan
afektif serta mampu Membantu anak untuk relaksasi dan distraksi perasaan
takut, cemas, sedih, tegang, dan nyeri yang dirasakan oleh anak selama dalam
proses perawatan dirumah sakit. (Alfiyanti, 2010)

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan terapi bermain mewarnai gambar selama 1 x 30
menit anak dapat memahami pentingnya bermain dan mengurangi
kecemasan pada anak terkait hospitalisasi.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk melatih keterampilan kognitif dan afektif, anak bebas
mengekpresikan perasaannya, orang tua dapat mengetahui situasi hati
anak, memahami kemampuan diri, kelemahan dan tingkah laku
terhadap orang lain, merupakan alat komunikasi terutama bagi anak
yang belum dapat mengatakan secara verbal.
b. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat
c. Membantu anak untuk relaksasi dan distraksi perasaan takut, cemas,
sedih, tegang, dan nyeri dan Menggali kreatifitas anank dengan
menyusun balok atau kubus menjadi sebuah menara.
d. Membantu anak untuk mengekspresikan perasaannya selama dirawat
di rumah sakit

3
BAB II
KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan
perkembangan emosinya. (Tedjasaputra, M.S.2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 jumlah anak-anak balita(3 - 6
tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia balita dapat
digunakandengan cerdas dan menyenangkan dengan warna, olehkarena itu
menggunakan gambar menjadi alernatif untukmengembangkan kreatifitas
anak dan dapat menurunkan tingkat padaanak selama panggilan. Mewarnai
gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk dapat
meningkatkan tingkat perkembangan anak.

Dinamika secara langsung dengan apa yang menggunakan alat seperti


pensil atau pensil warna akan membantu anak-anak untuk menggunakan
secara mudah. Oleh karena itu sangat diperlukan untuk perawatan anak-anak,
maka akan di implementasikan untuk perawatan anak-anak balita dengan cara
mewarnai gambar

Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan


setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media
yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan,
dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak. Bermain
adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang
tidak disadari. (Wholey and wong, 1991). Menurut Supartini, (2012), Anak
memerlukan media untuk mengekspresikan perasaan sehingga mampu
bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan, media yang

4
paling efektif adalah melalui permainan. Untuk permainan yang dirangcang
dengan baik akan lebih menarik anak dari pada alat permainan yang tidak di
desain dengan baik. Anak usia toddler kususnya berusia 1 sampai dengan 2
tahun biasanya lebih menyukai permainan yang simple dan tidak rumit serta
berwarnah terang dikarenakan warnah terang akan menumbuhkan gairah dan
semangat anak untuk tertatik memainkan benda yang dilihatnya.(Alfiyanti,
2010). Dimana Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan
keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan
merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan
keterampilan kognitif dan afektif serta mampu Membantu anak untuk
relaksasi dan distraksi perasaan takut, cemas, sedih, tegang, dan nyeri yang
dirasakan oleh anak selama dalam proses perawatan dirumah sakit. (Alfiyanti,
2010)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Kusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stres
karena penyakit dan mengajar
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan warna.
f. Untuk mengembangkan fotografi pada anak

C. KEUNTUNGAN BERMAIN
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain (Tedjasaputra,
M.S.2009)., antara lain :
1. Membuang ekstra energi.

5
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot
dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

D. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan sensorimotorik
- Memperbaiki ketrampilan motorik kasar dan halus seta koordinasi
- Meningkatkan perkembangan semua indra
- Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia
- Memberikan pelampiasan kelebihan energi
2. Perkembangan intelektual
- Memberikan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk
pembelajaran
- Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstrur dan warna
- Pengalaman dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak
- Kesempatan untuk mempraktekkan dan memperluas ketrampilan
bahasa
- Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan
membedakan antara fantasi dan realita

6
3. Perkembangan sosialisasi dan moral
- Mengajarkan peran orang dewasa termasuk perilaku peran seks
- Memberikan kesempatan untuk mnguji hubungan
- Mengembangkan ketrampilan social
- Mendorong interaksi dan perkembangan sikap yang positif terhadap
orang lain
- Menguatkan pola prilaku yang telah disetujui dan standar moral
4. Kreatifitas
- Memberikan sauran ekspresif untuk ide dan minat yang kreatif
- Memungkinkan fantasi dan imajinasi
- Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus
5. Kesadaran diri
- Memudahkan perkembangan identitas diri
- Mendorong pengaturan perilaku sendiri
- Memberikan perbandingan antara kemampuan sendiri dan
kemampuan orang lain
- Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku
sendiri dapat mempengaruhi prilaku orang lain.
6. Nilai terapeutik
- Memberikan pelepasan stress dan ketegangan
- Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak
dapat diterima dalam bentuk yang secara social dapat diterima
- Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan
dengan cara yang aman
- Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal
tentang kebutuhan, rasa takut dan keinginan.

7
E. MACAM BERMAIN
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku / majalah., mendengar cerita atau musik,
menonton televisi dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat
dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal
seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

8
F. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah,
radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, dll.

G. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

9
H. BENTUK- BENTUK PERMAINAN BERDASARKAN USIA
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir
yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),

10
balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas
untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal
dan membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda.
f. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-
pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.

11
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari,
dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-
anak, alat gambar & tulis, puzzle jigsaw, kertas untuk belajar
melipat, gunting,lem, mainan bermusik dan berirama, air, boneka,
dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Pra Remaja
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

12
I. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
Sebuah. Definisi :
Mewarnai adalah proses pemberian warna pada media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk
mengurangi stres dan mengurangi serta meningkatkan komunikasi pada anak.
a. Manfaat
1) Memberi kesempatan untuk anak berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh / "permainan terapi").
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membuat,
mengembangkan teks dan bereksplorasi dengan ketrampilan motoric
halus.
3) Mewarnai gambar dan aman untuk anak balita, karena menggunakan
media kertas gambar dan krayon.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada
anak-anakcara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak-anak menghadapi situasi karena
proseshospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stres, kognitifnya
tidakakurat dan negatif.
6) Permainan mewarnai dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi anak-anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa
marahdan benci.7)Bisa sebagai terapi permainan kreatif y ang
merupakan metode penyuluhan
kesehatan untuk Ganti perilaku anak selama Deng dirumah sakit.

13
BAB III
TAHAP KERJA

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Hari, tanggal : Jumat, 81 Oktober 2018
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Perawatan Anak Melati 4 RSUP Dr. Sardjito Kota
Yogyakarta

B. Tujuan
b. Tujuan untuk anak
1) Mengenal Warna jenis gambar
2) Penggunaan Kertas yang bergambar yang belum diwarnai, Pengenalan
warna dan jenis gambar dapat membantu anak melatih ketrampilan fisik
serta melatih motoric anak.
3) Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat perawatan.
4) Untuk meningkatkan adaptasi Efektif pada Anak Terhadap stres karena
penyakit Dan dirawat.
5) Untuk meningkatkan kemampuan Daya tangkap atau konsentrasi
Anak.
6) Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
7) Untuk menambah pengetahuan warna.
8) Untuk mengembangkan fotografi pada anak.
B. Sasaran
1) Anak usia pre School (4 - 6 tahun) yang sedang menjalani perawatan
dibangsal anak melati 2 RSUP Dr. Sardjito Kota Yogayakata
2) Tidak memiliki keterbatasan (fisik atau efek yang lain) yang dapat
digunakan untuk proses
3) Kooperatif dan mampu proses sampai selesai
4) Anak-anak yang dapat digunakan krayon / pensil warna
5) Anak yang mau terlibat dalam terapi bermain mewarnai gambar

14
C. Metode
Metode dari terapi bermain ini adalah dengan demonstrasi
D. Karakteristik Peserta
Karakteristik peserta yang mengikuti terapi bermain ini adalah :
1. Anak usia Pre School (4 sampai 6 tahun)
2. Anak kooperatif
3. Anak yang dengan komunikasi verbal baik
4. Anak yang tidak ada kontra indikasi bermain
E. Alat Media dan Bahan
1. Pensil warna / Krayon
2. Tisue.
3. Kertas bergambare.
4. Lembarudukan
F. Rencana Kegiatan
KEGIATAN
NO WAKTU PERAWAT ANAK

1. 2 Menit  Pembukaan - Memperhatikan

- Membuka kegiatan dengan


mengucapkan salam.
- Memperkenalkan Diri
Menjelaskan tujuan Dari
terapi yang Bermain
2 - Kontrak Waktu Anak Dan
Orang Tua
10 Menit  Kegiatan inti bermain
- Memperhatikan
- Menjelaskan tata Cara
Pelaksanaan terapi yang - Mengikuti
Bermain Mewarnai ditunjuk
kepada anak diberikan
kesempatan pada anak
untuk bertanya jika
belum jelas

- Membagikan kertas
bergambar dan pensil warna.
- Fasilitator mendampingi
anak-anak dan memberikan

15
3 motivasi kepada anak-anak
3 menit Menanyakan kepada anak- Memperhatikan dan
anak tentang bagaimana
selesai mewarnai Gambar menjawab salam
Memberitahu anak-anak
yang diberikan
- setelah selesai Memberikan
pujian terhadap anak-anak
yang mampu mewarnai Antusias saat menerima
gambar sampai selesai peralatan Memulai untuk
- Memberikan Reinfocement mewarnai gambar
positif jika anak bisa mengikuti
permainan

 Penutup
a. Mengakhiri permainan
b. Melakukan evaluasi .
c. Mengucapkan salam

 Tahap Terminasi
- Memberikan Motivasi Dan
Pujian Kepada Seluruh
Anak Yang Telah Program
mengikuti terapi yang
Bermain
- Mengucapkan terima kasih
ditunjukan kepada Anak Dan
Orang Tua

Total 15 menit

G. Pembagian Tugas
Leader : Risman
Fasilitator : Siti Fardilah sandi
Moderator : Sri Rahmawaty
H. Pelaksanaan Terapi Bermain Untuk Anak Usia 4-6 Tahun
1. Pengorganisasian
Leader : Risman
Tugas :
a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain dan Menjelaskan aturan terapi

16
permainan
c. Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
d. Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
2. Fasilitator : Siti Fardilah Sandi
Tugas :
a. Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
b. Sebagai Role Model selama kegiatan.
c. Menyiapkan alat-alat permainan
d. Memberi motivasi kepada anak untuk melakukan kegiatan
e. Mempertahankan kehadiran anak
f. Mencegah gangguan / hambatan terhadap anak baik luar maupun
dalam
3. Moderator : Sri Rahmawaty
Tugasanya : Mengawal dan menyebar jalannya terapi yang
menjadi tanggung jawab agar sesuai dengan topik
G. Kriteria Penilaian
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti pola gambar dan pensil warna atau krayon
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat terapi bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 3 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
3. Evaluasi Hasil
85% anak merasa senang dan mau mengikuti kegiatan terapi bermain.

17
18
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyanti, N. (2010) Upaya meningkatkan daya piker anak melalui permainan
edukatif. Di peroleh pada tanggal 30 mei 2018.
Suparti, Y. (2012) Buku Ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC
Syamsu, Y. (2009). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Tedjasaputra, M.S. (2009). Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Anak Usia
Dini. Jakarta: PT Grasindo.
Wong and Whaley’s, 2004, Pedoman Klinis eperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta
Wong, D.L. Eaton, H.B. wilson, W. Winkelstein, M.L. dan Schwartz, P. (2008).
Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa: Agus Sutarna, Neti
dan Juniarti, H.Y Kuncara; editor bahasa Indonesia, Egi Komara
Yudha et al. Vol 1 Ed. 6. Jakarta: EGC.
Anonim. (2010) Bermain game konseentrasi anak. [On line]. Tersedia:Erlita,
dr. (2006).
Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.
Lihat padahttp: // info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 25 Desember
2016Foster dan Humsberger, 1998,
Asuhan Keperawatan Keluarga Anak-Anak.
WB saudersCompany, Philadelpia USAHurlock, E B.1991.
Perkembangan Anak Jilid 1.

Anda mungkin juga menyukai