Anda di halaman 1dari 9

PERBANDINGAN LUARAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN IBU

ANEMIA DAN TIDAK ANEMIA DI RSUD MEURAXA TAHUN 2018

Proposal Skipsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Kedokteran Pada Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh

Oleh:

NURHIDAYAH
16171047

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM


UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Anemia adalah suatu kondisi di mana sel-sel darah merah atau eritrosit yang terlalu
sedikit sehingga kapasitas pembawa oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis, sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen
ke seluruh jaringan tubuh1 2. Anemia sering terjadi akibat defisiensi zat besi karena pada ibu
hamil terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan volume
darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu (mencegah kehilangan
darah pada saat melahirkan) dan pertumbuhan janin1. Kehamilan merupakan suatu proses
peningkatan nutrisi pada wanita, defisiensi zat besi meningkat selama kehamilan karena
protein, vitamin, mineral dan zat besi sangat tinggi dalam jangka waktu tertentu3. Dalam
kehamilan, dikatakan anemia apabila kadar hemoglobin kurang dari 11 g / dl pada trimester
pertama dan ketiga, atau kurang dari 10,5 g / dl pada trimester kedua2.
Dampak anemia pada ibu hamil bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan , partus imatur/prematur, gangguan proses
persalinan (inertia,atonia, partus lama, perdarahan atonis),gangguan pada masa nifas
(subinvolusi rahim, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin seperti abortus,
dismaturitas, mikrosomia, berat badan lahir rendah (BBLR), kematian perinatal.
Berat badan lahir adalah hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang
berlangsung selama berada dalam kandungan. Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh
faktor genetik, status gizi janin yang dipengaruhi oleh status gizi ibu selama masa konsepsi,
status gizi ibu selama kehamilan juga ditentukan oleh: keadaan sosial ekonomi ibu selama
hamil, asupan pangan, penyakit infeksi4. Klasifikasi luaran berat badan lahir pada bayi baru
lahir yaitu : Berat lahir cukup yaitu bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, bayi berat
lahir rendah (BBLR) atau bayi dengan berat badan lahir antara 1500 – 2500 gram, bayi berat
lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low birthweigh infant yaitu bayi dengan berat badan
lahir 1000 – 1500 gram, bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau Extremely
very low birthweight infant yaitu bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang dari 1000
gram ( Marmi, 2012) 5.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan lahir menurut Manuaba (2012),
meliputi faktor lingkungan internal yaitu umur ibu, jarak kelahiran, paritas, usia kehamilan,
kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, komplikasi kehamilan, dan penyakit pada saat
kehamilan, faktor lingkungan eksternal meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan
tingkat sosial ekonomi ibu hamil dan faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan
dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC)4.
Anemia pada kehamilan dapat meningkatkan insiden BBLR terkait dengan gangguan
transfer hemoglobin ke janin melalui plasenta. Sejalan dengan penelitian menunjukkan
bahwa anemia pada trimester ketiga memiliki hubungan yang positif dengan berat badan lahir
bayi. Ibu hamil dengan anemia melahirkan bayi dengan berat badan yang lebih rendah
daripada ibu hamil normal 6.
Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi anemia 18% pada wanita
dari negara industri, dan 35% hingga 75% (56% rata-rata) ibu hamil di negara berkembang2.
Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %,
Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %. (Salmariantity, 2012)1. Menurut data Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 prevalensi anemia di Indonesia mencapai 37,1%.
Menurut data pada penelitian Oktarina tahun 2015 di Kabupaten Pringsewu prevalensi
hanya 5%, prevalensi anemia mencapai 29,5% (Sulistianingsih A, Ari MYD, dkk, 2015).
Menurut data RISKESDAS tahun 2018, proporsi berat badan bayi lahir yang kurang
dari 2500 gram yang terdapat pada anak umur 0 – 59 bulan di Indonesia mencapai 6,2 %, di
Aceh mencapai 6,4 %, paling terendah terdapat ddi daerah Jambi mencapai 2,6% ,
sedangkkan yang tertinggi terdapat di daerah sulawesi selatan mencapai 8,9 % .
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul perbandingan luaran berat bayi lahir rendah dengan kejadian ibu anemia dan tanpa
anemia di RSUD Meuraxa tahun 2018 .

Tambah
lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
iiiiiiiiiiiiiiiiii penelitian sebelumya 4
berhub. 2 tidak berhubungan
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apakah terdapat hubungan antara berat bayi lahir dengan ibu anemia dan tanpa
anemia
2. Bagaimana gambaran karakteristik luaran bayi lahir pada ibu anemia dan tanpa
anemia

1.3.TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir dengan ibu anemia dan tanpa
anemia, serta karakterstik luaran bayi lahir pada ibu anemia dan tanpa anemia
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara berat bayi lahir dengan ibu anemia
dan tanpa anemia
2. Untuk mengetahui gambaran karakteristik luaran bayi lahir pada ibu anemia
dan tanpa anemia

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Memberi masukan bagi pengembangan ilmu kedokteran dan peneliti selanjutnya tentang
perbandingan luaran berat bayi lahir dengan ibu anemia dan tanpa anemia.
1.4.1 Manfaat bagi institusi Pendikan kedokteran

Sebagai informasi tentang perbandingan luaran berat bayi lahir dengan ibu anemia dan tanpa
anemia
1.4.2 Manfaat bagi Mahasiswa kedokteran

- Sebagai dasar pengetahuan tentang perbandingan luaran berat bayi lahir dengan ibu anemia
dan tanpa anemia
- Dapat meningkatkan pemahaman akan pembelajaran profesional

1.4.3 Manfaat bagi Peneliti

-Menambah wawasan dan pengetahuan tentang perbandingan luaran berat bayi lahir dengan
ibu anemia dan tanpa anemia
-menambah pengalaman peneliti dalam melaksanakan penelitian
-sebagai rujukan bagi peneliti maupun peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang perbandingan luaran berat bayi lahir dengan ibu anemia dan tanpa anemia
Daftar pustaka
1. Astriana W. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia. J Aisyah
J Ilmu Kesehat. 2017;2(2):123-130. doi:10.30604/jika.v2i2.57
2. Youssry mohammed abdelaziz, Radwan ahmed mohamed, Gebreel mohamed amin,
Patel tabarak ahmed. Prevalence of Maternal Anemia in Pregnancy : The Effect of
Maternal Hemoglobin Level on Pregnancy and Neonatal Outcome. 2018:676-687.
doi:10.4236/ojog.2018.87072
3. Tetik BK, Coskun EI. Evaluation of the effect of anemia on the birth weight of the
baby during pregnancy. Med Sci Int Med J. 2018;(0):511.
doi:10.5455/medscience.2018.07.8811
4. Nasution SM. Pengaruh Usia Kehamilan, Jarak Kehamilan, Komplikasi Kehamilan,
Antenatal Care Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD
DR.Pirngadi Kota Medan Tahun 2017. 2017.
5. Ekasari wahyu U. Pengaruh umur ibu, paritas, usia kehamilan, dan berat lahir bayi
terhadap asfiksia bayi pada ibu pre eklamsia berat. Tesis. 2015. doi:10.1088/1367-
2630/13/12/123024
6. Syifaurrahmah M, Yusrawati, Edward Z. Hubungan Anemia dengan Kejadian Bayi
Berat Lahir Rendah pada Kehamilan Aterm di RSUD Achmad Darwis Suliki. J
Kesehat Andalas. 2016;5(2):470-474.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian crosssectional dengan mengambil data dari status
rekam
medis ibu hamil aterm dengan anemia dan tanpa
anemia yang melahirkan di RSUD Achmad Darwis
Suliki periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013.
Subyek penelitian ini adalah 73 ibu hamil anemia dan
tanpa anemia dengan data rekam medis lengkap,
terdapat data Hb, dan berat bayi lahir. Data yang
didapatkan diolah dengan SPSS untuk mengetahui
hubungan anemia dengan kejadian bayi berat lahir
rendah pada kehamilan aterm.Hasil analisis statistik

Anda mungkin juga menyukai