Anda di halaman 1dari 32

CASE PRESENTATION

MANAJEMEN PELAKSANAAN SISTEM KBK

DIPUSKESMAS GENUK

SEMARANG TAHUN 2018

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh :
Oktavia Rahma Damawanti
012095977

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

HALAMAN PENGESAHAN
i
MANAJEMEN PELAKSANAAN SISTEM KBK
(KAPITASI BERBASIS KOMITMEN PELAYANAN)
DI PUSKESMAS GENUK SEMARANG
PERIODE 28 Oktober – 17 November 2018

disusun oleh:
Oktavia Rahma Damawanti
012095977

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Genuk Semarang
Semarang, November 2018
Disahkan Oleh:
Mengetahui,

Pembimbing Pembimbing Bagian

dr. Rahmi dr. Suryani Yulianti, M.Kes

Kepala Bagian IKM FK UNISSULA

DR. Siti Thomas Z., SKM, M. Kes

PRAKATA

ii
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan kasus mengenai manajemen pelaksanaan sistem kbk (kapitasi berbasis
komitmen pelayanan) di puskesmas Genuk semarang.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka

menjalankan Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini

memuat data tentang Manajemen pelaksanaan sistem kbk (kapitasi berbasis

komitmen pelayanan) di puskesmas Genuk semarang tahun 2018.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. dr. Rahmi , selaku Kepala Puskesmas Genuk yang telah memberikan

bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk, Semarang.

2. dr. Suryani Yulianti, M.Kes selaku pembimbing Ilmu Kesehatan

Masyarakat FK UNISSULA

3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Genuk atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami

sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Manajemen

pelaksanaan sistem kbk (kapitasi berbasis komitmen pelayanan) di puskesmas

Genuk semarang Semarang ini bermanfaat bagi semua pihak.

iii
Semarang, November 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ….…………………………………………………………i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i


iv
PRAKATA ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 4

1.4 Manfaat .......................................................................................................... 4

1.4.1 Manfaat untuk Puskesmas ...................................................................... 4

1.4.2 Manfaat untuk Mahasiswa ...................................................................... 4

BAB II ANALISIS SITUASI DAN DASAR TEORI ......................................... 6

2.1. ANALISIS MASALAH....................................................................................5


2.1.1. Angka Kontak ...............................................................................................5
2.1.2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasua Non Spesialistik....................................6
2.1.3. Rasio PEserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP......................................7
2.1.4. Rasio Kunjungan Rumah...............................................................................8
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA MASALAH ................................. 11

3.1 Pembahasan ................................................................................................. 11

3.1.1 Data Jumlah Peserta BPJS di Puskesmas Genuk tahun 2018 ............... 11

3.1.2 Pencapaian Indikator Komitmen Layanan terhadap Jumlah Kapitasi


yang dibayarkan pada Puskesmas Genuk tahun 2018 ................................... 12

3.2 Pencapaian Indikator Komitmen Layanan terhadap Biaya Kapitasi yang


dibayarkan pada FKTP : .................................................................................... 13

3.3 Analisis Masalah ........................................................................................ 13

3.3.1 Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem ..... 13


v
3.4 Usulan Pemecahan Masalah ........................................................................ 16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 19

4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 19

4.2 Saran ............................................................................................................ 19

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Jumlah Peserta BPJS Puskesmas Genuk tahun 2018 ................... 11

Tabel 3.2 Pencapaian Indikator Komitmen Layanan terhadap Jumlah Kapitasi


yang dibayarkan pada Puskesmas Genuk tahun 2018........................................... 12

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Program Jaminan Kesehatan Nasional yang diluncurkan pada awal


2014 merupakan program jaminan perlindungan kesehatan secara
komprehensif, meliputi layanan promotif, promotif, kuratif, serta
rehabilitatif yang ditujukan untuk seluruh rakyat Indonesia. Tujuan utama
dari jaminan kesehatan ini adalah agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan (UU No. 40 tahun 2004) dengan cara meningkatkan akses
dan mutu pelayanan kesehatan.
Berbagai peraturan terkait pelaksanaan JKN telah dikeluarkan sebagai
petunjuk lebih teknis pelaksanaan JKN di lapangan; beberapa di antaranya
sering mendapat sorotan antara lain: Permenkes No 19 Tahun 2014 tentang
Penggunaan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional untuk pelayanan
kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) milik pemerintah
daerah, Permenkes No 28 Tahun 2014 tentang Pedoman pelaksanaan
program JKN, dan Permenkes No 59 Tahun 2014 tentang standar tarif
pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan.
Peraturan tersebut telah mengatur berbagai hal terkait besaran dana kapitasi
untuk FKTP milik pemerintah dan swasta, jenis pelayanan minimal, serta
manajemen dana kapitasi di FKTP milik pemerintah. Dalam sistem rujukan
berjenjang yang tercantum dalam Permenkes 28/2014, FKTP harus dapat
berfungsi sebagai gatekeeper, yakni mampu menjadi penapis rujukan serta
kendali mutu dan kendali biaya dalam pelaksanaan jaminan kesehatan.
FKTP berperan sebagai kontak pertama pada pelayanan kesehatan pada
masyarakat, sehingga FKTP idealnya mampu menjadi fasilitas yang dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan kesehatan dasar secara paripurna
serta memberikan tatalaksana rujukan pada kasus yang memerlukan

1
pelayanan lebih lanjut secara tepat sesuai dengan standar pelayanan medik
(Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM, 2015)
Berdasarkan BPJS Kesehatan (2014), dapat disimpulkan bahwa
program JKN menitikberatkan pada prinsip managed care, dimana terdapat
empat pilar, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Prinsip ini
difokuskan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, seperti puskesmas,
klinik, dan praktek dokter yang menjadi gerbang utama peserta BPJS
Kesehatan dalam mengakses pelayanan kesehatan. FKTP sebagai pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama sekaligus bertindak sebagai gatekeeper
harus mampu melaksanakan empat fungsi pokok pelayanan primer yang
meliputi kontak pertamapelayanan (first contact), pelayanan berkelanjutan
(continuity), pelayanan paripurna (comprehensiveness), dan
koordinasipelayanan (coordination).Untuk itu, kualitas FKTP harus
ditingkatkan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik
(BPJS Kesehatan, 2014).

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat


perseorangan primer dimana peran puskesmas dimaknai sebagai gate keeper
atau kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan
sesuai dengan standar pelayanan medik. Pengembangan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) menjadi sangat
penting utamanya untuk mendukung diberlakukannya Jaminan Kesehatan
Nasional mulai Januari 2014 serta penguatan layanan promotif dan
preventif. Namun, pada kenyataannya hingga kini puskesmas masih
berfokus pada pendekatan kuratif daripada preventif (AIPHSS, 2014).

Konsep Primary Health Care (PHC) dalam penguatan fasilitas


pelayanan kesehatan primer dapat mendorong efisiensi dalam pelayanan
kesehatan. Penguatan peran petugas upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan di layanan primer menjamin keberlangsungan
program JKN. Kendali mutu dan kendali biaya pelayanan primer untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau perlu

2
ditunjang oleh sumber daya kesehatan yang bekerja di pelayanan primer,
kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan, dan komitmen
pelayanan (Utami, 2016). BPJS Kesehatan selain mengembangkan sistem
pelayanan kesehatan juga mengembangkan sistem kendali mutu pelayanan
dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan melalui pembayaran Kapitasi
Berbasis Komitmen Pelayanan (KBK) (BPJS Kesehatan, 2016).
Kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan adalah penyesuaian
besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian indikator
pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati berupa komitmen
pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam rangka peningkatan
mutu pelayanan. Dalam pelaksanaan pembayaran KBK, penilaian terhadap
FKTP dilihat berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi; Angka
Kontak ≥ 150 per mil, Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik < 5%,
dan Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP ≥ 50%. Apabila
FKTP dapat memenuhi indikator tersebut, maka FKTP termasuk di dalam
zona aman dan jika melebihi terget indikator tersebut, maka FKTP termasuk
di dalam zona prestasi. Khusus bagi puskesmas, terdapat indikator tambahan
untuk mengetahui peneyelenggaraan kegiatan promotif preventif di
puskesmas, yaitu Rasio Kunjungan Rumah yang harus mencapai 8,33% per
bulan atau 100% per tahun (PB No. 3/2016).
Apabila dalam hal pemenuhan target indikator komitmen pelayanan
menyebabkan besaran tarif kapitasi lebih rendah dari standar tarif kapitasi
minimal yang telah ditetapkan oleh menteri, maka besaran kapitasi yang
dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi minimal. Lalu sebaliknya, jika
dalam hal pemenuhan target indikator komitmen pelayanan menyebabkan
besaran tarif kapitasi tinggi dari standar tarif kapitasi maksimal yang telah
ditetapkan oleh Menteri, maka besaran kapitasi yang dibayarkan adalah
sebesar tarif kapitasi maksimal (PB No. 3/2016).

1.2 Rumusan Masalah


3
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam laporan
kasus ini adalah “Bagaimana capaian target indikator sistem KBK di UPTD
Puskesmas Genuk Semarang tahun 2018”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui dan menganalisa capaian target indikator sistem KBK
tahun 2018, serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam
rangka upaya perbaikan kinerja Puskesmas Genuk Semarang.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dalam hasil
capaian indikator KBK tahun ada di Puskesmas Genuk tahun
2018.
1.3.2.2 Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah dalam hasil
capaian indikator KBK yang ditemukan di Puskesmas Genuk
tahun 2018
1.3.2.3 Mahasiswa mampu menganalisis penyebab masalah dari
prioritas masalah yang ditemukan di Puskesmas Genuk tahun
2018
1.3.2.4 Mahasiswa mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari
masalah yang ditemukan di Puskesmas Genuk tahun 2018

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat untuk Puskesmas


Sebagai salah satu sumber informasi bagi Puskesmas Genuk
dalam rangka penentuan arah kebijakan, perbaikan dalam hal dalam
hasil capaian indikator KBK di Puskesmas Genuk tahun 2018
1.4.2 Manfaat untuk Mahasiswa

4
1.4.2.1 Menambah informasi mengenai bagaimana sistem KBK di
Puskesmas Genuk tahun 2018
1.4.2.2 Mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan sistem KBK
di Puskesmas Genuk tahun 2018
1.4.2.3 Sebagai media untuk menambah pengetahuan tentang ilmu
kesehatan masyarakat.

5
BAB II
ANALISIS SITUASI DAN DASAR TEORI

ANALISIS SITUASI

Sistem Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan adalah sistem penyesuaian


besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian indikator komitmen
pelayanan FKTP dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan. Pelaksanaan
sistem Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan dinilai berdasarkan pencapaian
indikator yang meliputi :
1. Angka Kontak
Angka kontak merupakan salah satu indikator komitmen pelayanan untuk
mengetahui tingkat aksesabilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di Puskesmas
Genuk oleh peserta JKN tanpa memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta
dalam satu bulan, baik di dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas.
a. Pencapaian Target
Tidak tercapainya indikator angka kontak juga menyebabkan
berkurangnya pembayaran kapitasi yang diterima oleh Puskesmas, jika
FKTP tidak dapat memenuhi target yang telah ditetapkan, BPJS Kesehatan
memberikan sanksi berupa pengurangan kapitasi. Penyebabnya adalah
kurangnya pelaksanaan fungsi kontak pertama di Puskesmas, karena
rendahnya pemanfaatan peserta terdaftar untuk melakukan kontak
komunikasi dengan puskesmas
Banyaknya jumlah pelayanan kesehatan swasta dapat
memungkinkan masyarakat atau peserta JKN tidak ingin mengakses
Puskesmas Genuk. Hal ini disebabkan oleh kegiatan dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas berjalan ketika masyarakat bekerja atau memiliki
kesibukan yang lain sehingga masyarakat tidak dapat datang ke puskesmas
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Masyarakat lebih mudah
mengakses klinik atau praktik dokter/bidan yang aktif ketika setelah
selesai jam kerja.

6
b. Hambatan dalam Pencapaian Target
Puskesmas Genuk memiliki tantangan dalam pencapaian target
indikator angka kontak. Tantangan tersebut adalah persepsi masyarakat
mengenai pelayanan kesehatan. Masyarakat datang ke pelayanan
kesehatan ketika sudah merasakan sakit. Seharusnya, puskesmas dimaknai
sebagai gate keeper atau kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal
serta penguatan layanan promotif dan preventif. Namun, pada
kenyataannya hingga kini puskesmas masih menjadi pelayanan kesehatan
dengan pendekatan kuratif dan rehabilitatif. Belum tercapainya target
indikator angka kontak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan peserta
tentang pelayanan di FKTP yang lebih menekankan kegiatan promotif dan
preventif. Peserta pada umumnya baru berkunjung ke FKTP jika ingin
berobat. Oleh karena itu, FKTP perlu memberikan promosi dan edukasi
kepada peserta untuk berbondong-bondong datang ke FKTP meskipun
dalam keadaan sehat.
2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik
Rasio rujukan rawat jalan non spesialistik adalah indikator untuk
mengetahui kualitas pelayanan di Puskesmas Genuk sehingga sistem
rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensinya.
a. Pencapaian Target
Berdasarkan beberapa hasil tinjauan pelaksanaan Kapitasi Berbasis
Komitmen Pelayanan yang menyebutkan bahwa apabila angka
rujukan non spesialistik dapat diturunkan hingga 0%, maka tujuan dari
sistem Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan dapat tercapai, yaitu
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di FKTP.
Selain itu peserta terdaftar masih mempunyai mindset bahwa
FKTL memiliki pelayanan lebih bagus sehingga FKTP hanya
dimanfaatkan untuk meminta surat rujuk ke FKTL.
Dalam memenuhi target indikator rasio rujukan rawat jalan kasus
non spesialistik di Puskesmas Genuk, dokter dituntut untuk lebih
selektif dan memahami kompetensinya dalam memberikan rujukan.
7
Sesuai dengan dasar bahwa rasio rujukan rawat jalan kasus non
spesialistik dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah
kemampuan dokter. Sejak sistem Kapitasi Berbasis Komitmen
Pelayanan diterapkan, pemberian rujukan menjadi lebih diperhatikan.
Hal ini bertujuan agar puskesmas tidak mengalami penurunan
kapitasi.
b. Tantangan dalam Pencapaian Target
Pencapaian target indikator rasio rujukan rawat jalan kasus non
spesialistik Puskesmas Genuk memiliki tantangan, seperti pemahaman
pasien mengenai alur pelayanan rujukan. Pasien memaksa meminta
rujukan dengan diagnosa penyakit yang masih bisa ditangani oleh
FKTP. Masih terdapat pasien yang meminta dirujuk dengan alasan
terutama sugesti pasien yang lebih memercayai kompetensi dokter
spesialis. Puskesmas Genuk mengalami tantangan dimana
menghadapi keinginan masyarakat dengan kebijakan yang
mengharuskan bertindak sesuai aturan.
3. Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP
Rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP merupakan indikator
untuk mengetahui kondisi atau keadaan pelayanan penyakit kronis yang
dapat dilihat dari bentuk kontak FKTP dengan peserta prolanis.
a. Pencapaian Target
Peningkatan pencapaian indikator rasio peserta prolanis rutin
berkunjung ke FKTP bisa disebabkan oleh ada kesepakatan jadwal
untuk melakukan konsultasi medis antara peserta prolanis dengan
pelaksana prolanis di Puskesmas Genuk. Kegiatan konsultasi medis
harus memiliki jadwal konsultasi yang disepakati bersama antara
peserta Prolanis dengan FKTP. Dengan adanya jadwal konsultasi yang
disepakati, peserta Prolanis dengan rutin mendapatkan pelayanan
penyakit kronis. Selain itu, indikator rasio peserta prolanis rutin
berkunjung ke FKTP juga dapat mencapai zona aman hingga zona
prestasi.
8
b. Hambatan dalam Pencapaian Target
Hambatan yang dialami dalam pencapaian target indikator rasio
peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP adalah kurangnya sumber
daya manusia atau tenaga prolanis yang menyebabkan penggandaan
tugas sehingga tenaga prolanis tidak hanya bertanggung jawab pada
prolanis. Pada hari dan jam yang sama, tenaga prolanis harus
bertanggung jawab pada program yang lain. Hal ini berdampak pada
kegiatan prolanis yang tidak berjalan dengan maksimal.
Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan prolanis adalah pada saat
mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan prolanis yang
dilakukan pada hari dan jam kerja. Oleh karena itu tidak semua bentuk
kegiatan prolanis dapat dilakukan sesuai pedoman prolanis dengan
alasan tidak ada tempat, kesibukan, dan peserta yang tidak bersedia
sehingga pengimplementasian prolanis belum optimal.
4. Rasio Kunjungan Rumah
Rasio kunjungan rumah merupakan indikator tambahan khusus bagi
puskesmas dalam pemenuhan komitmen pelayanan berupa kegiatan
kunjungan rumah dengan pendekatan keluarga yang bertujuan untuk
mengetahui penyelenggaraan kegiatan promotif dan preventif.
a. Pencapaian Target
Indikator tambahan dalam komitmen pelayanan berupa kegiatan
kunjungan rumah dengan pendekatan keluarga untuk mencapai
Program Indonesia Sehat pada semua keluarga di wilayah kerja
puskesmas tanpa melihat peserta JKN atau bukan peserta JKN.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mencapai indeks keluarga sehat yang
dilihat berdasarkan 12 indikator utama penanda status kesehatan
sebuah keluarga.
Berdasarkan Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga, kunjungan rumah dilakukan secara terjadwal
dan rutin, dengan memanfaatkan data dan informasi dari Profil
Kesehatan Keluarga (family folder). Dalam menjangkau keluarga,
9
puskesmas tidak hanya mengandalkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan,
melainkan juga harus berkunjung ke keluarga. Perlu diperhatikan,
bahwa pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti
mematikan UKBM yang ada, tetapi memperkuat UKBM yang selama
ini dirasakan masih kurang efektif. Selain itu, kegiatan kunjungan
rumah merupakan salah satu strategi untuk mencapai target indikator
angka kontak. Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, puskesmas
akan dapat mengenali masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
keluarga secara lebih menyeluruh. Individu anggota keluarga yang
perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat dimotivasi
untuk memanfaatkan pelayanan puskesmas. Keluarga juga dapat
dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan
berbagai faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya.
Maka dari itu, 12 indikator untuk penanda status kesehatan keluarga
dapat tercapai dan derajat kesehatan masyarakat akan meningkat.
Ketidak tercapai ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya
manusia untuk melakukan kegiatan kunjungan rumah.

10
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA MASALAH

3.1 Pembahasan

3.1.1 Data Jumlah Peserta BPJS di Puskesmas Genuk tahun 2018


No Bulan Jumlah Peserta BPJS Pendapatan Kapitasi
1 Juni 19.217 6.000
2 Juli 19.154 6.000
3 Agustus 19.481 6.000
4 September 19.554 6.000
5 Oktober 19.689 6.000
6 November 19.878 6.000
Tabel 3.1 Data Jumlah Peserta BPJS Puskesmas Genuk tahun 2018

Tabel 3.1 diatas menunjukkan jumlah Peserta BPJS yang terdaftar di


Puskesmas Genuk tahun 2018. Jumlah Peserta BPJS setiap bulannya dalam satu
tahun tidak tetap, mengalami kenaikan maupun penurunan. Jumlah peserta BPJS
per bulan mempengaruhi biaya kapitasi yang di bayarkan oleh BPJS kepada
Puskesmas setiap bulannya.
Biaya kapitasi yang dibayarkan oleh BPJS kepada Puskesmas di tahun 2018
sudah menggunakan penilaian Kapitasi Berbasis Pemenuhan Kompetensi
Layanan, yang meliputi 3 indikator Pencapaian Komitmen Layanan, sehingga
jumlah peserta BPJS yang paling banyak tidak mutlak menjadikan biaya kapitasi
yang dibayarkan juga paling banyak, karena perhitungan kapitasi dapat berkurang
disebabkan belum terpenuhinya indikator-indikator yang sudah ditetapkan oleh
BPJS.

11
3.1.2 Pencapaian Indikator Komitmen Layanan terhadap Jumlah Kapitasi
yang dibayarkan pada Puskesmas Genuk tahun 2018
Tabel 3.2 Pencapaian Indikator Komitmen Layanan terhadap Jumlah
Kapitasi yang dibayarkan pada Puskesmas Genuk tahun 2018
Kontak % %
Kesimpulan
No Bulan Rate Zona PROLANIS Zona RNS Zona
KBK
(KBK) (PBK) (PBK)
TIDAK
1 Januari 158,1 AMAN 47,83 0 AMAN Zona 95 %
AMAN
2 Februari 181,01 AMAN 56,57 AMAN 0 AMAN Zona 100 %

3 Maret 166,7 AMAN 60 AMAN 0 AMAN Zona 100 %


TIDAK
4 April 141,38 50 AMAN 0 AMAN Zona 95 %
AMAN
5 Mei 152,27 AMAN 59,38 AMAN 0 AMAN Zona 100 %
TIDAK TIDAK
6 Juni 148,98 41,18 0 AMAN Zona 92,5 %
AMAN AMAN
7 Juli 165,02 AMAN 63,37 AMAN 0 AMAN Zona 100 %

8 Agustus 166,5 AMAN 54,24 AMAN 0 AMAN Zona 100%


TIDAK
9 September 166,9 AMAN 35,83 0 AMAN Zona 95 %
AMAN

Tabel 3.2 diatas menunjukkan Pencapaian Indikator Komitmen Layanan


terhadap Biaya Kapitasi yang dibayarkan pada FKTP Puskesmas Genuk tahun
2018. Tiga indikator KBK tersebut yang saling mempengaruhi untuk pencapaian
menurut zonanya yang berpengaruh pada besaran jumlah kapitasi yang dibayarkan
sesuai dengan peraturan PERDIR BPJS 02/2015 tentang Norma Penetapan
Besaran Kapitasi dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
Pelayanan pada FKTP.
Indikator rujukan non spesialistik (RNS) dan ratio prolanis berkunjung ke
FKTP pada bulan januari hingga September berhasil mencapai zona aman.
Sedangkan untuk angka kontak tidak berhasil mencapai zona aman pada bulan
Januari, Februari, dan April, meski pada bulan lainnya indikator angka kontak
berhasil mencapai zona aman.
12
3.2 Pencapaian Indikator Komitmen Layanan terhadap Biaya Kapitasi
yang dibayarkan pada FKTP :

1. Terpenuhi 3 indikator Zona PRESTASI


Kapitasi 115% dari norma kapitasi yang ditetapkan
2. Terpenuhi 2 indikator Zona PRESTASI
Kapitasi 110% dari norma kapitasi yang ditetapkan
3. Terpenuhi 1 indikator Zona PRESTASI
Kapitasi 105% dari norma kapitasi yang ditetapkan
4. Terpenuhi 3 indikator Zona AMAN
Kapitasi 100% dari norma kapitasi yang ditetapkan
5. Terpenuhi 2 indikator Zona AMAN
Kapitasi 90% dari norma kapitasi yang ditetapkan
6. Terpenuhi 1 indikator Zona AMAN
Kapitasi 80% dari norma kapitasi yang ditetapkan
7. Tidak Terpenuhi 3 indikator Zona AMAN
Kapitasi 75% dari norma kapitasi yang ditetapkan.

3.3 Analisis Masalah

Dilihat dari pembahasan diatas dapat dianalisis bahwa masalah yang


terjadi adalah capaian angka kontak tidak sampai pada zona aman pada bulan
Januari, Februari, dan April. Hal ini dapat berakibat pada biaya Kapitasi yang
dibayarkan oleh BPJS kepada Puskesmas.
3.3.1 Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem
Komponen Kekurangan
Input - Penggandaan tugas tenaga kesehatan yang
Man menyebabkan kurang efektif dan efisien dalam
pelaksanaan pelayanan.
Market Mindset masyarakat yang menganggap FKTL memiliki
pelayanan lebih bagus.
- Pemikiran masyarakat yang datang ke layanan
13
puskesmas setelah sakit untuk pengobatan.
- Masyarakat yang masih belum memahami pelayanan
yang diberikan oleh puskesmas Genuk
- Rendahnya pemahaman masyarakat tentang program
promotif dan preventif di puskesmas Genuk
Money -
Method Kurangnya sosialisasi mengenai sistem pelayanan yang
diberkan oleh puskesmas
Machine Sistem peng inputan data yang belum sesui dengan data
di lapangan dan belum tuntas
Material -
Environment Informasi BPJS yang masih belum jelas
Proses
P1 Upaya perencanan dalam mencapai angka kontak hingga
zona aman
P2 Koordinasi antara Puskesmas dengan BPJS dan Dinas
Kesehatan dalam pelayanan yang diberikan
P3 Monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang
diberikan di Puskesmas Genuk
Lingkungan -
Umpan Balik -

14
Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone

MAN MARKET MONEY METHODE


- Mindset masyarakat yang menganggap FKTL memiliki
Penggandaan tugas tenaga
pelayanan lebih bagus.
kesehatan yang menyebabkan
kurang efektif dan efisien - Pemikiran masyarakat yang datang ke layanan puskesmas Kurangnya
dalam pelaksanaan pelayanan. setelah sakit untuk pengobatan. sosialisasi mengenai
- Masyarakat yang masih belum memahami pelayanan
sistem pelayanan
yang diberikan oleh puskesmas Genuk
yang diberkan oleh
puskesmas Meningkatnya
- Rendahnya pemahaman masyarakat tentang program
promotif dan preventif di puskesmas Genuk capaian angka
kontak hingga zona
aman
Informasi BPJS
yang masih belum
jelas
Sistem peng inputan
data yang belum
sesui dengan data di
lapangan dan belum
tuntas
MACHINE MATERIAL ENVIRONMENT

15
3.4 Usulan Pemecahan Masalah

Tabel Plan of Action

Tolak ukur Tolak ukur


No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Pendanaan Metode hasil
proses

1 Sosialisasi Memberikan Tenaga Puskesmas Kepala 2018 - Memberikan Peningkatan Peningkatan


kepada pemahaman Kesehatan Genuk Puskesmas penjelasan kepada kinerja hasil KBK
seluruh kepada tenaga di tenaga kesehatan di untuk pada
tenaga kesehatan Puskesmas Puskesmas mengenai capaian Pencapaian
kesehatan mengenai Genuk Indikator Komitmen yang masuk Indikator
mengenai Indikator Layanan dalam Komitmen
Indikator Komitmen indikator Layanan
Komitmen Layanan komitmen
Layanan layanan
2 Sosialisasi Memberikan Masyarakat Puskesmas Petugas 2018 - Memberikan Petugas Pasien
kepada pemahaman Puskesmas Genuk Puskesmas penjelasan kepada kesehatan mengerti
masyaraka kepada Genuk yang yang masyarakat yang memberikan dengan jenis
t mengenai masyarakat berkunjung memberi memeriksakan diri penjelasan pelayanan
jenis mengenai jenis ke pelayanan tentang jenis mengenai berlaku di
pelayanan pelayanan yang Puskesmas kesehatan pelayanan yang jenis Puskesmas
yang diberikan di (dokter dan berlaku pelayanan
diberikan puskesmas dokter gigi) di
di puskesmas
puskesmas

17
3 Promosi Memberi Masyarakat Puskesmas Petugas 2018 - Memasang poster, Penjelasan Warga
kesehatan pengetahuan Puskesmas Genuk Puskesmas leaflet, tentang tentang mengetahui
terhadap warga Genuk yang kegiatan yang ada dan program program ya g
sekitar berkunjung waktu pelaksanaan di yang ada di
puskesmas ke puskesmas Genuk terlaksana puskesmas
Genuk tentang Puskesmas di dan
apa saja Puskesmas mengetahaui
program yang waktu
ada di pelaksaan
Puskesmas dan program
waktu
pelaksanaan

18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Masyarakat yang masih belum memahami pelayanan yang diberikan


oleh puskesmas Genuk
 Persaingan Pelayanan Kesehatan
 Kurangnya sosialisasi mengenai sistem pelayanan yang diberkan oleh
puskesmas
 Sistem penginputan data yang belum sesui dengan data di lapangan
dan belum tuntas
 Informasi BPJS yang masih belum jelas
 Upaya perencanan dalam mencapai angka kontak hingga zona aman
 Koordinasi antara Puskesmas dengan BPJS dan Dinas Kesehatan
dalam pelayanan yang diberikan
 Monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan di
Puskesmas Genuk
4.2 Saran

a. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai jenis pelayanan yang


diberikan di puskesmas
b. Sosialisasi kepada seluruh petugas di Puskesmas Genuk mengenai
system KBK yang berlaku
c. Meningkatkan pelayanan untuk meningkatkan indikator KBK
d. Meningkatkan kordinasi antara puskesmas dengan BPJS demi
terjalinanya kerjasama yang baik.
e. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan sistem pelayanan yang diberikan
perlu dilakukan secara terus-menerus oleh pemerintah dan Puskesmas,
agar menjamin setiap masyarakat mendapatkan layanan kesehatan
yang sesuai dengan haknya.

20
BAB V
PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan tentang

manajemen pelaksanaan sistem KBK (kapitasi berbasis komitmen pelayanan) di

Puskesmas Genuk semarang tahun 2018. Saya menyadari bahwa kegiatan ini

sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, karena dokter juga berperan

sebagai manajer. Akhir kata saya berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan

masukan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas

Genuk
DAFTAR PUSTAKA

AIPHSS. 2014. “Mengembalikan Fungsi Puskesmas”.


https://aiphss.org.restoringthe- function-of-puskesmas. Diakses Tanggal
27 Maret 2017.
Buku Panduan Sistem Rujukan Berjenjang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan tahun 2011
BPJS Kesehatan. 2014. “Penguatan Faskes Primer Sebagai Ujung Tombak
Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS Kesehatan”. https://bpjs-
kesehatan.go.id.
______________. 2015. “Panduan Praktis Prolanis (Program Pengelolaan
Penyakit Kronis)” https://bpjs-kesehatan.go.id.
______________. 2015. “Sosialisasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis) dan Teknis Pelaksanaannya”. Tangerang: BPJS Kesehatan.
______________. 2016. “Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan Dorong FKTP
Tingkatkan Mutu Pelayanan” Info BPJS Kesehatan Media Eksternal
BPJS
Kesehatan Edisi 38 Tahun 2016 (Online). https://bpjs-kesehatan.go.id.
Campbell, S, David R, Evangelos K, Elizabeth M, Bonnie S, dan Martin R. 2007.
“Quality of Primary Care in England with the Introduction of Pay for
Performance”. The New England Journal of Medicine (Online).
www.nejm.org. Diakses Tanggal 11 Agustus 2017.
Divisi Regional II BPJS Kesehatan. 2015. “Uji Coba Sistem Pembayaran Berbasis
Kinerja di Puskesmas di Divisi Regional II BPJS Kesehatan” BPJS
Kesehatan (Online). https://bpjs-kesehatan.go.id
Fachrurrazi. 2017. “Tinjauan Pelaksanaan Kapitasi Berbasis Komitmen
Pelayanan” The 4th Indonesian Health Economic Association (InaHEA)
Annual Scientific Meeting and International Seminar on Health
Economics. Surabaya: BPJS Kesehatan.
Faulina, AC. 2016. “Kajian Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang dalam
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di UPT Pelayanan
Kesehatan Universitas Jember” Jurnal IKESMA (Online).
Gibson, James L, John MI, dan James HD. 1997. Organisasi: Perilaku,Struktur,
Proses Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. “Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional”
https://depkes.go.id.

22
_____________________. 2016. “Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga”. https://depkes.go.id. Diakses Tanggal 22
Februari 2018.
Leksana. 2016. “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Rasio Rujukan Non
Spesialistik Pasien BPJS Kesehatan di Puskesmas di Provinsi DIY dan
Jawa Tengah” (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Lestari, M. 2016. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian
Indikator Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan pada
Puskesmas di Kota Padang Tahun 2016” (Tesis). Padang: Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.
Mangkunegara, AP. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Martha, E dan Sudarti K. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk
BidangKesehatan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Moeheriono. 2014. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Edisi Revisi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mullen, Kathleen J, Richard GF, dan Meredith BR. 2009. “Can You Get What
You Pay For? Pay For Performance and the Quality of Healthcare
Providers”. RAND Journal of Economics (Online). www.nber.org.
PIP LAN. 2014. “Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan (JKN): Permasalahan
dan Rekomendasi” Policy Brief Pusat Inovasi Pelayanan Publik
Lembaga Administrasi Negara (Online). https://inovasi.lan.go.id.
Maret 2017. Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia dan Direktur BPJS Kesehatan Nomor
HK.02.05/III/SK/089/2016. 2016. Nomor: 3. Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
Pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Tanggal 10
Juni 2016.
Peraturan Direktur Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Nomor 02 tahun 2015
tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi dan Pembayaran Kapitasi
Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan pada FKTP.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2014. Nomor: 75. Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: 17 Oktober 2014.
___________________________. 2016. Nomor: 12. Tentang Perubahan Atas

23
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan. Jakarta: Tanggal 17 Maret 2016
Peraturan Presiden Republik Indonesia. 2016. Nomor: 19. Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan
Kesehatan. Jakarta: Tanggal 29 Februari 2016.
Rahma, A. 2015. “Implementasi Fungsi Pokok Pelayanan Primer Puskesmas
Sebagai Gatekeeper dalan Program JKN (Studi di Puskesmas Juwana
Kabupaten Pati)” Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) (Online).
https://e-journal-sl.undip.ac.id.
Rosdiana, AI. 2017. “Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis)” Higeia Journal of Public Health Research and Development
(Online). https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia.
Rusady, MA. 2017. “Peranan BPJS Kesehatan dalam Peningkatan Pelayanan
Kesehatan” Rapat Kerja Nasional BPJS Kesehatan. Jakarta: BPJS
Kesehatan.
Sari, NM. 2015. “Analisis Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis) BPJS Kesehatan pada Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo”
(Skripsi). Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro. Sitompul, S. 2016. “Analisis Pelaksanaan Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) BPJS Kesehatan pada Dokter
Keluarga di Kabupaten Pekalongan Tahun 2016” Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal) (Online). https://ejournal-sl.undip.ac.id.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta. Thabrany, H. 2014. Jaminan Kesehatan
Nasional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Utami, DS. 2016. “Kajian Implementasi Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan
Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Surakarta” Digital Library
Universitas Sebelas Maret (Online). https://digilib.uns.ac.id. 2017

24

Anda mungkin juga menyukai